Izinkan Suamimu Menikah Lagi

Izinkan Suamimu Menikah Lagi

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-30
Oleh:  Farid-ha  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
116Bab
76.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Blurb "Izinkanlah suamimu menikah lagi." Nabila Salsabila seorang menantu yang sangat berbakti pada mertua juga menurut pada suami. Secara tiba-tiba diminta mertua untuk mengikhlaskan suaminya menikah lagi dengan perempuan lain. Alasan klasik yang membuat Bu Saropah memaksa anaknya menikah lagi. Nabila belum bisa memberikan keturunan untuknya. Biasanya, seorang mertua akan mencari calon istri yang terbaik untuk anaknya. Tapi, berbeda dengan Bu Saropah. Wanita itu memilih Nunik— seorang perempuan yang telah memiliki anak down sindrom. Apa Bu Saropah tidak takut keturunannya nanti akan cacat? Lalu, alasan apa yang membuat Bu Saropah memilih Nunik menjadi menantu keduanya? Ikuti kisahnya di sini. Bagaimana Nabila menyikapi permintaan konyol Ibu mertuanya?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Permintaan Konyol Ibu Mertua

Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 1"Nabila. Izinkan suamimu menikah lagi, Nak." Permintaan Ibu mertua serasa suara petir di siang bolong yang menyambar telingaku. Aku tersentak kaget mendengarnya. Sehingga tanpa sadar gelas yang berisi jus wortel untuk ibu pun terjatuh ke lantai. Gelas itu hancur seiring dengan remuknya hati ini. Delapan tahun aku mengabdikan diri pada suami dan ibu mertua yang sudah kuanggap ibu kandung sendiri. Tapi, siang ini beliau tega memintaku melakukan hal konyol tersebut. Apa yang saat ini beliau pikirkan? Segera ku bersihkan serpihan beling dengan perasaan hancur serupa pecahan gelas ini. Aku tidak menyangka ibu akan mengatakan hal itu. Hal yang sama sekali tidak ingin aku dengar dalam hidup ini."Nabila. Duduk dulu, Nak." Ibu menarik kursi yang ada di sebelahnya. Lalu, tempat duduk itu pun ditepuknya setelah melihatku kembali masuk ke dapur usai membuang sampah."Maaf jusnya tumpah, Bu." Hanya itu kata yang mampu ke luar dari bibir ini setelah duduk di de

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Harsa Amerta Nawasena
Kurang suka dengan sikap suami yang tak bisa bersikap dewasa antara ibu dan istri
2024-01-27 13:09:04
1
116 Bab

Permintaan Konyol Ibu Mertua

Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 1"Nabila. Izinkan suamimu menikah lagi, Nak." Permintaan Ibu mertua serasa suara petir di siang bolong yang menyambar telingaku. Aku tersentak kaget mendengarnya. Sehingga tanpa sadar gelas yang berisi jus wortel untuk ibu pun terjatuh ke lantai. Gelas itu hancur seiring dengan remuknya hati ini. Delapan tahun aku mengabdikan diri pada suami dan ibu mertua yang sudah kuanggap ibu kandung sendiri. Tapi, siang ini beliau tega memintaku melakukan hal konyol tersebut. Apa yang saat ini beliau pikirkan? Segera ku bersihkan serpihan beling dengan perasaan hancur serupa pecahan gelas ini. Aku tidak menyangka ibu akan mengatakan hal itu. Hal yang sama sekali tidak ingin aku dengar dalam hidup ini."Nabila. Duduk dulu, Nak." Ibu menarik kursi yang ada di sebelahnya. Lalu, tempat duduk itu pun ditepuknya setelah melihatku kembali masuk ke dapur usai membuang sampah."Maaf jusnya tumpah, Bu." Hanya itu kata yang mampu ke luar dari bibir ini setelah duduk di de
Baca selengkapnya

Aku Egois?

Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 2."Mas, seandainya aku tidak mengizinkan kamu nikah lagi gimana?" tanyaku sebelum Mas Fathan masuk ke kamar mandi.Laki-laki yang baru pulang kerja itu berbalik badan. Lalu, membawa langkahnya menuju tempat duduk kembali. "Apa alasan kamu tidak mengizinkan aku menikah lagi, Nabila?" Pertanyaan itu diucapkan dengan penuh penekanan. Amarah terlihat jelas di wajahnya.Kenapa dia harus marah? Apa poligami itu bukan hanya keinginan Ibu, tapi juga hasratnya? Ya Allah … benarkah praduga ini? "Simple. Karena aku tidak mau dimadu!" Aku bangkit dari posisi berdiri. Kini posisi kami sejajar dengan jarak hanya hanya beberapa jengkal. Mata kami pun saling menatap tajam. Aku tahu ini salah karena menantang suami. Tidak seharusnya istri melawan suami. Namun, rasa sakit di dalam sini tidak lagi dapat aku sembunyikan. Biarlah Mas Fathan tahu kalau aku marah dengan keputusan sepihaknya itu. "Kamu egois, Nabila! Sudah tidak punya anak, tapi menghalangi aku untuk men
Baca selengkapnya

Siapa yang Datang?

Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 3Kami masih duduk di kursi makan meskipun, piring-piring kami telah tandas isinya. Dan aku masih belum niat membersihkan meja makannya. Saat ini menyerang Ibu mertua dan Mas Fathan lebih menarik bagiku dari pada beres-beres usai makan."Kenapa Ibu harus kehilangan jatah bulanan? Tidak bisa dong. Ibu akan tetap mendapatkan uang jajan kan, Than?" Wanita setengah umur yang tadi sempat kaget mendengar pertanyaanku hingga melongo, kini menatap anaknya dengan penuh pengharapan. Mas Fathan pun mengangguk. Aku diam masih menjadi pendengar dan pengamat. "Tidak bisa begitu dong, Bila. Kalau Ibu tidak dikasih dari aku mau dapat uang dari mana? Kan Ibu tidak ada yang mencarikan nafkah." Ucapan Mas Fathan diamini ibunya."Kalau begitu, mulai sekarang kamu harus siap-siap mencari pekerjaan sampingan, Mas. Masa gajimu yang hanya segitu harus dibagi empat? Aku tidak mau. Sebab, selama masih menjadi istrimu, aku pun tidak mau jatah bulanan untukku dipotong," kataku
Baca selengkapnya

Simbiosis Mutualisme

Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 4Aku terpaku menatap sosok di depan pintu. Benarkah dia calon maduku? Aku kira yang datang adalah wanita cantik yang agresif atau seseorang yang terlihat berkelas. Dugaanku salah. Di depanku, berdiri seorang wanita dengan wajah dan tampilan yang sederhana. Dia menatapku dengan seulas senyum. Di sampingnya berdiri seorang bocah perempuan down sindrom. Terlihat dari wajahnya — seribu wajah. "Assalamualaikum, Mbak Nabila. Kenalkan nama saya Nunik." Suara lembut wanita itu mampu membuatku mengalihkan pandangan. Kujawab salamnya seraya menerima uluran tangan perempuan tersebut. Aku bersalaman dengan kepala penuh tanda tanya. Siapa wanita ini? Apa saja yang telah Ibu katakan pada Nunik? Sehinga dia langsung bisa mengetahui namaku. Seharusnya, aku tidak perlu merasa aneh apabila ia mengetahui namaku lebih dahulu, tidak menutup kemungkinan Ibu sudah menceritakan segalanya pada wanita di hadapan. Apa mereka sudah lama saling mengenal dan diam-diam sudah memp
Baca selengkapnya

Apa yang Mereka Sembunyikan?

Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 5.Kami sudah duduk melingkar di meja makan. Dan Mas Fathan pun sudah kembali. Entah dari mana.Aku terus menatap Nunik yang sedang mengambil makanan untuk anaknya. Seandainya, dia bukan calon orang ketiga dalam rumah tangga kami, bisa dipastikan aku akan bersahabat dengannya. Dia wanita kuat dan hebat yang sanggup mengemban amanah menjaga anak berkebutuhan khusus. Sayangnya, rasa simpati itu memudar ketika mendengar dia siap menjadi maduku. "Fathan itu sangat suka sambal hati ampela selain tumis cumi cabe hijau." Ibu menatap Nunik yang sudah selesai menyiapkan makanan untuk anaknya.Wanita berkerudung merah itu menatap ibu dengan serius."Benarkah, Bu? Berarti sama seleranya dengan Risma. Itu artinya ...." Nunik menghentikan ucapannya ketika ia melirik ke arahku. Lalu, ia senyum-senyum sendiri. Entah apa yang dipikirkan? "Namanya juga …." Ibu segera menutup mulut saat Mas Fathan melotot ke arah ibunya. "Ibu dan Mbak Nunik mau ngomong apa? Kenapa t
Baca selengkapnya

Calon Madu.

Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 6Dengan enggan aku membuka pintu kamar. Wajah sumringah Ibu muncul di hadapan. Apa yang membuatnya tampak bahagia? Apa mereka sudah membahas tentang hari pernikahan itu? "Ibu mau minta tolong sama kamu, Nak. Tolong siapkan kamar untuk Nunik dan anaknya, Sayang." Tanpa rasa bersalah Ibu ngomong demikian. Nunik mau nginep? Makin ngelunjak kan? Memangnya di sini ada kamar berapa? Memangnya aku akan mengizinkan? Tidak! Dulu, apa pun yang diperintahkan oleh Ibu aku akan menurutinya. Tapi, kalau sekarang. Jangan harap. Sudah saatnya aku menunjukan kekuasaan."Nunik mau menginap di sini, Bu?" Tatapan tajamku mengarah pada iris berwarna hitam milik Ibu. Ibu mengangguk ragu-ragu."Bu. Di sini hanya ada dua kamar. Apa Ibu bersedia satu kasur dengan Nunik dan anaknya?" Ibu menggelengkan kepala.Aku pun sudah menduga jawabannya. Ibu pasti menolak. Sebab di kamar Ibu ranjangnya kecil. Sesuai keinginananya waktu itu."Lalu, Nunik suruh tidur di mana? Kan di sini
Baca selengkapnya

Mari Kita Buat Perjanjian.

Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 7 Mas Fathan pulang selang tak berapa lama setelah kutelepon. Terdengar deru motornya. Namun, aku tidak berniat menyambutnya seperti biasa. Biarlah, toh sebentar lagi dia akan menikah. Dan aku akan membiasakan tanpa dirinya."Nabila di mana, Bu?" Dari balik pintu kamar, kudengar suara Mas Fathan yang serak. Apa yang terjadi dengannya? Dari mana saja dia? "Istrimu ada di kamar. Than, jangan lupa nanti ke luar lagi. Kita harus merembukkan segala sesuatunya saat ini. Tadi istrimu juga sudah setuju." Suara Ibu terdengar jelas. Semangat sekali ibu mertua hendak menjodohkan Mas Fathan dengan Nunik. Tidak kudengar jawaban dari Mas Fathan.Derap langkah Mas Fathan semakin dekat. Tak lama kemudian kenop pintu diputarnya. Dengan wajah kusut dan langkah gontai mas Fathan masuk ke kamar.Dia menatapku sejenak sembari menutup pintu kembali. Aku yang sedang duduk di bibir ranjang menyambutnya dengan seulas senyum."Apa yang sebenarnya terjadi, Mas?" Mas Fathan
Baca selengkapnya

Perjanjian Hitam di Atas Putih

Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 8Kami sudah berkumpul di ruang tengah. Bu RT yang merangkap sahabatku pun sudah duduk di antara kami. Awalnya, Ibu kaget serta bingung saat melihat kedatangan Bu RT malam-malam begini. Namun, aku acuh terhadap reaksi mertua. "Aku sengaja mengumpulkan kalian di sini sebab ingin menyampaikan sesuatu." Semua mata menatapku dengan seksama. Segera, kubetulkan posisi duduk dengan tegak lurus."Untuk apa ya, Mbak kita dikumpulkan? Kalau untuk membahas pernikahan kenapa harus ada orang lain di sini?" Lihatlah calon adik maduku itu, perempuan dengan tingkat percaya diri yang tinggi sekali. Dia pikir aku mau ikut campur tentang teknik pernikahannya. Ogah! "Beliau bukan orang lain. Namun, Bu RT. Aku sengaja mengundangnya untuk menjadi saksi atas perjanjian kita." Bu RT— Asyila mengangguk saat mata Nunik menatapnya lekat."Perjanjian?" tanya Ibu dan Nunik secara bersamaan. Aku mengangguk dengan senyum penuh kemenangan.Lalu, kukeluarkan kertas putih dari saku
Baca selengkapnya

Pertengkaran Hebat

Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 9"Tidak! Ibu tidak mau kalian menikah secara siri. Itu tidak adil untukmu, Nunik. Ibu mau kamu menikah dengan Fathan secara resmi di mata negara. Agar kamu memiliki hak yang sama dengan Nabila." Napas Ibu terengah-engah. Emosi sedang menguasai dirinya. Semua terdiam saat satu persatu wajah kami ditatap tajam oleh Ibu.Aku kembali membetulkan posisi duduk. Kali ini kaki kanan kusilangkan. Lalu, kedua tangan kulipat di depan dada. Saat ini aku hanya ingin menjadi penonton dari mereka."Tapi, Mbak Nabila tidak mau membuat surat izin poligami kalau kita tidak mau menandatangani surat perjanjian itu, Bu." Nunik merajuk. Suaranya dibuat semanja mungkin. Tatapannya diarahkan kepadaku. Kubalas dengan senyum meremehkan. "Kamu tenang saja. Nabila akan menjadi urusan Ibu." Bu Saropah berusaha menyakinkan calon menantunya. Dengan penuh percaya diri Nunik mengangguk, tanda setuju. Dia pikir gampang menaklukkan aku? Tidak semudah itu Marimar!Aku masih diam. Ing
Baca selengkapnya

Nunik Terlalu Percaya Diri

Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 10Hatiku hancur kembali setelah mendengar kabar dari Mas Fathan. Tanpa sadar air mataku pun menetes membasahi pipi. Namun, aku tidak boleh terlalu sedih di sini. Aku harus segera ke rumah sakit. Suamiku butuh dukunganku. Kamu harus kuat, Mas! Tunggu aku, Sayang.Tidak membuang waktu lama, aku lekas Mengganti baju. Tidak mungkin ke rumah sakit dengan mengenakan piyama.Segera, kuambil tas cangklong dari lemari kaca. Lalu, segala keperluan administrasi rumah sakit pun segera kumasukkan ke dalamnya. Tidak lupa uang dan ATM. "Mau ke mana kamu, Nabila?" Suara Ibu menghentikan langkahku. Kutatap sekilas Bu Saropah yang sedang memandangku penuh selidik. Dinilainya penampilanku dari ujung kepala hingga kaki. Aku mengatur napas sejenak sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Ibu."Mbak, mau ke mana malam-malam begini? Ingat, seorang wanita itu tidak baik keluar tanpa mahramnya. Sementara, Mas Fathan tidak ada di rumah." Belum sempat aku menjawab pertanyaan Ibu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status