Home / Romansa / Chasing You (Mengejar Cintamu) / Bab 5. Jangan Mencari Masalah!

Share

Bab 5. Jangan Mencari Masalah!

last update Last Updated: 2024-02-09 01:25:40

Satu minggu sudah Merlinda tinggal dengan Moses. Gadis cantik itu selalu bersemangat menyambut Moses setiap kali pria itu pergi. Luka di lengan Merlinda sudah berangsur-angsur membaik. Namun, demi tetap bisa bersama Moses—dia berbohong mengatakan lengannya masih sakit. Untungnya Moses percaya, dan pria itu membiarkan Merlinda untuk tetap tinggal dengannya.

Pagi itu, Merlinda duduk berjemur di halaman belakang. Dia memakai celana sangat pendek dan bra model tali leher. Gadis cantik itu sengaja memakai pakaian seksi, demi kulitnya mendapatkan sinar matahari pagi.

“Ah, enak sekali berjemur di sini,” gumam Merlinda seraya memejamkan mata sebentar. Angin berembus menyentuh kulitnya, begitu menyejukkan.

“Kau sengaja ingin membuat seluruh penjagaku terpesona padamu?” Teguran keras dari Moses yang muncul di halaman belakang, membuat Merlinda sedikit terkejut.

Merlinda mengalihkan pandangannya, menatap Moses yang kini ada di hadapannya. “Apa maksudmu, Moses?” tanyanya sambil bangkit berdiri. Wajah gadis itu memasang tampang tak bersalah sama sekali.

Moses menatap dingin penampilan Merlinda. “Lihat pakaian yang kau pakai! Kau berjemur di halaman belakang! Tempat ini banyak dilalui penjagaku! Kau sengaja ingin membuat penjagaku terpesona pada tubuhmu?”

Mendengar ucapan Moses, membuat Merlinda mengalihkan pandangannya, menatap tubuhnya sendiri. “Kenapa dengan pakaianku, Moses? Aku sedang berjemur. Tadi malah aku berpikir untuk melepas bra-ku, tapi tidak jadi. Aku tidak tertarik pada penjagamu. Kau kan tahu aku hanya tertarik padamu saja.”

Moses mengembuskan napas panjang. Dia lupa gadis di depannya ini sudah gila. Jadi, apa yang dipikirkan gadis itu tetap gila dan konyol. Tanpa sengaja, tatapan Moses teralih pada tato kecil di tubuh Merlinda.

“Kenapa kau menato tubuhmu?” Entah kenapa, pertanyaan ini lolos begitu saja di mulut Moses.

Merlinda menatap tato di tubuhnya sendiri. “Aku suka dengan tato. Aku lihat, kau juga punya tato. Jadi kita sama. Bagaimana kita buat tato gambar yang sama, Moses?” tanyanya sangat antusias di kala mendapatkan ide, membuat tato gambar yang sama dengan Moses.

Moses berdecak mendengar ide konyol Merlinda. “Gila! Bicara denganmu membuat otakku tidak waras.” Lalu, Moses berbalik dan memutuskan pergi dari sana, tapi langkahnya terhenti di kala Merlinda memeluk lengannya.

“Moses, tunggu, kau mau pergi ke mana?” tanya Merlinda cepat ingin tahu ke mana pria itu pergi.

“Aku memiliki urusan di luar.” Moses menyingkirkan tangan Merlinda yang memeluk lengannya.

“Aku ikut! Aku bosan di rumah, Moses.” Merlinda menatap permohonan Moses.

“Jika kau bosan di sini, kau pulang saja ke rumahmu. Sopirku akan mengantarmu pulang,” balas Moses mengusir Merlinda untuk pulang.

Merlinda menggeleng sambil mengusap lengannya. Gadis cantik dan cerdik itu mengeluarkan kalimat dusta, “Lenganku belum sepenuhnya pulih. Jadi, biarkan aku di sini. Lagi pula, aku bukan bosan di dekatmu. Aku bosan berdiam diri di rumah. Itu kenapa aku memintamu untuk ikut. Aku janji tidak akan membuat ulah. Aku akan patuh padamu, Moses. Aku mohon ajak aku pergi.”

Moses terdiam sejenak menatap dingin dan jengkel Merlinda yang memelas padanya. Dia ingin menolak permintaan gadis itu, tapi entah kenapa hatinya merasakan iba. Wajar saja jika Merlinda bosan. Satu minggu ini, Merlinda hanya berdiam di rumahnya. Bisa saja Moses mengusir Merlinda, tapi dia tidak tega. Terlebih kondisi gadis itu sedang terluka.

“Kau janji tidak akan membuat ulah?” Moses mengulangi ucapan Merlinda.

Merlinda mengangguk antusias. “Iya, aku janji tidak akan membuat ulah, Moses. Aku akan patuh padamu.”

“Baiklah, kau boleh ikut. Nanti kita sekalian beli pakaian ganti untukmu,” ucap Moses dingin dan datar.

Merlinda semeringah bahagia. “Thank you, Moses! Kau memang sangat baik dan peduli padaku.”

Moses tak mengindahkan ucapan Merlinda. Dia melangkah pergi, dan gadis itu segera menyusul Moses terburu-buru. Tentu, Merlinda harus mengganti pakaiannya lebih dulu. Gadis itu tak mungkin hanya memakai celana pendek dan bra saja. Sebenarnya, Merlinda tidak memusingkan pakaiannya, tapi Moses yang tak suka melihat Merlinda berpenampilan terbuka. Entah karena apa, yang pasti bentuk rasa tak suka Moses diibaratkan kepedulian bagi gadis itu.

***

“Kau tunggu di sini. Aku Akan bertemu dengan client-ku di restoran seberang. Ini kartuku. Pinnya 888888.” Moses menyerahkan black card miliknya pada Merlinda. Pria itu meminta Merlinda untuk menunggu di restoran lain. Moses tak ingin ada gossip tentangnya yang bersama seorang gadis muda. Itu yang membuatnya meminta Merlinda menunggunya di restoran berbeda.

Merlinda menerima black card Moses. “Kau yakin memberikan black card-mu padaku, Moses? Kau tidak takut aku menggunakan kartumu untuk membeli banyak barang?” tanyanya takjub pada Moses yang percaya padanya.

“Sifat seseorang bisa dilihat dari cara orang tersebut menyerahkan sesuatu benda penting. Jika kau tidak bijak menggunakan kartuku, maka aku mampu mengukur sifatmu. Aku yang mengajakmu ke sini, meski kau yang memaksa, tetap aku bertanggung jawab. Memangnya kalau aku tidak meninggalkan kartu, bagaimana caramu membeli makanan? Yang aku tahu, kau tidak membawa apa pun saat datang ke rumahku,” balas Moses dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi.

Merlinda tersenyum manis. “Benar sekali. Aku tidak membawa apa pun. Kan aku bersembunyi di tempatmu, karena aku kecopetan. Jadi ponsel dan dompetku sudah hilang.”

Moses tak mengindahkan ucapan Merlinda. “Aku harus meeting sekarang dengan client-ku. Kau tunggu aku di restoran yang sudah aku pilih untukmu. Kau jangan membuat masalah.”

Merlinda mengangguk patuh. “Ya, Moses. Aku akan menunggumu.”

Tanpa lagi berkata, Moses melangkah pergi meninggalkan tempat itu. Merlinda memilih untuk duduk di restoran yang dipilih Moses. Dia memesan steak dan wine. Untungnya, Moses tidak pelit. Jadi, Merlinda bisa makan sepuasnya.

Tak sampai tiga puluh menit, makanan yang dipesan Merlinda terhidang. Gadis itu menyantap dengan lahap makanan yang sudah disajikan. Namun, di tengah-tengah Merlinda makan—tiba-tiba terdengar suara keributan. Detik itu juga, Merlinda mengalihkan pandangannya menatap adegan di mana seorang wanita melabrak suaminya yang berselingkuh.

“Kenapa kau tega mengkhianataiku?!”

“Pergi kau, Sialan! Aku sudah bosan padamu!”

“Tapi kita punya anak. Aku mohon jangan tinggalkan aku dan anak kita.”

Plakkk

Tamparan keras dilayangkan pria itu sukses membuat sang istri tersungkur.

Merlinda terkejut melihat ada pria yang kasar pada wanita. Apalagi posisinya sudah menjadi sepasang suami istri. Merlinda bangkit berdiri, meninggalkan kursinya. Dia menghampiri pria asing yang berani menampar seorang wanita.

“Hey! Berani sekali kau melukai istrimu!” bentak Merlinda menatap tajam pria itu, dan membantu wanita yang ditampar untuk bangkit berdiri.

“Kau siapa! Jangan ikut campur!” seru pria itu emosi.

Merlinda tersenyum sinis. “Lebih baik kau ganti kelaminmu. Dia istrimu, kan? Kau melukai istrimu demi seorang pelacur. Murahan sekali.”

Pria itu mengumpat kasar. “Kurang ajar! Berani sekali kau!”

Pria itu terpancing emosi akibat kata-kata Merlinda. Dia hendak ingin menampar, tapi sayangnya tangannya sudah langsung ditepis kasar oleh Merlinda. Emosinya semakin menjadi. Dia meninju Merlinda, tapi alih-alih membuat gadis itu tersungkur, malah dirinya yang ditendang—hingga membuat meja menjadi hancur.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 1. Aku Bukan Pencuri

    Mexico City, Mexico. “Nona lari!” Suara seruan seorang pengawal, bersamaan dengan suara ledakan bom keras. Umpatan kasar lolos di bibir ranum gadis cantik—yang bersembunyi di balik dinding yang sudah hancur setengah.Dia—Merlinda Alejandro terpaksa melarikan diri meninggalkan anak buahnya, di kala mendapatkan serangan. Sayangnya, di tengah-tengah pelariannya tiga orang musuh mengejarnya tak membiarkan pergi.Langkah kaki Merlinda terpaksa terhenti di kala dihadang oleh tiga musuh yang menyerangnya. Tampak sepasang iris mata abu-abu gadis berambut merah kecokelatan itu berkilat tajam menunjukkan emosi mendalam.“Pengecut! Kalian semua menyerangku saat ayahku tidak ada!” bentak Merlinda penuh dendam. Akibat serangan ini, banyak anak buahnya yang mati karena ledakan bom yang diletakan di samping rumahnya.Salah satu pria di depan Merlinda menyeringai kejam. “Nyawa harus dibayar oleh nyawa. Ayahmu membunuh Nyonya kami, dan kami pun membalas dengan membunuhmu, Nona Alejandro.”“Fuck! Kali

    Last Updated : 2024-02-09
  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 2. Ternyata Saling Mengenal

    Merlinda membuka matanya di kala sinar matahari menembus jendela, menyentuh wajahnya. Mata gadis cantik itu mengerjap beberapa kali—dan mengendarkan pandangannya—melihat dirinya berada di sebuah kamar megah asing. Kamar yang tidak pernah dia datangi sebelumnya.‘Di mana aku?’ batin Merlinda bersuara. Rasa sakit di lengannya menyerang di kala kesadarannya sudah pulih. Dia merintih, menyentuh lengannya yang kesakitan. Raut wajah Merlinda berubah melihat lengannya diperban. Kepingan memori Merlinda mulai mengingat kejadian di mana dirinya diserang.“Shit!” Merlinda mengumpat di kala mengingat kejadian penyerangan tadi malam.Merlinda mengembuskan napas kasar, berusaha untuk tenang. Lalu … di tengah-tengah perasaan kesal, dia mengingat kejadian di mana dia bersembunyi di sebuah rumah milik pria tampan. Merlinda tidak lupa! Wajah pria tampan itu bahkan sekarang terus berada di dalam benaknya.“Selamat pagi, Nona.” Seorang pelayan melangkah menghampiri Merlinda.Merlinda tersentak dan mem

    Last Updated : 2024-02-09
  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 3. Aturan Moses

    Flash Back On#Berlin, Germany. Bibir saling menaut. Lidahnya membelit. Ciuman penuh nafsu itu sangat menggelora. Tangan Moses meremas keras bokong wanita cantik yang tengah berciuman dengannya. Dia bagaikan singa jantan yang tengah kelaparan akan sentuhan. Tidak ada ciuman cinta perasaan. Hanya nafsu yang melebur menjadi satu.Ciuman panas itu terlepas. Moses membelai lembut pipi wanita yang ada di hadapannya. “Sorry, malam ini mood-ku sedang kurang bagus. Jangan ganggu aku.”“Moses, tapi—” Baru saja wanita itu menjawab ucapan Moses, pria itu sudah pergi meninggalkannya sendiri. Tampak wanita itu sangat kesal.Moses hendak meninggalkan klub malam, tetapi langkahnya terhenti di kala melihat seorang perempuan berpakaian seksi masuk ke dalam klub malam. Perempuan itu memakai dress nyaris telanjang—dan sukses menyita perhatian banyak orang di sana.Moses mengurungkan dirinya untuk pergi dari klub malam itu. Dia memilih duduk di depan kursi bartender sambil menyesap vodka. Dia melihat pe

    Last Updated : 2024-02-09
  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 4. Kekasih Masa Depanku!

    “Oh, Tuhan. Dia tampan sekali.”Merlinda masuk ke kamar Moses, di kala pria itu tidak ada di rumah. Dia mengelilingi kamar Moses—menatap foto pria tampan itu. Entah kenapa hatinya terdorong untuk mendatangi kamar pribadi Moses. Well, Merlinda memang sudah gila, di kala mengagumi seorang pria tampan.“Moses sudah punya kekasih belum, ya?” Gadis itu bergumam pelan pada dirinya sendiri. “Ah, punya atau tidak, aku tidak peduli. Paling penting aku bisa di dekatnya.” Lanjutnya sambil memeluk erat foto Moses.“Nona Merlinda?” Pelayan masuk ke dalam kamar Moses, mendapati Merlinda tengah berada di kamar Tuannya.Merlinda tersentak di kala sang pelayan muncul. “Eh, i-iya?”“Maaf, Nona. Apa Anda membutuhkan sesuatu?” tanya pelayan itu seraya melangkah mendekat ke arah Merlinda.Merlinda menggelengkan kepalanya. “Tidak. A-aku tadi hanya jalan-jalan saja, dan tidak sengaja masuk ke kamar Moses. Sekarang aku ingin kembali ke kamarku.”“Silakan, Nona.” Pelayan itu mempersilakan Merlinda yang ingin

    Last Updated : 2024-02-09

Latest chapter

  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 5. Jangan Mencari Masalah!

    Satu minggu sudah Merlinda tinggal dengan Moses. Gadis cantik itu selalu bersemangat menyambut Moses setiap kali pria itu pergi. Luka di lengan Merlinda sudah berangsur-angsur membaik. Namun, demi tetap bisa bersama Moses—dia berbohong mengatakan lengannya masih sakit. Untungnya Moses percaya, dan pria itu membiarkan Merlinda untuk tetap tinggal dengannya.Pagi itu, Merlinda duduk berjemur di halaman belakang. Dia memakai celana sangat pendek dan bra model tali leher. Gadis cantik itu sengaja memakai pakaian seksi, demi kulitnya mendapatkan sinar matahari pagi.“Ah, enak sekali berjemur di sini,” gumam Merlinda seraya memejamkan mata sebentar. Angin berembus menyentuh kulitnya, begitu menyejukkan.“Kau sengaja ingin membuat seluruh penjagaku terpesona padamu?” Teguran keras dari Moses yang muncul di halaman belakang, membuat Merlinda sedikit terkejut.Merlinda mengalihkan pandangannya, menatap Moses yang kini ada di hadapannya. “Apa maksudmu, Moses?” tanyanya sambil bangkit berdiri. W

  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 4. Kekasih Masa Depanku!

    “Oh, Tuhan. Dia tampan sekali.”Merlinda masuk ke kamar Moses, di kala pria itu tidak ada di rumah. Dia mengelilingi kamar Moses—menatap foto pria tampan itu. Entah kenapa hatinya terdorong untuk mendatangi kamar pribadi Moses. Well, Merlinda memang sudah gila, di kala mengagumi seorang pria tampan.“Moses sudah punya kekasih belum, ya?” Gadis itu bergumam pelan pada dirinya sendiri. “Ah, punya atau tidak, aku tidak peduli. Paling penting aku bisa di dekatnya.” Lanjutnya sambil memeluk erat foto Moses.“Nona Merlinda?” Pelayan masuk ke dalam kamar Moses, mendapati Merlinda tengah berada di kamar Tuannya.Merlinda tersentak di kala sang pelayan muncul. “Eh, i-iya?”“Maaf, Nona. Apa Anda membutuhkan sesuatu?” tanya pelayan itu seraya melangkah mendekat ke arah Merlinda.Merlinda menggelengkan kepalanya. “Tidak. A-aku tadi hanya jalan-jalan saja, dan tidak sengaja masuk ke kamar Moses. Sekarang aku ingin kembali ke kamarku.”“Silakan, Nona.” Pelayan itu mempersilakan Merlinda yang ingin

  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 3. Aturan Moses

    Flash Back On#Berlin, Germany. Bibir saling menaut. Lidahnya membelit. Ciuman penuh nafsu itu sangat menggelora. Tangan Moses meremas keras bokong wanita cantik yang tengah berciuman dengannya. Dia bagaikan singa jantan yang tengah kelaparan akan sentuhan. Tidak ada ciuman cinta perasaan. Hanya nafsu yang melebur menjadi satu.Ciuman panas itu terlepas. Moses membelai lembut pipi wanita yang ada di hadapannya. “Sorry, malam ini mood-ku sedang kurang bagus. Jangan ganggu aku.”“Moses, tapi—” Baru saja wanita itu menjawab ucapan Moses, pria itu sudah pergi meninggalkannya sendiri. Tampak wanita itu sangat kesal.Moses hendak meninggalkan klub malam, tetapi langkahnya terhenti di kala melihat seorang perempuan berpakaian seksi masuk ke dalam klub malam. Perempuan itu memakai dress nyaris telanjang—dan sukses menyita perhatian banyak orang di sana.Moses mengurungkan dirinya untuk pergi dari klub malam itu. Dia memilih duduk di depan kursi bartender sambil menyesap vodka. Dia melihat pe

  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 2. Ternyata Saling Mengenal

    Merlinda membuka matanya di kala sinar matahari menembus jendela, menyentuh wajahnya. Mata gadis cantik itu mengerjap beberapa kali—dan mengendarkan pandangannya—melihat dirinya berada di sebuah kamar megah asing. Kamar yang tidak pernah dia datangi sebelumnya.‘Di mana aku?’ batin Merlinda bersuara. Rasa sakit di lengannya menyerang di kala kesadarannya sudah pulih. Dia merintih, menyentuh lengannya yang kesakitan. Raut wajah Merlinda berubah melihat lengannya diperban. Kepingan memori Merlinda mulai mengingat kejadian di mana dirinya diserang.“Shit!” Merlinda mengumpat di kala mengingat kejadian penyerangan tadi malam.Merlinda mengembuskan napas kasar, berusaha untuk tenang. Lalu … di tengah-tengah perasaan kesal, dia mengingat kejadian di mana dia bersembunyi di sebuah rumah milik pria tampan. Merlinda tidak lupa! Wajah pria tampan itu bahkan sekarang terus berada di dalam benaknya.“Selamat pagi, Nona.” Seorang pelayan melangkah menghampiri Merlinda.Merlinda tersentak dan mem

  • Chasing You (Mengejar Cintamu)    Bab 1. Aku Bukan Pencuri

    Mexico City, Mexico. “Nona lari!” Suara seruan seorang pengawal, bersamaan dengan suara ledakan bom keras. Umpatan kasar lolos di bibir ranum gadis cantik—yang bersembunyi di balik dinding yang sudah hancur setengah.Dia—Merlinda Alejandro terpaksa melarikan diri meninggalkan anak buahnya, di kala mendapatkan serangan. Sayangnya, di tengah-tengah pelariannya tiga orang musuh mengejarnya tak membiarkan pergi.Langkah kaki Merlinda terpaksa terhenti di kala dihadang oleh tiga musuh yang menyerangnya. Tampak sepasang iris mata abu-abu gadis berambut merah kecokelatan itu berkilat tajam menunjukkan emosi mendalam.“Pengecut! Kalian semua menyerangku saat ayahku tidak ada!” bentak Merlinda penuh dendam. Akibat serangan ini, banyak anak buahnya yang mati karena ledakan bom yang diletakan di samping rumahnya.Salah satu pria di depan Merlinda menyeringai kejam. “Nyawa harus dibayar oleh nyawa. Ayahmu membunuh Nyonya kami, dan kami pun membalas dengan membunuhmu, Nona Alejandro.”“Fuck! Kali

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status