Dari sekian banyak hal, ada hal yang tidak pernah sekalipun di ketahui oleh seorang pria yang bernama Alvarez William Hulgo. Rahasia di balik ukiran senyum manis yang bertengger di bibir wanita bernama Kylie Victoria Houston. "Aku tidak pernah menyangka jika menjebak pria itu sangat mudah sekali. Cinta memang dapat membuat seseorang buta akan kebenaran. Well, rencanaku menjebak pria itu berhasil." senyum sinis tersungging di bibir wanita itu. Berbeda dengan Alvarez yang saat ini tengah bersemangat untuk merancang persiapan pernikahannya bersama wanita yang tak lain tak bukan adalah Kylie. Di kejauhan wanita itu menggumamkan sebuah kata. "You have my body, but not with my heart." Sebuah kata yang sangat menjanjikan bahwa sahnya tidak akan ada cinta diantara hubungan mereka.
View MoreKylie terbangun, semalam dirinya begitu hanyut oleh untaian kata dari suaminya. "Namamu akan selalu berdetak disini mengikuti jantungku. Dan akan terus mengalir bersama darahku." Kalimat yang membuat dirinya terbangun seakan terus terngiang di kepalanya. Ia meraba sebuah tangan diatas perutnya. Mengelusnya kemudian menggenggam jarinya. Sesaat semuanya kembali hening begitupun dengan pikirannya.Apa yang harus kulakukan? Bisikan hati kecilnya tiba-tiba muncul.Ini salah! Dan Kylie tahu itu. Tidak, lebih tepatnya ini tidak boleh terjadi. Ia tidak mungkin mempunyai perasaan itu. Tangannya meraba dadanya, jantung ini selalu berdetak. Debarannya kembali terasa saat dirinya berada di pelukan suaminya. Kylie tau ia sudah mulai jatuh ke dalam neraka yang di buatnya, bahkan sebelum neraka itu di mulai."Ini tidak boleh terjadi... Tidak! Ini tidak boleh terjadi..." Kylie terus melafalkan kalimat tersebut berulang-ulang."Apa yang tidak boleh terjadi?"Rasa terkejut membuat tubuhnya bergetar.
Kylie keluar dari kamar mandi dan langsung duduk di meja rias depan cermin. Dia mengambil pengering rambut dan melepaskan handuk kecil di kepalanya lalu mulai mengeringkan rambutnya. Suatu kebiasaan yang sering dia lakukan sejak mengenal dunia kecantikan. Waktu itu umurnya masih lima tahun ketika melihat sang ibu melakukan hal ini di setiap keramas. Dibandingkan bermain Kylie lebih suka menirukan gaya ibunya. Mengingat masa kecilnya membuatnya lagi-lagi tersenyum. Kylie meletakkan pengering rambut pada tempatnya. Ia menatap dirinya di pantulan cermin di depannya. Tidak lama, kemudian tangannya mengambil sebuah cream dan mengusapnya di wajahnya. Kebiasaan rutin yang selalu Kylie lakukan. Tidak hanya pada wajah hingga ke bagian leher dan area punggung tangannya turut di berikan.Bel kamarnya berbunyi. Kylie beranjak dari duduknya manisnya. "Siapa?" tanyanya dari dalam. Tidak mungkin ia membukakan pintu begitu saja. Kylie adalah gadis yang sudah mempunyai suami, sangat tidak pantas j
"Al, kemarilah! Lihat pasirnya putih sekali." Seru Kylie dengan wajah sumringahnya. Kakinya menghentak diatas pasir itu sesekali bermain. Tak jarang tingkahnya menjadi sorotan oleh semua orang. Berbeda dengan Alva yang saat ini menekuk wajahnya. Bagaimana tidak, istri cantiknya itu memamerkan tubuhnya di bawah paparan sinar matahari. Yah, mereka saat ini tengah berada di sebuah pantai bernama Lake MacKenzie. "Al kemarilah dan temani aku. Kamu tega membiarkanku bermain sendiri." kesal Kylie karena merasa di abaikan oleh suaminya itu. Alva hanya melirik tidak minat. Niat ingin bermesraan dengan istrinya itu gagal karena pasir putih yang menarik seluruh perhatian Kylie. "Bermain saja sendiri aku tidak minat," ucapnya. "Baiklah terserah saja," abai Kylie. Ia nampak menikmati keindahan pasir putih itu. Mengabaikan suaminya yang terserang dongkol karena ucapan istrinya. Keindahan pasir putih itu memang menyorot penuh seluruh perhatiannya. Ia jadi teringat sewaktu bersama kakaknya du
Perth International Terminal, nama terpajang besar saat mereka menginjakkan kaki di Ausralia. Alvarez mengandeng tangan istrinya Kylie selama perjalanan. Kylie yang bergelayut manja di lengan suaminya. Dan Alva yang setia merangkul pinggang rampinh istrinya membuat mereka tanpa sengaja telah menjadi sorotan pasang mata yang berlalu lalang itudi sekitar.Alvarez berhenti tepat di pinggir jalan, matanya celingukan ke samping kanan kiri menjadikan sebuah tanda tanya bagi Kylie. Lalu selang beberapa detik kemudian tangan Alva terulur keatas dan melambai. Kylie menatap kearah dimana Alva melambaikan tangannya. Lalu datanglah sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan mereka. Kylie memandang suaminya penuh tanya bercampur penasaran Alva hanya membalasnya dengan tersenyum lalu membuka pintu mobil dan mempersilahkan istrinya untuk masuk ke dalam mobil. "Masuklah!"Kylie memandang suaminya seolah bertanya 'kau yakin?'Alva membalasnya dengan tersenyum, "untuk istri tercintaku, jadi masukla
Nikmatin lagunya yah guys😂Song : Ed Sheran-How would you feel❤❤~~~Penerbangan mereka jatuh pada malam hari. Usai melewati beberapa prosedur memasuki pesawat. Kylie bersama Alva tengah duduk nyaman di kursi kelas atas. Mereka akhirnya berangkat bulan madu sesuai perencanaan mereka. Alva memberitaunya jika tujuan bulan madu mereka adalah di sebuah pulau berada di Australia bernama Lake Mckenzie. Masih terngiang di ingatakan Kylie waktu ia mencari informasi tentang pulau tempat dimana mereka akan menikmati bulan madu.Lake McKenzie, AustraliaLake McKenzie adalah salah satu danau yang airnya murni berasal dari hujan. Tidak dialiri oleh sungai dan tak bermuara ke laut. Selain itu, pasir yang ada di dasar maupun di tepi danau berwarna putih, tidak hanya indah tapi juga lembut saat sedang bersama pasangan berjalan di atasnya. Danau ini juga dikenal memiliki perpaduan warna air biru dan hijau yang jernih serta mempesona. Sangat layak bagi
~Mansion's Houston~Segala persiapan bulan madu sudah di persiapkan. Mulai dari tiket, check-in hotel, dan keperluan mereka. Alva melarang istrinya membawa koper yang berisi terlalu banyak pakaian. Dengan alasan dia bisa membelinya nanti ketika di sana. Kabar bulan madu mereka sudah terdengar sampai keluarga Houston. Daniel dan istrinya, Romina tentu merasa sangat senang sekali. Mereka berharap bulan madu anak dan menantunya itu membuahkan hasil. Kylie sendiri memutar bola matanya malas melihat keambiusan mommy-nya."Mom berharap pulang dari kalian bulan madu langsung membawa kabar gembira untuk kita semua.""Mom!" seru Kylie penuh peringatan."Apa? Kenapa? Bukannya itu kan yang di lakukan saat berbulan madu? Membuat baby?" goda Romina kepada putri bungsunya."Mom, kak Edy saja belum brojol tapi mom sudah mengharapkan ke yang lain.""Apa salahnya? Mom hanya menerima bukan membuat. Tentu saja mom senang jika mendapatkan dua cucu s
"Baby! Sayang! Honey! Cinta!!" Kylie memutar bola matanya jengah. "SAYANG! BABY!" Ini tidak bisa di biarkan. Kylie mulai menyerukan suaranya. "Aku disini sayang. Di belakang taman rumah." Tidak mendengar tanggapan suaminya, Kylie berpikir mungkinkah suaminya mendengarnya atau tidak. Tanda tanya di kepalanya akhirnya terjawab saat merasakan pelukan hangat dari belakang tubuhnya. Tubuhnya bersandar dan bersentuhan di dada bidang yang tegap dan kokoh. Siapa lagi pemiliknya jika bukan Alva, suaminya. "Pagi-pagi aku melihatmu tidak ada di sampingku. Rasanya duniaku runtuh." "Dan sekarang aku berada di pelukanmu." Alva terkekeh. "Sudah semestinya begitu. Kamu berada di pelukanku." "Ya..ya..ya., terserahlah." Kylie melepaskan pelukan suaminya. Tetapi Alva tidak membiarkannya begitu saja. Dia malah semakin mempererat pelukannya.
Bagi Kylie memasak bukanlah hal yang sulit. Memasak baginya adalah hal yang mudah. Namun kenapa banyak sekali kaum wanita yang tidak suka dengan hal memasak. Seperti saat ini, gadis yang sudah berubah status menjadi istri itu tengah melakukan kewajibannya di dapur. Memasak makanan untuk dirinya dan suaminya. Usai tadi menyusun bahan belanjaanya ke dalam kulkas, sekarang waktunya untuk menyiapkan makanan. Di tengah kesibukannya suaminya datang, apalagi jika bukan untuk mengganggu kegiatannya. Entah bagaimana ceritanya hal ini sudah masuk ke dalam list pria itu setiap harinya. Alva datang dengab kedua tangan berada di saku kanan dan kiri celananya. Niat untuk mengganggu sekaligus menggoda istrinya malah dia yang tergoda dengan penampilan istrinya saat ini. Memakai baju santai selengan di sertai celana pendek diatas lutut. Belum lagi rambut panjangnya yang tergerai begitu saja. Kylie membalikkan tubuhnya kemudian bersitatap kepada suaminya.
Sejak kejadian panas di pagi hari itu menimbulkan sedikit perbedaan antara dua orang ini. Yang Satu memilih bersikap seperti biasa saja dan yang satunya memilih mengalihkan suasana agar tidak mengalami kecanggungan. Alva mencoba menetralisasikan suasana. Walaupun di dalam hatinya banyak sekali pertanyaan tentang kejadian tadi. Kejadian itu seolah-olah istrinya menolaknya secara tidak langsung. Tidak ingin berpikir negatif tentang apa yang sebenarnya terjadi, Alva memilih diam sembari tangannya membolak-balikan koran. Kylie datang dengan membawakan secangkir coffee untuk suaminya. "Coffee untukmu," ujarnya. Alva menerimanya dengan hangat. Merasakan kecanggungan yang terjadi antar keduanya Kylie memecahkan keheningan. "Maafkan aku," ucapnya pelan. Bahkan sangat pelan hingga nyaris seperti bisikan. Alva menatap istrinya aneh. Menyadarinya Kylie segera melanjutkan kembali ucapannya. "Kejadian pagi tadi, maafkan aku. Tidak seharusnya aku mendorongmu." Kylie tertunduk dalam. Hal itu me
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments