Beranda / Romansa / Chasing You (Mengejar Cintamu) / Bab 2. Ternyata Saling Mengenal

Share

Bab 2. Ternyata Saling Mengenal

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-09 01:24:34

Merlinda membuka matanya di kala sinar matahari menembus jendela, menyentuh wajahnya. Mata gadis cantik itu mengerjap beberapa kali—dan mengendarkan pandangannya—melihat dirinya berada di sebuah kamar megah asing. Kamar yang tidak pernah dia datangi sebelumnya.

‘Di mana aku?’ batin Merlinda bersuara.  

Rasa sakit di lengannya menyerang di kala kesadarannya sudah pulih. Dia merintih, menyentuh lengannya yang kesakitan. Raut wajah Merlinda berubah melihat lengannya diperban. Kepingan memori Merlinda mulai mengingat kejadian di mana dirinya diserang.

Shit!” Merlinda mengumpat di kala mengingat kejadian penyerangan tadi malam.

Merlinda mengembuskan napas kasar, berusaha untuk tenang. Lalu … di tengah-tengah perasaan kesal, dia mengingat kejadian di mana dia bersembunyi di sebuah rumah milik pria tampan. Merlinda tidak lupa! Wajah pria tampan itu bahkan sekarang terus berada di dalam benaknya.

“Selamat pagi, Nona.” Seorang pelayan melangkah menghampiri Merlinda.

Merlinda tersentak dan membuyarkan lamunannya menatap seorang pelayan mendekat. “P-pagi,” jawabnya gugup.

Sang pelayan tersenyum sopan. “Nona, Tuan De Luca meminta Anda untuk sarapan, lalu minum obat. Tadi malam dokter berpesan Anda harus menghabiskan obat yang sudah dokter resepkan.”

Pipi Merlinda merona malu. “Hm, Tuan De Luca yang kau maksud itu pria tampan pemilik rumah ini, ya?”

Sang pelayan kembali tersenyum dan mengangguk. “Benar, Nona. Tuan Moses De Luca pemilik rumah ini. Beliau tinggal di Milan. Hanya sesekali beliau berkunjung ke Mexico.”

“Moses De Luca. Dari nama keluarganya dia memiliki darah Italia. Pantas saja sangat tampan,” gumam Merlinda pelan sambil merona seperti remaja yang kasmaran.

Sang pelayan terus melukiskan senyumannya. “Maaf, boleh saya tahu nama Anda, Nona?” tanyanya yang lupa menanyakan nama.

“Merlinda. Namaku Merlinda,” jawab Merlinda pelan.

“Nama Anda sangat indah, Nona.”

“Terima kasih.”

“Baik, kalau begitu saya permisi. Apa ada sesuatu yang Anda butuhkan.”

“Tunggu, aku ingin bertanya sesuatu,” cegah Merlinda di kala mengingat sesuatu.

“Apa yang ingin Anda tanyakan, Nona?” tanya sang pelayan sopan.  

Merlinda menatap sang pelayan. “Tadi kau bilang Moses memintaku untuk sarapan, apa dia sekarang ada di ruang makan?”

“Tidak, Nona. Tuan Moses sedang melakukan olahraga di lantai dua. Beliau meminta Anda sarapan, karena Anda harus minum obat.”

“Oh, begitu. Baiklah, terima kasih.”

“Sama-sama, Nona. Saya lupa menyampaikan, jika Anda ingin mengganti pakaian, ada pakaian baru di atas sofa. Pakaian itu dikirimkan asisten Tuan Moses. Anda bisa memakai pakaian itu.”

“Moses membelikanku pakaian?” Wajah Merlinda semeringah bahagia.

Sang pelayan mengangguk. “Iya, Nona. Anda tidak memiliki pakaian ganti. Jadi, Tuan Moses meminta asistennya untuk mengantarkan pakaian.”

Merlinda tersenyum-senyum membayangkan wajah tampan Moses yang tengah berolahraga. “Baiklah. Aku akan membersihkan tubuhku. Aku sarapannya nanti saja. Aku ingin bertemu dengan Moses. Terima kasih sudah memberitahuku. Kau boleh pergi sekarang.”

Pelayan itu menundukkan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Merlinda.

Merlinda tampak girang dan gembira. Gadis cantik itu, segera turun dari ranjang—dan berlari masuk ke dalam kamar mandi. Meski lengannya sakit, tapi dia memiliki semangat baru yaitu pria tampan bernama Moses De Luca.

***

BUGH

BUGH

Pukulan keras Moses layangkan ke samsak. Keringat membanjiri tubuhnya. Kilat mata tajam memancarkan aura kekejaman di balik parasnya yang tampan. Latihan boxing seolah memberikan ketenangan di jiwanya.

Suara tepuk tangan terdengar memasuki ruangan olahraganya. Moses menghentikan pukulannya di kala mendengar suara tepuk tangan. Dia mengalihkan pandangannya menatap sosok gadis cantik—yang merupakan orang asing yang berani masuk ke dalam rumahnya.

“Kau sudah bangun?” Moses menatap dingin gadis itu.

Merlinda mendekat dengan senyuman manis, dan tatapan kagum menatap Moses yang bertelanjang dada. Tubuh pria itu sangat kekar. Otot perut sempurna. Tato kecil yang menghiasi tubuhnya—membuatnya semakin tampan dan jantan.

“Sudah. Terima kasih sudah menolongku,” ucap Merlinda anggun, dan tersipu. 

“Siapa namamu?” tanya Moses lagi dengan sorot mata lekat pada gadis itu.

“Merlinda. Namaku Merlinda.” Merlinda mengulurkan tangannya, memperkenalkan diri. Namun, sayangnya Moses tak menyambut jabatan tangan dari Merlinda. Pria itu malah mengabaikan tangan Merlinda yang terulur—hingga sampai akhirnya Merlinda menarik tangannya lagi.

“Aku yakin kau sudah tahu namaku dari pelayan,” balas Moses dingin.

Merlinda mengangguk. “Ya, pelayan sudah memberitahu namamu. Moses De Luca. Namamu sangat indah sesuai dengan wajahmu yang tampan.” Nadanya anggun, tapi tersirat antusias akibat terlalu mengagumi Moses.

Moses tak mengindahkan pujian Merlinda. “Kenapa kau bisa masuk ke rumahku tanpa permisi? Lalu kenapa dengan lenganmu? Kau pencuri yang melarikan diri?”

Merlinda tersentak dengan tuduhan Moses yang sangat kejam padanya. Mungkin orang lain akan tersinggung dengan kata-kata pedas Moses, tapi tidak dengan Merlinda. Di matanya sekarang begitu sangat mengagumi sosok Moses De Luca. Hanya saja permasalahannya yaitu dia harus berbohong tentang lengannya yang terluka. Dia tak mungkin memberi tahu Moses tentang apa yang sebenarnya terjadi.

“T-tadi malam aku kerampokan. Aku kehilangan ponsel dan dompetku. Aku mencoba melawan, dan lenganku terluka. Aku melarikan diri dari perampok itu, dan bersembunyi di rumahmu. Maafkan aku. Aku tidak tahu rumah ini ada pemiliknya. Aku pikir rumah ini hanya ada penjaga saja,” ucap Merlinda dengan tatapan yang tak lepas menatap Moses.

Moses masih merasa ada yang janggal dengan ucapan Merlinda, tetapi dia memutuskan untuk percaya saja. Lagi pula, dia tidak mau ikut campur terlalu jauh dengan orang asing yang tak dia kenali.

“Moses, apa kita pernah bertemu? Wajahmu sangat tak asing di mataku.” Merlinda hanyut akan tatapan mata Moses yang tegas dan menunjukkan pesona kuat. Jantungnya sejak tadi berdebar tak karuan, seolah ingin berhenti berdetak di kala berada di dekat Moses.

Alis Moses menaut mendengar apa yang dikatakan Merlinda. Tadi malam dia tidak terlalu memperhatikan seksama wajah gadis di depannya ini. Sekarang tepatnya di pagi hari, wajah Merlinda sangat jelas—membuatnya mengingat seperti pernah bertemu dengan gadis itu. Hanya saja dia lupa di mana bertemu dengannya.

“Berlin!” seru Merlinda ketika ingatannya muncul. “Kau pria tampan yang pernah aku lihat di klub malam di Germany!” Lanjutnya lagi. Ya, dia sangat yakin bahwa Moses adalah pria tampan yang pernah tak sengaja dia bertemu saat dirinya berlibur di Berlin.

Moses terdiam sejenak. Ingatannya samar-samar mulai pulih. Dia hanya sekedar berpapasan dengan Merlinda. Dia ingat pernah melihat Merlinda di klub malam Berlin, Germany. Hanya sekadar saling melihat, tapi tidak berkenalan.

“Aku ingat, kau gadis kecil yang berciuman dengan seorang pria di lantai dansa, dan ada banyak pengawal yang menarikmu pulang,” jawab Moses dengan senyuman samar di wajahnya di kala mengingat kejadian di Berlin.

Merlinda gelagapan di kala Moses mengingat adegan di mana dia berciuman dengan pria lain di Berlin. “A-aku masih perawan. Aku hanya mencoba ciuman saja, karena aku belum pernah. Saat itu aku ingin tahu bagaimana rasanya berciuman.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 3. Aturan Moses

    Flash Back On#Berlin, Germany. Bibir saling menaut. Lidahnya membelit. Ciuman penuh nafsu itu sangat menggelora. Tangan Moses meremas keras bokong wanita cantik yang tengah berciuman dengannya. Dia bagaikan singa jantan yang tengah kelaparan akan sentuhan. Tidak ada ciuman cinta perasaan. Hanya nafsu yang melebur menjadi satu.Ciuman panas itu terlepas. Moses membelai lembut pipi wanita yang ada di hadapannya. “Sorry, malam ini mood-ku sedang kurang bagus. Jangan ganggu aku.”“Moses, tapi—” Baru saja wanita itu menjawab ucapan Moses, pria itu sudah pergi meninggalkannya sendiri. Tampak wanita itu sangat kesal.Moses hendak meninggalkan klub malam, tetapi langkahnya terhenti di kala melihat seorang perempuan berpakaian seksi masuk ke dalam klub malam. Perempuan itu memakai dress nyaris telanjang—dan sukses menyita perhatian banyak orang di sana.Moses mengurungkan dirinya untuk pergi dari klub malam itu. Dia memilih duduk di depan kursi bartender sambil menyesap vodka. Dia melihat pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 4. Kekasih Masa Depanku!

    “Oh, Tuhan. Dia tampan sekali.”Merlinda masuk ke kamar Moses, di kala pria itu tidak ada di rumah. Dia mengelilingi kamar Moses—menatap foto pria tampan itu. Entah kenapa hatinya terdorong untuk mendatangi kamar pribadi Moses. Well, Merlinda memang sudah gila, di kala mengagumi seorang pria tampan.“Moses sudah punya kekasih belum, ya?” Gadis itu bergumam pelan pada dirinya sendiri. “Ah, punya atau tidak, aku tidak peduli. Paling penting aku bisa di dekatnya.” Lanjutnya sambil memeluk erat foto Moses.“Nona Merlinda?” Pelayan masuk ke dalam kamar Moses, mendapati Merlinda tengah berada di kamar Tuannya.Merlinda tersentak di kala sang pelayan muncul. “Eh, i-iya?”“Maaf, Nona. Apa Anda membutuhkan sesuatu?” tanya pelayan itu seraya melangkah mendekat ke arah Merlinda.Merlinda menggelengkan kepalanya. “Tidak. A-aku tadi hanya jalan-jalan saja, dan tidak sengaja masuk ke kamar Moses. Sekarang aku ingin kembali ke kamarku.”“Silakan, Nona.” Pelayan itu mempersilakan Merlinda yang ingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 5. Jangan Mencari Masalah!

    Satu minggu sudah Merlinda tinggal dengan Moses. Gadis cantik itu selalu bersemangat menyambut Moses setiap kali pria itu pergi. Luka di lengan Merlinda sudah berangsur-angsur membaik. Namun, demi tetap bisa bersama Moses—dia berbohong mengatakan lengannya masih sakit. Untungnya Moses percaya, dan pria itu membiarkan Merlinda untuk tetap tinggal dengannya.Pagi itu, Merlinda duduk berjemur di halaman belakang. Dia memakai celana sangat pendek dan bra model tali leher. Gadis cantik itu sengaja memakai pakaian seksi, demi kulitnya mendapatkan sinar matahari pagi.“Ah, enak sekali berjemur di sini,” gumam Merlinda seraya memejamkan mata sebentar. Angin berembus menyentuh kulitnya, begitu menyejukkan.“Kau sengaja ingin membuat seluruh penjagaku terpesona padamu?” Teguran keras dari Moses yang muncul di halaman belakang, membuat Merlinda sedikit terkejut.Merlinda mengalihkan pandangannya, menatap Moses yang kini ada di hadapannya. “Apa maksudmu, Moses?” tanyanya sambil bangkit berdiri. W

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 1. Aku Bukan Pencuri

    Mexico City, Mexico. “Nona lari!” Suara seruan seorang pengawal, bersamaan dengan suara ledakan bom keras. Umpatan kasar lolos di bibir ranum gadis cantik—yang bersembunyi di balik dinding yang sudah hancur setengah.Dia—Merlinda Alejandro terpaksa melarikan diri meninggalkan anak buahnya, di kala mendapatkan serangan. Sayangnya, di tengah-tengah pelariannya tiga orang musuh mengejarnya tak membiarkan pergi.Langkah kaki Merlinda terpaksa terhenti di kala dihadang oleh tiga musuh yang menyerangnya. Tampak sepasang iris mata abu-abu gadis berambut merah kecokelatan itu berkilat tajam menunjukkan emosi mendalam.“Pengecut! Kalian semua menyerangku saat ayahku tidak ada!” bentak Merlinda penuh dendam. Akibat serangan ini, banyak anak buahnya yang mati karena ledakan bom yang diletakan di samping rumahnya.Salah satu pria di depan Merlinda menyeringai kejam. “Nyawa harus dibayar oleh nyawa. Ayahmu membunuh Nyonya kami, dan kami pun membalas dengan membunuhmu, Nona Alejandro.”“Fuck! Kali

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09

Bab terbaru

  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 5. Jangan Mencari Masalah!

    Satu minggu sudah Merlinda tinggal dengan Moses. Gadis cantik itu selalu bersemangat menyambut Moses setiap kali pria itu pergi. Luka di lengan Merlinda sudah berangsur-angsur membaik. Namun, demi tetap bisa bersama Moses—dia berbohong mengatakan lengannya masih sakit. Untungnya Moses percaya, dan pria itu membiarkan Merlinda untuk tetap tinggal dengannya.Pagi itu, Merlinda duduk berjemur di halaman belakang. Dia memakai celana sangat pendek dan bra model tali leher. Gadis cantik itu sengaja memakai pakaian seksi, demi kulitnya mendapatkan sinar matahari pagi.“Ah, enak sekali berjemur di sini,” gumam Merlinda seraya memejamkan mata sebentar. Angin berembus menyentuh kulitnya, begitu menyejukkan.“Kau sengaja ingin membuat seluruh penjagaku terpesona padamu?” Teguran keras dari Moses yang muncul di halaman belakang, membuat Merlinda sedikit terkejut.Merlinda mengalihkan pandangannya, menatap Moses yang kini ada di hadapannya. “Apa maksudmu, Moses?” tanyanya sambil bangkit berdiri. W

  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 4. Kekasih Masa Depanku!

    “Oh, Tuhan. Dia tampan sekali.”Merlinda masuk ke kamar Moses, di kala pria itu tidak ada di rumah. Dia mengelilingi kamar Moses—menatap foto pria tampan itu. Entah kenapa hatinya terdorong untuk mendatangi kamar pribadi Moses. Well, Merlinda memang sudah gila, di kala mengagumi seorang pria tampan.“Moses sudah punya kekasih belum, ya?” Gadis itu bergumam pelan pada dirinya sendiri. “Ah, punya atau tidak, aku tidak peduli. Paling penting aku bisa di dekatnya.” Lanjutnya sambil memeluk erat foto Moses.“Nona Merlinda?” Pelayan masuk ke dalam kamar Moses, mendapati Merlinda tengah berada di kamar Tuannya.Merlinda tersentak di kala sang pelayan muncul. “Eh, i-iya?”“Maaf, Nona. Apa Anda membutuhkan sesuatu?” tanya pelayan itu seraya melangkah mendekat ke arah Merlinda.Merlinda menggelengkan kepalanya. “Tidak. A-aku tadi hanya jalan-jalan saja, dan tidak sengaja masuk ke kamar Moses. Sekarang aku ingin kembali ke kamarku.”“Silakan, Nona.” Pelayan itu mempersilakan Merlinda yang ingin

  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 3. Aturan Moses

    Flash Back On#Berlin, Germany. Bibir saling menaut. Lidahnya membelit. Ciuman penuh nafsu itu sangat menggelora. Tangan Moses meremas keras bokong wanita cantik yang tengah berciuman dengannya. Dia bagaikan singa jantan yang tengah kelaparan akan sentuhan. Tidak ada ciuman cinta perasaan. Hanya nafsu yang melebur menjadi satu.Ciuman panas itu terlepas. Moses membelai lembut pipi wanita yang ada di hadapannya. “Sorry, malam ini mood-ku sedang kurang bagus. Jangan ganggu aku.”“Moses, tapi—” Baru saja wanita itu menjawab ucapan Moses, pria itu sudah pergi meninggalkannya sendiri. Tampak wanita itu sangat kesal.Moses hendak meninggalkan klub malam, tetapi langkahnya terhenti di kala melihat seorang perempuan berpakaian seksi masuk ke dalam klub malam. Perempuan itu memakai dress nyaris telanjang—dan sukses menyita perhatian banyak orang di sana.Moses mengurungkan dirinya untuk pergi dari klub malam itu. Dia memilih duduk di depan kursi bartender sambil menyesap vodka. Dia melihat pe

  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 2. Ternyata Saling Mengenal

    Merlinda membuka matanya di kala sinar matahari menembus jendela, menyentuh wajahnya. Mata gadis cantik itu mengerjap beberapa kali—dan mengendarkan pandangannya—melihat dirinya berada di sebuah kamar megah asing. Kamar yang tidak pernah dia datangi sebelumnya.‘Di mana aku?’ batin Merlinda bersuara. Rasa sakit di lengannya menyerang di kala kesadarannya sudah pulih. Dia merintih, menyentuh lengannya yang kesakitan. Raut wajah Merlinda berubah melihat lengannya diperban. Kepingan memori Merlinda mulai mengingat kejadian di mana dirinya diserang.“Shit!” Merlinda mengumpat di kala mengingat kejadian penyerangan tadi malam.Merlinda mengembuskan napas kasar, berusaha untuk tenang. Lalu … di tengah-tengah perasaan kesal, dia mengingat kejadian di mana dia bersembunyi di sebuah rumah milik pria tampan. Merlinda tidak lupa! Wajah pria tampan itu bahkan sekarang terus berada di dalam benaknya.“Selamat pagi, Nona.” Seorang pelayan melangkah menghampiri Merlinda.Merlinda tersentak dan mem

  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 1. Aku Bukan Pencuri

    Mexico City, Mexico. “Nona lari!” Suara seruan seorang pengawal, bersamaan dengan suara ledakan bom keras. Umpatan kasar lolos di bibir ranum gadis cantik—yang bersembunyi di balik dinding yang sudah hancur setengah.Dia—Merlinda Alejandro terpaksa melarikan diri meninggalkan anak buahnya, di kala mendapatkan serangan. Sayangnya, di tengah-tengah pelariannya tiga orang musuh mengejarnya tak membiarkan pergi.Langkah kaki Merlinda terpaksa terhenti di kala dihadang oleh tiga musuh yang menyerangnya. Tampak sepasang iris mata abu-abu gadis berambut merah kecokelatan itu berkilat tajam menunjukkan emosi mendalam.“Pengecut! Kalian semua menyerangku saat ayahku tidak ada!” bentak Merlinda penuh dendam. Akibat serangan ini, banyak anak buahnya yang mati karena ledakan bom yang diletakan di samping rumahnya.Salah satu pria di depan Merlinda menyeringai kejam. “Nyawa harus dibayar oleh nyawa. Ayahmu membunuh Nyonya kami, dan kami pun membalas dengan membunuhmu, Nona Alejandro.”“Fuck! Kali

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status