Istri Tawanan CEO Kejam

Istri Tawanan CEO Kejam

By:  Suhadii90  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
15Chapters
256views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Menikah Denganku, dan Beri Aku Anak. Maka Hidupmu Akan Tercukupi." Sanders Valerio Tristan—CEO kejam penuh misteri, memaksa Revana menjadi istrinya demi melunasi utang sang ayah, Rony, yang tak mampu membayarnya. Awalnya, Revana menolak dengan tegas. Namun, ketika nyawa ayah dan adik tersayangnya berada di ujung tanduk, ia terpaksa menerima tawaran Tristan yang dingin dan penuh perhitungan. Kehidupan Revana berubah drastis dalam sekejap. Harta melimpah, kemewahan tanpa batas, dan segala keinginan yang dapat terwujud dengan mudah. Namun, semua itu tak serta-merta membawa ketenangan bagi jiwa Revana. Di balik semua kekayaan dan kemewahan, ada satu masalah besar yang terus menghantui hidupnya—Alfrod, sang kakak ipar yang juga memendam perasaan padanya. Ketegangan memuncak ketika Tristan, dengan sifat posesifnya, semakin mengurung Revana untuk memastikan bahwa ia tidak jatuh ke pelukan Alfrod. Di tengah kemewahan yang memenjarakan, Revana harus menemukan cara untuk meraih kebebasannya. Akankah ia berhasil mengatasi semua rintangan dan menemukan kebahagiaan yang sebenarnya?

View More
Istri Tawanan CEO Kejam Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
15 Chapters
Bab 1: Syarat Penebus Utang
Revana menemukan pemandangan yang membuat jantungnya berdegup kencang dan darahnya seakan membeku.Ayahnya, Rony, berlutut di depan seorang pria tampan dengan perawakan tinggi dan tegap, sosok yang begitu mendominasi seolah menguasai seluruh ruang dengan keanggunannya.“Ayah, apa yang sedang Ayah lakukan di sini? Kenapa berlutut seperti itu?” tanyanya dengan suara bergetar, seakan angin malam yang menerpa dedaunan di hutan yang sunyi.Rony tidak segera menjawab. Wajahnya memancarkan campuran rasa malu dan ketakutan, dua emosi yang bersarang di matanya yang kini tak berani menatap Revana.Ia hanya memandang lurus ke depan, ke arah pria yang berdiri dengan sikap angkuh dan tak tertembus.Revana mengikuti arah pandangan ayahnya, dan hatinya semakin mencelos saat ia mengenali siapa pria di depannya.Sanders Valerio Tristan, seorang CEO perusahaan tempat Revana bekerja, berdiri dengan angkuh, menatapnya dengan pandangan datar yang menembus relung jiwanya.“Pak Tristan? Apa yang Anda lakuka
Read more
Bab 2: Akhiri Hubunganmu dengan Kekasihmu!
Rony menghampiri Tristan dan berdiri tepat di depan Revana. Ia menggelengkan kepalanya, tanda tidak setuju dengan permintaan Tristan."Tidak, Pak Tristan. Saya tidak ingin Anda mengambil anak saya," ucapnya tegas. Sebab ia tahu siapa pria yang menginginkan anaknya ini."Jadi, kamu lebih menyayangi anakmu daripada nyawamu sendiri?" ucap Tristan, menantang Rony. Ia paling tidak suka dengan penolakan."Ayah. Tidak apa-apa, aku pasti baik-baik saja. Yang penting saat ini adalah utang Ayah lunas. Benar begitu kan, Pak Tristan?" ucap Revana dengan nada datarnya.Tristan mengangguk. "Ya."“Pernikahan ini akan dirahasiakan. Tidak ada yang boleh tahu. Dan keluargamu akan baik-baik saja, selama kamu patuh padaku!” sambungnya kemudian.Revana menelan ludahnya sebelum akhirnya terpaksa mengangguk, meski hatinya memberontak. Pilihan itu bukan lagi miliknya, semuanya sudah diatur sedemikian rupa."Jaga diri kamu baik-baik di sana, Nak. Maafkan Ayah. Karena kebodohan Ayah, kamu harus jadi korbannya,
Read more
Bab 3: Tidak Terima Diputuskan
“Kenapa hobi kamu mengancamku terus? Senang sekali, sepertinya melihatku menderita!” ucapnya kesal. Suara Revana menggelegar dalam keheningan malam, seolah berusaha menembus tembok kokoh yang dibangun oleh Tristan.“Itu pilihanmu. Kamu sudah menandatangani kesepakatan pernikahan kita, dan tidak boleh kamu ingkari, Revana. Bukankah nyawa orang-orang yang kamu sayangi jauh lebih penting, dari apa pun?” jawab Tristan, suaranya terdengar dingin dan tidak kenal ampun, seperti angin malam yang menusuk tulang.Revana terdiam. Ia mengaku kalah. Bodohnya dia karena sudah menandatangani kesepakatan itu. Sebuah kesepakatan yang menyeretnya ke dalam jurang kegelapan tanpa akhir.“Apa yang harus aku katakan kepada kekasihku… Mas Tristan?” tanya Revana dengan suara bergetar, mencoba menembus dinginnya malam yang semakin kelam.“Terserah kamu. Itu urusanmu. Yang jelas, kamu harus mengakhiri hubunganmu dengan lelaki tak berguna itu!” jawab Tristan dengan nada tegas, seakan memukul palu pengadilan ter
Read more
Bab 4: Aku ingin Punya Anak Lima
Revana menghela napas lega ketika melihat arloji di tangannya baru menunjukkan angka enam lewat tiga puluh menit. Waktu masih berpihak padanya.Namun, langkahnya terhenti saat matanya menangkap sosok Tristan sudah berdiri di ambang pintu kamar mereka, tangan terlipat di dadanya, ekspresinya datar namun penuh ketegasan yang membuat jantung Revana berdebar kencang."A-aku... aku tidak telat pulang, kan?" ucap Revana gugup, suaranya gemetar menyiratkan ketidakpastian.Tristan menatapnya dengan pandangan tajam, seakan menembus lapisan-lapisan keraguan di hati Revana. "Bagaimana pertemuanmu dengan mantan kekasihmu itu?" tanyanya dengan nada datar yang tidak mengizinkan kebohongan."Sudah selesai dan aku sudah tidak punya hubungan apa pun lagi dengannya," jawab Revana jujur, mencoba mengendalikan emosi yang berkecamuk dalam dirinya.Tristan tersenyum tipis, senyum yang dingin dan penuh perhitungan, lalu mendekati Revana dengan langkah-langkah yang mantap. "Good. Pakai baju ini, malam ini ak
Read more
Bab 5: Kedatangan Kakak (Musuh Bebuyutan)
Pagi yang cerah menyambut, sinar matahari yang lembut menelusuri jendela, menerpa wajah cantik Revana yang perlahan terbangun dari tidurnya.Sejenak, ia menatap wajah tampan Tristan yang masih terlelap di sampingnya, tampak damai seperti anak kecil yang tidak memiliki beban di dunia.Dengan hati-hati, ia bangkit dari tempat tidur, memastikan tidak ada suara yang mengganggu kedamaian tidur suaminya.Langkah-langkah kecilnya menuju kamar mandi terasa seperti melodi yang mengiringi pagi itu. Segera, air hangat dari shower membasuh tubuhnya, menghapus segala lelah dan penat yang mengendap."Segarnya," bisiknya pelan, merasakan kenikmatan yang begitu sederhana namun mendalam. Ia memejamkan mata, membiarkan air mengalir di wajahnya, membawa pergi segala kekhawatiran yang menyelinap di benaknya.Namun, kenikmatan itu seketika terpecah saat ia merasakan tangan kekar Tristan melingkar di pinggangnya. Kejutannya tergambar jelas di wajahnya, tapi segera tergantikan oleh senyum lembut ketika ia m
Read more
Bab 6: Harus Pindah Rumah
Satu tonjokan keras melayang di wajah Alfrod, membuatnya terhuyung ke belakang dengan darah yang mulai mengalir dari sudut bibirnya. Tristan, dengan mata yang menyala-nyala karena amarah, berdiri tegak seperti singa yang siap menerkam. Revana yang melihat adegan itu dari ambang pintu kamar, terperanjat, membolakan mata, dan menutup mulutnya dengan kedua tangan. Ia segera berbalik dan masuk kembali ke dalam kamar, hatinya dipenuhi pertanyaan yang bergelut tanpa henti. 'Siapa pria itu? Mengapa Tristan begitu marah padanya?' pikirnya sambil duduk di tepi tempat tidur, mencoba menenangkan detak jantungnya yang semakin kencang.Di luar kamar, Tristan menggenggam kerah baju Alfrod dan menyeretnya keluar dari rumah yang megah bak istana itu. "Keluar dari rumahku sekarang juga!" pekik Tristan, suaranya menggema di seluruh ruangan.Alfrod tertawa, tawa yang dingin dan mengejek, menatap wajah Tristan dengan penuh provokasi. "Sekarang aku tahu siapa wanita itu. Rupanya kamu telah berhasil mem
Read more
Bab 7: Meragukan Revana
Di hari yang sama, Revana dan Tristan memutuskan untuk segera pindah rumah. Langkah-langkah mereka diambil dengan cepat, penuh dengan urgensi dan ketegangan yang menggantung di udara. Ketika mereka tiba di rumah baru mereka, sebuah bangunan megah yang tak kalah mewahnya dengan rumah sebelumnya, Revana tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya. Matanya membesar, menganga melihat kemewahan yang terpampang di hadapannya, seolah-olah mereka baru saja melangkah ke dalam istana modern yang berkilau.Tristan menatap Revana dengan tatapan serius. “Kamu tidak boleh memberi tahu siapa pun tempat tinggal kita yang baru ini,” ucapnya dengan nada tegas, setiap kata mengandung perintah yang tidak bisa dibantah.Revana mengangguk pelan, meski hatinya bergejolak. “Apakah ayah dan adikku juga tidak boleh tahu?” tanyanya, suaranya bergetar dengan kekhawatiran.“Tidak!” tegas Tristan, suaranya menggema dengan kepastian yang menakutkan, membuat pundak Revana meringkuk ketakutan. Tatapan mata Tristan yan
Read more
Bab 8: Ready for Tonight, Baby Girl?
Dua hari kemudian, Tristan membawa Revana ke Roma, Italia untuk berbulan madu, sebuah janji manis yang telah terlaksana dengan gemerlapnya kota tua yang mengundang dengan cahayanya yang keemasan.“Woah! Pemandangan di sini luar biasa indah,” gumamnya saat membuka jendela Villa.Revana terkesima oleh keindahan pemandangan villa yang mereka tempati, dikelilingi oleh gemerlap pantai yang berkilauan di bawah sinar matahari senja.Tristan tersenyum tipis saat melihat mata istrinya yang bersinar-sinar dalam kekaguman yang tak tersembunyi."Dilarang kampungan, ya, Revana," ujar Tristan dengan nada lembut, namun kata-katanya terdengar seperti gurauan penuh arti.Revana merasa terguncang. Ia tidak menyangka suaminya akan mengungkapkan sesuatu seperti itu.Tristan menatapnya dengan hangat, berharap untuk meredakan ketegangan yang tiba-tiba muncul."Maksudmu?" tanya Revana dengan suara yang gemetar sedikit.Tristan mengangguk, lalu menjelaskan dengan lembut, "Aku tahu ini pertama kalinya kamu ke
Read more
Bab 9: Menggairahkan dan Memabukkan
Dengan perlahan, Revana mengangguk, menerima nasib yang telah ia pilih sendiri.Matanya yang bercahaya menatap Tristan dengan perasaan yang sulit diungkapkan, campuran antara rasa takut dan keberanian.Ia tahu bahwa malam ini akan menjadi malam yang panjang, penuh dengan hasrat dan penyerahan yang tak terhindarkan.Tristan tersenyum tipis, melihat anggukan Revana sebagai tanda persetujuan. Ia lalu meraih wajah istrinya dengan lembut, mengangkat dagunya hingga mata mereka bertemu dalam tatapan yang intens.Sentuhan tangan Tristan terasa dingin namun menenangkan, seakan membawa ketenangan di tengah badai yang berkecamuk dalam hati Revana."Malam ini, aku akan membuatmu melayang, Revana," bisik Tristan lagi, suaranya menggema dalam keheningan yang kini terasa begitu intim.Perlahan tapi pasti, Tristan menyentuh pipi Revana dengan kelembutan yang menggetarkan hati. Sentuhan itu begitu halus, seolah-olah menyentuh permata yang rapuh, namun mampu menghantarkan kehangatan yang membakar dari
Read more
Bab 10: Darah di Tangan Tristan
Tubuh Revana remuk seremuk-remuknya saat bangun di pagi hari. Setiap sendi terasa seperti dilumat, meninggalkan jejak kelelahan yang mendalam di setiap pori-porinya.“Aah! Tubuhku sakit sekali,” rintihnya pelan sembari mengusapi pundaknya yang terasa pegal.Dia mengeluh pelan, suara lirih yang nyaris tak terdengar, lalu menoleh ke arah samping. Tristan sudah tidak ada di tempat.Kamar yang semalam penuh gairah kini terasa kosong dan dingin, meninggalkan bekas-bekas pertempuran yang hanya ia dan Tristan yang tahu.Revana memanggil nama suaminya, namun hanya keheningan yang menjawab panggilannya."Ke mana pria itu?" gumam Revana, suaranya hampir tenggelam dalam desahan napasnya yang masih tersengal.Ia baru saja hendak bangun dari tidurnya, namun diurungkan karena badannya terlalu lelah. Rasa sakit dan lelah bercampur, membentuk beban yang sulit diangkat.“Aw! Tubuhku terasa seperti baru saja ditimpa batu satu ton. Benar-benar remuk dan sakit. Pria itu memang benar-benar gila,” gerutuny
Read more
DMCA.com Protection Status