Share

Bab 2

Hari ini mereka sudah siap untuk melakukan fitting baju pernikahan. Seperti biasa Alva memperlakukan Kylie–gadis kecilnya–seistimewa mungkin. Semua para wanita di luar sana pasti sangat merasa beruntung sekali jika mendapatkan seorang pria seperti Alva. Pria idaman yang sangat diinginkan oleh semua wanita di luar sana, tapi berbeda dengan Kylie. Gadis itu hanya memandang datar sedari tadi. Dirinya kini berdiri di depan kaca memandang lamat-lamat wajahnya sendiri.

“Kau hanya mempunyai ragaku untuk pernikahan ini Alva, tapi tidak dengan hatiku. Sedari awal memang tidak pernah ada kata ‘kita’ di antara kau dan aku,” gumam Kylie.

Bunyi gedoran pintu menyadarkan Kylie dari lamunannya.

“Kau sudah selesai, Baby?” tanya Alva dari luar.

“Ah, iyah. Sebentar lagi.”

Kylie merapikan sedikit rambutnya dan memoleskan lipstik di sekitar bibirnya. Tidak terlalu tebal dan memberi kesan natural. Karena memang dasarnya bibir Kylie sudah berwarna pink. Jadi tidak ada alasan untuk membuatnya terlihat mencolok.

Pintu kamar Kylie terbuka. Menampilkan gadisnya dengan balutan dress berwarna cream tanpa lengan. Ia membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas.

“Kau terlihat cantik, Baby. Aku sangat menyukainya,” puji Alva tak ayal menimbulkan rona merah yang menjalar di kedua pipi Kylie.

“Bisa kita pergi sekarang?” tanya Kylie.

“Tentu, My Love,” jawab Alva. Dirinya mengulurkan tangan dan disambut dengan Kylie.

“Tunggu sebentar, Baby,” ucap Alva menghentikan langkah mereka.

Kylie memandangnya dengan penuh tanda tanya.

“Aku tidak ingin jika kamu memakai ini lagi, Baby,” ucap Alva menggantung.

“Maksmmm.” Alva meraup bibir Kylie sebelum gadis itu sempat melanjutkan ucapannya. Menyesap bibir atas dan bawah Kylie seolah menghilangkan noda di bibir Kylie.

Beberapa detik kemudian Alva melepaskannya dan memandang penuh hangat wajah kekasihnya.

“Kau terlihat lebih cantik menggunakan benda itu, dan aku tidak ingin jika sepasang mata di luar sana memandangmu dengan penuh minat. Aku tidak rela dan tidak akan sudi. Sampai kapanpun kau hanya milikku seorang, Kylie. Hanya milikku.”

Alva mengakhiri ucapannya dengan mencium singkat kening Kylie membuat gadis itu memejamkan mata sejenak lalu membukanya kembali.

Mendengar penuturan dan perlakuan Alva kepadanya mampu menggetarkan relung hatinya yang paling dalam, tapi sebisa mungkin Kylie mencoba untuk menepisnya.

“Tunggu apalagi mari kita pergi!”

Alva menggandeng tangan Kylie dan membawanya memasuki mobil.

Mereka menuju butik Sophia’s Wedding Organizer. Sepanjang perjalanan, Alva banyak berceloteh panjang lebar yang hanya di tanggapin angin lalu oleh Kylie.

Well, gadis itu hanya menanggapi singkat tanpa embel-embel untuk menjelaskan lebih.

“Kita sudah sampai, Baby.”

Kylie turun dari mobil dan Alva langsung merangkul pinggang gadisnya menuju butik tersebut.

“Welcome Tuan Hulgo and Nona Houston,” sapa pemilik butik tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah Sophia.

“Hello Sophia,” sapa Alva diselingin dengan pelukan hangat. Hal yang serupa dilakukan juga oleh Kylie.

Wanita paru baya itu tersenyum hangat. “Apa ini calon Anda, Tuan Hulgo? Cantik sekali?” tanya Sophia disertai pujiannya.

“Yah Sophia. Dia adalah gadis yang sudah menarik hatiku dan akan menjadi pasangan hidupku sampai maut memisahkan,” jawab Alva dengan senyum mengembang.

Dalam hati Kylie tersanjung mendengar ucapan Alva. Jika wanita lain yang berada di posisinya mungkin akan menjadi wanita paling beruntung di dunia ini, tapi untuk kesekian kalinya jika itu bukan dirinya.

Sophia membawa sepasang kekasih itu untuk memasuki butiknya.

“Kami sangat senang sekaligus tersanjung sekali karena Anda telah mempercayai jasa kami dalam acara pernikahan kalian. Jadi oleh karena itu secara khusus kami persembahkan hasil desain terbaik kami.”

“Jess perlihatkan desain tersebut kepada mereka,” perintah Sophia.

Gadis yang dipanggil Jess itu mengangguk dan segera mengeluarkan desain gaun pernikahan tersebut ke hadapan Alva dan Kylie.

“Ini adalah hasil desain terbaik kami. Mungkin secara kasat mata gaun ini terlihat biasa saja, tapi jika kalian memerhatikan lebih jeli lagi, gaun ini memiliki nilai keindahan yang sangat tinggi. Terlihat sederhana dan simple tapi sangat elegan.”

Kylie dan Alva mengangguk-angguk mendengar penjelasan dari Sophia.

Kylie mendekati gaun pengantin tersebut. Menyentuhnya dan memandangnya penuh minat.

“Kami juga mendesain untuk Jass sang mempelai pria. Jess perlihatkan hasil desain itu juga kepada mereka.” Suara Sophia menyadarkan Kylie, membuat gadis itu mundur dari hadapan gaun di depannya.

Jess mengangguk dan segera mengeluarkan hasil desain jas tersebut.

“Kami sengaja memadukan warna hitam dengan dalaman kemeja putih polos untuk jas pengantin mempelai pria. Ditambah dasi yang berbentuk pita berwarna hitam kecil yang nantinya akan dipasang di sekitar kerah kemeja putih itu. Bagaimana? Sangat cocok dan serasi bukan dengan gaun pengantin wanita?”

Alva mengangguk setuju dengan pendapat wanita paruh baya itu. Ia merangkul pinggang Kylie yang berada di sampingnya.

“Kami sangat senang dan puas sekali dengan hasil desain yang Anda berikan Sophia. Bukan begitu, Baby?” tanya Alva seolah bertanya jika dirinya sependapat. Kylie mengangguk dan tersenyum kepada Sophia.

“Kami sangat tersanjung mendengarnya Tuan Hulgo dan Nona Houston. Baiklah, jika begitu kami akan membungkusnya dan mengirimkannya ke rumah Anda.”

“Thank’s Sophia. Aku tidak salah memilih butikmu,” ucap Alva.

Usai dari butik tersebut Alva melanjutkan perjalanannya untuk satu hal yang sangat berharga bagi dirinya.

“Untuk apa kita ke sini?” tanya Kylie bingung. Pasalnya saat ini mereka berhenti di sebuah perusahaan pemasok berlian ternama.

“Tentu saja kita akan melihat cincin pernikahan kita.”

Kylie semakin tidak mengerti, dan itu menurut Alva sangat menggemaskan baginya. Ia pun mengecup puncak kepala Kylie dengan gemas.

“Aku harap kamu tidak lupa jika ini perusahaanku, Baby.”

Kylie langsung mengeluarkan kepalanya dari kaca jendela mobil dan memerhatikan nama perusahaan yang terpampang besar bertuliskan HULGO JEWELRY itu.

“Apa sebegitu lamanya hingga kamu lupa jika aku memiliki perusahaan berlian?” tanya Alva.

Kylie hanya menunduk dan mengumpati dirinya karena melupakan hal tersebut, dan itu membuat Alva berpendapat lain tentang reaksi Kylie yang menunduk itu.

“Aku memang bukan dari latar belakang keluarga baik-baik. Kamu sudah mengetahuinya, bukan? Aku sudah tidak melakukannya dan membuang jauh hal kelam tersebut. Itu semua karena dirimu. Kehadiranmu memberikan warna bagi hidupku. Kamu mengubah duniaku yang gelap menjadi penuh warna,” tutur Alva dan mengambil tangan Kylie lalu mencium punggung tangan gadisnya.

Untuk kesekian kalinya lagi, Kylie diperlakukan begitu istimewa oleh Alva. Lelaki itu menggandeng tangan Kylie untuk memasuki perusahaan berliannya. Mereka langsung melangkah ke dalam ruangan khusus yang terlihat seperti sebuah pabrik didalamnya. Ruangan itu adalah tempat untuk mengolah berlian sekaligus permata menjadi barang berharga yang mempunyai nilai jual tinggi.

Alva membuka sebuah brankas besi menggunakan password lalu mengeluarkan isinya. Sebuah kotak kecil berwarna merah.

“Apa itu?” tanya Kylie.

“Kau akan mengetahuinya setelah melihatnya.”

Alva membawa Kylie untuk duduk di sofa panjang dan membuka kotak kecil berwarna merah itu.

“Ini ...?” Mata Kylie berbinar melihatnya. Dia mengeluarkan dua benda berbentuk lingkaran kecil tersebut dari dalam kotak.

“Kau suka?” tanya Alva.

“Yah aku menyukainya,” jawab Kylie masih dengan mata yang memandangi kedua cincin tersebut.

“Sudah kuduga. Cincin ini adalah hasil desainku sendiri,” ungkap Alva.

“Benarkah?”

“Yah. Butuh waktu sebulan lebih untukku menyelesaikan semuanya. Mulai dari bentuknya hingga ukirannya. Aku menghabiskan waktu hingga larut malam dan aku bahagia sekali karena kau menyukainya.”

“Kau tau, Baby. Aku benar-benar berharap lebih untuk kelangsungan pernikahan kita, dan sekali lagi aku merasa menjadi pria yang paling beruntung di dunia ini karena memilikimu. Kekasih hatiku.”

Kylie tidak tahu harus menjawab apa. Dirinya terdiam tanpa merespon kalimat yang keluar dari mulut Alva.

o0o

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status