Share

Bab 8 - Fantasi Liar

Kaila dan Melviano memasuki rumah yang sederhana. Kaila mengetuk pintu dan tak berapa lama pintu terbuka menampilkan sesosok Rania.

"Eh pengantin baru ... kalian sudah pulang? Bukannya masih nginap disana?" tanya Rania bingung.

"Sudah cek out Mah, lagian saya harus urus beberapa dokumen," balas Melviano dengan sopan.

"Tau tuh Mah, ngeselin." Kaila seperti biasa, suka menggerutu.

"Hust kamu nggak boleh bilang seperti itu sama suami kamu," ucap Rania memperingatkan Kaila yang sering blong kalau berbicara.

"Nak Melvin, jangan diambil hati ya kalau Kaila ngomong. Dia emang begitu anaknya suka ceplas-ceplos sembarangan," ujar Rania tidak enak.

Sedangkan Kaila hanya menatap mamahnya dengan kesal. Lagian disini yang jadi anaknya itu siapa sih? Kenapa mamahnya sekarang membela Melviano terus? Kalau begini terusan berasa jadi anak tiri.

" Yasudah Mah sampai kapan kita berdiri depan pintu begini kaya orang minta-minta," keluh Kaila yang sudah merasa capek juga pegal-pegal.

"Eh iya mamah lupa, silakan masuk nak Melvin," ujar Rania lembut.

Kaila langsung ngeluyur masuk dan melengos saat melihat mamahnya bisa super super lembut sama orang asing! Eh orang asing bukan sih? Ya intinya itulah.

Kaila dengan cepat duduk dan menyetel televisi. Ia akan mencari chanel yang menayangkan sinetron favoritenya itu. Sinetron anak-anak kucing. Yang digemari para remaja karena pemainnya masih muda-muda.

Rania langsung mencubit Kaila dengan keras.

"Awww, sakit ih," adu Kaila sambil mengusap pahanya yang dicubit.

"Buatin minum buat suami kamu." Rania tak habis pikir dengan anak keduanya ini. Bisa ndableg banget pokoknya. Berbeda sekali dengan Nasya. Meski begitu tapi Rania tetap menyayangi keduanya.

"Suruh buat sendiri aja Mah," balas Kaila masa bodoh.

"Kamu ini. Cepat sana," titah Rania dengan sudah memposisikan tangan untuk mencubit kembali.

Kaila menatap Melviano yang hanya sibuk dengan macbooknya itu. 

'Dasar sok sibuk' dumel Kaila yang langsung beranjak menuju dapur.

Saat di dapur ada keniatan ingin mengerjain Melviano. Bikin kopi rasa garam saja. Wkwkwk, cakep dah.

Dengan senyum licik Kaila memberikan kopi kepada Melviano yang terlihat masih sibuk itu. Kalau dipikir-pikir suaminya ini ganteng banget sumpah. 

Kaila menatap jakun Melviano yang sedang naik turun itu, pasti itu sedang nelan ludah. Kaila langsung beralih melihat bibirnya yang seksi, astaga itu kalau buat nyipok kayaknya bikin nagih. Wkwkwk. Kaila terkikik sendiri membayangkan tubuh suaminya itu.

"Kamu kenapa senyam-senyum sendiri?" tanya Melviano heran saat melihat Kaila terkikik seperti orang sinting.

Kaila terkesiap disaat fantasinya dikagetkan.

"Ah, enggak kok," elak Kaila dengan cepat. Pokoknya Melviano jangan sampai tahu kalau dirinya sedang ngfantasi dia. Bisa ge'er tujuh hari tujuh malam, tujuh turunan. Hahaha.

Melihat Melviano kembali sibuk. Kaila merasa bosan dan lihat sekarang mamahnya sedang mengusai remot tv di ruang tengah. Sedangkan Kaila sama Melviano berada di ruang tamu.

"Kamu lagi ngapain sih?!" tanya Kaila sedikit kesal karena merasa ditelantarkan oleh suami dan mamahnya sendiri.

"Kerja."

"Masih lama?" 

"Lumayan."

"Gue tidur dulu ya, ngantuk banget nih," adu Kaila sambil menguap. Dia itu tidak kuat buat begadang.

Melviano menghentikan sejenak menatap macbooknya. Ia menatap Kaila dan mengeryit.

"Language."

Kaila manyun saat dikoreksi seperti itu. Panggilan aja ribet banget dah. Dasar bulepotan.

"Iya, aku tidur dulu ya."

"Hmmm."

Lah kampret dijawab pake dehaman doang. Emang benar-benar minta disleding nih orang.

Kaila langsung melangkah masuk kamar, ia malas menemani mamahnya yang nonton acara horor yang setannya kocak banget itu. Yang ada penjual ketoprak sama tukang ojeknya itu, kalian pasti tahu dong.

Kaila langsung merebahkan diri dikasur. Tadinya ngantuk tapi sekarang malahan nggak bisa tidur. Lah kampret!

Kaila berpikir sejenak, enaknya ngapain nih ya. Dengan berpikir sedikit keras akhirnya Kaila menemukan ide untuk menghilangkan kebosanan yang haqiqi ini.

Dengan lihai tangan Kaila menscroll hape dan membuka room chat dengan Debi. Ia mengklik sebuah link yang dikirim oleh Debi.

Saat tautan link itu terbuka berbagai macam video muncul.

"Anjir! Bangke banget si Debi. Bukan cerdas akademik aja itu orang, tapi cerdas segala aspek. Hahahah."

Kaila berdeham sebelum mengklik salah satu video yang berjejer banyak disana.

Ya Tuhan, kenapa jadi merinding begini sih lihat video ini. Dengan cepat Kaila langsung keluar tautan.

Kampret Debi!

Dengan cepat Kaila menelepon Debi.

Tut ... tut ... tut.

"Halo Beb," sapa Debi berisik.

"Aaaaah," lanjut Debi.

Kaila mengeryit bingung. Itu bocah lagi ngapain coba.

"Lo lagi sama donat?" tanya Kaila.

"I-iya aaaah, na-pa aaah, Ka-i? tanya Debi disela-sela kegiatannya itu.

"Lo lagi bercinta ya?" tanya Kaila to the poin.

"Hehehe, aah, pelan-pelan," ucap Debi sedikit mendesah.

Kaila yang mendengar langsung bergindik merinding. Kampret! Salah jam telepon.

"Yaudah Deb, bye. Bilangin sama donat jangan kasar mainnya. Wkwkwkkw"

Nit.

Kampret, sialan Debi.

Kaila kembali merenung, ia berpikir. Kenapa Debi rutin banget melakukan itu dah, apa nggak takut hamil? Iya sih, donat orangnya cinta mati gitu, bucin lah pokoknya. Tapi 'kan nggak ada yang tahu ke depannya nanti. Kalau nasibnya kaya kak Nasya gimana? Amit-amit deh.

Dengan terpaksa Kaila kembali membuka tautan link itu lagi. Ia akan memilih yang rada halusan dikit. Tadi yang dibuka itu rada brutal soalnya, ada adegan diikat-ikat segala. Kaila yang masih suci ini 'kan jadi takut. 

Kaila membuka yang pemainnya orang asia pokoknya. Ada rasa ngilu, merinding, penasaran dan berdenyut. Semua perasaan itu campur jadi satu.

Seketika Kaila langsung membayangkan dirinya yang berada diposisi si cewek itu.

Apa muat ya? Kan itu gede banget punya si cowok. Wah sinting nih!

"Ehemm," deham Melviano.

Kaila dengan sangat terkejut langsung terlonjak hingga hapenya terpental ke bawah. Lebih parah lagi hapenya berada di depan kaki Melviano.

Please, jangan diambil. Bisa malu semalu-malunya nanti.

"Kamu katanya ngantuk malahan main handpone mulu," oceh Melviano.

"Emmm ... tadi lagi lihat drama korea. Soalnya yang main Ji Chang Wook," jawab Kaila mencari alibi. Kan emang benar Ji Chang Wook oppa paling ganteng-ganteng-ganteng banget. Gantengnya kebangetan malah.

Melviano mengeryit. Ia memperhatikan Kaila yang terlihat gusar, matanya melihat arah bawah terusan. Dan itu membuat Melviano makin curiga.

Melviano mengikuti gerak-gerik mata Kaila. Dan benar saja, hape Kaila ada di bawah, tepat di depannya.

Dengan seperti gerakan slow motion, Melviano akan mengambil hape namun dengan cekatan Kaila langsung loncat dengan brutal sehingga tubuh Melviano terdorong ke arah tembok.

"Jangaaaaaaan," teriak Kaila yang melihat tangan Melviano akan mengambil hapenya.

Derrr.

"Gila kamu ya," omel Melviano saat tubuhnya terbentur tembok.

Dengan cepat Kaila mengambil hape dan mengembalikan ke menu utama. Ahh, lega rasanya.

"Eh maaf," ucap Kaila tidak enak.

"Lagian aku nggak bakal curi hape kamu itu, hape murahan." Melviano mengucapkan itu dengan sinis bercampur kesal. Ia langsung keluar kamar kembali. Lebih baik ia tidur di sofa saja. Daripada tidur sama hulk.

Kaila melongo tercengang saat hapenya dikatain murahan. Songong banget nih orang.

Kaila menatap hapenya, ini tuh hape mahal. Yang ada logo buah digigit sebelah begini kok. Enak aja dikatakan murahan. Bilang aja itu Melviano syirik.

Melihat tak ada tanda-tanda Melviano akan kembali ke kamar. Kaila akan memutuskan tidur saja. Terserah dah itu suami mau tidur dimana, kolong jembatan juga bodoh amat.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status