Saat ini Melviano sedang menatap kebingungan wanita di depannya ini. Sebab Melviano tidak melakukan apapun tapi wanitu itu malahan teriak histeris seperti akan disembelih saja.
Dengan cepat Melviano berjalan meninggalkan Kaila yang masih memejamkan mata dan melongo akibat teriakannya tadi. Melviano berpikir ia memiliki dosa apa sampai mempunyai istri absurd seperti itu.
Melviano akan menggunakan pakaiannya didalam kamar mandi saja, dari pada nanti akan membuat wanita itu makin nggak waras. Melviano sadar betul kalau Kaila itu mengagumi tubuhnya yang tercetak dengan indah ini. Tapi Melviano bertekad tidak akan menyentuh istrinya itu, lagian tubuhnya saja tidak menggairahkan hasratnya sama sekali, terlalu kecil disemua bagian. Apa Melviano kasih vitamin kesuburan saja ya? Agar tubuh Kaila bisa berisi dibagian-bagian yang semestinya.
Ah, sialan ... Kalau seperti ini gimana Melviano bisa mencari kepuasaan? Tidak mungkin ia pergi malam-malam begini mencari kelab malam untuk menuntaskan hasratnya ini.
Shit.
Pokoknya secepat mungkin Melviano akan mengurus paspor juga visa untuk segera berangkat ke California.
Disatu sisi saat ini Kaila sedang mencoba membuka matanya perlahan setelah merasakan tidak terjadi sesuatu pada dirinya. Kenapa Kaila tidak merasakan apapun? Memangnya Melviano tidak jadi untuk itu? Hem.
Saat sudah membuka mata dengan sangat sempurna, Kaila melongo menatap keadaan sekitar yang sepi. Melviano kemana? Dengan cepat Kaila bangun dan mengecek dikolong ranjang, siapa tahu dia lagi ngumpet di situ ‘kan?
Kaila langsung tengkurap di lantai untuk mengecek, ada Melviano atau tidak, matanya menelisik seluruh kolong ranjang namun tidak ada siapa pun di sana.
“Ehem,” deham Melviano saat melihat Kaila sedang tengkurap di lantai. “Kamu sedang apa?” tanya Melviano bingung saat dehamannya tidak direspon sama sekali.
“Hei bocah!” ucap Melviano dengan nada tinggi.
Merasa ada suara dengan cepat Kaila langsung menengok ke belakang dan ternyata Melviano yang sudah berpakaian. Mata Kaila langsung turun ke bawah melihat celana boxer yang Melviano pakai.
“Hehehe, enggak kok,” balas Kaila sambil cengengesan. Dengan cepat pula Kaila langsung bangkit berdiri. Saat ini Kaila tepat berada dihadapan Melviano. Entah kenapa jantungnya ingin melompat-lompat.
Sedangkan Melviano hanya menatap aneh istrinya ini, ia hanya menampilkan senyuman miringnya dan langsung menuju ranjang untuk tidur.
Kaila menatap tidak percaya saat ini, Melviano sudah memejamkan matanya saat ini.
Gila, sumpah ini gila!
Kata Debi kalau malam pengantin itu akan panas, tapi panas dibagian mananya? Yang ada ditinggal tidur begini! Kaila merasa kesal karena sudah ditinggal tidur, akhirnya dengan terpaksa Kaila masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Awalnya Kaila ingin tidur saja saat ini. Namun gara-gara Melviano ia harus mandi malam-malam begini deh, sial.
Kaila mencoba menanggalkan semua pakaiannya satu persatu hingga keadaannya saat ini sudah naked. Ia memandangi tubuhnya sendiri di depan cermin.
“Oke kok body gue, lumayan lah nggak kerempeng-kerempeng banget,” ujar Kaila bermonolog sambil memutar-mutar tubuhnya di depan cermin.
Kaila berpikir dan mengingat Melviano memanggil dirinya dengan sebutan ‘kamu’ dan itu sudah buat Kaila mesam-mesem sendiri.
Tak ingin lama-lama akhirnya Kaila menyalakan shower dan mandi secepat kilat. Jujur saja ini mandi malam yang pernah Kaila lakukan.
Setelah selesai, Kaila keluar hanya menggunakan bathdrobe. Ia bingung ingin memakai pakaian apa saat ini. Sebab waktu Kaila menuju hotel ia lupa membawa baju ganti. Lagian mamahnya yang mengurus semuanya, Kaila tinggal iya-iya aja waktu itu.
“Aduh bagaimana dong? Masa bobonya pakai bathdrobe sih!” gerutu Kaila sambil memandang Melviano yang sudah tertidur itu.
Kaila mondar-mandir di dalam kamarnya sehingga membuat Melviano terbangun. Sejujurnya Melviano ini tidak tidur, ia hanya berpura-pura merem saja tadi. Tapi, saat mendengar pintu kamar mandi berderit kenapa si bocah ingusan tidak kunjung tidur di ranjang.
Terpaksa Melviano saat ini membuka matanya dan menatap Kaila yang sedang mondar-mandir seperti setrikaan.
“Kamu itu sedang apa?” tanya Melviano sambil mengeryitkan alisnya sebelah.
“Em ... a-aku i-itu bingung,” jawab Kaila pelan.
Melviano beranjak dari ranjang dan berjalan menuju kearah Kaila. “Bingung kenapa? Hem?”
“I-i-itu nganu,” balas Kaila tergagap sambil menggaruk rambut belakangnya.
Aduh kenapa jadi bego dan gagap begini sih, ya Tuhan ini Melviano deket banget. Gila.
“Nganu apa?” tanya Melviano mengangkat kedua alisnya.
“Nggak ada baju.” Kaila menjawab dengan sangat cepat. Pipinya tiba-tiba memerah seperti tomat.
“Bagus dong,” balas Melviano dengan datar.
“Lho kok bagus sih!” sungut Kaila tak mengerti yang diucapkan Melviano.
“Ck,” decak Melviano sebal. Ini istrinya kenapa lemot sekali sih?! Melviano jadi meragukan kelulusan ujiannya Kaila minggu kemarin itu. Jangan-jangan istrinya nyontek jawaban temannya.
“Kamu ini bodoh apa bagaimana sih?!” tanya Melviano sedikit kesal.
Kaila melongo saat dirinya dikatakan bodoh. Kurang ajar banget sih.
“Kenapa kamu ngatain gue bodoh! Lagian gue Cuma nanya!”
“Pertanyaanmu seperti anak PAUD! Masa harus dijelaskan secara detail,” sungut Melviano yang sudah sedikit emosi.
“Sudahlah, aku tak ingin berdebat lagi. Percuma saja buang-buang energi. Lebih baik aku tidur.” Melviano langsung berbalik dan berjalan menuju ranjang untuk tidur. Kali ini ia akan benar-benar tidur tidak bohong lagi.
Namun baru saja akan membaringkan tubuhnya Melviano mendapat serangan dadakan dari Kaila yang seperti orang kesurupan itu.
Kaila memukul punggung Melviano namun dengan cepat Melviano memutar tubuhnya dan sekarang yang mendapat pukulan dada bidangnya.
Kaila terus memukul meluapkan kekesalannya saat ini. Jujur saja Kaila sudah capek, ngantuk ingin tidur tapi ada saja yang membuatnya kesal seperti ini.
Melviano membiarkan Kaila memukulinya hingga tanpa Kaila sadari tangan Melviano menarik pinggang milik Kaila dan menjatuhkan diri di atas ranjang. Saat ini posisi Kaila berada di atas Melviano. Pukulan Kaila pun langsung terhenti begitu saja, matanya menatap Melviano yang juga menatapnya dengan intens.
Kaila merasakan jantungnya benar-benar berdebar kali ini. Selama hidup ia belum pernah dekat dengan laki-laki sampai seintens seperti ini. Dan ini membuat seluruh dalam tubuh Kaila mendidih, mengalirkan sengatan listrik.
Embusan napas mereka saat ini saling beradu, mata Melviano terlihat sangat sayu saat menatap Kaila. Hasratnya entah kenapa tiba-tiba muncul begitu saja. Apalagi junior yang masih di dalam celana boxernya saat ini sudah menegang dan mendesak ingin di keluarkan secepat mungkin.
Kaila merasakan ada sesuatu yang mengeras dibagian bawah yang Kaila tindih. Kaila berpikir ini apaan yang mengeras menempel dengan area kewanitaannya ini?
Melviano masih memegangi pinggang Kaila dengan kencang, saat ini Melviano meremas pinggang Kaila sehingga membuat Kaila mengadu kesakitan.
Melviano sudah memajukan wajahnya untuk lebih dekat dengan Kaila. Namun lagi-lagi Melviano mendapatkan kesialan.
Plak....
Kaila menampar Melviano secara reflek, entah kenapa tangannya maju begitu saja saat melihat wajah Melviano semakin mendekat kepadanya.
“KAMU!” ucap Melviano geram.
“APA?! tantang Kaila. “ Aku itu butuh baju!”
Shit! umpat Melviano dan langsung membalik posisi menjadi Kaila dibawahnya dengan gerakan sangat kasar sehingga Kaila terpekik kaget. Namun dengan cepat pula Melviano bangkit dan berjalan kearah kamar mandi untuk mandi yang kedua kalinya.
Sial. Dasar bocah sialan.
Terpaksa Melviano harus mandi lagi, ia ingin meredakan hasrat yang sudah ditimbulkan oleh bocah sialan itu. Melviano berdiri di bawah kucuran shower air dingin. Berulang-ulang Melviano mengumpat. Baru kali ini ia ditampar sama wanita. Biasanya itu wanita akan selalu tunduk dan menurut dibawah pengaruhnya. Shit.
Melviano saat ini sedang mengguyur diri di bawah shower, ia berharap kejantanan ini cepat kembali normal. Rasanya tidak enak sekali jika tidak ada pelampiasan untuk melepaskan hasratnya ini.Sial. Bocah sialan. Awas saja kamu.Dengan terpaksa Melviano harus mengerluarkannya di luar dan bermain solo seperti ini. Benar-benar ngenes nasib jadi pengantin baru.Setelah kepergian Melviano yang masuk ke dalam kamar mandi, Kaila selalu menatap pintu kamar mandi dengan rasa was-was. Ia takut jika nanti Melviano keluar akan mengamuk dan menyeretnya keluar dari hotel ini. Apalagi melihat penampilannya saat ini yang masih menggunakan bathdrobe hotel. Tidak ... tidak... tidak! Kaila menggelengkan kepalanya untuk menghalau pikiran negatif.Kaila masih terus saja menatap dan memantau pintu kamar mandi sambil menggigiti kukunya sendiri. Kaila berpikir kenapa Melviano mandi lama sekali? Memangnya apa yang sedang dia kerjakan di dalam sih? Kenapa mandinya melebihi seorang wanita? Apa ketuk saja pintun
Mall Pacific Place Jakarta.Kaila saat ini menunggu Debi di hard rock kafe. Kaila menikmati suasan musik yang disajikan. Di kafe ini kalau siang memang rada sepi. Tapi kalau malem jangan salah, semua kursi penuh dengan pengunjung. Kaila memesan minuman agar nggak malu-maluin benget lah. Mau pesen makanan, Kaila mikir dua kali, harganya nguras kantong soalnya. Ini saja Kaila duit sisa dikasih mamahnya. Melviano belum kasih nafkah soalnya. Selang beberapa menit kemudian.Debi datang dengan napas tersengal-sengal seperti habis dikejar setan, yang membuat Kaila menatap kasihan.“Minum dulu deh,” tawar Kaila memberikan minumannya.Tanpa babibu Debi langsung menegak minuman milik Kaila hingga tandas.“Aduh seger banget ini minuman,” ucap Debi sambil terkekeh dan meletakan gelasnya.“Kampret malahan diabisin segala,” gerutu Kaila melihat minumannya tak tersisa sama sekali.“Lah lo ‘kan nawarin gue, ya gue minum lah,” jawab Debi tak mau kalah.“Tapi ... nggak diabisin juga begeeeeee,” kesal
Setelah tadi menghabiskan waktu berbelanja bermacam-macam model lingerie. Akhirnya sekarang Kaila sudah berada di kamar hotel. Kaila menatap satu persatu model lingerie yang Debi pilihkan untuk dirinya."Sinting!" Komentar Kaila saat menatap model lingerie yang menurutnya itu seperti saringan tahu.Kaila mengembuskan napasnya pasrah. Ia heran kenapa bisa memiliki teman seancur Debi.Saat sedang melamun, tiba-tiba pintu kamar hotel terbuka menampilkan Melviano yang berpakaian sangat-sangat cool.Melviano memakai kaus putih polos yang sangat pas ditubuhnya. Sehingga otot-otot lengannya terpampang sangat sempurna."Habis dari mana?" tanya Kaila berbasa-basi untuk mengurangi rasa gugupnya itu."Makan.""Kok nggak nungguin gue, sih!" protes Kaila."Bisa tidak jangan memakai kata gue-gue segala. Bisa gunakan aku-kamu, 'kan?""Emang kenapa?" tanya Kaila heran."Kurang suka dengarnya dan terlihat kurang sopan."
Kaila dan Melviano memasuki rumah yang sederhana. Kaila mengetuk pintu dan tak berapa lama pintu terbuka menampilkan sesosok Rania."Eh pengantin baru ... kalian sudah pulang? Bukannya masih nginap disana?" tanya Rania bingung."Sudah cek out Mah, lagian saya harus urus beberapa dokumen," balas Melviano dengan sopan."Tau tuh Mah, ngeselin." Kaila seperti biasa, suka menggerutu."Hust kamu nggak boleh bilang seperti itu sama suami kamu," ucap Rania memperingatkan Kaila yang sering blong kalau berbicara."Nak Melvin, jangan diambil hati ya kalau Kaila ngomong. Dia emang begitu anaknya suka ceplas-ceplos sembarangan," ujar Rania tidak enak.Sedangkan Kaila hanya menatap mamahnya dengan kesal. Lagian disini yang jadi anaknya itu siapa sih? Kenapa mamahnya sekarang membela Melviano terus? Kalau begini terusan berasa jadi anak tiri." Yasudah Mah sampai kapan kita berdiri depan pintu begini kaya orang minta-minta," keluh Kaila yang sudah m
Kaila saat ini sudah larut hanyut ke dalam alam bawah sadarnya. Ia merasa capek karena sudah berkeliling mal tadi.Kaila merasakan tubuhnya ada yang menggerayanginya dengan sangat intim. Tapi, kenapa ini rasanya seperti nyata sekali.Ada sebuah tangan yang menyentuh setiap inci tubuhnya ini. Dan tunggu ... kenapa tangan itu berhenti di area sensitifnya? Dan sumpah demi apapun ini rasanya seperti akan terbakar. Gairah dalam tubuhnya seakan ingin mencuat keluar.Tangan itu terus meraba-raba area sensitifnya hingga salah satu jarinya menggoda di dalamnya. Dan ... rasanya begitu enak dan nikmat. Ini rasanya benar-benar ingin terbang. Ya terbang langit ketujuh. Kaila melenguh, mendesah dalam waktu bersamaan. Hingga tak terasa Kaila merasakan seperti ingin pipis."Aaaahh, setop aku ingin pipis," ujar Kaila kepada laki-laki yang tidak terlihat wajahnya itu.Kaila merasakan tidak kuat menahan pipisnya langsung lari terbirit-birit ke kamar mandi dan m
Setelah kepergian Melviano ke kantor ayahnya, kini Kaila sedang menunduk menghadapi mamahnya, Rania.Kaila merasa malu juga takut. Sebab saat Rania masuk ke dalam kamar Kaila sempat sangat terkejut melihat sperei yang sangat berantakan mosak-masik.Rania menggelengkan kepalanya pusing. Sungguh kelakuan Kaila saat ini bikin migrain. Statusnya saja sudah istri tapi membereskan sperei saja tidak bisa."Kamu itu tidur apa perang sih Kai, sperei sampai amburadul begini," keluh Rania sambil membereskan ujung-ujung sperei."Tidur lah Mah, masa perang di kasur.""Terus ini kamu ganti sperei baru? Makanya kalau habis tempur sama suami itu jangan ganas-ganas toh. Sampai kaya kapal pecah gini," gerutu Rania melihat kamar Kaila berantakan sekali.Apa tadi bilang? Tempur sama suami? Ya ampun Mah, anakmu ini masih perawan lho.Kaila hanyan manyun-manyun saja saat mendengar kultum pagi Mamahnya itu. Orangnya sih pendiam kaya kak Nasya tapi kalau uda
Kaila saat ini sedang menunggu ojol alias ojek online. Tadi Kaila mengatakan kalau naik angkutan itu hanya kebohongan yang haqiqi saja. Yakali dari Pondok Labu ke Thamrin naik angkutan bisa tua di jalanan nanti. Belum kena macetnya sama gonta-ganti angkutan menuju Thamrin.Kaila mendesah lelah, terik matahari panas banget gila. Kaila langsung mengeluarkan handbody lotion untuk mengoleskan ke tangannya yang terasa kebakar itu. Kaila berpikir ia nggak hitam gara-gara kena sinar matahari, perawatan tubuh itu mahal. Apalagi harga skincare itu benar-benar nguras kantong. Kalau Kaila anak Sultan sih nggak masalah. Ini Kaila mau deketin anak sultan aja malahan kabur itu orangnya ke Surabaya. Ngomong-ngomong apa kabar Rezvan ya? Nanti tanya saja sama Donat, lagian dia teman akrabnya.Tiba-tiba saja ada pengendara motor berjaket hijau dan helm hijau. Pokoknya serba hijau. Dia berhenti depan Kaila dan melihat hape.“Mbak Dakota Johnson?” tanya Mas itu sambil m
Debi saat ini sedang menatap lekat Kaila. Ia tersenyum puas jika akan berbagi ilmu soal ranjang begini.Kaila mengeryit bingung menatap Debi. Kaila berpikir kalau Debi ini kesambet setan makanya mesam-mesem begitu.“Lo napa Deb? Kok malahan mesam-mesem begitu?”“Nggak apa, ini gue lagi menghayati dulu,” jawab Debi masih dengan mesam-mesem sendiri.“Lo jadikan kasih gue tipsnya?”“Jadi dong.”“Terus?” tanya Kaila bingung.“Iya ini gue lagi menghayati dulu setiap adegannya biar nanti pas kasih materi ke lo enak,” jawab Debi masih dengan senyumnya.“Kudu mesam-mesem begitu ya?”“Iya inikah gue lagi jadi pemain dalam khayalan,” balas Debi terus senyam-senyum.Kaila justru bergindik ngeri menatap Debi makin nggak waras saja. Perasaan kalau Kaila nonton film blue nggak mesam-mesem deh justru teriak-teriak itu si cewekny