Nancy Novalorenza Archer, merupakan murid pindahan di Alexandria High School. Di hari pertama dia masuk, sudah menyita banyak perhatian penghuni sekolah karena kecantikan dan kecerdasannya, belum lagi dengan sifatnya yang cuek dan tertutup. Terlahir dari keluarga terpandang, memiliki paras menawan dan tubuh yang tinggi semampai, kemampuan otaknya yang tidak dapat diragukan lagi, kepiawaiannya di dalam banyak hal, membuat Nancy dipandang sempurna. Banyak yang kagum dan iri di saat yang bersamaan, ketika mereka melihat seorang Nancy. Namun, dibalik kesempurnaan seorang Nancy. mereka tidak tahu seberapa rumit kehidupannya, seberapa keras perjuangannya untuk mendapatkan hak-nya kembali, seberapa seringnya dia merasa kesepian, kehampaan dan putus asa, yang membuatnya beberapa kali nekat melalukan aksi bunuh diri karena merasa sudah tidak sanggup lagi menjalani hidupnya yang menyakitkan. Namun, ada satu hal yang membuat Nancy bangkit dan berjuang kembali seberapapun terpuruknya dia. Nancy selalu teringat kembali dengan ketidak adilan dan rasa sakit yang selalu ibu nya dapatkan sampai detik detik akhir hayat nya tiba. Dia bersumpah akan membalaskan dendam atas ketidak adilan dan rasa sakit yang ibunya terima, serta merebut kembali hak-nya yang telah dicuri oleh orang-orang bajingan. Ini lah kisah hidup seorang Nancy yang terlihat sangat sempurna dari luar, namun ternyata menyimpan luka besar yang menyakitkan di dalamnya.
View MoreJam istirahat sudah selesai, para siswa siswi Alexanderia Global High School memasuki kelas mereka masing-masing.Kecuali empat sekawan trouble maker nya Alexanderia Global High School, yang tengah merasa sangat bosan didalam ruangan BK. Kevin, Ihsan, Kenan dan Xavier, tak ada yang lebih mending dari mereka berempat, mereka semua mempunyai otak gesrek yang selalu buat orang frustasi melihat tingkah mereka. Untung saja wajah mereka itu kelewat tampan, jadi banyak yang mengidolakan mereka. Mereka semua tampan, namun Xavier lah yang paling famous dari yang lain, mungkin karena dia juga adalah cucu dari pemilik sekolah.Mereka tidak menyeramkan, malah dianggap konyol oleh siswa di Alexandria Global High School, mereka juga bukan anak geng motor seperti biasanya trouble maker sekolah, mereka hanya membuat masalah untuk kesenangan mereka sendiri, termasuk 'menggangu' orang.Didepan mereka terlihat Mis Tina yang sedang bicara panjang kali lebar menegur mereka, namun dengan tidak sopan nya
"Lo anak baru?" Tanya Xavier yang sekarang menghadap kearah Nancy."Hmm." Jawab Nancy singkat."Gue Xavier." Ujar Laki-laki itu mengucapkan namanya, dengan masih tetap menhadap kedepan."Gue Nancy," Jawab singkat Nancy.Mereka berbincang tanpa melihat lawan biacara satu sama lain."Lo anak pemilik sekolah ini?" Tanya Nancy setengah hati, niatnya hanya basa-basi."Lo tau dari mana?" Tanya Xavier heran, padahal dia tidak menyebutkan nama lengkapnya. Dan hanya di jawab dengan mengangkat bahu tak acuh oleh Nancy."Waktu Lo tadi telat masuk kelas, gak ada guru yang berani marahin Lo.""Emh, lebih tepatnya mereka udah cape aja sama kelakuan gue," jawab Xavier. "Meskipun kakek gue pemilik sekolah ini, tapi tetep aja gue dapet perlakuan yang sama kaya yang lain."Nancy-pun hanya mengangguk, tanda mengerti.KringgggggSuara bel berbunyi membuat para murid bersorak gembira, mereka mulai membereskan alat tulis berserta buku masing masing."Yuk kita ke kantin." Ajak Starla membalikkan badannya, d
Disebuah kamar bernuansa modern minimalis, terlihat seorang remaja perempuan yang memiliki wajah cantik dan kulit mulus seputih susu, bak Dewi Yunani. Remaja cantik itu masih terlelap dengan damai di ranjang singel size miliknya. Kringggg Suara jam weker itu mengganggu tidurnya, kerutan samar terlihat di dahi, sebelum tangannya terulur untuk menghentikan dering jam weker itu. Perlahan matanya indah nya terbuka, ia bangun dan terduduk diatas ranjang nyamannya, tangannya terangkat dan tubuhnya merenggang seiring ia meregangkan otot, helaan napas terdengar sembari ia mengumpulkan kesadarannya kembali, dan sesekali mengucek-ngucek matanya. Setelah kesadarannya sudah terkumpul, ia bangkit dan memasuki kamar mandi yang berada didalam kamarnya. Ia bersiap pergi kesekolah barunya, karena waktu sudah menunjukan pukul enam pagi hari. Setelah selesai bersiap, ia pergi dapur menyiapkan sarapan untuknya dan berangkat kesekolah baru. ~~~ Sebuah mobil Sport Lamborghini Aventador mema
Makasih udh nemenin Nancy hari ini yah Bi, Nancy seneng banget udah kemakam Mommy dan belanja kebutuhan apart." Ujar Nancy setelah mereka sampai didepan gerbang mansion keluarga Archer, untuk mengantarkan Bibi Hailey lagi. "Iya Non, Bibi juga seneng bisa nganter Non. Non harus bisa jaga diri yah tinggal sendiran di apart, kalo ada apa-apa Non bisa dateng ke Bibi. Bibi bakalan selalu ada buat Non," Sahut Bibi Hailey. "Non, harus dijaga makanannya, jangan terlalu banyak makan-makanan instan, kalo nggak ada sama sekali makanan, Non bilang aja ke Bibi, nanti Bibi kirim. Kalo malem, biasakan kunci pintunya dulu, jangan langsung tidur." Lanjut Bibi Hailey memberi wejangan, sebenarnya berat baginya membiarkan Nancy tinggal sendirian. Tetapi mau bagaimana lagi, ia pun memiliki tanggung jawab yang besar disini. "Iya Bi, Bibi nggak perlu khawatir, Nancy bisa jaga diri Nancy sendiri. Dan, makasih banyak karena Bibi udah sayang sama Nancy, perhatian sama Nancy. Disini, Nancy nggak punya sia
Pagi pun telah tiba, cahaya yang muncul dari belakang tirai membangunkan seorang remaja perempuan cantik, yang masih bergelung dengan selimutnya. Nancy mulai terusik karena terkena cahaya itu. Mata cantik itu terbuka perlahan, sembari mengerjap-ngerjap. Setelah sadar sepenuhnya, ia masih tetap berada di posisinya. Nancy teringat obrolan terakhir malam tadi dengan Daddy nya. Flashback On Mereka masih dengan posisi saling mendekap, sudah lama Nancy tidak merasakan pelukan dari Daddy nya itu. "Tinggalin wanita itu untuk Nancy, Daddy." Nancy merasakan tubuh Daddy yang menegang. "Kamu tau Daddy sangat mencintainya sweetheart." Ujar Reynald lirih. "Daddy udah berubah, sama seperti Rafael." Cicit Nancy. "Maafkan Daddy, tapi satu hal yang harus kamu tau, Daddy sangat menyayangimu, dan tidak boleh ada yang menyakiti putri Daddy ini." Reynald melepaskan pelukannya dan memegang kedua bahu anaknya, agar balas menatapnya kembali. "Ada satu hal lagi yang harus daddy bicarakan den
Tok Tok Tok Suara ketukan itu menyadarkan Nancy dari lamunannya, ia meninggalkan balkon kamarnya dan beranjak ke pintu dan membukanya. Ia melihat seorang maid yang berada di depan kamar, dengan membawa sebuah nampan berisi makanan. "Nona, tadi Tuan Reynald berpesan agar saya mengantarkan makanan kepada anda, Nona belum sempat makan tadi." Ujar maid itu. Ia pun terheran-heran sebenarnya, berapa banyak maid yang dipekerjakan disini? Perasaan dari tadi maid yang menghampirinya adalah orang yang berbeda beda. Namun, ia tersadar siapa keluarga Archer itu, yang membuatnya menghentikan pikiran konyolnya. "Hemm, terimakasih." Jawab Nancy singkat sambil mengambil nampan itu, dan menutup pintunya setelah maid itu pamit. Nancy memakan, makanan yang tadi diantar oleh pelayan tadi. Sepertinya Daddy cukup peduli padanya, meskipun tadi ia sudah berkata yang mungkin saja bisa melukai hatinya, tapi baguslah berarti dia sadar memang itu terjadi karena kesalahannya juga. Setelahnya ia p
Flashback On Disebuah taman komplek elit, terlihat seorang anak perempuan berusia lima tahun yang sedang menggambar dengan menyandarkan tubuhnya di batang pohon besar. Ia menggambar dengan nyaman sembari bersenandung kecil, ia menggambar suasana acara minum teh bersama boneka-bonekanya, sesuai dengan imajinasinya. Dari belakang pohon besar tempat ia bersandar, terlihat seorang anak laki laki seumurannya yang tengah mengintip anak perempuan yang sedang menggambar itu. Si bocah laki laki itu, melempar kerikil-kerikil kecil kearah si anak perempuan yang tengah fokus mewarnai gambarannya. Ia berniat menjahili sahabatnya itu, karena merasa kesal dicueki oleh sahabatnya yang malah fokus menggambar dan mengabaikan dirinya. Salah satu kerikil berhasil mengenai sisi pinggir punggung kecil si anak perempuan, dengan kesalnya si anak perempuan berbalik . "Ihhhh Pael, cakittt!" Teriak si anak perempuan itu dengan cadelnya, wajahnha memerah dan alis berkerut tajam. Namun malah terlihat sangat
Nancy membuka mata setelah mendengar ketukan pintu kamarnya, ia bangkit dari baringannya dan beranjak membuka pintu. Ia melihat Bibi Hailey yang berada di depan pintu kamarnya, sedang menatap dirinya dengan ekspresi terkejut. Setelahnya ekspresi Bibi Hailey berganti menjadi bahagia, tersenyum senang dan segera memeluk Nancy. Begitupun dengan Nancy yang menyambut pelukan Bibi Hailey dengan hangat sembari tersenyum bahagia. Bibi Hailey merupakan kepala maid di mansion keluarga Archer yang sudah bekerja dari sebelum Nancy lahir. Nancy sudah mengganggap Bibi Hailey sebagai ibu-nya sendiri. "Bibi Hailey". Pekik Nancy dengan bahagia. "Nona". Ujar bibi Hailey juga, dan setelahnya terdengar isakan tangis dari Bibi Hailey. Mendengar itu Nancy segera melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Bibi Hailey dengan raut wajah khawatir. "Heyy, Bibi Hailey kenapa menangis?" Tanya Nancy khawatir, Bibi Hailey menggelengkan kepalanya sebagai bentuk jawaban, sembari berusaha meredakan tangisny
Terlihat sebuah mobil sport mewah Lamborghini Aventador, memasuki kawasan mansion bergaya American Classic. Bak adegan slowmo di film-film, seorang remaja perempuan keluar dari mobil kesayangannya itu. Alam seolah mendukungnya, dengan menghembuskan angin kearahnya sehingga menerbangkan rambutnya yang indah berkilau. Remaja perempuan itu memiliki paras yang menawan dengan kulit putih bersih, mata besar, alis tebal, bulu mata lentik, hidung mancung, pipi yang sedikit chubby, memiliki kumis tipis, serta bentuk mulut mungil berwarna merah cherry. Belum lagi dengan tubuhnya yang tinggi semampai mencapai 167 cm, kaki jenjang dan pinggang yang ramping, dilengkapi pula dengan rambutnya yang berwarna gray perpaduan violet, berkilau dan bergelombang sepinggang yang terlihat sangat halus dan lembut. Ia membuka kacamata hitam yang sedari tadi bertengger manis dipangkal hidungnya dan meletakannya di kepala. Remaja perempuan itu berjalan memasuki mansion dengan percaya diri dan dagu terangk
Terlihat sebuah mobil sport mewah Lamborghini Aventador, memasuki kawasan mansion bergaya American Classic. Bak adegan slowmo di film-film, seorang remaja perempuan keluar dari mobil kesayangannya itu. Alam seolah mendukungnya, dengan menghembuskan angin kearahnya sehingga menerbangkan rambutnya yang indah berkilau. Remaja perempuan itu memiliki paras yang menawan dengan kulit putih bersih, mata besar, alis tebal, bulu mata lentik, hidung mancung, pipi yang sedikit chubby, memiliki kumis tipis, serta bentuk mulut mungil berwarna merah cherry. Belum lagi dengan tubuhnya yang tinggi semampai mencapai 167 cm, kaki jenjang dan pinggang yang ramping, dilengkapi pula dengan rambutnya yang berwarna gray perpaduan violet, berkilau dan bergelombang sepinggang yang terlihat sangat halus dan lembut. Ia membuka kacamata hitam yang sedari tadi bertengger manis dipangkal hidungnya dan meletakannya di kepala. Remaja perempuan itu berjalan memasuki mansion dengan percaya diri dan dagu terangk
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments