Setelah kakaknya diusir dari rumah, kini giliran Kaila dipaksa untuk menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya sama sekali, pria itu bernama Melviano Azekiel yang merupakan anak dari atasan papa-nya. Tekanan demi tekanan Kaila dapatkan setelah tinggal satu atap dengan Melviano yang ternyata memiliki sikap yang kurang baik dengannya. Apalagi setelah sah menikah, Melviano belum juga mendapatkan hak-nya sebagai suami. Hal ini justru membuat Melviano begitu murka dengan Kaila. “Aku salah apa sih, Mel? Hah?” tanya Kaila dengan nada tinggi. “Salah apa? Kamu pikir pakai otak, Kai! Wanita baik-baik tidak akan mau menyerahkan kesuciannya sama laki-laki yang bukan suaminya.” Melviano menatap Kaila nyalang. Akahkah Melviano dan Kaila mampu menjalani kehidupan rumah tangga yang tak ada cinta sama sekali di dalamnya? Terlebih mereka menikah dengan rasa saling terpaksa satu sama lain.
Lihat lebih banyakKaila langsung mempercepat langkah kakinya sampai ia tidak memedulikan kondisi tubuhnya yang sedang mengandung.“Shakira!”Melviano langsung menengok ketika mendengar suara yang tak asing di telinganya. Melviano terkejut melihat istrinya yang berada di kantor. Padahal, setahu Melviano itu kalau Kaila sedang ada sahabatnya tadi.“Kaila,” suara Melviano terdengar begitu lembut.“Kenapa? Kamu kaget aku pergokin lagi deket-deket sama Shakira.”“Lho, kalian berdua saling kenal?”“Kaila, kenapa kamu ada di sini? Bukannya kamu ikut suami ke luar negeri?”Kaila tersenyum miring. “Orang yang sedang berdiri di depan kamu itu suamiku, Shakira. Kalau kurang jelas atau kamu nggak percaya biar nanti aku tunjukkan buku nikah kami, mau tunjukkin cincin nikah tapi aku lagi nggak pakai, soalnya jariku lagi melar efek lagi hamil,” Kaila langsung memamerkan perutnya yang buncit
Debi berjalan mendekat ke arah Kaila yang tengah berdiri bersisian dengan Melviano. Debi melotot ke arah perut Kaila.“Kai, lo hamil?”“Iyahlah.”“Ini bukan balon kan, ya?”“Apaan sih, enggak lah. Ngaco aja lo, Deb.”“Bukan begitu, ya ampun. Aku masih nggak nyangka anjir.”“Pegang aja.”Debi langsung memegang perut Kaila yang buncit, ia menekan perut Kaila untuk memastikan bahwa Kaila benaran sedang hamil.“Lha, iya beneran hamil. Gila, sumpah lo Kai. Pecah telor juga akhirnya.” Debi masih tak menyangka, ia menggelengkan kepalanya takjub.“Iyahlah bisa hamil, kan gue punya suami.”Debi langsung beralih menatap ke arah Melviano yang tengah menatapnya bingung. Ia meringis tak enak karena sudah sedikit tidak sopan dengan berteriak, Debi biasanya akan kolaborasi dengan Tante Rania untuk membully Kaila.“Maaf, M
Pagi ini Kaila sudah bersiap-siap untuk sarapan bersama keluarga dari Melviano. Apalagi pagi ini Ayah Haidar belum berangkat ke kantor seperti biasanya.“Pagi,” sapa Haidar yang sudah rapi dengan setelan jas kerjanya. Ia langsung menarik kursi di dekat Kaila juga Melviano.“Pagi Ayah.”“Gimana perkembangan cucu Ayah?”“Dia baik kok, mulai ada gerakan-gerakan kecil.”“Bagus, jaga cucu Ayah terus, ya. Kamu harus makan, jangan sampai kelaparan atau kelelahan.”“Iya, Yah.”“Tenang aja, kan ada Melvin, Yah.” Melviano langsung menyambar pembicaraan Kaila dengan Haidar.“Itu emang tugas kau harus jagain istri hamil.”Tak lama Karmila datang membawakan susu ibu hamil untuk Kaila. Ia juga membawa makanan sehat khusus ibu hamil. Kaila yang menatap menu itu terasa sangat malas, sebab rasanya kurang asin. Benar-benar sedikit hambar sepert
Kaila dan Melviano kini sudah berada di depan pintu apartemen Nasya. Hari ini kedua pasangan itu akan bertamu sebagai bentuk silatuhrahmi.“Kok nggak dibuka-buka, ya?”“Lagi ena-ena kali.”“Hust, ngaco kamu, Mel.”“Lagian udah beberapa kali nggak dibuka sih.”“Mungkin lagi ngurusin Shaqu yang rewel.”“Hmm, bisa juga.”Tak berapa lama, Melviano mendengar suara langkah kaki menuju ke arah pintu.KLEK.“Lho,” kata Nasya sedikit terkejut.“Taraaaa, Aunty Kai-Kai datang.” Kaila langsung berjalan masuk ke apartemen Nasya.“Ett ... main nyelonong aja.”“Lagian capek tahu Kak, dari tadi pencetin bel nggak dibuka-buka.”“Iya Kakak lagi gantiin Shaqu pampers, dia habis pup.”“Oh ....” Kaila mengangguk-angguk sok paham.“Melvin masuk sin
Rania hanya terkekeh saja mendengar teriakan dari sang anak. Rania melenggang cantik pergi ke arah dapur untuk mengambil gelas.Kaila sendiri hanya bersungut kesal melihat Mamahnya yang selalu meledeknya itu.“Jangan marah-marah terus.”“Nggak marah-marah kok, Cuma kesal aja sama Mamah. Lagian ngeselin banget.”“Mamah kan Cuma bercanda aja sayang.”“Iya tahu kok, tapi cara bercanda Mamah itu bikin darah tinggi.”“Udah nggak usah marah-marah.”Tak lama Rania datang membawa dua gelas cendol, ia mengarahkan ke arah Kaila juga Melviano.“Nih, cendol buat kalian berdua.”“Lho, Mamah nggak minum?” tanya Melviano.“Mamah udah makan di sana tadi, ini Mamah bungkus dua buat menantu Mamah yang tampan sekaligus istrinya yang comel.”“Ih, giliran aku aja nggak dipuji.”“Jangan kebanyakan mendap
Melviano kini sedang berjalan menuju ke arah ruangan Ayahnya. Di sana ia melihat sekertaris baru sang Ayah. Namanya Shakira, Ayahnya pernah bercerita sekilas tentang sekertarisnya itu.“Ayah ada?”“Maksudnya Pak Haidar?”“Iya.”“A-a-ada.”Melviano langsung masuk ke ruangan Ayahnya, ia menyapa Ayahnya yang sedang bekerja begitu fokus.“Pagi, Yah.”“Lho, kau ke sini?”“Hmm, mau bahas baby shower.”“Kalau begitu Ayah telepon Shakira untuk ke sini saja.”“Tak usah, biar Melviano saja yang langsung bicara dengannya.”“Ya sudah, kau bicarakan saja konsep yang kau dan Kaila inginkan.”“Permisi, Yah.”“Hmmm, sukses ya.”Melviano berjalan keluar ruangan Ayahnya, ia berdiri di depan meja sekertaris Ayahnya. Melviano berdeham pelan. “Anda Shakira, ka
Hari ini, Kaila dan Melviano sedang browsing untuk melihat konsep baby shower untuk acara tujuh bulanan nanti.“Aku pengin konsep Captain Amerika deh.”“Jangan, emangnya acara ulang tahun. Kita konsep begini saja, gimana?” Melviano memperlihatkan konsep warna biru yang sangat meriah.Kaila langsung meraih tablet milik suaminya, Kaila menatap konsep itu dengan senyum lebar.“Setuju, ini bagus.”“Jadi deal nih seperti ini?”Kaila mengangguk.“Kalau sudah setuju nanti aku bicarakan sama sekertaris Ayah supaya mengatur semuanya.”“Ya udah kamu atur saja, aku sih penginnya kita sederhana saja. Ngundang teman sama saudara aja begitu.”“Enggak mungkin sayang, pasti Ayah akan kecewa. Kita ikuti saja kemauan dia. Kalau kamu mau cara baby shower dengan temanmu nanti kita buat season ke dua saja. Season satu hanya untuk tamu-tamu Ayah gimana?”
Kini Kaila juga Melviano sudah duduk bersampingan. Mereka berdua menunggu Haidar berbicara.“Ngomong-ngomong usia kandungan kamu berapa bulan?”“Empat jalan ke lima bulan, Yah.”Haidar langsung mengangguk-anggukan kepalanya. Ia mengusap dagunya sambil menatap ke arah perut Kaila yang membuncit.“Ayah habis investasi tambang emas di Papua. Ayah sekarang sudah memutuskan untuk memberikan saham emas di Papua untuk calon cucu Ayah.”Mata Kaila melotot lebar, bahkan hampir keluar menggelinding. Ia benar-benar terkejut dengan ucapan Ayah Mertuanya. Kaila tak pernah menyangka kalau calon anaknya bakalan menjadi orang kaya raya nanti. Padahal masih di dalam perut tapi udah punya harta tambang emas, gila bener ini. Kaila saja dulu waktu kecil mau jajan suka rebutan sama Kak Nasya. Bahkan uang saku aja pas-pasan, mau beli kuota aja mikir sampai seratus kali.“Ayah seriusan? Tapi anak Kaila kan belum lahir,&rdq
Setelah semuanya sudah mandi dan rapi, Kaila menatap sedih ke arah Damian. Kaila menangis tergugu akan ditinggal pergi oleh Damian.“Kak, aku pasti akan sangat merindukanmu.”“Nanti kan kalau anak si bastard udah lahir kau akan ke Los Angeles kan?”Kaila mengangguk ragu. Entah lah akan pergi ke Los Angeles atau akan menatap saja di Indonesia.Melviano melihat istrinya sedang sedih, langsung merangkul ke dalam dekapannya. Melviano mulai paham dengan Kaila yang selalu ingin dimanja.“Nanti juga ketemu lagi kalau baby boy kita udah lahir kan?”“Iya, tapikan nunggunya masih lama.”“Nggak terasa kok, kamu kan bisa teleponan sama teman kamu yang di Jakarta.”Kaila langsung teringat dengan sahabat laknatnya itu. Double D. Kenapa Kaila tak kepikiran buat menyusahkan pasangan absurd itu, ya. Benar apa kata Melviano, Kaila akan menelepon Debi.“Kalau begitu ja
Seminggu ke depan adalah hari dimana semua siswa-siswi tingkat SMA melaksanakan ujian nasional. Kaila Mahestri Wiraguna, siswi yang dikenal badung sekaligus memiliki otak pas-pasan itu selalu menganggap semuanya enteng. Termasuk ujian nasional pun yang dianggap momok menakutkan bagi seluruh siswa-siswi namun tidak bagi Kaila. Bagi Kaila ujian nasional hanya seperti segelintir upil yang berada dalam hidungnya. Jadi buat apa dibikin takut, toh misal tidak lulus sekolah tidak akan mati jugakan?Di saat semua teman-temannya sedang mempelajari materi yang sudah dibahas untuk ujian, berbeda dengan Kaila. Ia justru asik main gadget stalking-stalking instagram para member boyband BTS. Kaila selalu berkhayal ingin bertemu dengan Jungkook.“Woi main hape mulu, belajar,” ucap Debi saat melihat temannya malah mesam-mesem menatap hape.“Udah pinter gue,” jawab Kaila asal.“Lah si anjir, kalau pinter mah nilai pelajaran lu kagak mungkin doremi,” sela Debi mengingatkan fakta yang sebenarnya.“Ah lu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen