Tentang dua remaja yang saling menutup hati karena masa lalunya masing-masing. Sama-sama memiliki masalalu yang membuat mereka menutup hatinya masing-masing. Salsa, gadis malang yang kehilangan kebahagiaannya. Tumbuh dewasa tanpa kasih sayang orang tua, berharap kebahagiaan itu datang menghampirinya. Selalu menutupi kekecewaan dengan senyuman nya. Sampai dipertemukan oleh seorang pria yang selalu membuatnya kesal, dan selalu berusaha untuk mendapatkan maaf darinya hanya karena ingin menjalin pertemanan. Dia pria yang kerap disapa Gio, dengan nama lengkap Giorgio Edward Robertson. Sampai rasa itu mulai muncul, sama-sama merasakan namun enggan untuk bicara. Takut, trauma, dan kekecewaan itu masih membekas di hati mereka. Sampai kapan mereka akan tetap diam? Akan kah mereka bisa melupakan masalalunya? Ditambah dengan permasalahan orang tua mereka yang membuat anak-anaknya terancam, teror terus menghampiri, ntah kapan akan berhenti sampai dititik mereka bisa melewati semuanya tetapi sesuatu kembali menjatuhkan mereka. Cerita ini bukan hanya sekedar tentang percintaan anak SMA kita bisa mengasah otak untuk sekedar berfikir, jadi mari kita baca!!
Lihat lebih banyakSuara petir berkecamuk diiringi derasnya air hujan yang turun. Sesaat cahaya petir itu menyinari gelapnya langit malam dengan gumpalan awan hitam yang menutupi bintang dan juga bulan.
Bantingan barang serta isak tangis dan juga jeritan menjadi satu dikala itu, di sebuah rumah yang begitu megah dan mewah.
"Kamu bener-bener tega!" jerit Aleta pada suaminya.
"Kenapa? Saya tidak cinta sama kamu!" ucap Juna sang suami.
"Terus selama ini apa? Hah!"
"Saya tidak pernah cinta sama kamu!"
Lantas apa selama ini? Mereka sudah memiliki dua anak tetapi suaminya itu berkata tidak mencintainya, yah hanya karena seorang wanita yang kini tengah berdiri di samping lelaki tersebut. Tersenyum senang menonton pertengkaran antara mereka.
Dulu mereka menikah karena perjodohan konyol yang dilakukan kedua orang tuanya. Memang sesuatu yang dipaksakan itu hasilnya tidak akan baik.
"Saya mau kita cerai!" pekik Aleta.
"Dengan senang hati," ujar Juna tersenyum.
"Kenapa nggak dari dulu aja sih, Mba?" tanya seorang wanita yang berdiri di samping Juna.
"Dasar wanita jalang!!" gertak Aleta murka.
Plak!
Sebuah tamparan mengenai pipi Aleta.
"Papah! Stoop!" teriak seorang gadis berseragam putih biru, berlari menghampiri Aleta dengan seragamnya yang sedikit basah akibat terkena percikan air hujan.
"Salsa kecewa sama papah!" lirih Salsa air matanya turun begitu saja. Sorot matanya menunjukan kekecewaan yang amat dalam, lelaki yang selalu dia bangga-banggakan di depan semua teman-temannya karena begitu menyayangi dirinya dan selalu ada untuk keluarga, seorang Ayah yang begitu istimewa, yang katanya cinta pertama seorang anak perempuan tetapi kini menjadi patah hati pertamanya.
Rasanya hati seakan teriris dikala Aleta mendengar permohonan Salsa yang terus menerus, agar Ayahnya itu tidak kasar dan bisa kembali seperti dulu sambil berlutut di hadapan Juna air mata Salsa banjir begitu saja. Aleta yang tidak kuat melihat semuanya pun berlari keluar rumah. Salsa yang melihatnya pergi pun langsung segera mengejar Aleta.
"Arkan lebih kecewa sama papah!!" pria dengan balutan seragam putih biru itu menghampiri Juna dengan amarah yang begitu memuncak, sedari tadi dia sudah melihat perlakuan Ayahnya terhadap Mamah dan Kakaknya. Alih-alih melawan Arkan justru tidak bisa berbuat apa-apa dia hanya bocah berusia 14 tahun yang belum bisa melakukan apapun. Setelah mengatakan itu Arkan langsung berlari keluar untuk mengejar Aleta dan juga Salsa.
Derasnya air hujan yang mengguyur membuat Aleta tidak mendengar teriakan Salsa yang terus memanggilnya, Aleta terus berlari di tengah-tengah jalan yang lenggang akan kendaraan.
"Mamah stop!" teriak Salsa, saat Mamahnya terus berlari.
Tin!
Tin!!
Samar-samar terdengar kelakson mobil dari arah depan.
"MAMAH AWAS!!!" teriak Salsa dikala mobil sudah berada di depan Aleta tanpa adanya lampu yang menyinari jalanan serta lampu mobil yang tidak menyala membuat mobil tersebut menghantam Aleta dan membuatnya terpental cukup jauh, lalu mobil tersebut masuk ke dalam jurang yang berada di dekat sana begitu juga Aleta yang terseret jauh dan terpental ntah ke mana.
"Mamah!!!"
Saat itu juga, detik itu juga semuanya hancur, tidak ada lagi kebahagiaan, rasanya suram semua terlihat biasa saja. Kebahagiaan itu telah hilang bersama turunnya hujan yang begitu deras. Hilang, hanyut terbawa air yang terus turun membasahi bumi.
Salsabila Aurelia Dierja
Seorang gadis cantik yang selalu berpenampilan sederhana, memiliki banyak teman, humble, gadis itu kini menjadi pribadi yang dewasa, berusaha melupakan semuanya, berusaha memaafkan dan berusaha mengikhlaskan. Namun, rasa kecewa itu masih terus menghantuinya.
Salsa takut ... Salsa takut jika nanti nasibnya akan seperti mamahnya, dikhianati, disakiti dan ditinggalkan. Banyak hati yang selalu memintanya untuk singgah. Namun, Salsa tidak bisa.
Menutup hati adalah salah satu cara Salsa untuk mengurangi beban hidupnya, tidak ingin ambil resiko untuk merasakan jatuh cinta karena patah hati sangat menyakitkan, dan Salsa harap dia hanya merasakannya sekali dikala itu Ayahnya adalah cinta pertamanya dan kini menjadi patah hati pertamanya serta penyebab hancurnya semua harapan.
Cinta yang sesungguhnya adalah mereka yang tak berkata tapi bertindak. Dan bukan melepaskan, tetapi mengikhlaskan.Disaat mata itu mulai terbuka timbul berbagai macam pertanyaan yang muncul dalam benaknya. Ini di mana, sedang apa aku di sini? Kenapa aku bisa ada di tempat ini? Mengapa kepalaku rasanya sangat berat, dan seluruh tubuh ini seperti remuk tak berbentuk bahkan untuk bergerak saja rasanya sakit. Benak seorang gadis malang yang tak pernah ingin berada dalam situasi seperti sekarang.Ingatannya berputar pada kejadian di hari itu, Salsa memejamkan matanya sesaat. Suara klakson kereta api melebihi kerasnya klakson truk maupun bus, yakni berfrekuensi sebesar 400-700 HzV. Anehnya kenapa saat Salsa akan melintasi perlintasan kereta api tersebut, seakan dia tiba-tiba tuli tak mendengar suara apapun, atau mungkin karena Salsa sedang panik waktu itu mengingat Gio yang berlumur darah
Sahabat.Kita memang dipertemukan oleh pendidikan, tapi seiring berjalannya waktu kebersamaan kita menciptakan sebuah kekeluargaan. Apa itu sahabat? Orang pikir sahabat adalah mereka yang selalu bersama kita disaat suka maupun duka, kenyataannya tidak lah seperti itu. Terkadang yang selalu bersama kita pun mempunyai niat lain bukan untuk menjadi sahabat melainkan memanfaatkan. Perlu diketahui jika sahabat yang sebenarnya adalah mereka yang selalu memberi support system, bukan hanya itu mereka juga teman yang baik paling tidak pendengar yang baik. Dia memperhatikan bagaimana hal sehari-hari yang remeh-temeh mempengaruhi kita. Dia tidak bisa membaca pikiran kita tapi dia tahu kapan kita sedang berbahagia, sedih, bersemangat atau cemas. Seperti persahabatan antara Salsa, Gio, dkk. Bahkan disaat Sals
Sesakit apapun fisiknya, hati akan jauh lebih merasakan sakit ketika separuh jiwanya tengah terluka.Ternyata apa yang Ethan ucapkan tadi pada Revan dan Galih hanya omong kosong belaka, dia bilang akan pulang sebentar untuk bersih-bersih ternyata Ethan malah menuju rumah sakit sebelah yang tidak jauh dari rumah sakit tempat Gio dan Salsa dirawat.Sesampainya di parkiran rumah sakit Ethan memarkirkan mobilnya, dengan cepat lelaki itu keluar dari mobil sampai-sampai dia lupa jika sudah meninggalkan ponselnya di dalam mobil. Kaki panjangnya melangkah dengan cepat menyusuri koridor, melewati beberapa ruangan wajahnya terlihat marah tangannya pun mengepal kuat, ntah siapa yang akan Ethan temui sampai membuatnya bersikap aneh seperti itu.Tepat di depan salah satu ruangan Ethan menghentikan langkahnya, menarik nafas panjang lalu kakinya kembali melangkah untuk memasuki ruangan itu. Di dalam sana terdapat seorang
Bukan dunianya yang kejam, tetapi manusianya yang tidak bisa memanusiakan, manusia.Suasana kali ini cukup panas karena perdebatan dua orang yang terpaut usianya cukup jauh, yang satu masih remaja sedangkan satunya lagi sudah berkepala empat. Aksi cekcok itu terjadi karena keduanya yang saling menyalahkan, tepatnya di hadapan Polisi. Mereka sedang diwawancarai oleh pihak kepolisian atas kejahatan yang telah mereka lakukan, terduga kejahatan tersebut sudah direncanakan sejak lama, dan disusun sedemikian rupa."Saudara Dirga, jadi benar jika anda adalah dalang dibalik kejahatan yang diterima oleh keluarga Pak Agra?" tanya Pak Polisi yang berada di hadapan mereka."Benar pak! Semua ini salah dia!" Rio berseru dengan lantang."Tutup mulut kamu Rio!" bentak Dirga. "Dasar anak tidak tahu terima kasih."Ucapan Rio tadi cukup menyulut emosi Dirga, tetapi
Matanya perlahan terbuka, samar-samar ia seperti menangkap bayangan seseorang yang akhir-akhir ini terus berada dalam pikirannya, seakan tidak percaya Gio berusaha menyadarkan dirinya dengan kembali menutup matanya dan membukanya kembali, berulang kali dia melakukannya sampai pada akhirnya Gio benar-benar sadar jika apa yang dilihatnya bukanlah halusinasi semata. Melihat gadisnya tak sadarkan diri di hadapannya dengan posisi yang sama-sama terikat oleh tali. Gio rasa ia sudah gagal melindungi Salsa, amanah dari Juna belum sepenuhnya Gio laksanakan seharusnya Salsa tidak berada di tempat ini. Gio benar-benar khawatir melihat keadaan Salsa sekarang, ntah bagaimana bisa Salsa sampai sini dalam keadaan pingsan pasti terjadi sesuatu padanya. Gio sekarang sangat merasa bersalah karena tidak bisa melindungi Salsa, sekarang malah Salsa yang kena imbasnya, rasanya air mata ingin tumpah melihat orang-orang sekitarnya satu persatu terluka karenanya
Bugh! Satu pukulan tersebut mampu membuat seseorang tersungkur, beberapa pria berbadan besar dengan seragam yang sama-sama serba hitam itu langsung maju bersiap untuk membalas tetapi, langsung dihentikan oleh Dirga yang mengangkat tangannya sambil berusaha bangun dibantu dengan beberapa anak buahnya, dengan sombongnya dia meludah tepat di hadapan Agra. Agra yang sudah tak lagi dapat menahan amarahnya dia kembali maju dan meraih kerah kemeja Dirga, lagi-lagi beberapa anak buah Dirga maju bersiap menghentikan Agra tetapi Dirga melarangnya dan membiarkan Agra. "Hentikan semua ini!" ucap Agra penuh penekanan. Prok! Prok! Prok!... Dirga tertawa sambil berte
Jangankan orang yang baru kita kenal, Bahkan seseorang yang berkata mencintai kita pun dia bisa pergi karena setelah kamu, Masih ada prioritas yang lebih besar yang dia prioritaskan.Sekarang satu rombongan terpisah menjadi dua, mobil Garaga sudah jalan lebih dulu sedangkan mobil Ethan sempat tertinggal karena harus mengisi bahan bakar, begitu juga dengan Galih yang membawa motor, dia selalu membuntuti mobil Ethan. Galih membawa motor sendiri dengan alasan tidak ingin mabuk karena naik mobil, sebenarnya tidak sampai muntah-muntah hanya saja perutnya selalu tidak enak jika terlalu lama di dalam mobil.Kini mobil Ethan melaju dengan sangat lancar melewati jalanan dengan aspal hitam serta udara yang cukup sejuk karena mereka sudah memasuki kawasan bukit, terlihat dari sekitar yang penuh dengan pepohonan dan udara yang berbeda.Sebenarnya jarak yang mereka tempuh masih sangat jauh, Ethan melihatnya
Manusia selalu gegabah memutuskan suatu keputusan ketika emosi menyelimuti.•-•Betapa jahatnya takdir yang membuat rindu ini bergerumuh tanpa henti, tanpa pengobatan akan kehadirannya walau hanya lewat mimpi. ^-^---"Bokap gue punya villa di puncak, tapi villa itu udah kosong sih bisa jadi Bokap gue suru Rio bawa Gio ke tempat itu 'kan?" ucap Garaga setelah sekian lama dia berpikir sambil menunggu Ethan yang tengah melacak lokasi di mana keberadaan Gio."Bisa jadi, kita harus coba cek ke sana," ucap Darren menanggapi."Tapi, villa itu udah kosong sejak 5 tahun yang lalu apa mungkin?" tanya Garaga terselip sedikit rasa ragu dalam benaknya.
Bahagia itu akan datang tepat pada waktunya, semua orang menunggu waktu di mana kebahagiaan itu akan tiba sampai-sampai mereka melupakan sesuatu jika hal sekecil atom pun mampu membuat orang tersenyum.0_0Salsa diam termengu dalam duduknya. Menunduk lesu, matanya menatap ujung sepatu miliknyanya yang terkena sedikit lumpur, beralih pada tali sepatu yang terikat tidak benar. Sudut bibir Salsa sedikit terangkat dikala mengingat kebersamaanya dengan Gio, biasanya jika Gio melihat tali sepatunya yang terikat tidak benar dia akan marah-marah dan terus berbicara.Lalu Gio akan berakhir mengatakan, 'bisa nggak kalo nggak ceroboh? Kayaknya lo idup cuman buat bikin gue repot ya, ini jangan sampe lepas lagi kalo lepas langsung benerin, nanti kalo gak sengaja keijek talinya lo bakal jatuh gue kan gak mau liat lo luka.' Begitulah Gio
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen