Veyana Almeera, seorang gadis cantik yang masih duduk di bangku SMA. Mampu memberi pelajaran pada para pembully di sekolahnya hingga kalah telak. Dilema dalam kisah percintaan yang dia alami sangat membingungkan dalam cinta segitiga antara Vey, Ray si Badboy dan Nathan si Goodboy. Siapa yang nantinya akan bersama dengan Vey?
View More"Veyana!" Sebuah tepukan cukup keras mendarat di pundakku.Aku menoleh dan mendapati Ray tengah menatapku dengan mata elangnya, "Bareng, yuk!"Aku terperangah mendengar ucapannya itu. Lagipula kenapa cowok mesum ini berangkat lebih pagi dari biasanya. Padahal aku lebih sering melihatnya terlambat.Aku tak menggubris ajakannya dan berlalu pergi melangkah lebih dahulu. Rasanya risih harus berdekatan dengannya apalagi menjadi pusat perhatian oleh murid yang lain.Bukannya berlalu pergi, dia malah mengekori langkahku dan berusaha mengimbanginya. "Tunggu dong!" uja
Sinar mentari menyongsong pagi diiringi cahaya cerah matahari. Meskipun hari ini begitu cerah, berbeda dengan suasana hati dari Vey. Sejak semalam dia masih merasakan kehampaan dalam hati.Candaan dari Mila dan Loli tak membuat bibir Vey tergerak sedikitpun untuk tersenyum. Dia lebih banyak diam. Hal ini membuat kedua gadis itu heran. Sebab tak biasanya Vey sediam ini. Saat pelajaran di mulai pun Vey masih diam bahkan seringkali melamun tak fokus mempethatikan pelajaran dari guru.Jam pelajaran berganti. Mila dan Loli segera menghampiri Vey di bangkunya."Vey, sekarang kita ganti baju, yuk!" Mila Berujar seraya mengajak Vey.
Loli mengusap mulutnya sambil bersendawa, "Ahh … Kenyang …," gadis itu berucap tanpa beban."Ish, dasar nggak punya rasa malu, lo!" Mila menyubit geram lengan kanan Loli, membuat gadis itu meringis menahan sakit."Bawel banget sih!" Loli cemberut seraya mengusap lengannya yang terasa sakit. Vey tertawa menanggapi tingkah lucu kedua temannya.Setelah selesai menyantap makan siang, mereka bertiga berlalu pergi setelah membayarnya di kasir."Eh … sebelum pulang kita foto dulu, yuk!" Mila merogoh saku bajunya.
Masih bisa kurasakan sakit di tubuhku akibat perbuatan Rachel and the gengs. Namun hal itu tak mematahkan semangat untuk tetap berangkat ke sekolah. Apalagi tanganku sudah gatal ingin menghajar wajah sok cantik Rachel si Nenek Lampir yang memuakkan.Sebenarnya Pak Jonathan masih terus memaksaku untuk jujur mengatakan siapa yang berani melukaiku. Jelas sekali air mukanya menandakan sebuah kecurigaan. Namun aku terus mengelaknya. Aku ingin menyelesaikan masalah yang sudah kubuat ini tanpa campur tangan asisten pribadi bunda itu.Saat sampai di sekolah. Beberapa murid menatapku heran apalagi wajah dan tubuhku tertutup plester untuk menutupi luka. Sebagian dari mereka saling berbisik, entah apa yang mereka bicarakan, aku tidak terlalu p
Tiba-tiba … .Di depanku kulihat sepasang kaki berdiri. Mataku mengerjap pelan mencoba memastikan. Pandanganku menangkap sepasang kaki menggunakan sepatu tepat di samping handphone ku yang jatuh, seseorang itu berjongkok lalu mengambil benda pipih itu. Aku serasa mengenalnya, dia ... anak lelaki yang duduk di sebelah kiriku, tepat di samping jendela.Aku berusaha meminta tolong dengan berteriak. Anak lelaki itu menatapku sebentar kemudian menguap. Sialan!"Lo lagi ngapain sih?" pertanyaan polos darinya berhasil membuatku tersulut emosi, apakah dia bodoh? Rasanya ingin aku memukulnya saat ini juga.
Mataku mengerjap pelan saat sebuah cahaya yang masuk dari sela-sela jendela mengusik lelapnya tidurku. Udara pagi ini terasa dingin tapi menyejukan, menghipnotisku agar tak beranjak dari busa empuk ini. Aku melirik jam di samping kasur, menunjukan angka enam.Sesekali aku menguap perlahan lalu merenggangkan otot tubuhku. Tak butuh waktu lama, aku bergegas bangkit dari tempat tidur dan beranjak pergi ke dalam kamar mandi. Guyuran air dingin dari shower berhasil menyadarkan tubuhku secara sempurna.Selesai mandi, aku berjalan keluar dengan handuk yang masih melilit di tubuh, kemudian duduk di depan meja rias berkaca lebar. Lalu dengan cekatan memakaikan rangkaian produk kecantikan untuk menjaga kulitku. Setelah dirasa cukup, aku segera berg
Tiba-tiba ... .... Klanggg!Suara sebuah piring yang terjatuh ke lantai berhasil membuyarkan fokus para murid yang tengah makan di kantin. Lebih kaget lagi, saat mereka melihat seorang gadis asing, lebih tepatnya Vey yang tidak sengaja menumpahkan bekas makanannya ke seragam milik Rachel"Arrgh! Sh*t!" teriakan Rachel menggema di kantin, dia mengibaskan tangannya ke seragam yang tengah dia pakai, keempat sahabatnya pun sibuk membersihkan baju Rachel.Rachel menatap tajam Vey, "Heh, lo buta? jalan nggak pake mata!" teriak Rachel memaki Vey dengan kesal.
THE INCREDIBLE GIRL 1Seorang gadis tengah berjalan di sebuah lorong kelas yang sepi. Sesekali terdengar suara celotehan para murid yang menggema di setiap sudut-sudut ruang yang ia tapaki. Tepat di depannya saat ini, seorang lelaki berpunggung lebar menggunakan setelan baju khas para guru berwarna coklat itu tengah menunjukan jalan, lebih tepatnya dia adalah guru barunya yang bernama Bapak Arya. Dia kelihatan belum terlalu tua, malah terkesan masih muda. Bisa ditebak, mungkin umurnya sekitar 35 tahun.Langkah kaki mereka berhenti tepat di depan sebuah pintu berwarna coklat tua. Suara bising dari dalam ruangan tersebut juga terdengar sampai keluar.
THE INCREDIBLE GIRL 1Seorang gadis tengah berjalan di sebuah lorong kelas yang sepi. Sesekali terdengar suara celotehan para murid yang menggema di setiap sudut-sudut ruang yang ia tapaki. Tepat di depannya saat ini, seorang lelaki berpunggung lebar menggunakan setelan baju khas para guru berwarna coklat itu tengah menunjukan jalan, lebih tepatnya dia adalah guru barunya yang bernama Bapak Arya. Dia kelihatan belum terlalu tua, malah terkesan masih muda. Bisa ditebak, mungkin umurnya sekitar 35 tahun.Langkah kaki mereka berhenti tepat di depan sebuah pintu berwarna coklat tua. Suara bising dari dalam ruangan tersebut juga terdengar sampai keluar....
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments