Terjerat Cinta Calon Mertua

Terjerat Cinta Calon Mertua

last updateLast Updated : 2024-05-16
By:  Mentari  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
4 ratings. 4 reviews
103Chapters
4.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Mona dengan tidak sengaja memergoki pria yang selama ini menjadi kekasihnya sedang melakukan hal yang tidak pantas dengan seorang wanita yang tiada lain dan tiada bukan adalah ibunya Mona sendiri. Mona juga dipertemukan dengan seorang pria berumur dan tidak kalah tampannya dengan sang kekasih yang ternyata dia papanya sang kekasih, sehingga terjalin kesepakatan pernikahan antara Mona dengan pria tersebut. mau tahu kelanjutannya?? ikuti kisahnya.

View More

Latest chapter

Free Preview

Bayangkan

"Tega, kamu Marfin. Ku pikir kau begitu mencintaiku! Rupanya hanya kamuflase sebagai cara kau dekati ibu ku!" Gumam Mona dengan nada suara yang bergetar.Mona berdiri di balik pintu sebuah kamar hotel, yang ia curigai kalau orang yang dia sayang selama ini berada di dalamnya dengan seorang wanita.Dada Mona semakin sesak, berdebar semakin hebat. Di saat gendang telinganya di penuhi suara-suara meresahkan! Kedua manik matanya memanas.Air bening mulai menetes panas di ujung mata. Sakit dan perih memenuhi rongga dada gadis berambut panjang bergelombang.Blak ...."Sungguh sangat menjijikan, ternyata begini yang kalian lakukan di belakangku!" suara Mona begitu bergema di ruangan tersebut.Serta dapat menghentikan ritual yang tengah panas-panasnya. Mona berada di di hotel itu ... atas info yang dia dapat dari seseorang, yang mengatakan kalau sang kekasih sering ngamar dengan wanita lain. sehingga Mona nekat datang untuk membuktikan.Kedua insan Yang asik travelling melonjak naik, bersembun

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Haniocta_
Ceritanya bagus banget, keren.
2024-03-21 09:13:35
1
user avatar
Mentari
mohon dukungan dari yang lainnya...
2024-03-20 20:18:09
0
user avatar
Tinta Hitam
Novel yang sangat keren
2024-03-02 13:20:17
1
user avatar
Zuroidaa
Bagus nih mau baca lagi
2024-02-15 12:27:19
1
103 Chapters

Bayangkan

"Tega, kamu Marfin. Ku pikir kau begitu mencintaiku! Rupanya hanya kamuflase sebagai cara kau dekati ibu ku!" Gumam Mona dengan nada suara yang bergetar.Mona berdiri di balik pintu sebuah kamar hotel, yang ia curigai kalau orang yang dia sayang selama ini berada di dalamnya dengan seorang wanita.Dada Mona semakin sesak, berdebar semakin hebat. Di saat gendang telinganya di penuhi suara-suara meresahkan! Kedua manik matanya memanas.Air bening mulai menetes panas di ujung mata. Sakit dan perih memenuhi rongga dada gadis berambut panjang bergelombang.Blak ...."Sungguh sangat menjijikan, ternyata begini yang kalian lakukan di belakangku!" suara Mona begitu bergema di ruangan tersebut.Serta dapat menghentikan ritual yang tengah panas-panasnya. Mona berada di di hotel itu ... atas info yang dia dapat dari seseorang, yang mengatakan kalau sang kekasih sering ngamar dengan wanita lain. sehingga Mona nekat datang untuk membuktikan.Kedua insan Yang asik travelling melonjak naik, bersembun
Read more

Mau apa

"Kalian? ka-kalian sedang apa di sini?" tanya Marfin yang baru saja datang dan pasang matanya setuju kepada Mona.Dada Mona terus berdebar, sangat tidak karuan dan terbayang lagi apa yang mereka lakukan di kamar hotel tadi, sungguh menjijikan dan menyakitkan hati, menghancurkan perasaan Mona.Pertanyaan demi pertanyaan begitu memenuhi benak Mona. Dengan tatapan heran dan kebingungan menatap pada orang-orang yang berada di kamar itu.Sementara Leo hanya terdiam. Pria dingin itu memang sosok yang jarang bicara dan hanya menatap tajam ke arah putranya tersebut."Marfin cucu ku, kenapa kau berada di sini, apa yang sedang kamu lakukan?" tanya wanita sepuh tersebut menatap pria muda dengan tatapan heran."Aku sedang ada urusan di hotel ini Oma! Oma sendiri sedang apa di sini, Papa juga?" Namun tatapan Marfin terus mengarah pada Mona."Oma baru saja mengadakan pertemuan dengan seorang wanita, yang akan dijodohkan dengan papa kamu," ucapnya dengan dingin."Terus?" tanya Marfin."Papa kamu mala
Read more

Panas

Leo menghela nafas sembari menatap tajam ke arah putranya yang pergi begitu saja, tanpa sepatah pun.Mona terdiam dan membisu di tempat seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi ini. Tatapannya mengarah pada pintu, ia hendak beranjak, namun hati masih terasa sedih mengingat semuanya."Kamu tega, Marfin. Tega sama aku yang sudah tulus mencintaimu menyayangimu sepenuh hati, menyingkirkan semua omongan orang!" gumam Mona yang hanya sampai ke tenggorokan saja.Tidak terucapkan dari bibirnya, yang terdengar hanya tangisan pilu sebagai ungkapan perasaanya yang Pulu.Pria dewasa nan tampan dengan garis wajah yang sangat rupawan itu merasa bingung, melihat Mona menangis sampai sesenggukan.Tidak mengerti dengan apa yang sudah terjadi. Perlahan Leo mendekati Mona dan mengusap kepalanya."Apa yang kau tangisi?" Leo berucap dingin.Mona duduk dan menatap ke arah Leo dengan tatapan nanar. Dia berkata tegas. "Om tadi begitu beraninya menyentuh saya, padahal Om tidak tahu siapa saya!""Maaf! Saya
Read more

Meringis

Mona terbangun di saat matahari sudah menampakan sinarnya. Menyipitkan kedua manik matanya yang masih ngantuk berat itu.Berusaha mengumpulkan ingatannya, mengedarkan pandangan ke arah sekitar. Dia berada di sebuah kamar hotel yang mewah."Ya ampun ... apakah yang sudah terjadi padaku! kenapa aku tertidur di sini?" gumam Mona yang belum menyadari sepenuhnya.Suasana begitu hening dan Mona hanya menggerakkan matanya melihat kanan dan kiri, depan belakang suasana sudah siang rupanya jarum jam sudah menunjukkan pukul 09.00. Tiba-tiba Mona berteriak sekerasnya setelah melihat dirinya yang begitu polos hanya ditutupi dengan selimut putih saja."Ahhhhh!" Memegangi kedua telinganya. "Apa yang sudah terjadi padaku?" Kembali menutupi tubuhnya dengan selimut.Mona berusaha keras untuk mengingat kejadian semalam dimana dan dengan siapa? Memorinya terus saja berputar.Berulang-ulang mengingat dari awal dia datang ke salah satu kamar hotel dan menemukan Marfin bersama selingkuhannya. Sehingga bert
Read more

Menikah

"Nona. Anda harus ikut kami!" Secara tiba-tiba dua orang bodyguard yang tidak pernah Mona kenal. Memaksa Mona untuk ikut mereka."Kalian siapa? saya tidak kenal kalian!" Wajah Mona pucat Paseh. Ketakutan dengan dua orang tersebut, dan dia berusaha berontak untuk berlari."Nona. Kamu dapat perintah dari tuan Leo dan mereka ingin bertemu Anda." Jelas orang itu sambil menyeret Mona masuk mobilnya.Mona bertahan di ambang pintu seraya mengernyitkan keningnya. "Tuan Leo siapa?" Dalam hati sudah tertuju pada pria itu, namun ia ingin memastikan agar tidak salah orang."Dia tuan kami. Sebaiknya anda temui saja dulu!" lagi-lagi Mona di seret ke dalam mobil.Akhirnya dengan rasa khawatir. Mona ikut sambil berdoa dalam hati kalau dia akan selamat dan orang-orang ini bukan orang jahat dan yang di maksud adalah Leo papanya Marfin.Mobil berhenti di depan sebuah hotel yang Mona sendiri berasa tidak pernah mendatanginya sama sekali.Mona terus di arahkan dan di antar ke sebuah kamar hotel. Mona memba
Read more

Malam pengantin

Dari sudut salah satu ruangan Marfin terdiam, terpaku dengan keadaan. Dadanya begitu terasa sangat sesak, sakit dan kedua netra matanya pun memanas.Rasanya tidak sanggup melihat kebahagiaan Mona bersama sang ayah."Sial! kenapa Mona harus menikah dengan papa? Berarti mereka sudah ada main dari lama. Atau memang baru-baru ini mereka kenal?" Marfin bermonolog sendiri."Marfin kenapa kau sendirian di sini kenapa tidak bergabung sama yang lain?" Tanya sang omah menatap tajam ke arah cucunya."Oh, aku lagi malas aja Oma, lagian tadi aku sudah bersama mereka menemui para tamu." Marfin berkelakar.Sang omah semakin mendekat dan duduk tidak jauh dari Marfin, cucu kesayangannya."Bukannya kamu sudah punya kekasih, kenapa kekasihmu tidak dibawa ke sini?" Tatap oma menyelidik.Marfin sedikit kaget Omanya menyebut-nyebut kekasih. "Oh ya sedang kuliah Oma maksud aku. Dia sedang berada di luar kota!"Oma mengerutkan keningnya. "Bukannya kasihmu itu ... sudah bekerja di hotel?"Marfin menggaruk ten
Read more

Tidak rela

Leo menatap ke arah Mona yang sudah berbaring di sampingnya. Berkali-kali menelan Saliva nya yang tercekat di tenggorokan.Mona yang berbaring merasakan dadanya yang berdebar. Tidak karu-karuan saja di suasana malam pergantian seperti ini. Apalagi melihat tatapan Leo bak singa lapar."Apa kau sudah ke dokter?" tanya Leo mengeluarkan suara baritonnya.Mona sejenak terdiam sambil mendudukan dirinya, menarik selimut menutupi dadanya."Sudah, aku lakukan itu!" Sahut Mona yang di suruh ke dokter untuk periksakan diri. Soal kesehatannya."Tidak pakai kontrasepsi?" Suara itu terdengar lagi sambil mengganti lampu dengan lampu tidur."Benar ya. Orang ini irit sekali bicaranya." Dalam hati Mona."Ooh. Tidak, aku tidak melakukannya dan aku hanya memeriksa kesehatan saja dan aku sehat kok seperti yang--""Sut ..." Leo menempelkan telunjuknya di bibir Mona yang ia pikir merepet.Mona terdiam dengan pandangan mengarah ke pria yang bertelanjang dada. Walau dalam remang tampak sekali ketampanannya.
Read more

bulan madu

Mona tidak tahu yang ada dalam pikiran Marfin saat ini. Incaran saat ini adalah kunci yang berada dalam saku celana depan, Marfin."Ha, aku tidak percaya itu. Aku tahu banar kamu seperti apa!" Elak marfin.Mona tersenyum kecut sedikit menyampingkan wajahnya."Terserah sih. Percaya atau tidak. Yang jelas ... aku sudah bulan madu dengan papa mu." Tegas Mona.Kepala Marfin menggeleng tetap tidak percaya. Namun hatinya terasa sakit bagai di gores benda tajam."Buka pintu, atau kuncinya seragkan?" Pinta Mona dengan tatapan tajam."Aku tidak akan membukakan pintu, juga tidak akan menyerahkan kuncinya!" senyum jahat dari Marfin.Mona mengangguk kecil. "Apa mau mu?""Mauku adalah, kamu kembali padaku dan jangan melanjutkan pernikahanmu dengan papa!" Marfin mendekatkan wajahnya.Wajah Mona terus menggeleng. permintaan Marfin itu sangat tidak mungkin."Itu sangat tidak mungkin. Aku adalah istri papa mu, sudah sah!" sahut mana dengan tatapan yang mengandung arti."Oke, kalau tidak mungkin kamu m
Read more

Takut tokek

Mona menjerit histeris. Membuat Leo terkejut, hampir saja dia menidurkan diri langsung melonjak melihat ke arah Mona."Ada apa?" tanya Leo sambil mendekat."I-itu ... To ..." Mona terbata-bata.Leo mengernyitkan keningnya manatap tajam pada Mona yang membuatnya bingung. Mona menuding ke arah dinding yang ada toke nemplok dengan santai menatap ke arah dirinya. Penghuni villa pun berdatangan. menghampiri dimana Mona berada. Dengan wajah kebingungan.Leo yang melihat orang-orang melongo di depan pintu langsung menutup pintu dan setelahnya kembali pada Mona yang mematung."Itu toke!" Leo dengan nada datar."Iya, aku tahu itu tokek, kan aku takut! Kalau aku lagi tidur dia melompat gimana?" Mona menggeleng."Lompat ke mana?" tanya Leo."Ke tubuh aku lah, masa ke tubuh kamu nggak peduli aku." Sahut Mona."Gak mungkin!" Leo menarik tangan Mona menjauh dari dinding, duduk di tepi tempat tidur."Pergi mandi!" perintah Leo."Aku di suruh mandi? Kenapa diajak duduk?" Mona heran.Leo menghela naf
Read more

Bonus.

"Semoga ini mujarab. Dan aku akan mendapatkan bonus yang besar!" batinnya wanita tersebut.Wanita itu yang merupakan asisten di villa, terus mengaduk air di dalam gelas. Dengan kepala celingukan waspada bilakah ada yang melihat.Sang asisten membawa dua gelas minuman buah menuju kolam renang, di mana Mona dan Leo berada di sana."Silakan Nyonya, Tuan ... ini minumannya!" ucap sang asisten sembari menyimpan kedua gelas itu di meja yang tidak jauh dari kolam renang.Mona menoleh sembari berkata. "Terima kasih, Bi."Sang asisten tersenyum penuh arti, lalu meninggalkan tempat itu dengan sesekali menoleh ke belakang.Leo menepi dan naik ke permukaan, duduk di kursi dengan tatapannya terus ke arah Mona yang sudah lebih dulu naik, tampak begitu seksi."Ini minumnya, Om!" Mona memberikan gelas kepada Leo."Terima kasih!" lalu Leo menekuknya sampai tersisa setengahnya.Mona memegangi gelasnya. ditatapnya minuman itu, entah kenapa kok merasa ragu untuk minum dan berasa nggak haus aja."Kenapa?"
Read more
DMCA.com Protection Status