Di Bawah Selimut Mantan Kekasih

Di Bawah Selimut Mantan Kekasih

last updateLast Updated : 2025-04-07
By:  Zizara GeoveldyOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
44Chapters
3.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Enam tahun menikah dengan Erik, Lavanya hidup dalam tekanan. Ia bukan hanya istri tapi juga tulang punggung keluarga suaminya. Mertua dan iparnya terus membandingkannya dengan wanita lain. Sementara Erik lebih sibuk bermain game daripada mencari nafkah. Lavanya bertahan hanya demi Belia, putri kecilnya yang sangat menyayangi ayahnya. Namun, hidupnya berubah ketika ia bertemu dengan Danish, mantan kekasihnya dulu. Berbeda dengan Erik, Danish memberinya perhatian dan kasih sayang serta materi. Lavanya dihadapkan pada pilihan sulit. Tetap bertahan demi putrinya atau mengikuti kata hatinya untuk bersama Danish?

View More

Latest chapter

Free Preview

Mending Kamu Nikah Lagi

"Hanya segini? Uang segini dapat apa? Sekarang apa-apa mahal. Harga sembako naik. Token listrik baru lima hari udah bunyi, belum lagi gas dan pulsa." Lavanya menatap nanar ke arah Neli, ibu mertuanya yang marah-marah padanya. Lavanya baru saja memberikan uang sebanyak satu juta padanya. Tadi ia baru menerima gaji, dan seperti biasa setiap kali habis gajian Lavanya selalu menyetorkan jatah untuk sang mertua. Lavanya cukup tahu diri. Ia masih tinggal menumpang di rumah mertuanya. "Maaf, Bu, adanya cuma segitu," ujar Lavanya. Ia tidak mungkin memberikan semua uang yang dimilikinya pada Neli. Sedangkan Lavanya juga punya kebutuhan sendiri yang harus dipenuhi. "Bohong kamu. Kamu kira ibu tidak tahu?" Neli membelalak padanya. "Sini!" Wanita paruh baya itu merebut tas Lavanya yang tersampir di bahu kemudian membuka tas tersebut. Begitu menemukan dompet Lavanya, Neli mengambil sejumlah uang di sana hingga hanya menyisakan tiga helai uang kertas berwarna merah. "Bu, jangan, Bu....

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Zizara Geoveldy
Hai semua, banyak yg dm kenapa ga update semingguan ini. Maaf ya udah bikin kalian menunggu. Danish & Lavanya akan update lagi dalam minggu depan 🤍
2025-04-12 11:10:23
2
44 Chapters
Mending Kamu Nikah Lagi
"Hanya segini? Uang segini dapat apa? Sekarang apa-apa mahal. Harga sembako naik. Token listrik baru lima hari udah bunyi, belum lagi gas dan pulsa." Lavanya menatap nanar ke arah Neli, ibu mertuanya yang marah-marah padanya. Lavanya baru saja memberikan uang sebanyak satu juta padanya. Tadi ia baru menerima gaji, dan seperti biasa setiap kali habis gajian Lavanya selalu menyetorkan jatah untuk sang mertua. Lavanya cukup tahu diri. Ia masih tinggal menumpang di rumah mertuanya. "Maaf, Bu, adanya cuma segitu," ujar Lavanya. Ia tidak mungkin memberikan semua uang yang dimilikinya pada Neli. Sedangkan Lavanya juga punya kebutuhan sendiri yang harus dipenuhi. "Bohong kamu. Kamu kira ibu tidak tahu?" Neli membelalak padanya. "Sini!" Wanita paruh baya itu merebut tas Lavanya yang tersampir di bahu kemudian membuka tas tersebut. Begitu menemukan dompet Lavanya, Neli mengambil sejumlah uang di sana hingga hanya menyisakan tiga helai uang kertas berwarna merah. "Bu, jangan, Bu.
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more
Aku Sudah Tidak Kuat
‘Jadi selama ini aku dianggap apa?’Bukankah dia seorang istri? Bukankah dia menantu di rumah ini? Tapi mengapa mereka tidak menghargainya sama sekali? Suaminya bahkan hanya tertawa saat ibunya menyuruh menikah dengan wanita lain. ‘Apa selama ini aku hanya sapi perahan bagi mereka?’ bisik Lavanya di hatinya dengan perasaan terluka.Ia menahan diri untuk tidak menangis. Karena ia tidak mau orang-orang itu mendengarnya. Perlahan-lahan Lavanya melangkah pergi dari balik lemari. Ia kembali ke kamarnya. Ia menemukan Belia tertidur. Mungkin perutnya sudah kenyang setelah belanja tadi.Lavanya duduk di tepi tempat tidur dengan hati yang remuk. Ia menatap wajah polos anaknya lalu membelai lembut kepalanya. "Mama nggak kuat lagi, Sayang. Mama nggak tahu entah sampai kapan bisa bertahan di rumah ini," bisiknya nyaris tanpa suara dengan perasaan sedih yang mendalam.Lavanya ingin pergi dari rumah itu. Ia ingin menemukan kebahagiaannya. Tapi dengan uang tiga ratus ribu ia bisa apa?Air mata me
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more
Seseorang Yang Telah Lama Hilang
"Bu Lavanya," panggil guru Belia, membangunkan Lavanya dari ketertegunannya.Lavanya menelan saliva. Tangannya yang menjinjing tas terasa gemetar. Ditatapnya guru Belia dengan perasaan malu sembari menyusun kata-kata di dalam hati."Iya, Bu. Saya minta maaf. Saya memang belum sempat membayarnya. Mohon diberi waktu beberapa hari lagi."Guru Belia tersenyum tipis, mencoba untuk mengerti, namun di sisi lain juga harus melaksanakan tugasnya. "Saya mengerti, Bu Lavanya, tapi pihak sekolah juga punya aturan. Kalau sampai awal bulan depan belum dibayar, pihak sekolah akan memberikan teguran resmi."Lavanya menganggukkan kepalanya. "Baik, Bu, saya janji paling lambat akhir bulan ini sudah dibayar.""Tolong diusahakan ya, Bu. Kasihan Belia kalau sampai ada kendala dalam kegiatan belajarnya."Perkataan tersebut semakin menyayat hati Lavanya. Ia tidak ingin hal buruk itu sampai terjadi. Belia pasti sedih jika pihak sekolah tidak mengizinkannya masuk. Apalagi Belia adalah anak yang rajin."Terim
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more
Ini Nyata
Serupa dengan Lavanya, pria gagah dengan setelan jas navy itu juga terkejut. Namun ia terlalu pandai untuk menyembunyikannya."Kenalkan ini Pak Danish, owner perusahaan kita sekaligus CEO di kantor pusat," kata Ratna pada Lavanya yang mematung.Nama itu menggema di kepala Lavanya.Danish.Pria yang pernah mencintainya dan juga dicintainya. Cukup lama Danish menjadi bagian dari hidupnya sampai akhirnya lelaki itu pergi meninggalkan Lavanya demi melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Lalu kini Danish berada di dekatnya. Dan ini benar-benar nyata.Tatapan Danish menelisik wajah Lavanya seolah ingin meyakinkan bahwa wanita yang berada di dekatnya saat ini adalah Lavanya yang dulu ia kenal. Namun, bedanya sekarang wanita itu tampak begitu dewasa walau wajahnya terlihat lelah.Lavanya berusaha mengendalikan diri dan menyapa Danish. "Selamat pagi, Pak," ucapnya sembari sedikit menundukkan badannya sebagai tanda penghormatan."Pagi." Danish menjawab dengan suara yang tenang."Kamu ada pe
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more
Suami Mokondo
Lavanya sangat terkejut melihat Danish sudah berada di belakangnya. Ia pikir pria itu sudah pergi, ternyata masih berada di kantornya."Iya, Pak? Tentang uang tadi—""Aku nggak membahas uang, Nya," potong Danish cepat sebelum Lavanya selesai dengan perkataannya."Jadi Bapak mau apa?""Nggak usah seformal itu ngomong sama aku, Nya. Aku masih Danish yang dulu."Mata Lavanya mengelana ke sekitar. Khawatir kalau ada seseorang di dekat mereka yang mendengar percakapan itu atau melihat mereka sedang berdua. Para rekan kerjanya pasti akan menggosip lagi jika tahu Lavanya bicara berdua dengan Danish."Maaf, Pak, kita lagi di kantor dan saya nggak mau orang-orang salah mengartikan keberadaan Bapak di dekat saya," jawab Lavanya sopan."Memangnya mereka mau mengartikan bagaimana?"Lavanya terdiam karenanya. Ia mulai resah lantaran terlalu lama berdekatan dengan Danish.Danish tersenyum tipis melihat Lavanya yang jelas-jelas gelisah, seolah ia menikmati reaksi perempuan itu. "Aku cuma mau ngajak
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more
Kakak Ipar Nggak Ada Akhlak
"Kamu lagi meriksa handphone aku?" Lavanya terkejut ketika mendengar suara itu dan menoleh ke belakang. Suaminya yang tadi pergi ke kamar mandi kini sudah kembali berada di dekatnya, menatapnya dengan sorot yang tajam. Dengan cepat Lavanya meletakkan ponsel itu di tempat semula. "Nggak, Mas, aku cuma--" Kalimatnya tertahan. "Cuma apa?" Erik menyela dengan suara tinggi. Ia merampas ponselnya dengan paksa lalu memeriksa layar seolah ingin memastikan sesuatu. "Aku nggak buka apa-apa. Handphonemu kan ada sandinya." "Lalu kenapa kamu pegang-pegang?" "Aku cuma ngeliat notifikasinya aja, Mas." "Jadi kamu beneran meriksa kan?" Erik menyipitkan mata. "Sekarang udah berani ngelakuin hal kayak gini di belakang aku?" "Aku cuma lihat ada top up game di notifikasi," ucap Lavanya mencoba menahan diri. Ekspresi Erik berubah tapi hanya sebentar. Ia cepat-cepat memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. "Terus kenapa kalau ada top up? Itu pake uang aku." Lavanya mendengkus. "Uang ka
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more
Mertua Laknat
Ketukan high heels Lavanya yang bertemu dengan lantai menimbulkan bunyi tersendiri. Saat ia masuk ke kantornya ia menemukan keadaan yang sunyi. Ia memang telat hampir setengah jam akibat masak di rumah tadi. Ting! Handphone Lavanya mendentingkan notifikasi. Ketika ia melihat benda itu ia menemukan pesan dari Nadia. "Nya, kamu di mana? Kenapa belum datang? Kita semua lagi pada meeting." "Aku tadi jemput Belia dulu, Nad, terus masak di rumah." Lavanya membalas pesan itu. "Astaga, Nya, bisa-bisanya kamu pake masak segala. Buruan ke ruang meeting sekarang." Lavanya menggigit bibirnya sambil mengembalikan ponsel ke dalam tas. Ia menggegas langkahnya ke ruang meeting. "Maaf, saya terlambat, Pak," kata Lavanya pada Herman, atasannya. Semua mata tertuju pada Lavanya, termasuk Danish. Lavanya pikir lelaki itu sudah pergi, nyatanya masih ada di sini. Herman menatap Lavanya tajam. Membuat Lavanya merasa sedikit terintimidasi. "Kenapa terlambat?" "Maaf, Pak, saya tidak tahu ada meeting
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more
Mie Instan Rasa Rendang
Lavanya memejamkan mata, mencoba menahan emosi yang bergolak di dadanya. Ia bekerja keras setiap hari, bahkan rela lembur sampai malam. Tapi hasil jerih payahnya justru digunakan untuk sesuatu yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kebutuhan rumah. "Bu, uang itu untuk belanja, bukan untuk arisan...," kata Lavanya berusaha tetap tenang. Neli melipat tangan di dada dan menatap Lavanya dengan sorot tajam seperti biasa. "Memangnya salah kalau Ibu pakai buat arisan? Itu juga buat kita. Kalau arisan itu cair kita bisa dapat uang yang lebih banyak." Lavanya sampai tidak bisa berkata-kata lagi. "Kalau kamu keberatan, kamu aja yang belanja pakai uang kamu sendiri," jawab Neli ringan tanpa merasa bersalah sedikit pun. Lavanya mengepalkan tangan, berusaha menahan diri agar tidak meledak. Rasanya ingin sekali ia membalas ucapan mertuanya, tapi ia tahu itu hanya akan memperburuk keadaan. Tanpa berkata apa-apa lagi Lavanya berbalik dan pergi ke kamarnya. Tiba di kamar Lavanya mengataka
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more
Permintaan Berhubungan Intim
Malam sudah larut. Belia sudah tidur sejak tadi. Lavanya memandang wajah polos anak itu. Seketika perasaan sedih menghampirinya. Demi memenuhi kebutuhan orang-orang di rumah itu, ia tidak bisa mengabulkan permintaan sederhana anaknya. Lavanya merasa bukan ibu yang baik buat Belia. Ia menghela napas panjang, mencoba menahan perih yang menggelayut di dadanya. Kemudian diulurkannya tangan, mengusap lembut rambut Belia yang tergerai di bantal. Anak sekecil itu seharusnya tidak perlu memahami arti kata 'tidak punya uang'. Semestinya Belia tidak perlu menahan keinginannya hanya karena ibunya yang tidak mampu membelikan boneka sederhana. Air mata yang sejak tadi Lavanya tahan akhirnya jatuh. Ia menggigit bibir, menahan isak yang ingin pecah. Rasanya begitu menyakitkan, begitu melelahkan. Semua kerja kerasnya, semua pengorbanannya, ujung-ujungnya tetap saja ia yang harus mengalah, sementara yang lain menikmati hidup tanpa beban. Sedangkan ia harus menanggung segalanya seorang diri. Lava
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more
Aku Tidak Tahan Lagi
Tamparan itu membuat kepala Lavanya tertoleh ke samping. Pipinya terasa panas dan perih, tapi hatinya jauh lebih sakit. Napasnya tersengal, dadanya bergetar hebat, menahan tangis yang hampir pecah. Ia meminjamkan mata, mencoba menelan semua perasaan sakit. Tapi amarah dan kecewa yang sudah lama ia pendam kini mendidih di dadanya. "Mas Erik ...," suaranya gemetar, tetapi matanya basah dan penuh luka saat menatap Suaminya. "Kamu udah keterlaluan, Mas."Erik menggeram. Wajahnya merah karena emosi dan alkohol yang menguasai tubuhnya. "Kamu yang bikin aku kayak gini!" bentaknya. "Istri macam apa yang menolak suami sendiri? Sejak kapan kamu pandai menolakku, hah? Siapa yang ngajarin? Kamu lupa udah nggak punya siapa-siapa lagi selain aku?"Lavanya menggeleng, air matanya jatuh. "Aku ini istrimu, Mas, tapi aku juga manusia. Aku capek, aku muak. Aku udah nggak tahan sama semua ini."Lavanya berusaha bangkit dari tempat tidur tapi Eric menahannya. Mata Lelaki itu membelalak, tangannya menceng
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status