“Harusnya aku tidak menerima perjodohan ini jika akhirnya begini. Aku hanya menjadi orang ketiga di hubungan mereka.” Widuri Yasmin terpaksa menikah dengan Emran Hafiz atas perjanjian kedua orang tua mereka. Namun, baru sebulan menikah, Emran sudah menikah lagi dengan Mawar Rosdiana yang tak lain kekasihnya sendiri tanpa sepengetahuan keluarga. Dalam kehidupan pernikahannya ternyata Emran tidak bisa berlaku adil. Dia lebih sering memperlakukan Widuri dengan buruk. Kehadiran Widuri tidak pernah diharapkan oleh Emran. Dia hanya orang ketiga yang tidak seharusnya ada. Mampukah Widuri bertahan dengan status orang ketiga atau dia memilih menyerah dan pergi meninggalkan pria yang ia cintai?
View More“Seline, kamu bagaimana? Maukan menjadi istri Dandy?” tanya Bu Ami.Tidak hanya Seline dan Dandy yang terkejut dengan pertanyaan Bu Ami. Nilam yang duduk manis di bangku sebelah mereka juga ikut tersentak kaget. Lagi-lagi Nilam harus mendengar hal yang menyakitkan hati. Dia sudah tidak kuat lagi mendengar, kemudian dengan langkah gontai dan tanpa sepengetahuan siapa pun, Nilam berlalu pergi meninggalkan resto tersebut.Seline yang terdiam belum sempat menjawab, tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan David kembali dari toilet.“Mommy, aku mau makan es krim!! Aku boleh pesan, ya,” rengek David.Seline tersenyum sambil menganggukkan kepala. “Iya, tentu. Tapi satu saja jangan banyak-banyak!!”Senyum lebar tergambar di wajah David. Ia gegas memanggil waitres dan melakukan pemesanan. Perhatian Bu Ami langsung teralihkan ke David dan Dandy sedikit senang kali ini. Ternyata kedatangan David benar-benar membantunya tadi.
“Maaf, Tante. Kunci mobilnya terjatuh,” ucap bocah laki-laki itu yang tak lain David.Nilam hanya tertegun sambil menerima kunci mobilnya kemudian menganggukkan kepala. David tersenyum manis sambil memperlihatkan gigi susunya. Di belakang David, terlihat Seline berjalan dengan anggun.Penampilannya sangat cantik. Rambut coklatnya yang panjang dibiarkan tergerai. Tubuhnya sangat indah, porposional dan terlihat sintal. Belum lagi wajahnya yang menarik dan full make up benar-benar memancarkan kedewasaan seorang wanita.Nilam menunduk mencoba menghindar dari tatapan Seline. Sepertinya dia kini tahu, apa tujuan Dandy membawa Bu Ami ke sini. Tak lain dan tak bukan ingin mempertemukannya dengan Seline dan juga David, putranya. Bukankah Bu Ami sangat menginginkan cucu.“Ayo, David. Kita sudah ditunggu Nenek dan Daddy,” seru Seline membuyarkan lamunan Nilam.David mengangguk, tersenyum sekilas ke arah Nilam kemudian melambaikan tanga
“Kenapa tidak diangkat? Apa karena ada aku, kamu tidak mau mengangkatnya?” tanya Nilam.Sontak Dandy terperangah, matanya menyipit dengan alis yang mengerut. Ia menarik napas panjang kemudian meraih ponsel di atas meja. Saat Dandy melepaskan pelukannya, Nilam bersiap bangkit dari pangkuan Dandy. Namun, tangan Dandy yang lain malah menahan istrinya tetap berada di pangkuannya.Nilam membisu dan terpaksa bergeming di tempatnya. Dandy hanya diam menatap Nilam kemudian langsung menjawab panggilan dari Seline.“Ada apa, Seline?” tanya Dandy mengawali panggilannya.Nilam sengaja menunduk dan tidak mau mendengar pembicaraan suaminya dengan Seline. Bukti yang dia temukan tadi siang saja sudah menguras emosinya. Apalagi jika dia harus mendengar langsung. Apa suaminya sengaja ingin menunjukkan kebersamaannya dengan mantan kekasihnya ini?“Aku sudah bilang, itu nanti diatur oleh Dewa. Dia yang handle pengirimannya. Kamu gak usah
“Happy birthday, Honey. This is special for you. I’m pregnant,” ucap Nilam.Tangan Nilam langsung gemetar dan otomatis kotak kecil berisi test pack dan tulisan itu jatuh ke lantai. Nilam membisu, tidak bisa berkata apa-apa. Namun, benaknya malah sibuk menerka-nerka sendiri apa yang sedang terjadi.Sikap aneh Dandy saat bertemu Seline, lalu kebohongan Dandy dan juga terakhir adalah kebersamaan Dandy bersama Seline yang tempo hari dilihat Nilam. Sepertinya itu semua sudah menjawab kalau memang ada sesuatu di antara mereka sebelumnya.“Apa mungkin David itu anak Mas Dandy dan Seline?” Kembali Nilam sibuk menerka.Ia hanya diam dan kembali tidak bisa menjawab. Nilam menarik napas panjang mengumpulkan semua foto juga kotak berisi test pack serta tulisan kecil tadi ke dalam paper bag. Nilam menyusunnya dengan rapi dan meletakkan kembali ke rak yang paling atas sama seperti tadi. Tanpa berkata apa-apa, Nilam keluar gudang dan kembal
“APA!!!” seru Bu Ami.Dandy sontak terkejut. Ia mengangkat kepala dan melihat ibunya sudah sadar tengah menatap ke arahnya dengan bingung. Dandy terdiam beberapa saat. Ia sibuk mengolah udara. Ia pikir ibunya masih terlelap sehingga ia lancar mengungkapkan sebuah kebenaran.Namun, begitu tahu ibunya terjaga Dandy menjadi ragu untuk meneruskan semuanya atau menyangkalnya. Untuk beberapa saat hanya hening yang menjadi teman mereka hingga Bu Ami yang menyentuh tangan Dandy lebih dulu.“Siapa gadis itu, Dandy? Lalu di mana anakmu sekarang? Apa kamu sudah bertemu?”Entah mengapa Bu Ami terlihat bersemangat dan raut wajahnya yang lesu berubah seketika menjadi cerah dan bercahaya. Dandy terdiam dan masih ragu untuk bersuara. Namun, dia sudah terlanjur membuka rahasia ini. Mau tidak mau ibunya harus tahu.“Dia mantan pacarku saat kuliah di luar negeri, Seline namanya. Maafkan aku, Bu. Pergaulanku saat tinggal di sana di luar batas dan aku telah m
“Ada apa, Mas?” tanya Nilam.Ia melihat ketegangan di wajah Dandy dan Nilam yakin ada sesuatu yang tidak beres dengan keluarga Dandy. Dandy menghela napas beberapa kali sementara Nilam sudah melepas rangkulannya, tapi masih berdiri tegak di depannya.“Ibu ... Ibu kena serangan jantung, Sayang.”Seketika Nilam terkejut mendengar ucapan Dandy. Setahu Nilam, Bu Ami tidak punya riwayat penyakit jantung. Bahkan beliau sangat menjaga pola makan dan termasuk penganut pola hidup sehat. Tentu saja Nilam terkejut mendengar kabar ini.“Kok bisa, Mas. Padahal Ibu selama ini selalu menjaga pola makan dan hidup sehat.”Dandy menghela napas lagi sembari meraup wajahnya dengan kasar.“Aku juga gak tahu, Sayang.” Dandy terlihat gelisah dan Nilam tahu bagaimana perasaan Dandy saat ini. Dua minggu yang lalu dia juga mengalami hal seperti ini saat tahu kabar tentang Bu Tina yang jatuh di kamar mandi.&ldquo
“Sepertinya seharian ini Mas habis bersenang-senang dengan Seline dan David, ya? Pakai peluk-peluk segala,” ucap Nilam.Seketika Dandy terkejut mendengar ucapan Nilam. Ia terdiam sambil menatap Nilam dengan bingung. Seingat Dandy, dia memeluk Seline saat menyebrang di depan perpustakaan tadi. Dari bandara menuju rumahnya memang melewati perpustakaan itu. Apa mungkin Nilam berada di salah satu mobil yang berhenti dan melihat apa yang dilakukannya tadi?Tanpa menunggu jawaban Dandy, Nilam langsung melengos dan gegas masuk ke dalam rumah. Travel bagnya sudah lebih dulu dibawa masuk oleh asisten rumah tangganya.Dandy tersadar dan gegas mengejar langkah Nilam masuk ke dalam rumah. Nilam masuk ke kamar dan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dandy hanya berdiri diam sambil menunggunya di depan pintu.Ia menyesal sudah berkata bohong pada Nilam. Sepertinya mulai saat ini dia harus berkata jujur dan tidak akan bohong lagi.Cukup l
“Mas Dandy ... bukannya dia ada undangan penting hari ini. Kenapa bersama Seline dan David?” gumam Nilam.Kini mata Nilam terus tertuju ke arah Dandy hingga Dandy masuk ke dalam mobil bersama Seline dan David. Nilam langsung terdiam dan tidak berkomentar apa-apa. Benaknya sibuk mencerna dan mencari jawaban atas kejadian yang baru dilihatnya.Bukankah Dandy dan Seline teman kerja, bisa jadi mereka baru saja menghadiri acara yang sama. Lalu David diajak karena tidak ada yang menjaga dan tadi terpaksa Dandy yang mengantarnya pulang. Nilam menarik napas panjang sambil mencoba menghalau berbagai perasaan aneh yang membakar cemburunya.“Akh ... sudahlah, aku tanyakan saja nanti sampai di rumah,” batin Nilam.Memang Nilam sudah berpositif thinking hanya saja ada sisi lain hatinya yang sakit tanpa diminta. Wanita mana saja pasti cemburu melihat suaminya berinteraksi mesra dengan wanita lain. Lalu tiba-tiba Nilam bersuara ke sopir taxi di d
“Ya ampun ... tahu gitu aku ambil penerbangan yang siang kalau akhirnya kena delay gini,” gerutu Nilam.Sejak pukul enam pagi, Nilam sudah berada di bandara. Sengaja dia mengambil penerbangan yang paling pagi agar tiba di rumah secepatnya. Namun, ternyata pihak maskapai memberitahu ada keterlambatan penerbangan karena faktor cuaca.Memang sejak tadi malam, kota tempat Nilam tinggal diguyur hujan lebat. Bahkan saat perjalanan menuju ke bandara tadi hujan masih turun dengan derasnya. Namun, karena Nilam ingin segera pulang dan bertemu Dandy. Ia sama sekali tidak mempedulikan hal tersebut.Nilam bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke perwakilan maskapai yang dari tadi menemani beberapa penumpang di ruang tunggu.“Iya, Kak. Ada yang bisa dibantu?” tanya wanita paruh baya tersebut.“Kalau boleh tahu kira-kira jam berapa kami akan take off?”Wanita paruh baya berambut sebahu itu tersenyum dengan ramah samb
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.