Warning! Novel ini hanya untuk pembaca dewasa! 21+ Sebuah novel adult romance yang mengisahkan lika-liku kehidupan cinta seorang dosen cantik blasteran Australia-Indonesia yang berusia 32 tahun. Pada hari pertama Profesor Laura masuk kerja di kampus, dia tak sengaja bertabrakan dengan idola kampus yang bernama James. Dia tanpa sengaja membuat pemuda itu jatuh cinta pada pandangan pertama dan mengejar-ngejar cintanya selama 1 semester hingga Laura terjebak dalam romansa dosen dengan mahasiswanya. Akhirnya, dia menikah diam-diam dengan James tanpa sepengetahuan pihak kampus. Pesona Profesor Laura yang luar biasa membuat Reynold, mahasiswa baru yang tak lain adalah putra bos James di Laboratorium Microbiology terobsesi untuk menjadikan Profesor Laura sebagai kekasihnya. Sebuah hasrat terlarang mengoyak kedamaian pernikahan rahasia James dan Laura. Bagaimana kelanjutan kisah cinta segitiga antara Laura dan kedua mahasiswa tampan ini? Siapa yang akan menjadi cinta sejati dosen cantik ini?
더 보기"Damn! Ada apa dengan Laura? Kenapa dia mengirimkan pesan singkat semacam ini?" seru James di anak tangga area tepi kolam renang. Dia memang sedang menunggu ketiga anaknya mandi seusai les renang. Hari sudah sore dan Laura seharusnya pulang sendirian dari kampus NSWU. Laura ada jadwal mengajar setelah jam makan siang di kampus seperti biasanya.James segera bangkit menghampiri Jacob, Joshua, dan Keira yang berjalan keluar dari area toilet sehabis mandi. "Kids, Daddy harus segera mencari mommy. Ayo kita pulang, sepertinya mommy dalam kesulitan!" ujar James lalu memimpin rombongan kecil itu menuju ke parkiran mobil kolam renang umum di Sidney.Di tengah perjalanan pulang James mengenakan wireless ear phone dan menelepon Philip Landon. Dia ingin menanyakan tentang Laura. "Hello, Phil. Apa kau melihat Laura tadi siang hingga sore?" tanyanya risau."Hai, James. Sayang sekali tidak, aku sedang ada meeting di dekanat tadi. Ada apa dengan Laura?" jawab Philip ikut kuatir."Tadi Laura mengiri
"Hey, sepertinya wajah cantik itu familiar! Fred, apa kau ingat siapa dia?" ujar Jeremy Thompson seusai bertanding football. Dia nongkrong bersama rekan satu timnya di sebuah cafe terbuka untuk melepas lelah.Fred Arlington pun mengingat-ingat siapa wanita berambut panjang kecoklatan yang ditunjuk sobatnya itu. "Dulu dia sekampus dengan kita di NSWU. Laura bukan ya namanya, Jery?" sahutnya ragu-ragu."Ahh ... that's right! Laura ... dia masih secantik dahulu dan sexy ... lebih matang dibanding dulu. Aku akan menghampirinya sendiri!" Jeremy segera bangkit berdiri lalu menyeberang jalan raya menuju ke halte bus di dekat kampus New South Wales University.Sore itu memang James pulang terlebih dahulu dari kampus karena si kembar dan Keira harus diantar latihan berenang di kolam renang untuk les seperti biasa. Kebetulan mobil mereka hanya satu, jadi Laura mengalah untuk pulang naik bus kota. Lagi pula di dekat perumahan tempat mereka tinggal ada halte bus, itu sangat praktis menurutnya.Ka
"Honey, temani aku berenang di kolam belakang rumah!" pinta James sambil menyeret tangan Laura ke lemari untuk mengambil swimsuit. Laura sedikit bingung sekalipun dia tetap mengikuti keinginan suaminya dengan berganti pakaian. "Tumben sekali, ini sudah malam James. Apa tidak dingin?" "This is summer, Laura. Aku merasa gerah dan ingin mendinginkan tubuhku," ujar James bersikeras membujuk Laura lalu meraup tubuh ramping istrinya itu ke gendongannya dan melangkah menuju kolam renang.Bulan Februari memang menjadi saat puncak musim panas di Perth. Maka di sanalah James dan Laura menceburkan diri ke kolam renang berair sejuk untuk bersenang-senang. Laura terkikik setelah dia berenang ke sana ke mari untuk menghindari belitan lengan dan kaki James dan berakhir tertangkap hingga tak berkutik. "Ouhh ... sepertinya aku akan jadi korban kemesuman suamiku lagi kali ini!" erang Laura pasrah ketika James membuat banyak kiss mark di kulitnya yang seputih porselen. "Gelombang panasnya berasal d
"BRUKK!" Sesosok pemuda bule bertubuh besar membuat Laura nyaris terpental dan mendarat di lantai marmer koridor kampus fakultas Kedokteran Hewan University of New South Wales. Untungnya dengan sigap lengan pemuda tadi menopang punggung Laura agar tidak jatuh."Sorry! Aku terburu-buru hingga nyaris membuatmu celaka. Apa kau tidak apa-apa, Miss?" ujar pemuda yang menubruk Laura sambil memeriksa kondisi wanita itu."Aku baik-baik saja. Lain kali kau bisa lebih hati-hati. Permisi!" sahut Laura lalu bersiap untuk melanjutkan perjalanannya ke ruangan kantor barunya sebelum mengisi kuliah pagi tak lama setelah ini.Namun, pemuda itu mencekal pergelangan tangan Laura. "Tunggu, siapa namamu? Apa kau mahasiswi baru?" tanyanya penasaran sekaligus memandangi wanita di hadapannya dengan sorot mata tertarik."Namaku Laura, Gwendolyn Laura Carson-Indrajaya. Permisi, aku terburu-buru!" jawab Laura lalu membalik badannya setelah menarik tangannya dari genggaman pemuda yang tak ingin dia ajak berkena
Seperti kata Philip, memang Turpan Restoran Kensington memiliki menu yang bergaya oriental fussion. James sekeluarga memilih mie lamian kuah dengan daging sapi dan sayur. Masing-masing satu mangkuk penuh dan habis dalam sekejap."Wow, si kembar banyak makan rupanya ya sekarang!" komentar Philip saat melihat mangkuk kedua putera James itu kosong tak bersisa."Mie ini lezat sekali, Uncle Phil!" jawab Jacob jujur lalu meminum teh hangat manis di gelasnya.Mereka saling mengobrol santai hingga semua selesai makan malam lalu melanjutkan perjalanan dengan mobil SUV milik Philip hingga tiba di Cleveland Street. Rumah mereka hanya berbeda dua rumah di antara bangunannya.Bibi dan Kakek Laura telah tiada dan hanya tersisa keponakannya saja yang masih tinggal di sana. Setelah Laura menekan bel pintu depan rumah peninggalan keluarga Carson, suara sahutan wanita dari dalam rumah terdengar, "Yeaah coming!"Lizbeth tak menyangka akan bertemu lagi dengan sepupunya tersebut setelah belasan tahun lama
"Penumpang atas nama Gwendolyn Laura Carson, tolong angkat tangan!" Seorang pramugari memberikan panggilan dengan mikrofon di depan pintu kabin penumpang pesawat Singapore Airlines sebelum lepas landas.James dan Laura terkejut dan saling bertukar pandang. Kemudian wanita itu pun mengangkat tangannya disaksikan oleh seisi kabin. Dia pun tak mengerti, mengapa namanya dipanggil oleh pramugari?"Ma'am, ada titipan buket bunga untuk Anda dari Tuan Reynold, silakan diterima!" ujar pramugari tadi menyerahkan karangan bunga gerbera merah, anggrek ungu, daisy, mawar kuning, dan mawar merah muda yang indah kepada Laura yang berjalan melewati lorong kursi penumpang pesawat.Jujur dia merasa terharu karena Reynold masih menyempatkan diri mengirimkan buket bunga tersebut ke bandara sekalipun mereka tak sempat bertemu langsung. Ketika Laura duduk kembali ke bangku di samping James, dia terdiam menatap buket bunga di pangkuannya. Suara pilot yang menyapa penumpang dan memberi tahukan bahwa sebenta
"Kalo kamu masih mau pernikahan kita lanjut, jangan datang ke undangan makan malam Prof. Laura!" ancam Aurel menunjuk wajah suaminya dengan tatapan sengit. Ada rasa posesif dalam diri Aurel bila sudah berkaitan dengan istri rahasia Reynold yang dinikahi pria itu di Las Vegas. Memang tidak diakui di Indonesia, tetapi perasaan suaminya itu sangat dalam kepada dosen Patologi Anatomi keturunan blasteran yang cantik sekalipun sudah berusia menuju setengah abad."Tapi aku sudah setuju buat dateng, Rel. Nanti mereka nunggu aku 'kan kasihan!" terang Reynold berusaha minta perempuan belia itu mengerti situasinya."Bodo amat, lagian kenapa nggak nanya ke aku dulu sebelum jawab ajakan dinner Prof. Laura?! Tahu sendiri kalo aku sensi bingits kalo udah berhubungan sama dia!" Aurel menarik tangan Reynold dari ruang tengah masuk ke kamar tidur mereka.Dia juga merampas ponsel suaminya lalu menonaktifkan dayanya. "Sekarang aku mau ML sama kamu, Rey. Jangan pikirin mantan kamu lagi, oke?!" ujarnya de
"James, apa sebaiknya kita berpamitan sambil makan malam sama Rey nanti?" tanya Laura yang baru saja selesai menutup kopernya. Dia pun bangkit berdiri dari posisi jongkoknya lalu menghampiri suaminya yang sedang duduk menatap layar ponselnya dengan serius di kepala ranjang. James pun segera menaruh ponselnya ke nakas. Tangannya meraih pinggang istrinya hingga Laura hilang keseimbangan. "Aarrhh! James kaget aku," ucap Laura bernada protes menepuki dada bidang suaminya yang tertimpa olehnya. Namun, pria muda itu hanya tertawa renyah lalu menghujani wajahnya dengan kecupan-kecupan.Tubuh Laura pun dibanting ke bawahnya dan dengan segera James melucuti kancing kemeja lomggar yang dikenakan wanita kesayangannya. "Aku lebih tertarik memikirkanmu dan gaya apa yang asik untuk kita. Doggy style mungkin?" godanya mengerling kepada Laura."Tapi ini masih siang—" James memotong kata-kata Laura, "Dan kita hanya berdua. Daddy dan Mommy libur, Keira bersama Mikha di ruang TV. Perfect bukan?"Maka
"Honey, ayo kita makan siang di kantin!" ujar James dari ambang pintu kantor Laura. Dia tahu kalau wanita yang sangat dicintainya itu sering telat bahkan lupa makan siang.Tatapan sepasang mata biru itu berpindah dari berkas skripsi mahasiswa bimbingannya ke seraut wajah oriental yang tampan. Dia pun melepas senyum manisnya. "On time banget jemputnya, Hubby!" balasnya.James mengitari meja kerja istrinya lalu merundukkan wajahnya hingga dia dapat menemukan bibir kenyal merah muda beraroma strawberry itu dengan pagutan bibirnya. Lengan Laura keduanya bergelanyut di leher berondong kesayangannya itu.Ciuman mereka begitu dahsyat efeknya bagi James sehingga membuat kepalanya pening berkunang-kunang dan celananya menjadi sesak karena hasrat yang mendadak bangkit."Hhh ... aku jadi ingin cepat pulang kerja dan menguncimu di kamar tidur, Honey!" ucap James terkekeh menatap indahnya sepasang mata bak permata safir di hadapannya."Nanti ya sore, aku akan jadi milikmu sepenuhnya. Untuk saat in
Pagi ini hujan turun deras sekali seolah sebuah ember raksasa diguyur dari langit. Gwendolyn Laura Carson merasa ragu apakah dia harus menembus cuaca yang buruk ini untuk berkendara ke kampus atau menunggu hingga hujan reda terlebih dahulu. Laura memang ada janji penting dengan dekan FKH sebelum mulai kerja dinasnya di kampus sebagai dosen bagian Patologi Anatomi. Jam 08.15 Dia melirik jam dinding di livingroom apartemennya. "Aduh bisa telat ini kalo aku gak segera berangkat. Ya Tuhan tolong hambaMu. Aku gak enak banget kalo sampai harus telat di hari pertama dinas di kampus."Laura membulatkan tekad untuk menembus hujan deras. Dia mengambil kunci HRV nya dan menuju garasi di basement apartemennya.Sepanjang perjalanan cuaca masih sangat buruk, kaca depan mobilnya pun tampak agak buram karena derasnya air hujan sekalipun wiper sudah dinyalakan. 30 menit kemudian, Laura akhirnya sampai di kampus dan akan turun dari mobil menuju ke gedung V2 untuk bertemu dengan de
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
댓글