Setelah kakaknya diusir dari rumah, kini giliran Kaila dipaksa untuk menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya sama sekali, pria itu bernama Melviano Azekiel yang merupakan anak dari atasan papa-nya. Tekanan demi tekanan Kaila dapatkan setelah tinggal satu atap dengan Melviano yang ternyata memiliki sikap yang kurang baik dengannya. Apalagi setelah sah menikah, Melviano belum juga mendapatkan hak-nya sebagai suami. Hal ini justru membuat Melviano begitu murka dengan Kaila. “Aku salah apa sih, Mel? Hah?” tanya Kaila dengan nada tinggi. “Salah apa? Kamu pikir pakai otak, Kai! Wanita baik-baik tidak akan mau menyerahkan kesuciannya sama laki-laki yang bukan suaminya.” Melviano menatap Kaila nyalang. Akahkah Melviano dan Kaila mampu menjalani kehidupan rumah tangga yang tak ada cinta sama sekali di dalamnya? Terlebih mereka menikah dengan rasa saling terpaksa satu sama lain.
Lihat lebih banyakMelviano saat ini sedang gusar di dalam mobilnya. Kira-kira tadi keterlaluan nggak sih ninggalin Kaila begitu saja. Sumpah tadi lagi kesal banget, terpaksa Melviano mendatangi dokter untuk konsultasi agar mulutnya tidak bau jengkol. Namun dokter itu bilang merupakan hal wajar dan akan hilang dengan sendirinya. Tapi Melviano diberikan obat kumur agar meredakan bau jengkol itu. Sial, Kaila kurang ajar.Setelah selesai dari salah satu klinik sekarang Melviano bingung harus kemana. Nggak mungkin kalau ia pulang. Bisa ditanya macam-macam nanti sama mamah mertuanya.Dengan terpaksa Melviano melihat gps hape Kaila berada. Waktu Kaila tidur pulas Melviano penasaran dengan isi hape Kaila yang selalu membuat Kaila cekikikan sendiri. Ternyata isinya cuma foto laki-laki yang memakai make up. Kaila selalu menyebutkan dengan nama oppa? Melviano kira oppa ini sudah tua atau kakek-kakek. Namun setelah membuka google mencari tahu ternyata itu artis-artis korea. Menurut Melviano masih j
Pagi ini seperti rencana semalam. Kaila sudah sangat rapi dengan oufitnya celana panjang hitam yang terdapat robekan di lututnya dengan memadukan kaos lengan pendek hitam, sepatu putih. Penampilan Kaila sangat casual banget. Sesuai dengan usianya yang masih 18 tahun ini. lagian Kaila nggak suka pakai rok, ribet.Melviano pun menggunakan pakaian casual dengan kaos polo putih yang sangat mencetak bentuk tubuhnya yang atletis itu.Melviano dan Kaila pamit kepada Rania juga Hendrik. Mereka senang karena Kaila terlihat bahagia meski menikah dengan hasil perjodohan.Melviano langsung memencet alarm kunci mobilnya namun langsung Kaila cegah.“Kita hari ini naik angkutan. Makanya kita berangkat pagi seperti ini.” Kaila memberitahukan kalau menuju kota tua menggunakan angkutan umum. Biar Melviano merasakan naik angkutan, emang enak. Hahaha.“Apah?! Tapi pasti panas banget Kai,” jawab Melviano sedikit mengeluh.&ldq
Kaila saat ini merasakan capek, untung tadi ia mampir warung sebentar membeli koyo cabai buat ditempelkan dibetis kaki yang terasa ngilu. Namun Kaila sangat puas hari ini, ternyata banyak duit itu sangat enak.Tak berapa lama Melviano pulang dengan kondisi sangat lelah. Ia masuk kamar melihat Kaila sedang cekikian menatap layar ponselnya itu. Yang membuat Melviano heran kenapa kaki Kaila banyak sekali tempelan? Tempelan apa itu?“Itu kaki kamu kenapa?” tanya Melviano.“pegal.”“Lalu kenapa mesti pakai ditempel begituan? Emang itu apa namanya?’Kaila langsung menghentikan aktifitas nonton running man yang menurut Kaila sangat kocak.“Kamu nggak tahu ini namanya apa Mel?” tatap Kaila tak percaya kalau suaminya tidak tahu koyo cabai.Melviano menggeleng singkat, alisnya berkerut menunggu jawaban Kaila.“Ya ampun suami aku pintarnya kebangetan, gini saja nggak tahu. Ini na
Setelah mengambil uang sebesar dua juta, kini Kaila kembali ke sekolah. Senyumnya tak pernah luntur sedikit pun. Jenis senyum kebahagiaan yang haqiqi.Debi yang melihat Kaila hanya geleng-geleng kepalanya saja. Tak habis pikir dengan otak temannya ini. Sudah jelas itu nominal banyak sudah pasti akan ada pemberitahuan yang tertera. Siap-siap aja itu anak digorok sama suaminya ambil dua juta cuma buat foya-foya."Deb, lo pengin apa? Nanti gue beliin dah." Kaila mencoba menawari Debi sebagai wujud terima kasih karena sudah sering direpotkan."Enggak deh Kai," tolak Debi. "Lagian duit Doni juga banyak.""Oh iya gue lupa, lo 'kan punya atm berjalan ya." Kaila langsung tertawa renyah."Sialan lo."Mereka berdua tertawa bersama. Tak ada yang merasa sakit hati jika ada salah satu mengucapkan dengan kalimat mengejek. Mereka berdua sudah paham karakter masing-masing. Sehingga semua yang diucapkan hanya lelucon biasa.Akhirnya Kaila sampai
Kaila merasakan tubuhnya merasa tidak sempit saat awal tertidur. Dengan mata masih terpejam Kaila meraba-raba kasur di sampingnya ini. Mata Kaila terbuka secara perlahan memastikan kalau Melviano masih ada di sampingnya. Kaila melongo saat tidak apa siapa pun.Kemana si MelMel, kok nggak ada? Dengan rasa malas dan ngantuk yang masih bergelayut manja Kaila mencari keberadaan Melviano.Kaila langsung keluar kamar namun hanya melihat Mamahnya saja sedang menyapu rumah.“Mah, Meli mana? Em ... Melviano?” tanya Kaila langsung meralat panggilan untuk Melviano. Bisa kena sambitan sapu nanti kalau mamahnya tahu.“Sudah berangkat sama Papah. Lagian kamu tidur kaya kebo. Sudah menikah toh bangun pagi-pagi membuatkan sarapan untuk suami. Ini jam delapan malahan baru bangun. Culas kamu Kai.” Seperti ibu-ibu pada umumnya yang suka berkhotbah di pagi hari jika anaknya bangun siang.“Ya ngantuk Mah.”“Justru
Saat ini Kaila sudah berada di kamarnya. Ia akan menonton drama bang Ichang terlebih dulu sebelum nanti bobok dan bertemu di alam mimpi. Saat sedang asyik nonton tiba-tiba saja Melviano ikut menyusul masuk kamar. Semua itu membuat Kaila tak percaya, Kaila kembali bersikap masa bodoh.Melviano tanpa babibu langsung ikut bergabung tidur di samping Kaila. Ranjang yang sempit membuat Kaila merasa tergenjet dengan tubuh atletis Melviano.“Ya ampun, ini gue sempit banget... badan lo gede, minggir!” usir Kaila sambil menyingkirkan tubuh Melviano tetapi nggak bisa gerak sama sekali. Buset dah ini badan keras amat ya.“Language.” Melviano memperingat Kaila untuk tidak menggunakan panggilan lo-gue. Melviano nggak suka!“Bodo mamat lah, minggir!”Melviano tak memperdulikan usiran istri kecilnya ini. Justru Melviano ingin tertawa melihat usaha dan tenaga istrinya yang dianggap hanya seujung kuku saja. Tapi kalau
Kaila saat ini sedang misuh-misuh sambil menyabuni piring kotor. Ingin sekali rasanya membanting semua piring yang ada dihadapannya ini. Kaila marah eh bukan ding tapi kesal sama Donat. Kurang ajar Donat. Awas saja nanti hidupmu tidak akan tenang karena sudah menjadikan anak perawan menjadi kacung seperti ini.“Mbak pelan-pelan nanti piringnya pada pecah gimana?” tegur seseorang yang membantu Kaila membantu nyuci piring.“Bodoh mamat, mending lo diam aja dah. Udah sukur gue bantu lo.” Kaila masih saja kasar sampai busanya berantakan kemana-mana.“Yaudah Mbak, kalau Mbak capek mending nggak usah nyuci biar saya saja yang menyelesaikan.”Mendengar ucapan yang menyenangkan membuat Kaila langsung berhenti dan menatap seorang laki-laki yang usinya hampir sama dengan Kaila. Mungkin tua dia setahun apa dua tahun kali ya. Seumuran sama kak Nasya lah.“Lo serius? Eh kamu serius?” Kaila langsung mengubah
Saat ini Kaila sedang memakan pesanannya itu. Ia mencicipi semuanya dan memisahkan yang akan dibungkus sama langsung dimakan.Debi yang melihat hanya garuk-garuk rambutnya yang tak gatal sama sekali. Ia bingung harus ngomong apa sama Doni. Ya meski Doni sudah tahu kelakuan Kaila gimana tapi tetap saja Debi nggak enak yang notabennya sahabat Kaila.“Laper Kai?”“Banget.”“Belum makan emang?”“Belum. Kan sengaja biar makan di sini sekalian.”Lah kampret! Tolong cegat Debi agar tidak menghujat Kaila saat ini.“Lo kapan pergi ke California?”“Minggu depan kayaknya,” jawab Kaila sambil mengunyah makanan.“Emang lo udah legalisir semuanya?”“Belum. Tapi besok dah kalau nggak kesiangan gue.”“Makanya kalau tidur jangan kaya kebo,” cibir Debi melihat Kaila yang susah dibangunkan.“Ngantuk Deb, ma
Debi saat ini sedang menatap lekat Kaila. Ia tersenyum puas jika akan berbagi ilmu soal ranjang begini.Kaila mengeryit bingung menatap Debi. Kaila berpikir kalau Debi ini kesambet setan makanya mesam-mesem begitu.“Lo napa Deb? Kok malahan mesam-mesem begitu?”“Nggak apa, ini gue lagi menghayati dulu,” jawab Debi masih dengan mesam-mesem sendiri.“Lo jadikan kasih gue tipsnya?”“Jadi dong.”“Terus?” tanya Kaila bingung.“Iya ini gue lagi menghayati dulu setiap adegannya biar nanti pas kasih materi ke lo enak,” jawab Debi masih dengan senyumnya.“Kudu mesam-mesem begitu ya?”“Iya inikah gue lagi jadi pemain dalam khayalan,” balas Debi terus senyam-senyum.Kaila justru bergindik ngeri menatap Debi makin nggak waras saja. Perasaan kalau Kaila nonton film blue nggak mesam-mesem deh justru teriak-teriak itu si cewekny
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.