Home / Romansa / Chasing You (Mengejar Cintamu) / Bab 4. Kekasih Masa Depanku!

Share

Bab 4. Kekasih Masa Depanku!

last update Last Updated: 2024-02-09 01:25:17

“Oh, Tuhan. Dia tampan sekali.”

Merlinda masuk ke kamar Moses, di kala pria itu tidak ada di rumah. Dia mengelilingi kamar Moses—menatap foto pria tampan itu. Entah kenapa hatinya terdorong untuk mendatangi kamar pribadi Moses. Well, Merlinda memang sudah gila, di kala mengagumi seorang pria tampan.

“Moses sudah punya kekasih belum, ya?” Gadis itu bergumam pelan pada dirinya sendiri. “Ah, punya atau tidak, aku tidak peduli. Paling penting aku bisa di dekatnya.” Lanjutnya sambil memeluk erat foto Moses.

“Nona Merlinda?” Pelayan masuk ke dalam kamar Moses, mendapati Merlinda tengah berada di kamar Tuannya.

Merlinda tersentak di kala sang pelayan muncul. “Eh, i-iya?”

“Maaf, Nona. Apa Anda membutuhkan sesuatu?” tanya pelayan itu seraya melangkah mendekat ke arah Merlinda.

Merlinda menggelengkan kepalanya. “Tidak. A-aku tadi hanya jalan-jalan saja, dan tidak sengaja masuk ke kamar Moses. Sekarang aku ingin kembali ke kamarku.”

“Silakan, Nona.” Pelayan itu mempersilakan Merlinda yang ingin pergi.

Merlinda memutuskan melangkah keluar dari kamar Moses. Dia merasa bosan, memutuskan untuk berjalan-jalan di depan rumah Moses. Penjaga dan pelayan sudah tahu bahwa Merlinda tamu. Itu kenapa penjaga dan pelayan sangat menghormati Merlinda. Meskipun bersikap ketus, tapi Moses masih baik padanya.

Saat Merlinda bermaksud jalan-jalan di taman, tatapannya teralih pada dua pengawalnya yang lewat di depan. Dia bisa melihat dari celah gerbang depan yang kebetulan tidak tertutup rapat. Detik itu juga, raut wajah Merlinda berubah terkejut. Merlinda menunduk, bersembunyi di balik pohon. Dia menghindar dari para pengawalnya yang mencarinya.

‘Ah, sial. Pasti Dad mengerahkan anak buahnya untuk mencariku,’ gerutu Merlinda dalam hati.

Penjaga di rumah Moses tampak bingung di kala Merlinda bersembunyi di balik pohon. “Nona Merlinda?” sapanya yang sontak membuat Merlinda terkejut.

“Maaf, saya tidak bermaksud mengejutkan Anda, Nona,” jawab sang penjaga penuh sopan.

Merlinda berusaha tenang di balik rasa cemas. “A-aku mencari cincinku yang terjatuh, j-jadi aku berada di sini,” jawabnya mengeluarkan kalimat dusta.

“Cincin Anda terjatuh? Ingin saya bantu, Nona?” tanya penjaga menawarkan diri untuk membantu Merlinda.

Merlinda menggelengkan kepalanya. “Tidak perlu. Cincinnya sudah ketemu. S-sekarang aku ingin ke kamar.” Lalu, gadis cantik itu berlari masuk ke dalam rumah terburu-buru agar tak terpergok anak buah ayahnya.

Penjaga itu tampak bingung di kala Merlinda lari terburu-buru.

***

Matahari telah terbenam di Mexico. Merlinda baru saja selesai makan malam, dan meminum obatnya. Dia menunggu Moses pulang, tapi sepertinya pria itu tidak pulang. Jam terus berjalan. Hari semakin malam—dan tanda-tanda Moses pulang sepertinya tidak ada.

“Moses sepertinya tidak pulang.” Merlinda mulai mengantuk, menunggu Moses terlalu lama. Akhirnya, dia memutuskan untuk berbaring di ranjang—dan menarik selimut—menutupi tubuhnya. Perlahan-lahan, mata Merlinda mulai terpejam, tak sanggup lagi menahan rasa kantuk.

Hujan turun membasahi kota Meksiko. Merlinda tiba-tiba terbangun di tengah malam. Gadis cantik itu melihat jam dinding—waktu menunjukkan pukul satu pagi. Hal yang ada di dalam benak Merlinda adalah Moses.

“Moses sudah pulang belum, ya? Ah, lebih baik aku periksa saja,” gumam Merlinda seraya menyibak selimut, turun dari ranjang, dan melangkah keluar dari kamar.

Merlinda masuk ke dalam kamar Moses. Tengah malam seperti ini, pelayan sudah masuk ke dalam pavilion yang dikhususkan untuk para pelayan. Jadi, Merlinda bisa bebas berjalan-jalan di malam hari.

Setibanya di kamar Moses, Merlinda tidak sama sekali melihat Moses. Dia mengendarkan pandangannya—benar saja Moses tidak ada. Pun di kamar mandi Moses juga tidak ada. Raut wajah Merlinda berubah menjadi kesal.

“Apa Moses benar-benar tidak pulang, ya? Dia ke mana? Apa dia ke klub malam? Ck! Jika iya, aku sumpahi perempuan yang berusaha menggodanya, terkena sial tujuh turunan,” gerutu Merlinda kesal membayangkan Moses pergi ke klub malam.

“Apa urusanmu jika aku pergi ke klub malam?” Suara berat masuk ke dalam kamar, sontak membuat Merlinda memekik terkejut.

“M-Moses?” Merlinda gugup melihat Moses baru pulang. Pria tampan itu kini melepaskan jas, dan melonggarkan dasinya. Merlinda menelan salivanya susah payah. Otaknya sudah membayangkan imajinasi liar yang menakjubkan. Saat Moses melepas jas dan melonggarkan dasi—itu sangatlah seksi dan menawan.

Moses mendekati Merlinda. “Tadi pagi baru aku buat aturan, sekarang kau sudah melanggar aturanku.”

Merlinda berusaha tenang tak gugup. Dia melukiskan senyuman manis di balik kegugupan nyata. “A-aku tidak melanggar aturanmu. Aku hanya penasaran saja kau berada di mana.”

“Penasaran sama dengan ingin tahu tentang kehidupanku,” jawab Moses dingin.

“Tentu berbeda, Tampan.” Merlinda tersenyum manis. “Ingin tahu wujud dari perasaan yang timbul, karena mengagumimu. Aku khawatir padamu. Kau sangat tampan. Pasti banyak perempuan di luar sana yang mengganggumu.”

“Jika banyak yang mengangguku, lalu apa urusanmu?”

“Jelas urusanku. Mereka harus bersaing denganku.”

Moses menggelengkan kepalanya mendengar ucapan konyol Merlinda. “Pergilah ke kamarku. Aku ingin istirahat. Jangan ganggu aku.”

“Akan lebih baik, jika kita tidur satu ranjang,” usul Merlinda dengan senyuman riang di wajahnya.

Moses berdecak. “Kau masih terlalu kecil, otakmu sudah memikirkan hal konyol. Cepat pergi dari sini!”

Bibir Merlinda menekuk dalam di kala Moses mengusirnya. Dia terpaksa pergi dari sana, tetapi tanpa diduga kakinya tersandung nyaris jatuh. Refleks, Moses yang melihat Merlinda nyaris jatuh—langsung menarik tangan gadis itu. Sayangnya, keseimbangan Moses tak terjaga dengan baik.

Moses terjatuh di atas ranjang, bertepatan dengan Merlinda yang jatuh ke atas tubuhnya. Posisi mereka begitu dekat dan intim. Gadis itu berada di atas tubuh Moses—menatap dalam dan kagum mata Moses yang indah.

Merlinda hanyut akan keindahan mata Moses. Pun Moses sempat terpaku karena jaraknya begitu dekat dengan Merlinda. Wajah cantik gadis itu sangat dekat dengannya. Namun, tiba-tiba ingatan Moses teringat bahwa tindakannya ini sudah gila. Detik itu juga Moses memindahkan tubuh Merlinda, menghempaskan ke sampingnya.

“Aww—” Merlinda merintih kesakitan, karena tubuhnya dipindahkan secara paksa, mengenai luka di lengannya.

Moses bangkit berdiri, menatap dingin Merlinda. “Kau itu bisa hati-hati atau tidak!”

Merlinda bangkit berdiri seraya menyentuh perban di lengannya. “Maaf, aku tidak sengaja. Aku tidak tahu akan jatuh. Terima kasih sudah menolongku.”

Moses melihat darah di balik perban Merlinda. Pria tampan itu mengambil kotak obat, menarik Merlinda untuk duduk kembali di ranjang, lalu menggantikan perban di lengan gadis itu.

“Eh, Moses. A-apa yang kau lakukan?” tanya Merlinda terkejut.

“Diamlah. Kau pendarahan. Lukamu belum kering.” Moses mengganti perban Merlinda. Tak lupa, dia mengoleskan salep yang diberikan dokter.

Pipi Merlinda merona malu. “Terima kasih, Moses. Kau sangat peduli padaku.”

Moses tak mengindahkan ucapan Merlinda. Saat dia sudah selesai mengganti perban, dia meletakan kembali kotak obat itu ke tempat semula, dan berkata, “Jangan banyak bergerak. Lukamu belum sepenuhnya kering.”

Merlinda menyentuh perban di lengannya. Gadis itu melukiskan senyuman manis sambil berkata, “Aku akan baik-baik saja. Moses, aku ingin bertanya sesuatu padamu.”

“Ada apa?” tanya Moses dingin.

Merlinda melangkah mendekat. “Kau belum punya kekasih, kan?”

Alis Moses menaut. “Kenapa kau bertanya itu?”

“Kau jawab saja.”

“Jawabannya sudah aku jawab tadi pagi. Kau dilarang ikut campur urusanku.”

“Artinya belum.”

Moses berdecak kesal. “Kau tuli, ya?!”

Tiba-tiba Merlinda mengecup bibir Moses. “Aku sangat mendengar dengan baik setiap kata-katamu. Good night, My Future Boyfriend.”

Mata Moses melebar terkejut di kala Merlinda berani mengecup bibirnya. “Hey!”

Merlinda tetap melangkah pergi meninggalkan kamar Moses, dengan senyuman riang di wajahnya. Moses mendecakkan lidahnya kesal. Pria tampan itu mengembuskan napas sambil menggelengkan kepalanya.

“Gadis itu benar-benar sudah gila,” gumam Moses pelan tersirat kesal.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 5. Jangan Mencari Masalah!

    Satu minggu sudah Merlinda tinggal dengan Moses. Gadis cantik itu selalu bersemangat menyambut Moses setiap kali pria itu pergi. Luka di lengan Merlinda sudah berangsur-angsur membaik. Namun, demi tetap bisa bersama Moses—dia berbohong mengatakan lengannya masih sakit. Untungnya Moses percaya, dan pria itu membiarkan Merlinda untuk tetap tinggal dengannya.Pagi itu, Merlinda duduk berjemur di halaman belakang. Dia memakai celana sangat pendek dan bra model tali leher. Gadis cantik itu sengaja memakai pakaian seksi, demi kulitnya mendapatkan sinar matahari pagi.“Ah, enak sekali berjemur di sini,” gumam Merlinda seraya memejamkan mata sebentar. Angin berembus menyentuh kulitnya, begitu menyejukkan.“Kau sengaja ingin membuat seluruh penjagaku terpesona padamu?” Teguran keras dari Moses yang muncul di halaman belakang, membuat Merlinda sedikit terkejut.Merlinda mengalihkan pandangannya, menatap Moses yang kini ada di hadapannya. “Apa maksudmu, Moses?” tanyanya sambil bangkit berdiri. W

    Last Updated : 2024-02-09
  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 1. Aku Bukan Pencuri

    Mexico City, Mexico. “Nona lari!” Suara seruan seorang pengawal, bersamaan dengan suara ledakan bom keras. Umpatan kasar lolos di bibir ranum gadis cantik—yang bersembunyi di balik dinding yang sudah hancur setengah.Dia—Merlinda Alejandro terpaksa melarikan diri meninggalkan anak buahnya, di kala mendapatkan serangan. Sayangnya, di tengah-tengah pelariannya tiga orang musuh mengejarnya tak membiarkan pergi.Langkah kaki Merlinda terpaksa terhenti di kala dihadang oleh tiga musuh yang menyerangnya. Tampak sepasang iris mata abu-abu gadis berambut merah kecokelatan itu berkilat tajam menunjukkan emosi mendalam.“Pengecut! Kalian semua menyerangku saat ayahku tidak ada!” bentak Merlinda penuh dendam. Akibat serangan ini, banyak anak buahnya yang mati karena ledakan bom yang diletakan di samping rumahnya.Salah satu pria di depan Merlinda menyeringai kejam. “Nyawa harus dibayar oleh nyawa. Ayahmu membunuh Nyonya kami, dan kami pun membalas dengan membunuhmu, Nona Alejandro.”“Fuck! Kali

    Last Updated : 2024-02-09
  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 2. Ternyata Saling Mengenal

    Merlinda membuka matanya di kala sinar matahari menembus jendela, menyentuh wajahnya. Mata gadis cantik itu mengerjap beberapa kali—dan mengendarkan pandangannya—melihat dirinya berada di sebuah kamar megah asing. Kamar yang tidak pernah dia datangi sebelumnya.‘Di mana aku?’ batin Merlinda bersuara. Rasa sakit di lengannya menyerang di kala kesadarannya sudah pulih. Dia merintih, menyentuh lengannya yang kesakitan. Raut wajah Merlinda berubah melihat lengannya diperban. Kepingan memori Merlinda mulai mengingat kejadian di mana dirinya diserang.“Shit!” Merlinda mengumpat di kala mengingat kejadian penyerangan tadi malam.Merlinda mengembuskan napas kasar, berusaha untuk tenang. Lalu … di tengah-tengah perasaan kesal, dia mengingat kejadian di mana dia bersembunyi di sebuah rumah milik pria tampan. Merlinda tidak lupa! Wajah pria tampan itu bahkan sekarang terus berada di dalam benaknya.“Selamat pagi, Nona.” Seorang pelayan melangkah menghampiri Merlinda.Merlinda tersentak dan mem

    Last Updated : 2024-02-09
  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 3. Aturan Moses

    Flash Back On#Berlin, Germany. Bibir saling menaut. Lidahnya membelit. Ciuman penuh nafsu itu sangat menggelora. Tangan Moses meremas keras bokong wanita cantik yang tengah berciuman dengannya. Dia bagaikan singa jantan yang tengah kelaparan akan sentuhan. Tidak ada ciuman cinta perasaan. Hanya nafsu yang melebur menjadi satu.Ciuman panas itu terlepas. Moses membelai lembut pipi wanita yang ada di hadapannya. “Sorry, malam ini mood-ku sedang kurang bagus. Jangan ganggu aku.”“Moses, tapi—” Baru saja wanita itu menjawab ucapan Moses, pria itu sudah pergi meninggalkannya sendiri. Tampak wanita itu sangat kesal.Moses hendak meninggalkan klub malam, tetapi langkahnya terhenti di kala melihat seorang perempuan berpakaian seksi masuk ke dalam klub malam. Perempuan itu memakai dress nyaris telanjang—dan sukses menyita perhatian banyak orang di sana.Moses mengurungkan dirinya untuk pergi dari klub malam itu. Dia memilih duduk di depan kursi bartender sambil menyesap vodka. Dia melihat pe

    Last Updated : 2024-02-09

Latest chapter

  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 5. Jangan Mencari Masalah!

    Satu minggu sudah Merlinda tinggal dengan Moses. Gadis cantik itu selalu bersemangat menyambut Moses setiap kali pria itu pergi. Luka di lengan Merlinda sudah berangsur-angsur membaik. Namun, demi tetap bisa bersama Moses—dia berbohong mengatakan lengannya masih sakit. Untungnya Moses percaya, dan pria itu membiarkan Merlinda untuk tetap tinggal dengannya.Pagi itu, Merlinda duduk berjemur di halaman belakang. Dia memakai celana sangat pendek dan bra model tali leher. Gadis cantik itu sengaja memakai pakaian seksi, demi kulitnya mendapatkan sinar matahari pagi.“Ah, enak sekali berjemur di sini,” gumam Merlinda seraya memejamkan mata sebentar. Angin berembus menyentuh kulitnya, begitu menyejukkan.“Kau sengaja ingin membuat seluruh penjagaku terpesona padamu?” Teguran keras dari Moses yang muncul di halaman belakang, membuat Merlinda sedikit terkejut.Merlinda mengalihkan pandangannya, menatap Moses yang kini ada di hadapannya. “Apa maksudmu, Moses?” tanyanya sambil bangkit berdiri. W

  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 4. Kekasih Masa Depanku!

    “Oh, Tuhan. Dia tampan sekali.”Merlinda masuk ke kamar Moses, di kala pria itu tidak ada di rumah. Dia mengelilingi kamar Moses—menatap foto pria tampan itu. Entah kenapa hatinya terdorong untuk mendatangi kamar pribadi Moses. Well, Merlinda memang sudah gila, di kala mengagumi seorang pria tampan.“Moses sudah punya kekasih belum, ya?” Gadis itu bergumam pelan pada dirinya sendiri. “Ah, punya atau tidak, aku tidak peduli. Paling penting aku bisa di dekatnya.” Lanjutnya sambil memeluk erat foto Moses.“Nona Merlinda?” Pelayan masuk ke dalam kamar Moses, mendapati Merlinda tengah berada di kamar Tuannya.Merlinda tersentak di kala sang pelayan muncul. “Eh, i-iya?”“Maaf, Nona. Apa Anda membutuhkan sesuatu?” tanya pelayan itu seraya melangkah mendekat ke arah Merlinda.Merlinda menggelengkan kepalanya. “Tidak. A-aku tadi hanya jalan-jalan saja, dan tidak sengaja masuk ke kamar Moses. Sekarang aku ingin kembali ke kamarku.”“Silakan, Nona.” Pelayan itu mempersilakan Merlinda yang ingin

  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 3. Aturan Moses

    Flash Back On#Berlin, Germany. Bibir saling menaut. Lidahnya membelit. Ciuman penuh nafsu itu sangat menggelora. Tangan Moses meremas keras bokong wanita cantik yang tengah berciuman dengannya. Dia bagaikan singa jantan yang tengah kelaparan akan sentuhan. Tidak ada ciuman cinta perasaan. Hanya nafsu yang melebur menjadi satu.Ciuman panas itu terlepas. Moses membelai lembut pipi wanita yang ada di hadapannya. “Sorry, malam ini mood-ku sedang kurang bagus. Jangan ganggu aku.”“Moses, tapi—” Baru saja wanita itu menjawab ucapan Moses, pria itu sudah pergi meninggalkannya sendiri. Tampak wanita itu sangat kesal.Moses hendak meninggalkan klub malam, tetapi langkahnya terhenti di kala melihat seorang perempuan berpakaian seksi masuk ke dalam klub malam. Perempuan itu memakai dress nyaris telanjang—dan sukses menyita perhatian banyak orang di sana.Moses mengurungkan dirinya untuk pergi dari klub malam itu. Dia memilih duduk di depan kursi bartender sambil menyesap vodka. Dia melihat pe

  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 2. Ternyata Saling Mengenal

    Merlinda membuka matanya di kala sinar matahari menembus jendela, menyentuh wajahnya. Mata gadis cantik itu mengerjap beberapa kali—dan mengendarkan pandangannya—melihat dirinya berada di sebuah kamar megah asing. Kamar yang tidak pernah dia datangi sebelumnya.‘Di mana aku?’ batin Merlinda bersuara. Rasa sakit di lengannya menyerang di kala kesadarannya sudah pulih. Dia merintih, menyentuh lengannya yang kesakitan. Raut wajah Merlinda berubah melihat lengannya diperban. Kepingan memori Merlinda mulai mengingat kejadian di mana dirinya diserang.“Shit!” Merlinda mengumpat di kala mengingat kejadian penyerangan tadi malam.Merlinda mengembuskan napas kasar, berusaha untuk tenang. Lalu … di tengah-tengah perasaan kesal, dia mengingat kejadian di mana dia bersembunyi di sebuah rumah milik pria tampan. Merlinda tidak lupa! Wajah pria tampan itu bahkan sekarang terus berada di dalam benaknya.“Selamat pagi, Nona.” Seorang pelayan melangkah menghampiri Merlinda.Merlinda tersentak dan mem

  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 1. Aku Bukan Pencuri

    Mexico City, Mexico. “Nona lari!” Suara seruan seorang pengawal, bersamaan dengan suara ledakan bom keras. Umpatan kasar lolos di bibir ranum gadis cantik—yang bersembunyi di balik dinding yang sudah hancur setengah.Dia—Merlinda Alejandro terpaksa melarikan diri meninggalkan anak buahnya, di kala mendapatkan serangan. Sayangnya, di tengah-tengah pelariannya tiga orang musuh mengejarnya tak membiarkan pergi.Langkah kaki Merlinda terpaksa terhenti di kala dihadang oleh tiga musuh yang menyerangnya. Tampak sepasang iris mata abu-abu gadis berambut merah kecokelatan itu berkilat tajam menunjukkan emosi mendalam.“Pengecut! Kalian semua menyerangku saat ayahku tidak ada!” bentak Merlinda penuh dendam. Akibat serangan ini, banyak anak buahnya yang mati karena ledakan bom yang diletakan di samping rumahnya.Salah satu pria di depan Merlinda menyeringai kejam. “Nyawa harus dibayar oleh nyawa. Ayahmu membunuh Nyonya kami, dan kami pun membalas dengan membunuhmu, Nona Alejandro.”“Fuck! Kali

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status