Home / Rumah Tangga / Izinkan Suamimu Menikah Lagi / Permintaan Konyol Ibu Mertua

Share

Izinkan Suamimu Menikah Lagi
Izinkan Suamimu Menikah Lagi
Author: Farid-ha

Permintaan Konyol Ibu Mertua

Author: Farid-ha
last update Last Updated: 2023-02-26 20:13:35

Izinkan Suamimu Menikah Lagi

Bab 1

"Nabila. Izinkan suamimu menikah lagi, Nak." Permintaan Ibu mertua serasa suara petir di siang bolong yang menyambar telingaku. Aku tersentak kaget mendengarnya. Sehingga tanpa sadar gelas yang berisi jus wortel untuk ibu pun terjatuh ke lantai. 

Gelas itu hancur seiring dengan remuknya hati ini. Delapan tahun aku mengabdikan diri pada suami dan ibu mertua yang sudah kuanggap ibu kandung sendiri. Tapi, siang ini beliau tega memintaku melakukan hal konyol tersebut. Apa yang saat ini beliau pikirkan? 

Segera ku bersihkan serpihan beling dengan perasaan hancur serupa pecahan gelas ini. Aku tidak menyangka ibu akan mengatakan hal itu. Hal yang sama sekali tidak ingin aku dengar dalam hidup ini.

"Nabila. Duduk dulu, Nak." Ibu menarik kursi yang ada di sebelahnya. Lalu, tempat duduk itu pun ditepuknya setelah melihatku kembali masuk ke dapur usai membuang sampah.

"Maaf jusnya tumpah, Bu." Hanya itu kata yang mampu ke luar dari bibir ini setelah duduk di dekat Bu Saropah — ibu mertuaku. 

"Nggak papa, Nduk. Itu semua memang salah Ibu. Wajar kalau kamu kaget hingga tanpa sadar menjatuhkan gelas. Ibu tidak mempermasalahkan itu, Nak. Ibu hanya minta satu hal saja. Sekali lagi Ibu mohon dengan sangat padamu, Nak. Izinkan Fathan menikah lagi, Sayang. Hanya dia harapan Ibu satu-satunya." Ibu menggenggam kedua telapak tangan ini. 

Aku terdiam. Tidak tahu lagi harus berkata apa, sebab di dalam sini ada yang sedang remuk redam. Aku merasakan sesak seketika. Serasa ada batu besar yang ditekan dengan kekuatan penuh ke arah dada ini. 

Delapan tahun bersama Ibu dan Mas Fathan dalam suka maupun duka. Bahkan tanpa syarat aku menerima mereka yang tidak memberikan modal apa-apa dalam pernikahan ini. Lalu, tiba-tiba kini ibu meminta aku mengizinkan anaknya membawa masuk orang ketiga. Di mana hati dan perasaan Ibu?

 Kenapa Ibu tidak bisa bersabar sedikit saja? Atau setidaknya memberikan aku batas waktu. Apabila sampai batas yang ditentukan aku belum bisa memberikan cucu maka Mas Fathan akan berpoligami, misalnya. Sepertinya itu lebih bisa aku terima dan tentu aku lebih mempersiapkan diri jauh-jauh hari dari pada yang secara tiba-tiba seperti ini. Poligami itu butuh ilmu. Dan itu tidak bisa dipersiapkan dalam waktu singkat.

Permintaan Ibu kali ini teramat sangat konyol. 

"Ibu tahu ini sulit untukmu, Sayang. Tapi, ibu tidak memiliki pilihan lain. Ibu hanya ingin cucu, Nabila. Kamu tahu hanya Fathan satu-satunya anak Ibu di sini. Jadi, siapa lagi yang bisa memberikan keturunan kalau bukan dia?" Suara ibu bergetar. Wajahnya pun berubah sendu. Entah apa yang membuatnya terlihat terluka seperti itu? 

Aku membeku di tempat. Tidak tahu harus berbuat apa terhadap ibu. Sebab aku sendiri butuh ditenangkan.

"Sudah delapan tahun ibu bersabar, Nak. Tapi, belum juga ada hasilnya. Kasihanilah wanita tua yang sudah penyakitan ini. Izinkan Fathan menikah lagi dengan perempuan yang sehat." Ucapan ibu lembut dan halus tapi mampu mengoyak hatiku dengan sempurna.

 Perempuan yang sehat? Seolah aku ini berpenyakitan! Kata-kata itu bagaikan perasan air jeruk nipis yang disiramkan di atas luka hatiku yang baru saja Ibu ciptakan. Perihnya tiada terkira. 

 Kenapa semua ini seolah salahku. Memang belum ada anak di antara kami. Tapi, bukan berarti aku tidak sehat! Hasil pemeriksaan dokter pun tidak ada masalah baik aku maupun Mas Fathan sama-sama sehat. Dan Ibu tahu itu. Tapi, ucapan beliau tadi seolah mengisyaratkan aku ini penyakitan. Kenapa Ibu berubah menjadi mertua jahat seperti di cerbung- cerbung yang aku baca? Selain soal cucu apalagi yang melatarbelakangi perubahan sikapnya?

"Bu. Aku tidak penyakitan, dokter pun bilang tidak ada masalah dengan rahimku. Ini hanya masalah waktu, Bu.

Delapan tahun kosong itu bukan mauku, Bu! Bukan hanya Ibu yang ingin, aku pun sama, sangat merindukan hadirnya buah hati di antara kami. Tapi, Allah belum mengizinkan itu. Lalu aku bisa apa?" Kujawab Ibu dengan suara bergetar dan lirih. 

Baru kali ini aku membantah beliau. Selama delapan tahun menjadi menantunya, aku selalu sendiko dawuh padanya. Bahkan aku selalu mengalah dan menekan ego kuat-kuat demi menyenangkan beliau. Tapi, saat ini aku tidak bisa tinggal diam dan menurut begitu saja. 

 Aku yakin suatu saat nanti bisa hamil. Karena dari hasil pemeriksaan kami berdua pun sehat. Ini hanya masalah waktu. Apa Ibu tidak bisa menunggu barang sebentar saja? Siapa tahu aku akan hamil setelah ini. 

"Ya, Ibu ingat. Tapi, kalau kamu sehat pasti sudah hamil dari dulu, Nabila. Memang, dokter bilang sehat. Tapi, kenyataannya apa? Sampai detik ini kamu masih belum bisa memberikan Ibu cucu. Bisa jadi itu karena kamu banyak dosa sehingga tidak dikasih anak sama Tuhan!" Suara ibu meninggi dan terdengar tidak mau dibantah.

Hatiku mencelos saat mendengar Ibu membentak dan mengatai aku banyak dosa. Sungguh, aku tidak bisa mempercayai wanita yang selalu lemah lembut itu tega membentakku dan menyakiti dengan kata-katanya.

Pertahanku jebol pada akhirnya. Tanpa permisi air mata ini membasahi pipi. Selama menjadi menantunya, baru kali ini Ibu membentak dan menghinaku. Ini belum ada madu, bagaimana nanti kalau sudah ada istri kedua Mas Fathan? Apa aku tidak semakin terasingkan? Belum lagi kalau wanita entah siapa itu bisa langsung hamil. Aku pasti semakin tersisih.

Aku tidak menyangka wanita yang terlihat menyayangiku itu tega menorehkan luka yang teramat dalam melalui lisannya. Apa rasa sayang ibu padaku sudah mulai memudar? Kalau Ibu sudah tidak sayang lagi dengan aku, lalu bagaimana dengan anak lelakinya itu — Mas Fathan? 

Mengingat nama Mas Fathan muncul pertanyaan di dalam hati, apa pria itu juga menginginkan berpoligami? Hatiku kembali merasakan ngilu saat membayangkan pria yang kucintai dengan sepenuh hati itu membagi cintanya dengan orang lain. 

"Maaf, Bu. Aku tidak bisa membuat keputusan sekarang. Aku mau istirahat dulu." Segera, kutinggalkan wanita yang telah melahirkan Mas Fathan. Tujuanku kali ini adalah kamar.

***

Aku tidak keluar kamar setelah peristiwa tadi hingga Mas Fathan pulang dari tempat kerja.

"Sayang. Kamu sakit?" Mas Fathan mendekati aku yang sedang duduk di atas ranjang. Lalu diciumnya keningku dengan lembut.

Kucium punggung tangan suami dengan takzim seperti biasa. Selama dia masih baik dan tidak menunjukkan perubahan sikap maka selama itu pula aku masih berusaha untuk menjadi istri yang baik. Selebihnya, kita lihat saja nanti.

"Mas. Aku kan belum bisa memberikan keturunan sampai saat ini. Apa Mas Fathan masih bisa setia?" Kucoba untuk memancingnya. Lelaki yang baru saja meletakkan tas kerjanya itu terlihat menghela napas panjang.

"Ibu memintaku untuk menikah lagi." 

Deg!

Berarti mereka sudah mempersiapkan ini semua? Ya Allah … dan Mas Fathan tidak berdiskusi denganku terlebih dahulu sebelum aku tanya. Innalillahi … tega kamu, Mas! Dadaku kembali bergemuruh mendengar pengakuan Mas Fathan. 

"Dan kamu menyetujui permintaan Ibu, Mas?" Kutatap dengan lekat mata beriris hitam legam itu.

Dengan berat Mas Fathan menganggukkan kepalanya. Sempurna sudah lara di hati ini.

Baiklah, Mas. Aku turuti apa mau kalian. Tapi, ada syarat yang aku tentukan. Dan setelah itu terjadi aku pastikan hidupmu tidak akan lagi sama. 

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Yusrani
Bagus alur ceritanya
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
jgn2 kamu g bisa hamil krn tinggal sama mertua dan merangkap jadi babu
goodnovel comment avatar
Rezky Wardianto
bagus thor, lanjutkan...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Aku Egois?

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 2."Mas, seandainya aku tidak mengizinkan kamu nikah lagi gimana?" tanyaku sebelum Mas Fathan masuk ke kamar mandi.Laki-laki yang baru pulang kerja itu berbalik badan. Lalu, membawa langkahnya menuju tempat duduk kembali. "Apa alasan kamu tidak mengizinkan aku menikah lagi, Nabila?" Pertanyaan itu diucapkan dengan penuh penekanan. Amarah terlihat jelas di wajahnya.Kenapa dia harus marah? Apa poligami itu bukan hanya keinginan Ibu, tapi juga hasratnya? Ya Allah … benarkah praduga ini? "Simple. Karena aku tidak mau dimadu!" Aku bangkit dari posisi berdiri. Kini posisi kami sejajar dengan jarak hanya hanya beberapa jengkal. Mata kami pun saling menatap tajam. Aku tahu ini salah karena menantang suami. Tidak seharusnya istri melawan suami. Namun, rasa sakit di dalam sini tidak lagi dapat aku sembunyikan. Biarlah Mas Fathan tahu kalau aku marah dengan keputusan sepihaknya itu. "Kamu egois, Nabila! Sudah tidak punya anak, tapi menghalangi aku untuk men

    Last Updated : 2023-02-26
  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Siapa yang Datang?

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 3Kami masih duduk di kursi makan meskipun, piring-piring kami telah tandas isinya. Dan aku masih belum niat membersihkan meja makannya. Saat ini menyerang Ibu mertua dan Mas Fathan lebih menarik bagiku dari pada beres-beres usai makan."Kenapa Ibu harus kehilangan jatah bulanan? Tidak bisa dong. Ibu akan tetap mendapatkan uang jajan kan, Than?" Wanita setengah umur yang tadi sempat kaget mendengar pertanyaanku hingga melongo, kini menatap anaknya dengan penuh pengharapan. Mas Fathan pun mengangguk. Aku diam masih menjadi pendengar dan pengamat. "Tidak bisa begitu dong, Bila. Kalau Ibu tidak dikasih dari aku mau dapat uang dari mana? Kan Ibu tidak ada yang mencarikan nafkah." Ucapan Mas Fathan diamini ibunya."Kalau begitu, mulai sekarang kamu harus siap-siap mencari pekerjaan sampingan, Mas. Masa gajimu yang hanya segitu harus dibagi empat? Aku tidak mau. Sebab, selama masih menjadi istrimu, aku pun tidak mau jatah bulanan untukku dipotong," kataku

    Last Updated : 2023-02-26
  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Simbiosis Mutualisme

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 4Aku terpaku menatap sosok di depan pintu. Benarkah dia calon maduku? Aku kira yang datang adalah wanita cantik yang agresif atau seseorang yang terlihat berkelas. Dugaanku salah. Di depanku, berdiri seorang wanita dengan wajah dan tampilan yang sederhana. Dia menatapku dengan seulas senyum. Di sampingnya berdiri seorang bocah perempuan down sindrom. Terlihat dari wajahnya — seribu wajah. "Assalamualaikum, Mbak Nabila. Kenalkan nama saya Nunik." Suara lembut wanita itu mampu membuatku mengalihkan pandangan. Kujawab salamnya seraya menerima uluran tangan perempuan tersebut. Aku bersalaman dengan kepala penuh tanda tanya. Siapa wanita ini? Apa saja yang telah Ibu katakan pada Nunik? Sehinga dia langsung bisa mengetahui namaku. Seharusnya, aku tidak perlu merasa aneh apabila ia mengetahui namaku lebih dahulu, tidak menutup kemungkinan Ibu sudah menceritakan segalanya pada wanita di hadapan. Apa mereka sudah lama saling mengenal dan diam-diam sudah memp

    Last Updated : 2023-02-26
  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Apa yang Mereka Sembunyikan?

    Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 5.Kami sudah duduk melingkar di meja makan. Dan Mas Fathan pun sudah kembali. Entah dari mana.Aku terus menatap Nunik yang sedang mengambil makanan untuk anaknya. Seandainya, dia bukan calon orang ketiga dalam rumah tangga kami, bisa dipastikan aku akan bersahabat dengannya. Dia wanita kuat dan hebat yang sanggup mengemban amanah menjaga anak berkebutuhan khusus. Sayangnya, rasa simpati itu memudar ketika mendengar dia siap menjadi maduku. "Fathan itu sangat suka sambal hati ampela selain tumis cumi cabe hijau." Ibu menatap Nunik yang sudah selesai menyiapkan makanan untuk anaknya.Wanita berkerudung merah itu menatap ibu dengan serius."Benarkah, Bu? Berarti sama seleranya dengan Risma. Itu artinya ...." Nunik menghentikan ucapannya ketika ia melirik ke arahku. Lalu, ia senyum-senyum sendiri. Entah apa yang dipikirkan? "Namanya juga …." Ibu segera menutup mulut saat Mas Fathan melotot ke arah ibunya. "Ibu dan Mbak Nunik mau ngomong apa? Kenapa t

    Last Updated : 2023-02-26
  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Calon Madu.

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 6Dengan enggan aku membuka pintu kamar. Wajah sumringah Ibu muncul di hadapan. Apa yang membuatnya tampak bahagia? Apa mereka sudah membahas tentang hari pernikahan itu? "Ibu mau minta tolong sama kamu, Nak. Tolong siapkan kamar untuk Nunik dan anaknya, Sayang." Tanpa rasa bersalah Ibu ngomong demikian. Nunik mau nginep? Makin ngelunjak kan? Memangnya di sini ada kamar berapa? Memangnya aku akan mengizinkan? Tidak! Dulu, apa pun yang diperintahkan oleh Ibu aku akan menurutinya. Tapi, kalau sekarang. Jangan harap. Sudah saatnya aku menunjukan kekuasaan."Nunik mau menginap di sini, Bu?" Tatapan tajamku mengarah pada iris berwarna hitam milik Ibu. Ibu mengangguk ragu-ragu."Bu. Di sini hanya ada dua kamar. Apa Ibu bersedia satu kasur dengan Nunik dan anaknya?" Ibu menggelengkan kepala.Aku pun sudah menduga jawabannya. Ibu pasti menolak. Sebab di kamar Ibu ranjangnya kecil. Sesuai keinginananya waktu itu."Lalu, Nunik suruh tidur di mana? Kan di sini

    Last Updated : 2023-03-07
  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Mari Kita Buat Perjanjian.

    Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 7 Mas Fathan pulang selang tak berapa lama setelah kutelepon. Terdengar deru motornya. Namun, aku tidak berniat menyambutnya seperti biasa. Biarlah, toh sebentar lagi dia akan menikah. Dan aku akan membiasakan tanpa dirinya."Nabila di mana, Bu?" Dari balik pintu kamar, kudengar suara Mas Fathan yang serak. Apa yang terjadi dengannya? Dari mana saja dia? "Istrimu ada di kamar. Than, jangan lupa nanti ke luar lagi. Kita harus merembukkan segala sesuatunya saat ini. Tadi istrimu juga sudah setuju." Suara Ibu terdengar jelas. Semangat sekali ibu mertua hendak menjodohkan Mas Fathan dengan Nunik. Tidak kudengar jawaban dari Mas Fathan.Derap langkah Mas Fathan semakin dekat. Tak lama kemudian kenop pintu diputarnya. Dengan wajah kusut dan langkah gontai mas Fathan masuk ke kamar.Dia menatapku sejenak sembari menutup pintu kembali. Aku yang sedang duduk di bibir ranjang menyambutnya dengan seulas senyum."Apa yang sebenarnya terjadi, Mas?" Mas Fathan

    Last Updated : 2023-03-07
  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Perjanjian Hitam di Atas Putih

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 8Kami sudah berkumpul di ruang tengah. Bu RT yang merangkap sahabatku pun sudah duduk di antara kami. Awalnya, Ibu kaget serta bingung saat melihat kedatangan Bu RT malam-malam begini. Namun, aku acuh terhadap reaksi mertua. "Aku sengaja mengumpulkan kalian di sini sebab ingin menyampaikan sesuatu." Semua mata menatapku dengan seksama. Segera, kubetulkan posisi duduk dengan tegak lurus."Untuk apa ya, Mbak kita dikumpulkan? Kalau untuk membahas pernikahan kenapa harus ada orang lain di sini?" Lihatlah calon adik maduku itu, perempuan dengan tingkat percaya diri yang tinggi sekali. Dia pikir aku mau ikut campur tentang teknik pernikahannya. Ogah! "Beliau bukan orang lain. Namun, Bu RT. Aku sengaja mengundangnya untuk menjadi saksi atas perjanjian kita." Bu RT— Asyila mengangguk saat mata Nunik menatapnya lekat."Perjanjian?" tanya Ibu dan Nunik secara bersamaan. Aku mengangguk dengan senyum penuh kemenangan.Lalu, kukeluarkan kertas putih dari saku

    Last Updated : 2023-03-08
  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Pertengkaran Hebat

    Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 9"Tidak! Ibu tidak mau kalian menikah secara siri. Itu tidak adil untukmu, Nunik. Ibu mau kamu menikah dengan Fathan secara resmi di mata negara. Agar kamu memiliki hak yang sama dengan Nabila." Napas Ibu terengah-engah. Emosi sedang menguasai dirinya. Semua terdiam saat satu persatu wajah kami ditatap tajam oleh Ibu.Aku kembali membetulkan posisi duduk. Kali ini kaki kanan kusilangkan. Lalu, kedua tangan kulipat di depan dada. Saat ini aku hanya ingin menjadi penonton dari mereka."Tapi, Mbak Nabila tidak mau membuat surat izin poligami kalau kita tidak mau menandatangani surat perjanjian itu, Bu." Nunik merajuk. Suaranya dibuat semanja mungkin. Tatapannya diarahkan kepadaku. Kubalas dengan senyum meremehkan. "Kamu tenang saja. Nabila akan menjadi urusan Ibu." Bu Saropah berusaha menyakinkan calon menantunya. Dengan penuh percaya diri Nunik mengangguk, tanda setuju. Dia pikir gampang menaklukkan aku? Tidak semudah itu Marimar!Aku masih diam. Ing

    Last Updated : 2023-03-09

Latest chapter

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Ending

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 116Senyum sumringah tak henti-hentinya terpancar dari wajah Nabila dan Fathan, tidak seperti orang yang sakit. Mereka yang baru saja pulang dari dokter sudah tidak sabar untuk membagikan kabar bahagia itu pada Bu Saropah."Ibu, kami punya kabar bagus untuk Ibu!" ucap Fathan ketika sudah kembali ke rumah. "Apa itu, Than? Kok kalian sepertinya bahagia sekali ibu lihat." Bu Saropah penasaran, tapi tidak ingin menebaknya. "Nabila hamil, Bu!" Fathan mengatakannya tanpa berhenti tersenyum. Bu Saropah seketika tersenyum, dalam hatinya berbunga-bunga, tak kalah bahagianya dgn kedua anaknya itu. "Alhamdulillah, selamat ya, Bil!" Bu Saropah memeluk Nabila dan dibalasnya dengan erat. "Bila mau apa? Ibu buatkan sekarang." Usai mengurai pelukan itu, Bu Saropah menawarkan apa yang diinginkan Nabila. "Aku pengen umroh bersama kalian." Nabila menatap Fathan dan Bu Saropah secara bergantian. "Wah, ide bagus itu! Tapi gak bisa sekarang, nunggu usia kandungannya k

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Nabila Sakit?

    Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 115"Siapa yang bercanda? Kamu pikir aku berbohong gitu? Coba lihat wajahku? Apakah ada kebohongan di sini?" Nabila menunjuk wajahnya. Fathan menatap lekat-lekat mata itu dan tidak ditemukan kebohongan sedetik pun. "Kamu beneran?" Nabila mengangguk. "Kok gak pernah cerita?" Fathan masih terus mengorek Nabila demi kepuasannya."Ya buat apa? Toh, paling juga gak percaya kek tadi itu. Sudah, sana kerja!" Nabila mendorong tubuh suaminya. Keduanya pun masuk ke dalam. Fathan melanjutkan kembali pekerjaannya yang sempat tertunda. Sedangkan Nabila akan menyidik kantor miliknya yang mulai hari ini ia akan sering-sering datangi. Fathan masuk ke dalam dengan tersenyum bahagia. Entah apa yang saat ini ada dalam pikirannya, hanya ia sendiri yang tahu. Begitu sampai di dalam, Tejo tak henti-hentinya mengintrogasi Fathan. "Beneran Mbak Nabila itu bos kita?" Tejo memangkas jarak dengan Fathan. "Ya, begitulah!" Fathan mengedikkan bahunya. "Kok kamu gak pernah

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Siapa Pemilik Oslomart Tempat Fathan Bekerja?

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 114"Sakit gak?" Fathan memegangi jari Risma dan mengeluarkan serpihan kaca yang menancap. "Mas?" Nabila yang mendengar Risma berteriak langsung memutar badan. Ia terpaku dengan apa yang dilihatnya. "Benarkah ini?" batin Nabila tidak percaya. ****Satu bulan lebih telah berlalu, acara empat puluhan hari kematian Nunik pun sudah terlaksana. Selama itu, Nabila dan Fathan semakin sayang pada Risma. Terlihat dari tubuhnya yang semakin gemuk dan wajah yang ceria. Bahkan, kini Risma sudah bisa membedakan warna dan menghitung karena Nabila begitu telaten mengajarinya. Agar lebih tepat lagi, rencananya bulan depan pada ajaran baru, Nabila memasukkan Risma di SLB terdekat.Apa yang Risma rasakan saat ini adalah takdir dari Allah. Melalui Nabila yang sadar bahwa Risma butuh orang tua. Juga karena surat wasiat yang ditulis Nunik sebelum meninggal untuk Nabila. Wasiat itu ditemukan oleh Bu Saropah ketika berkemas saat hendak pindah dari rumah Nunik waktu it

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Bab 113

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 113"Apa maksudmu membawa Risma di rumah ini? Apakah tidak tempat lain lagi, hah? Apa-apa itu dibicarakan terlebih dahulu, jangan main ambil keputusan sendiri! Gak menghargai suami banget! Mentang-mentang yang sertifikat rumah atas namamu." Fathan marah karena Nabila tidak membicarakan hal ini padanya. "Kamu kenapa, sih, Mas! Risma tuh anakmu, lho! Kok gak ada rasa sayang-sayangnya sama sekali, sih! Aku aja yang bukan siapa-siapanya dia aja kasihan kok. Lagian, Risma siapa yang mau mengurusnya? Orang lain? Apa itu gak salah, hah! Sedangkan bapaknya saja masih hidup. Aneh! Aku gak habis pikir deh sama kamu, Mas!" Nabila yang hendak menyuap makanan di mulutnya pun urung. Ia sudah tidak selera karena omongan suaminya itu. Lalu, ruang makan pun menjadi hening. Fathan lamat-lamat memikirkan ucapan istrinya itu dengan tanpa emosi, sedangkan Nabila mogok bicara. *****Pada pagi harinya, setelah membujuk Fathan sedemikian cara, Nabila dan Fathan bersiap-sia

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Mengambil Alih Tanah Orang Tua Nunik.

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 112Dua hari telah berlalu, acara tahlilan dan mengirim doa untuk Nunik masih berlangsung. Pagi ini, Nabila berencana menghubungi suaminya Farah—teman semasa kuliah—yang berprofesi sebagai notaris . Tujuannya adalah membalikkan nama sertifikat tanah dari milik Bapak Nunik menjadi namanya sesuai perjanjian yang dibuatnya bersama Nunik saat menanggung biaya rumah sakit. Karena jumlah uang yang dikeluarkan Nabila sudah setara harga tanah itu pada umumnya. Bukan terkesan serakah akan harta atau penilaian sejenisnya, Nabila melakukan hal itu di saat kuburan Nunik basah adalah agar keluarga Nunik tidak merecoki urusannya itu. Dan ia juga tidak ingin terlihat masalah dalam urusan rebutan harta di keluarga Nunik. "Assalamu'alaikum, Farah!" Nabila sangat antusias saat obrolan itu sudah terhubung. "Wa'alaikumussalaam, Bila! Kamu gimana kabarnya? Kok gak pernah nelepon aku, sih? Somse, deh!" Farah di sana berpura-pura menggerutu. "Haha, bisa aja kamu. Kabark

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Nunik Meninggal Dunia.

    Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 111"Mas, aku gak bisa ikut masuk, ya? Temenku dirawat di sini juga, lagian di ICU gak boleh lebih dari satu orang." Nabila minta izin saat keduanya tiba di depan ICU. Terpaksa, Fathan pun masuk ke dalam ICU sendirian. Setelah memakai perlengkapan sebagai penjenguk di dalam ICU , ia mendekati Nunik yang kebetulan melek tanpa ventilator. "Mas…," sapa Nunik lirih. Fathan yang tidak benar-benar memaafkan Nunik pun hanya diam tidak menanggapi sapaan itu. Beruntung, Bu Saropah dan Nabila tidak berada di ICU, sehingga ia tidak perlu berpura-pura. Nunik bahagia dengan kedatangan Fathan. Satu detik, dua detik hingga bermenit-menit lamanya, Nunik menunggu Fathan menjawab sapaannya. Namun, tak kunjung dijawabnya. Rasa bahagia itu hilang berganti sedih juga kecewa. "Kamu senang bisa menipu semua orang?" Pertanyaan datar Fathan dengan tanpa meliriknya sedikitpun membuat Nunik yang sedari tadi terabaikan hatinya menjadi perih seketika. "Pertanyaan macam apa

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Usaha Nabila Meluluhkan Fathan.

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 110Drrt! Drrtt! "Mas Fathan telepon, Bu!" Nabila keluar dari ICU dengan membawa tas selempangnya. "Assalamu'alaikum, ya gimana, Mas?" Nabila sudah berada di lobby menuju UGD. "Wa'alaikumussalam. Kamu di mana? Kenapa rumah gelap gulita begini?" Nabila menepuk jidatnya, saking menyelami perasaan iba yang tiba-tiba hadir terhadap Nunik, ia lupa bahwa waktu sudah sore. "Maaf, mas! Satu jam lagi aku sampai di rumah." Nabila segera mematikan teleponnya agar bisa dipakai untuk memesan taksi online. Ia tidak mempedulikan Fathan yang sudah pasti emosi sebab tidak ada izin keluar rumah, terbukti dari suara Fathan terdengar penuh amarah. Sambil menunggu taksi, Nabila mengabari Bu Saropah melalui pesan. Bahwa, ia akan pulang karena sudah ditelepon Fathan. Waktu berlalu cepat, adzan maghrib berkumandang tepat saat Nabila sampai di rumah. "Assalam…." "Dari mana kamu?" Belum sempat menyelesaikan salamnya, Fathan sudah membentak Nabila tepat saat pintu itu se

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Bab 109

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 109Walaupun sempat terjadi masalah kecil, Bu Saropah berhati-hati agar tidak terulang kembali. Beruntung, dagangannya cepat habis. Dengan begitu, ia dimiliki waktu senggang untuk menjenguk Nunik. Tak ingin berlama-lama, ia langsung membereskan dan membersihkan bekas dagangnya. Selesai, ia langsung beranjak menuju rumah Nunik. Sebenarnya masih bisa dibilang dekat jika hanya berjalan kaki, tapi ia memilih menaiki ojek agar lebih cepat. Tak butuh lama, Bu Saropah sudah sampai di rumah Nunik. Segera saja, ia mengetuk pintu. "Apa dia tidur, ya?" Setelah beberapa kali salam dan mengetuk pintu, Nunik tidak segera membukakan pintunya. "Jangan-jangan…." Bu Saropah segera berlari dengan begitu paniknya ke belakang rumah dan masuk lewat pintu dapur sebab pintu depan dikunci. Beruntung, pintu belakang tidak terkunci. "Assalamu'alaikum, Nunik! Ima!" Bu Saropah tergesa-gesa masuk, ia memindai semua ruangan, berharap menemukan mereka.Bu Saropah cara mengecek d

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Bab 108

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 108Nabila yang tidak ingin moodnya rusak, segera menurunkan egonya dengan tidak menanggapi omongan Fathan. Terlebih lagi, Fathan sudah meninggalkan dirinya sendirian. Lebih tepatnya kabur. Akan tetapi…."Bukan hasil dari perselingkuhanmu, kan?" Fathan yang sudah berlalu, kini kembali di hadapan Nabila. Membuat Nabila melototkan matanya, detik kemudian ia murka. "Apa-apaan kamu, Mas?! Aku tidak seperti itu, ya! Jangan seperti ibu yang main tuduh-tuduh, bisa gak? Aku tidak sebejat itu, apalagi untuk membiayai orang yang kubenci, ngerti!" Brak! Nabila menggebrak meja sebelum meninggalkan Fathan. Ia yang benar-benar tersinggung, sama sekali tidak merasakan panas dan sakit di tangannya akibat gebrakan itu. Bukan hanya karena pertanyaan itu ia menjadi tersinggung, tapi juga merasa tidak dihargai padahal sudah mau membiayai Nunik yang notabenenya adalah musuhnya.Malam itu dua insan manusia saling berdiam diri, Fathan dan Nabila hingga pagi menjelang. Ke

DMCA.com Protection Status