Hidup Eliza hancur kala bayi yang dilahirkannya dengan bertaruh nyawa justru meninggalkan wanita itu. Ditambah lagi, sang mertua terus menyalahkannya dan sang suami tak membelanya. Untungnya, Eliza bertemu bayi mungil yang tak mendapat asi karena ditinggal ibunya. Namun siapa sangka, pertemuan Eliza dengan bayi itu akan membuatnya bertemu dengan Nathan--presdir tampan yang ternyata ayah sang bayi! Lantas, bagaimana kisah Eliza selanjutnya?
Lihat lebih banyak"Kamu semakin nakal, cantik. "Nathan menatap istrinya penuh gairah. Lama tidak berjumpa, ternyata istrinya semakin agresif."Hubby suka?" Eliza mengeling manja. Jari lentiknya dengan lembut bermain di atas dada bidang Nathan. "Sangat suka, Aku menyukai istri yang over aktif sepertimu." Nathan tersenyum miring menatap bibir Eliza yang basah. Bibir Eliza cemberut ketika mendengar ucapan suaminya. "Hubby kirain Liza autis?"Hahaha...," Nathan tertawa mendengar jawaban dari sang istri. "Tidak seperti itu maksud ku, sweet heart.""Nathan duduk di atas tempat tidur. Sedangkan Eliza masih menempel di tubuhnya. Istrinya itu dengan cepat melepaskan baju kaos yang melekat di tubuhnya. Setelah itu melepas pakaiannya sendiri. Melihat tingkah Eliza sungguh membuat Nathan senang. Istrinya yang dulu polos sekarang sudah pintar dan juga nakal. "Lakukan apapun yang kamu inginkan cantik." Nathan memejamkan matanya ketika bibir kecil istrinya sudah mencium bagian leher. Sentuhan Eliza, membuat bul
Deg Jantung Rini seakan ingin lepas dari tempatnya. Tidak mungkin, Rudi tidak akan sekejam itu. Bobby pasti baik-baik saja. Bodoh sekali jika ia percaya dengan Rizky."Tidak, kamu pasti bohong." Rini langsung menolak percaya. Sewaktu ia diperintahkan Rudi untuk mencari Kiara, Bobby dalam keadaan sehat. Rudi berjanji untuk tidak menyakiti anaknya. Rini percaya bahwa calon menantunya itu tidak berbohong. "Hahaha... lucu sekali anda, dia dengan tega mengambil nyawa istri-istrinya sedang mengandung. Semua dilakukan untuk mengejar kekayaan. Jadi apanya yang tidak mungkin?"Rini merasakan sakit dan sesak di dadanya. Awalnya ia menolak percaya bahwa Rudi terikat perjanjian dengan iblis. Namun melihat kematian istri pertama dan satu orang anak perempuannya, membuat ia percaya dengan gosip tersebut. "Dia berjanji tidak akan menyakiti Bobby." Rini berkata sambil mengusap air matanya. Rasa menyesal membuat dadanya sakit dan juga sesak. Andaikan ia tidak tergiur dengan uang hantaran dari
"Halo nyonya Rini, saya Rizky, suami dari Kiara." Rizky memperkenalkan dirinya terlebih dahulu. Setelah itu ia duduk di kursi yang memang sengaja diseretnya ke dekat tempat tidur Rini. Jantung Rini berdebar dengan cepat ketika mendengar perkataan pria yang saat ini duduk di depannya. Siapa pria itu, hingga berani menikahi anaknya tanpa restu darinya. "Kau suami, Kiara?" Rini berkata dengan wajah memerah. Wanita itu tampak sangat marah mendengar perkataan dari pria yang mengaku menantunya. Pantas saja anak sialan itu berani lari darinya, ternyata dia sudah menikah. "Bajingann, Kau menikah dengan anakku tanpa meminta restu dari ku? Aku tidak akan pernah menerima kau menjadi menantu ku. Sampai kapanpun, aku tidak akan menerima laki-laki kurang ajar seperti kau, menjadi menantu ku. Segera kau ceraikan anakku." Rini berkata dengan penuh kemarahan. Seharusnya pria itu meminta restu darinya. Jika menantunya itu mampu memberikan mahar sesuai yang dia minta, barulah boleh menikah dengan
Sherly sangat marah dan ingin menghancurkan semua barang yang ada di dalam kamar. Bersyukur ia masih bisa berpikir dengan akal sehat. Hingga vas bunga yang sudah dipegang dan berniat untuk dilempar ke dinding di letaknya kembali. Apapun Yang terjadi, ia tidak akan membuat Albert curiga. Jangan sampai si gila Albert, bahwa ia berniat pergi bahkan membunuh Albert. Sebisa mungkin wanita itu harus mengendalikan emosinya. Mengalah demi kemenangan hanya itu yang menjadi prioritasnya. "Aku harus menyingkirkan perempuan sialan itu." Sherly mengepalkan tangannya. Ia tidak akan puas jika tujuannya belum tercapai."Hanya karena menjadi bagian dari keluarga Hermawan, kau sampai lupa asal usul mu. Kau hanya orang miskin yang tidak tahu malu." Sherly berkata dengan marah. Wanita itu mengeluarkan handphone dari dalam tasnya. Jari lentiknya mulai lincah berselancar di layar ponsel. Senyum licik tercetak di bibir tipisnya ketika membaca nama Bram. Bram seorang pembunuh bayaran yang akan diperin
"Usia putriku dua setengah tahun. Eh sekitar 3 tahun," jawabnya dengan ragu-ragu.Lagi-lagi Eliza tertawa ngakak. Bagaimana mungkin seorang ibu tidak mengetahui jenis kelamin anak yang dilahirkan? Bagaimana mungkin seorang ibu tidak mengetahui nama anaknya? Bagaimana mungkin seorang ibu tidak mengingat tanggal lahir anaknya?Seharusnya Eliza mengoreksi perkataan dari Sherly. Namun sayangnya tidak. Dia lebih memilih untuk diam dan membiarkan wanita itu hanyut dalam halusinasinya "Aku sangat lelah dan aku ingin beristirahat." Eliza sudah tidak ingin melanjutkan obrolan dengan Sherly, karena itu dia memilih untuk pergi "Kau tidak bisa pergi begitu saja." Dengan wajah marah ia mencekal lengan Eliza dengan keras. Kukunya yang yang panjang, langsung menancap di kulit Eliza.Eliza hanya diam memandang tangan Sherly yang mencekam lengannya."Apa kau tahu, Nathan sangat mencintaiku. Sedangkan kau hanyalah penggantiku. Sebentar lagi aku akan kembali ke Indonesia dan kami akan kembali bersama.
Hari ini begitu banyak permasalahan yang terjadi. Sherly bahkan merasa sangat lelah dengan apa yang terjadi terhadapnya. Hari ini ia hampir mati karena ulah Albert. Dia juga hampir mati berdiri karena bertemu dengan Nathan. Yang membuat hatinya sakit bagian dihujam belati berkarat, ketika melihat mathan bersama dengan istri barunya. Lorong menuju ke kamar hotel cukup sepi. Sehingga Sherly dapat mendengar suara hentak kaki orang yang sedang berjalan. Wanita itu menghentikan langkah kakinya dan kemudian menoleh ke arah belakang. Lagi-lagi hatinya terasa begitu sangat sakit ketika melihat sosok wanita yang berjalan menuju ke arahnya. Jika ingin kembali bersama dengan Nathan, itu artinya iya harus memiliki strategi. Sherly tersenyum licik ketika ide jahat muncul di benak kepalanya. Setelah mengetahui status dan hubungannya dengan Nathan, Eliza pasti akan kehilangan kesabaran. Bisa saja hubungan Nathan dan juga Eliza akan retak setelah ini. Eliza memandang Sherly yang tidak melanjutka
"Apa kamu tidak mengenali Sherly? "Albert bertanya ketika mereka hanya duduk berdua. Nathan memandang Albert dan kemudian tersenyum miring. "Dia mantan istriku."Tanpa ada keraguan Nathan mengaku pernah menikah dengan Sherly. Walaupun wanita itu tidak mengaku mengenal dirinya. "Kamu mengaku bahwa pernah menikah dengannya?" Albert menepuk pundak Nathan. Sebagai seorang laki-laki dia merasa kecewa jika wanita yang dulu dicintainya tidak mengakui keberadaannya. Ia yakin Nathan merasakan hal yang sama. "Walau bagaimanapun dia, ibu dari anakku. Aku tidak akan pernah bisa mengatakan tidak mengenalnya. Mau seperti apapun perbuatannya, namanya tetap tertulis sebagai ibu kandung dari anakku." Nathan berusaha tersenyum, untuk menutupi rasa sakit serta luka-luka dihatinya. "Ternyata kamu memiliki jiwa yang besar." Albert berkata dengan penuh kekaguman. Meskipun sikap Sherly sangat buruk, Nathan tetap mengakui wanita itu sebagai mantan istri serta ibu dari anaknya."Jika kami tidak memiliki a
"Kalian sangat mesra sekali. Hanya saja hal seperti ini memang wajar. 1 tahun pertama, masih momen panas-panasnya." Albert tersenyum sambil menggoda pasangan suami istri tersebut. "Setelah mantan istri ku pergi, meninggal aku dan anak ku. Eliza datang menjadi penyelamat kami. Sebelum menikah dengannya, aku sudah mencintai Eliza secara diam-diam. Bahkan aku sangat cinta dia. Namun satu bulan setelah itu aku heran dengan perasaanku." Nathan berkata kemudian diam sejenak.Raut wajah Eliza berubah-ubah ketika mendengar perkataan suaminya. Tadi ia tersenyum malu-malu, namun kini cemberut. Bahkan Eliza tidak lagi melanjutkan makannya. Ia menatap Nathan dengan wajah kesal. Seharusnya suaminya itidak menceritakan masalah rumah tangga mereka dengan orang lain. Yang lebih membuat Eliza marah, mengapa harus bercerita seperti ini di depan mantan istrinya.Sherly mengepalkan tangannya dengan erat. Perkataan Nathan, jelas menyindirnya. "Hal seperti itu biasa. Cinta kita naik turun, tergantung k
Nathan diam memandang punggung wanita tersebut."Sherly, kenalan dulu dengan tuan Nathan. Beliau rekan bisnis ku. Tuan Nathan juga berasal dari Indonesia, sama seperti mu." Albert berkata dengan tersenyum.DegNathan merasakan jantungnya berdetak ketika mendengar Albert memanggil nama mantan istrinya. Sherly masih diam, ia belum sanggup untuk berhadapan dengan Nathan."Sayang, Nathan bersama dengan istrinya. Aku yakin kalian bisa menjadi teman, karena berasal dari negara yang sama. Jika nanti ke Indonesia, kita bisa menghubungi mereka." Albert berkata dengan nada riang. Meskipun Albert tahu semua masa lalu Sherly, namun sikapnya seperti tidak tahu apa-apa. Sehingga tidak ada yang tahu jika ia hanya berpura-pura bodoh.Sherly ingin menghindar, Namun sepertinya dia memang sudah tidak bisa untuk lari. Karena itu dia beranjak dari duduknya dan kemudian berdiri tepat di depan Nathan. "Halo, aku Sherly. "Wanita itu berkata dengan intonasi senormal mungkin. Dia juga menjulurkan tangannya
Malam semakin larut, hujan turun dengan derasnya.Kilat masuk melalui celah jendela seakan siap menyambar. Di dalam kegelapan, seorang wanita muda sedang menangis sambil memeluk tubuh kecil bayinya.Meskipun suara petir menggelegar dan memekakkan genderang telinga, Eliza Afrina tidak takut. Yang dia pikirkan saat ini hanyalah anaknya yang sedang panas tinggi. Obat penurun panas yang diberikan bidan, sudah dia berikan. Tapi, tak kunjung meredakan panas sang putra."Nak?"Eliza menahan tangis sembari memeluk bayinya yang sudah pucat itu. Bahkan tiap beberapa menit sekali, wanita itu meletakkan jari telunjuknya di bawah lubang hidung bayi laki-laki itu untuk memastikan sang putra masih bernapas.Berkali-kali ditelponnya sang suami, tetapi tak diangkat.Tetangganya juga banyak yang sedang pergi ke luar untuk menghabiskan weekend bersama keluarga.Kebetulan, kawasan perumahan yang di tempatnya, jauh masuk ke dalam dan masih sangat sepi. Jalan kiri dan kanannya bahkan masih hutan lebat...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen