Jatuh cinta pada pandangan pertama, membuat Merlinda terobsesi mendapatkan sosok Moses De Luca—pria berdarah Italia—yang terkenal enggan menjalin hubungan serius. Billionaire tampan yang sering berpetulangan cinta itu dikejar oleh sosok wanita cantik yang merupakan sosok berbeda. Merlinda Alejandro—seorang putri dari gembong narkoba besar di Meksiko. Harusnya dia sadar bahwa dia salah telah mengejar sang billionaire tampan itu. Namun, obsesi dan cinta telah menyatu sampai membuatnya tetap mengejar Moses—hingga membuat pria yang dia cintai itu harus kerap berada di ambang bahaya. Lantas, bagaimana kelanjutan kisah Moses dan Merlinda? Dua orang yang berbeda dunia. Merlinda terbiasa berkumpul dengan komplotan penjahat, sedangkan Moses terbiasa berkumpul dengan para taipan. Mampukah mereka bersatu? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
View MoreSatu minggu sudah Merlinda tinggal dengan Moses. Gadis cantik itu selalu bersemangat menyambut Moses setiap kali pria itu pergi. Luka di lengan Merlinda sudah berangsur-angsur membaik. Namun, demi tetap bisa bersama Moses—dia berbohong mengatakan lengannya masih sakit. Untungnya Moses percaya, dan pria itu membiarkan Merlinda untuk tetap tinggal dengannya.Pagi itu, Merlinda duduk berjemur di halaman belakang. Dia memakai celana sangat pendek dan bra model tali leher. Gadis cantik itu sengaja memakai pakaian seksi, demi kulitnya mendapatkan sinar matahari pagi.“Ah, enak sekali berjemur di sini,” gumam Merlinda seraya memejamkan mata sebentar. Angin berembus menyentuh kulitnya, begitu menyejukkan.“Kau sengaja ingin membuat seluruh penjagaku terpesona padamu?” Teguran keras dari Moses yang muncul di halaman belakang, membuat Merlinda sedikit terkejut.Merlinda mengalihkan pandangannya, menatap Moses yang kini ada di hadapannya. “Apa maksudmu, Moses?” tanyanya sambil bangkit berdiri. W
“Oh, Tuhan. Dia tampan sekali.”Merlinda masuk ke kamar Moses, di kala pria itu tidak ada di rumah. Dia mengelilingi kamar Moses—menatap foto pria tampan itu. Entah kenapa hatinya terdorong untuk mendatangi kamar pribadi Moses. Well, Merlinda memang sudah gila, di kala mengagumi seorang pria tampan.“Moses sudah punya kekasih belum, ya?” Gadis itu bergumam pelan pada dirinya sendiri. “Ah, punya atau tidak, aku tidak peduli. Paling penting aku bisa di dekatnya.” Lanjutnya sambil memeluk erat foto Moses.“Nona Merlinda?” Pelayan masuk ke dalam kamar Moses, mendapati Merlinda tengah berada di kamar Tuannya.Merlinda tersentak di kala sang pelayan muncul. “Eh, i-iya?”“Maaf, Nona. Apa Anda membutuhkan sesuatu?” tanya pelayan itu seraya melangkah mendekat ke arah Merlinda.Merlinda menggelengkan kepalanya. “Tidak. A-aku tadi hanya jalan-jalan saja, dan tidak sengaja masuk ke kamar Moses. Sekarang aku ingin kembali ke kamarku.”“Silakan, Nona.” Pelayan itu mempersilakan Merlinda yang ingin
Flash Back On#Berlin, Germany. Bibir saling menaut. Lidahnya membelit. Ciuman penuh nafsu itu sangat menggelora. Tangan Moses meremas keras bokong wanita cantik yang tengah berciuman dengannya. Dia bagaikan singa jantan yang tengah kelaparan akan sentuhan. Tidak ada ciuman cinta perasaan. Hanya nafsu yang melebur menjadi satu.Ciuman panas itu terlepas. Moses membelai lembut pipi wanita yang ada di hadapannya. “Sorry, malam ini mood-ku sedang kurang bagus. Jangan ganggu aku.”“Moses, tapi—” Baru saja wanita itu menjawab ucapan Moses, pria itu sudah pergi meninggalkannya sendiri. Tampak wanita itu sangat kesal.Moses hendak meninggalkan klub malam, tetapi langkahnya terhenti di kala melihat seorang perempuan berpakaian seksi masuk ke dalam klub malam. Perempuan itu memakai dress nyaris telanjang—dan sukses menyita perhatian banyak orang di sana.Moses mengurungkan dirinya untuk pergi dari klub malam itu. Dia memilih duduk di depan kursi bartender sambil menyesap vodka. Dia melihat pe
Merlinda membuka matanya di kala sinar matahari menembus jendela, menyentuh wajahnya. Mata gadis cantik itu mengerjap beberapa kali—dan mengendarkan pandangannya—melihat dirinya berada di sebuah kamar megah asing. Kamar yang tidak pernah dia datangi sebelumnya.‘Di mana aku?’ batin Merlinda bersuara. Rasa sakit di lengannya menyerang di kala kesadarannya sudah pulih. Dia merintih, menyentuh lengannya yang kesakitan. Raut wajah Merlinda berubah melihat lengannya diperban. Kepingan memori Merlinda mulai mengingat kejadian di mana dirinya diserang.“Shit!” Merlinda mengumpat di kala mengingat kejadian penyerangan tadi malam.Merlinda mengembuskan napas kasar, berusaha untuk tenang. Lalu … di tengah-tengah perasaan kesal, dia mengingat kejadian di mana dia bersembunyi di sebuah rumah milik pria tampan. Merlinda tidak lupa! Wajah pria tampan itu bahkan sekarang terus berada di dalam benaknya.“Selamat pagi, Nona.” Seorang pelayan melangkah menghampiri Merlinda.Merlinda tersentak dan mem
Mexico City, Mexico. “Nona lari!” Suara seruan seorang pengawal, bersamaan dengan suara ledakan bom keras. Umpatan kasar lolos di bibir ranum gadis cantik—yang bersembunyi di balik dinding yang sudah hancur setengah.Dia—Merlinda Alejandro terpaksa melarikan diri meninggalkan anak buahnya, di kala mendapatkan serangan. Sayangnya, di tengah-tengah pelariannya tiga orang musuh mengejarnya tak membiarkan pergi.Langkah kaki Merlinda terpaksa terhenti di kala dihadang oleh tiga musuh yang menyerangnya. Tampak sepasang iris mata abu-abu gadis berambut merah kecokelatan itu berkilat tajam menunjukkan emosi mendalam.“Pengecut! Kalian semua menyerangku saat ayahku tidak ada!” bentak Merlinda penuh dendam. Akibat serangan ini, banyak anak buahnya yang mati karena ledakan bom yang diletakan di samping rumahnya.Salah satu pria di depan Merlinda menyeringai kejam. “Nyawa harus dibayar oleh nyawa. Ayahmu membunuh Nyonya kami, dan kami pun membalas dengan membunuhmu, Nona Alejandro.”“Fuck! Kali
Mexico City, Mexico. “Nona lari!” Suara seruan seorang pengawal, bersamaan dengan suara ledakan bom keras. Umpatan kasar lolos di bibir ranum gadis cantik—yang bersembunyi di balik dinding yang sudah hancur setengah.Dia—Merlinda Alejandro terpaksa melarikan diri meninggalkan anak buahnya, di kala mendapatkan serangan. Sayangnya, di tengah-tengah pelariannya tiga orang musuh mengejarnya tak membiarkan pergi.Langkah kaki Merlinda terpaksa terhenti di kala dihadang oleh tiga musuh yang menyerangnya. Tampak sepasang iris mata abu-abu gadis berambut merah kecokelatan itu berkilat tajam menunjukkan emosi mendalam.“Pengecut! Kalian semua menyerangku saat ayahku tidak ada!” bentak Merlinda penuh dendam. Akibat serangan ini, banyak anak buahnya yang mati karena ledakan bom yang diletakan di samping rumahnya.Salah satu pria di depan Merlinda menyeringai kejam. “Nyawa harus dibayar oleh nyawa. Ayahmu membunuh Nyonya kami, dan kami pun membalas dengan membunuhmu, Nona Alejandro.”“Fuck! Kali...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments