Share

Bab 2

Penulis: Ditafeb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-24 16:41:55

Hari ini mereka sudah siap untuk melakukan fitting baju pernikahan. Seperti biasa Alva memperlakukan Kylie–gadis kecilnya–seistimewa mungkin. Semua para wanita di luar sana pasti sangat merasa beruntung sekali jika mendapatkan seorang pria seperti Alva. Pria idaman yang sangat diinginkan oleh semua wanita di luar sana, tapi berbeda dengan Kylie. Gadis itu hanya memandang datar sedari tadi. Dirinya kini berdiri di depan kaca memandang lamat-lamat wajahnya sendiri.

“Kau hanya mempunyai ragaku untuk pernikahan ini Alva, tapi tidak dengan hatiku. Sedari awal memang tidak pernah ada kata ‘kita’ di antara kau dan aku,” gumam Kylie.

Bunyi gedoran pintu menyadarkan Kylie dari lamunannya.

“Kau sudah selesai, Baby?” tanya Alva dari luar.

“Ah, iyah. Sebentar lagi.”

Kylie merapikan sedikit rambutnya dan memoleskan lipstik di sekitar bibirnya. Tidak terlalu tebal dan memberi kesan natural. Karena memang dasarnya bibir Kylie sudah berwarna pink. Jadi tidak ada alasan untuk membuatnya terlihat mencolok.

Pintu kamar Kylie terbuka. Menampilkan gadisnya dengan balutan dress berwarna cream tanpa lengan. Ia membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas.

“Kau terlihat cantik, Baby. Aku sangat menyukainya,” puji Alva tak ayal menimbulkan rona merah yang menjalar di kedua pipi Kylie.

“Bisa kita pergi sekarang?” tanya Kylie.

“Tentu, My Love,” jawab Alva. Dirinya mengulurkan tangan dan disambut dengan Kylie.

“Tunggu sebentar, Baby,” ucap Alva menghentikan langkah mereka.

Kylie memandangnya dengan penuh tanda tanya.

“Aku tidak ingin jika kamu memakai ini lagi, Baby,” ucap Alva menggantung.

“Maksmmm.” Alva meraup bibir Kylie sebelum gadis itu sempat melanjutkan ucapannya. Menyesap bibir atas dan bawah Kylie seolah menghilangkan noda di bibir Kylie.

Beberapa detik kemudian Alva melepaskannya dan memandang penuh hangat wajah kekasihnya.

“Kau terlihat lebih cantik menggunakan benda itu, dan aku tidak ingin jika sepasang mata di luar sana memandangmu dengan penuh minat. Aku tidak rela dan tidak akan sudi. Sampai kapanpun kau hanya milikku seorang, Kylie. Hanya milikku.”

Alva mengakhiri ucapannya dengan mencium singkat kening Kylie membuat gadis itu memejamkan mata sejenak lalu membukanya kembali.

Mendengar penuturan dan perlakuan Alva kepadanya mampu menggetarkan relung hatinya yang paling dalam, tapi sebisa mungkin Kylie mencoba untuk menepisnya.

“Tunggu apalagi mari kita pergi!”

Alva menggandeng tangan Kylie dan membawanya memasuki mobil.

Mereka menuju butik Sophia’s Wedding Organizer. Sepanjang perjalanan, Alva banyak berceloteh panjang lebar yang hanya di tanggapin angin lalu oleh Kylie.

Well, gadis itu hanya menanggapi singkat tanpa embel-embel untuk menjelaskan lebih.

“Kita sudah sampai, Baby.”

Kylie turun dari mobil dan Alva langsung merangkul pinggang gadisnya menuju butik tersebut.

“Welcome Tuan Hulgo and Nona Houston,” sapa pemilik butik tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah Sophia.

“Hello Sophia,” sapa Alva diselingin dengan pelukan hangat. Hal yang serupa dilakukan juga oleh Kylie.

Wanita paru baya itu tersenyum hangat. “Apa ini calon Anda, Tuan Hulgo? Cantik sekali?” tanya Sophia disertai pujiannya.

“Yah Sophia. Dia adalah gadis yang sudah menarik hatiku dan akan menjadi pasangan hidupku sampai maut memisahkan,” jawab Alva dengan senyum mengembang.

Dalam hati Kylie tersanjung mendengar ucapan Alva. Jika wanita lain yang berada di posisinya mungkin akan menjadi wanita paling beruntung di dunia ini, tapi untuk kesekian kalinya jika itu bukan dirinya.

Sophia membawa sepasang kekasih itu untuk memasuki butiknya.

“Kami sangat senang sekaligus tersanjung sekali karena Anda telah mempercayai jasa kami dalam acara pernikahan kalian. Jadi oleh karena itu secara khusus kami persembahkan hasil desain terbaik kami.”

“Jess perlihatkan desain tersebut kepada mereka,” perintah Sophia.

Gadis yang dipanggil Jess itu mengangguk dan segera mengeluarkan desain gaun pernikahan tersebut ke hadapan Alva dan Kylie.

“Ini adalah hasil desain terbaik kami. Mungkin secara kasat mata gaun ini terlihat biasa saja, tapi jika kalian memerhatikan lebih jeli lagi, gaun ini memiliki nilai keindahan yang sangat tinggi. Terlihat sederhana dan simple tapi sangat elegan.”

Kylie dan Alva mengangguk-angguk mendengar penjelasan dari Sophia.

Kylie mendekati gaun pengantin tersebut. Menyentuhnya dan memandangnya penuh minat.

“Kami juga mendesain untuk Jass sang mempelai pria. Jess perlihatkan hasil desain itu juga kepada mereka.” Suara Sophia menyadarkan Kylie, membuat gadis itu mundur dari hadapan gaun di depannya.

Jess mengangguk dan segera mengeluarkan hasil desain jas tersebut.

“Kami sengaja memadukan warna hitam dengan dalaman kemeja putih polos untuk jas pengantin mempelai pria. Ditambah dasi yang berbentuk pita berwarna hitam kecil yang nantinya akan dipasang di sekitar kerah kemeja putih itu. Bagaimana? Sangat cocok dan serasi bukan dengan gaun pengantin wanita?”

Alva mengangguk setuju dengan pendapat wanita paruh baya itu. Ia merangkul pinggang Kylie yang berada di sampingnya.

“Kami sangat senang dan puas sekali dengan hasil desain yang Anda berikan Sophia. Bukan begitu, Baby?” tanya Alva seolah bertanya jika dirinya sependapat. Kylie mengangguk dan tersenyum kepada Sophia.

“Kami sangat tersanjung mendengarnya Tuan Hulgo dan Nona Houston. Baiklah, jika begitu kami akan membungkusnya dan mengirimkannya ke rumah Anda.”

“Thank’s Sophia. Aku tidak salah memilih butikmu,” ucap Alva.

Usai dari butik tersebut Alva melanjutkan perjalanannya untuk satu hal yang sangat berharga bagi dirinya.

“Untuk apa kita ke sini?” tanya Kylie bingung. Pasalnya saat ini mereka berhenti di sebuah perusahaan pemasok berlian ternama.

“Tentu saja kita akan melihat cincin pernikahan kita.”

Kylie semakin tidak mengerti, dan itu menurut Alva sangat menggemaskan baginya. Ia pun mengecup puncak kepala Kylie dengan gemas.

“Aku harap kamu tidak lupa jika ini perusahaanku, Baby.”

Kylie langsung mengeluarkan kepalanya dari kaca jendela mobil dan memerhatikan nama perusahaan yang terpampang besar bertuliskan HULGO JEWELRY itu.

“Apa sebegitu lamanya hingga kamu lupa jika aku memiliki perusahaan berlian?” tanya Alva.

Kylie hanya menunduk dan mengumpati dirinya karena melupakan hal tersebut, dan itu membuat Alva berpendapat lain tentang reaksi Kylie yang menunduk itu.

“Aku memang bukan dari latar belakang keluarga baik-baik. Kamu sudah mengetahuinya, bukan? Aku sudah tidak melakukannya dan membuang jauh hal kelam tersebut. Itu semua karena dirimu. Kehadiranmu memberikan warna bagi hidupku. Kamu mengubah duniaku yang gelap menjadi penuh warna,” tutur Alva dan mengambil tangan Kylie lalu mencium punggung tangan gadisnya.

Untuk kesekian kalinya lagi, Kylie diperlakukan begitu istimewa oleh Alva. Lelaki itu menggandeng tangan Kylie untuk memasuki perusahaan berliannya. Mereka langsung melangkah ke dalam ruangan khusus yang terlihat seperti sebuah pabrik didalamnya. Ruangan itu adalah tempat untuk mengolah berlian sekaligus permata menjadi barang berharga yang mempunyai nilai jual tinggi.

Alva membuka sebuah brankas besi menggunakan password lalu mengeluarkan isinya. Sebuah kotak kecil berwarna merah.

“Apa itu?” tanya Kylie.

“Kau akan mengetahuinya setelah melihatnya.”

Alva membawa Kylie untuk duduk di sofa panjang dan membuka kotak kecil berwarna merah itu.

“Ini ...?” Mata Kylie berbinar melihatnya. Dia mengeluarkan dua benda berbentuk lingkaran kecil tersebut dari dalam kotak.

“Kau suka?” tanya Alva.

“Yah aku menyukainya,” jawab Kylie masih dengan mata yang memandangi kedua cincin tersebut.

“Sudah kuduga. Cincin ini adalah hasil desainku sendiri,” ungkap Alva.

“Benarkah?”

“Yah. Butuh waktu sebulan lebih untukku menyelesaikan semuanya. Mulai dari bentuknya hingga ukirannya. Aku menghabiskan waktu hingga larut malam dan aku bahagia sekali karena kau menyukainya.”

“Kau tau, Baby. Aku benar-benar berharap lebih untuk kelangsungan pernikahan kita, dan sekali lagi aku merasa menjadi pria yang paling beruntung di dunia ini karena memilikimu. Kekasih hatiku.”

Kylie tidak tahu harus menjawab apa. Dirinya terdiam tanpa merespon kalimat yang keluar dari mulut Alva.

o0o

Bab terkait

  • Senyum Pemikat Hati Sang Mafia   Bab 3

    Pernikahan yang dinanti-nanti oleh Alva kini sudah berada di depan mata. Bagi Kylie, pernikahan tersebut tidak ada artinya. Tidak akan ada cinta yang Kylie berikan di dalam pernikahan tersebut. Awalnya dirinya hendak bermain-main, tapi tidak ada yang menduga bukan? Jika permainannya malah berujung pada sesuatu yang sakral. Pernikahan namanya. Kylie memandang gaun pernikahan yang saat ini sudah berada di kamarnya. Dua hari lagi pernikahan akan berlangsung. Membuat gadis itu menghela napasnya.Apa lebih baik kabur? Pemikiran bodoh baginya jika hal itu benar-benar terjadi. Yang ada dirinya malah digantung oleh kakaknya–Matheus–karena berani melakukan hal bodoh tersebut.Lantas, bagaimana cara menghancurkan pernikahan tersebut? Sampai saat ini tidak ada jalan yang gadis itu temukan.“Baiklah, aku sendiri yang akan membuat Alvarez menderita dalam pernikahan ini. Pernikahan yang menyakitkan. Sudah lelah aku jika harus bersandiwara seperti ini terus,” ucap Kylie.Tidak lama kemudian ponselny

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Senyum Pemikat Hati Sang Mafia   Bab 4

    Ciuman Alva terasa kasar dan menyakitkan dalam waktu bersamaan. Kylie harus menopang tubuhnya sendiri dan membiarkan tubuh lainnya dikendalikan oleh Alva. Memberontak pun tak ada gunanya. Karena pria itu sedang dilanda oleh emosi. Lambat laun Kylie merasakan jika ciuman Alva mulai melembut seiring berjalannya waktu.Alva seperti tidak ingin melepaskan. Hingga akhirnya mau tidak mau Kylie jatuh kembali ke dalam jurang yang dibuatnya sendiri. Kylie membalas pagutan lembut yang diberikan Alva. Kylie terbuai oleh sentuhan Alva. Hatinya ingin menolak. Namun, tubuhnya berkata lain. Tubuh dan hatinya tidak bekerja sama. Mereka berjalan berlawanan arah.Alva melepaskan ciumannya saat dirasa cukup untuk melampiaskan emosi. Ia memandang wanita yang sebentar lagi menyandang status sebagai istrinya. Tinggal hitungan 2×24 jam maka status tersebut sudah tersemat untuk selamanya."Bisa kau jelaskan ke mana kau seharian ini, Baby? Kau membuatku khawatir. Telepon, chat, semuanya tidak kau balas. Bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Senyum Pemikat Hati Sang Mafia   Bab 5

    Hari pernikahan Alvarez dan Kylie telah tiba. Semua para tamu dibuat terkejut dengan tampang memuja dari mereka semua. Jika orang terkaya dan berada pasti akan mengadakan pesta menggelegar dan istimewa yang tentunya diadakan di gedung besar atau tempat mewah lainnya.Namun, lain halnya dengan pernikahan putri bungsu Romina dan Daniel Evans Houston. Pernikahan kali ini sukses membuat para awak media menyorotnya. Bagaimana tidak? Pernikahan tersebut dilaksanakan di alam terbuka yang berdominan warna hijau dan putih.Hiasannya terlihat istimewa dan memukau. Para tamu yang berdatangan. Baik rekan maupun kolega bisnis sangat-sangat memujinya."Kau benar-benar menggemparkan seluruh dunia Daniel. Aku tidak menyangka. Ini adalah kejutan besar buat dunia," kata rekan bisnis Daniel. Daniel tertawa menanggapi. Tidak hanya satu atau dua orang yang mengatakannya. Melainkan hampir seluruh yang berdatangan. Daniel sangat salut dengan keputusan Alva. Ia tidak menyangka jika laki-laki yang telah

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Senyum Pemikat Hati Sang Mafia   Bab 06

    Alvarez turun dari mobilnya. Ia membukakan pintu mobil untuk istrinya keluar. Alva benar-benar memperlakukan Kylie seperti halnya sebuah berlian. Mungkin wanita lain akan sangat terpana saat di perlakukan sedemikian rupa. Tapi untuk kesekian kalinya lagi perlakuan seperti iu sangat tidak berpengaruh oleh diri Kylie sendiri. Kylie tersenyum masam dalam hati muak dengan perlakuan pria yang berstatus suaminya itu. Rasanya ia ingin kabur melarikan diri daripada hidup dengan pria hasil jebakannya.Alvarez menggemgam tangan Kylie saat turun dari mobil. Saat tubuh Kylie telah berdiri dengan sempurna Alvarez merangkul pinggangnya memasuki rumah mereka."Selamat datang di rumah kita, baby." kata Alva.Kylie memasuki rumah mereka. Rumah yang terlihat sederhana tapi memberi kesan elegant bagi penglihatnya. Ekspresi kagum sempat Kylie tunjukka sebelum sebuah tangan kekar memeluk pinggangnya dari belakang."Kamu menyukainya, baby." Kylie mengangguk. Alvarez menjatuhkan wajahnya ke pundak Kylie. M

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Senyum Pemikat Hati Sang Mafia   Bab 07

    • Bagiku semuanya terasa hambar. Bahkan aku berinisiatif membuatmu menderita di dalam pernikahan ini.• Kylie Victoria Houston ××× Pagi menjelang yang dirasakan oleh sepasang pengantin baru ini berbeda saat pelupuk mata terbuka. Kehidupan yang dulu telah berubah 360 derajat. Pagi yang biasanya di lalui sendirian kini berganti menjadi sebuah kebersamaan. Tidak ada lagi yang namanya sendirian di dalam ikatan sakral sebuah pernikahan. Tidak adalagi kata aku dan orang lain di dalamnya. Yang ada adalah kata kita di dalamnya. Sebuah pernikahan adalah bentuk lembaran baru yang di bina dan dibangun bersama. Setiap orang selalu mendambakan dimana saat dirinya telah menikah. Bagaimana caranya ia mengurus rumah tangga dan lain sebagainya. Kylie Victoria Houston yang kini telah menyandang status 'Hulgo" di belakang namanya. Membuka mata dan merasakan perbedaan dari biasanya. Sebuah tangan kekar yang memeluk tubuhnya dari belakang. Sejak semalam tangan itu tidak pernah berpindah tempat. Selalu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Senyum Pemikat Hati Sang Mafia   Bab 08

    Sejak kejadian panas di pagi hari itu menimbulkan sedikit perbedaan antara dua orang ini. Yang Satu memilih bersikap seperti biasa saja dan yang satunya memilih mengalihkan suasana agar tidak mengalami kecanggungan. Alva mencoba menetralisasikan suasana. Walaupun di dalam hatinya banyak sekali pertanyaan tentang kejadian tadi. Kejadian itu seolah-olah istrinya menolaknya secara tidak langsung. Tidak ingin berpikir negatif tentang apa yang sebenarnya terjadi, Alva memilih diam sembari tangannya membolak-balikan koran. Kylie datang dengan membawakan secangkir coffee untuk suaminya. "Coffee untukmu," ujarnya. Alva menerimanya dengan hangat. Merasakan kecanggungan yang terjadi antar keduanya Kylie memecahkan keheningan. "Maafkan aku," ucapnya pelan. Bahkan sangat pelan hingga nyaris seperti bisikan. Alva menatap istrinya aneh. Menyadarinya Kylie segera melanjutkan kembali ucapannya. "Kejadian pagi tadi, maafkan aku. Tidak seharusnya aku mendorongmu." Kylie tertunduk dalam. Hal itu me

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Senyum Pemikat Hati Sang Mafia   Bab 09

    Bagi Kylie memasak bukanlah hal yang sulit. Memasak baginya adalah hal yang mudah. Namun kenapa banyak sekali kaum wanita yang tidak suka dengan hal memasak. Seperti saat ini, gadis yang sudah berubah status menjadi istri itu tengah melakukan kewajibannya di dapur. Memasak makanan untuk dirinya dan suaminya. Usai tadi menyusun bahan belanjaanya ke dalam kulkas, sekarang waktunya untuk menyiapkan makanan. Di tengah kesibukannya suaminya datang, apalagi jika bukan untuk mengganggu kegiatannya. Entah bagaimana ceritanya hal ini sudah masuk ke dalam list pria itu setiap harinya. Alva datang dengab kedua tangan berada di saku kanan dan kiri celananya. Niat untuk mengganggu sekaligus menggoda istrinya malah dia yang tergoda dengan penampilan istrinya saat ini. Memakai baju santai selengan di sertai celana pendek diatas lutut. Belum lagi rambut panjangnya yang tergerai begitu saja. Kylie membalikkan tubuhnya kemudian bersitatap kepada suaminya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Senyum Pemikat Hati Sang Mafia   Bab 10

    "Baby! Sayang! Honey! Cinta!!" Kylie memutar bola matanya jengah. "SAYANG! BABY!" Ini tidak bisa di biarkan. Kylie mulai menyerukan suaranya. "Aku disini sayang. Di belakang taman rumah." Tidak mendengar tanggapan suaminya, Kylie berpikir mungkinkah suaminya mendengarnya atau tidak. Tanda tanya di kepalanya akhirnya terjawab saat merasakan pelukan hangat dari belakang tubuhnya. Tubuhnya bersandar dan bersentuhan di dada bidang yang tegap dan kokoh. Siapa lagi pemiliknya jika bukan Alva, suaminya. "Pagi-pagi aku melihatmu tidak ada di sampingku. Rasanya duniaku runtuh." "Dan sekarang aku berada di pelukanmu." Alva terkekeh. "Sudah semestinya begitu. Kamu berada di pelukanku." "Ya..ya..ya., terserahlah." Kylie melepaskan pelukan suaminya. Tetapi Alva tidak membiarkannya begitu saja. Dia malah semakin mempererat pelukannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27

Bab terbaru

  • Senyum Pemikat Hati Sang Mafia   Bab 16

    Kylie terbangun, semalam dirinya begitu hanyut oleh untaian kata dari suaminya. "Namamu akan selalu berdetak disini mengikuti jantungku. Dan akan terus mengalir bersama darahku." Kalimat yang membuat dirinya terbangun seakan terus terngiang di kepalanya. Ia meraba sebuah tangan diatas perutnya. Mengelusnya kemudian menggenggam jarinya. Sesaat semuanya kembali hening begitupun dengan pikirannya.Apa yang harus kulakukan? Bisikan hati kecilnya tiba-tiba muncul.Ini salah! Dan Kylie tahu itu. Tidak, lebih tepatnya ini tidak boleh terjadi. Ia tidak mungkin mempunyai perasaan itu. Tangannya meraba dadanya, jantung ini selalu berdetak. Debarannya kembali terasa saat dirinya berada di pelukan suaminya. Kylie tau ia sudah mulai jatuh ke dalam neraka yang di buatnya, bahkan sebelum neraka itu di mulai."Ini tidak boleh terjadi... Tidak! Ini tidak boleh terjadi..." Kylie terus melafalkan kalimat tersebut berulang-ulang."Apa yang tidak boleh terjadi?"Rasa terkejut membuat tubuhnya bergetar.

  • Senyum Pemikat Hati Sang Mafia   Bab 15

    Kylie keluar dari kamar mandi dan langsung duduk di meja rias depan cermin. Dia mengambil pengering rambut dan melepaskan handuk kecil di kepalanya lalu mulai mengeringkan rambutnya. Suatu kebiasaan yang sering dia lakukan sejak mengenal dunia kecantikan. Waktu itu umurnya masih lima tahun ketika melihat sang ibu melakukan hal ini di setiap keramas. Dibandingkan bermain Kylie lebih suka menirukan gaya ibunya. Mengingat masa kecilnya membuatnya lagi-lagi tersenyum. Kylie meletakkan pengering rambut pada tempatnya. Ia menatap dirinya di pantulan cermin di depannya. Tidak lama, kemudian tangannya mengambil sebuah cream dan mengusapnya di wajahnya. Kebiasaan rutin yang selalu Kylie lakukan. Tidak hanya pada wajah hingga ke bagian leher dan area punggung tangannya turut di berikan.Bel kamarnya berbunyi. Kylie beranjak dari duduknya manisnya. "Siapa?" tanyanya dari dalam. Tidak mungkin ia membukakan pintu begitu saja. Kylie adalah gadis yang sudah mempunyai suami, sangat tidak pantas j

  • Senyum Pemikat Hati Sang Mafia   Bab 14

    "Al, kemarilah! Lihat pasirnya putih sekali." Seru Kylie dengan wajah sumringahnya. Kakinya menghentak diatas pasir itu sesekali bermain. Tak jarang tingkahnya menjadi sorotan oleh semua orang. Berbeda dengan Alva yang saat ini menekuk wajahnya. Bagaimana tidak, istri cantiknya itu memamerkan tubuhnya di bawah paparan sinar matahari. Yah, mereka saat ini tengah berada di sebuah pantai bernama Lake MacKenzie. "Al kemarilah dan temani aku. Kamu tega membiarkanku bermain sendiri." kesal Kylie karena merasa di abaikan oleh suaminya itu. Alva hanya melirik tidak minat. Niat ingin bermesraan dengan istrinya itu gagal karena pasir putih yang menarik seluruh perhatian Kylie. "Bermain saja sendiri aku tidak minat," ucapnya. "Baiklah terserah saja," abai Kylie. Ia nampak menikmati keindahan pasir putih itu. Mengabaikan suaminya yang terserang dongkol karena ucapan istrinya. Keindahan pasir putih itu memang menyorot penuh seluruh perhatiannya. Ia jadi teringat sewaktu bersama kakaknya du

  • Senyum Pemikat Hati Sang Mafia   Bab 13

    Perth International Terminal, nama terpajang besar saat mereka menginjakkan kaki di Ausralia. Alvarez mengandeng tangan istrinya Kylie selama perjalanan. Kylie yang bergelayut manja di lengan suaminya. Dan Alva yang setia merangkul pinggang rampinh istrinya membuat mereka tanpa sengaja telah menjadi sorotan pasang mata yang berlalu lalang itudi sekitar.Alvarez berhenti tepat di pinggir jalan, matanya celingukan ke samping kanan kiri menjadikan sebuah tanda tanya bagi Kylie. Lalu selang beberapa detik kemudian tangan Alva terulur keatas dan melambai. Kylie menatap kearah dimana Alva melambaikan tangannya. Lalu datanglah sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan mereka. Kylie memandang suaminya penuh tanya bercampur penasaran Alva hanya membalasnya dengan tersenyum lalu membuka pintu mobil dan mempersilahkan istrinya untuk masuk ke dalam mobil. "Masuklah!"Kylie memandang suaminya seolah bertanya 'kau yakin?'Alva membalasnya dengan tersenyum, "untuk istri tercintaku, jadi masukla

  • Senyum Pemikat Hati Sang Mafia   Bab 12

    Nikmatin lagunya yah guys😂Song : Ed Sheran-How would you feel❤❤~~~Penerbangan mereka jatuh pada malam hari. Usai melewati beberapa prosedur memasuki pesawat. Kylie bersama Alva tengah duduk nyaman di kursi kelas atas. Mereka akhirnya berangkat bulan madu sesuai perencanaan mereka. Alva memberitaunya jika tujuan bulan madu mereka adalah di sebuah pulau berada di Australia bernama Lake Mckenzie.  Masih terngiang di ingatakan Kylie waktu ia mencari informasi tentang pulau tempat dimana mereka akan menikmati bulan madu.Lake McKenzie, AustraliaLake McKenzie adalah salah satu danau yang airnya murni berasal dari hujan. Tidak dialiri oleh sungai dan tak bermuara ke laut. Selain itu, pasir yang ada di dasar maupun di tepi danau berwarna putih, tidak hanya indah tapi juga lembut saat sedang  bersama pasangan berjalan di atasnya. Danau ini juga dikenal memiliki perpaduan warna air biru dan hijau yang jernih serta mempesona. Sangat layak bagi

  • Senyum Pemikat Hati Sang Mafia   Bab 11

    ~Mansion's Houston~Segala persiapan bulan madu sudah di persiapkan. Mulai dari tiket, check-in hotel, dan keperluan mereka. Alva melarang istrinya membawa koper yang berisi terlalu banyak pakaian. Dengan alasan dia bisa membelinya nanti ketika di sana. Kabar bulan madu mereka sudah terdengar sampai keluarga Houston. Daniel dan istrinya, Romina tentu merasa sangat senang sekali. Mereka berharap bulan madu anak dan menantunya itu membuahkan hasil. Kylie sendiri memutar bola matanya malas melihat keambiusan mommy-nya."Mom berharap pulang dari kalian bulan madu langsung membawa kabar gembira untuk kita semua.""Mom!" seru Kylie penuh peringatan."Apa? Kenapa? Bukannya itu kan yang di lakukan saat berbulan madu? Membuat baby?" goda Romina kepada putri bungsunya."Mom, kak Edy saja belum brojol tapi mom sudah mengharapkan ke yang lain.""Apa salahnya? Mom hanya menerima bukan membuat. Tentu saja mom senang jika mendapatkan dua cucu s

  • Senyum Pemikat Hati Sang Mafia   Bab 10

    "Baby! Sayang! Honey! Cinta!!" Kylie memutar bola matanya jengah. "SAYANG! BABY!" Ini tidak bisa di biarkan. Kylie mulai menyerukan suaranya. "Aku disini sayang. Di belakang taman rumah." Tidak mendengar tanggapan suaminya, Kylie berpikir mungkinkah suaminya mendengarnya atau tidak. Tanda tanya di kepalanya akhirnya terjawab saat merasakan pelukan hangat dari belakang tubuhnya. Tubuhnya bersandar dan bersentuhan di dada bidang yang tegap dan kokoh. Siapa lagi pemiliknya jika bukan Alva, suaminya. "Pagi-pagi aku melihatmu tidak ada di sampingku. Rasanya duniaku runtuh." "Dan sekarang aku berada di pelukanmu." Alva terkekeh. "Sudah semestinya begitu. Kamu berada di pelukanku." "Ya..ya..ya., terserahlah." Kylie melepaskan pelukan suaminya. Tetapi Alva tidak membiarkannya begitu saja. Dia malah semakin mempererat pelukannya.

  • Senyum Pemikat Hati Sang Mafia   Bab 09

    Bagi Kylie memasak bukanlah hal yang sulit. Memasak baginya adalah hal yang mudah. Namun kenapa banyak sekali kaum wanita yang tidak suka dengan hal memasak. Seperti saat ini, gadis yang sudah berubah status menjadi istri itu tengah melakukan kewajibannya di dapur. Memasak makanan untuk dirinya dan suaminya. Usai tadi menyusun bahan belanjaanya ke dalam kulkas, sekarang waktunya untuk menyiapkan makanan. Di tengah kesibukannya suaminya datang, apalagi jika bukan untuk mengganggu kegiatannya. Entah bagaimana ceritanya hal ini sudah masuk ke dalam list pria itu setiap harinya. Alva datang dengab kedua tangan berada di saku kanan dan kiri celananya. Niat untuk mengganggu sekaligus menggoda istrinya malah dia yang tergoda dengan penampilan istrinya saat ini. Memakai baju santai selengan di sertai celana pendek diatas lutut. Belum lagi rambut panjangnya yang tergerai begitu saja. Kylie membalikkan tubuhnya kemudian bersitatap kepada suaminya.

  • Senyum Pemikat Hati Sang Mafia   Bab 08

    Sejak kejadian panas di pagi hari itu menimbulkan sedikit perbedaan antara dua orang ini. Yang Satu memilih bersikap seperti biasa saja dan yang satunya memilih mengalihkan suasana agar tidak mengalami kecanggungan. Alva mencoba menetralisasikan suasana. Walaupun di dalam hatinya banyak sekali pertanyaan tentang kejadian tadi. Kejadian itu seolah-olah istrinya menolaknya secara tidak langsung. Tidak ingin berpikir negatif tentang apa yang sebenarnya terjadi, Alva memilih diam sembari tangannya membolak-balikan koran. Kylie datang dengan membawakan secangkir coffee untuk suaminya. "Coffee untukmu," ujarnya. Alva menerimanya dengan hangat. Merasakan kecanggungan yang terjadi antar keduanya Kylie memecahkan keheningan. "Maafkan aku," ucapnya pelan. Bahkan sangat pelan hingga nyaris seperti bisikan. Alva menatap istrinya aneh. Menyadarinya Kylie segera melanjutkan kembali ucapannya. "Kejadian pagi tadi, maafkan aku. Tidak seharusnya aku mendorongmu." Kylie tertunduk dalam. Hal itu me

DMCA.com Protection Status