Share

Bab 06

Alvarez turun dari mobilnya. Ia membukakan pintu mobil untuk istrinya keluar. Alva benar-benar memperlakukan Kylie seperti halnya sebuah berlian. Mungkin wanita lain akan sangat terpana saat di perlakukan sedemikian rupa. Tapi untuk kesekian kalinya lagi perlakuan seperti iu sangat tidak berpengaruh oleh diri Kylie sendiri. Kylie tersenyum masam dalam hati muak dengan perlakuan pria yang berstatus suaminya itu. Rasanya ia ingin kabur melarikan diri daripada hidup dengan pria hasil jebakannya.

Alvarez menggemgam tangan Kylie saat turun dari mobil. Saat tubuh Kylie telah berdiri dengan sempurna Alvarez merangkul pinggangnya memasuki rumah mereka.

"Selamat datang di rumah kita, baby." kata Alva.

Kylie memasuki rumah mereka. Rumah yang terlihat sederhana tapi memberi kesan elegant bagi penglihatnya. Ekspresi kagum sempat Kylie tunjukka sebelum sebuah tangan kekar memeluk pinggangnya dari belakang.

"Kamu menyukainya, baby." Kylie mengangguk.

Alvarez menjatuhkan wajahnya ke pundak Kylie. Menghirup dalam aroma istrinya.

"Aku tidak pernah lelah untuk selalu mengucapkan rasa syukur kepada tuhan karena telah menyatukan kita. Rasanya baru kemarin kita bertemu dan sekarang kamu menjadi milikku seutuhnya." Alvarez semakin mengeratkan pelukannya. Ia enggan untuk melepaskan.

Kylie tersenyum kecut. "Aku juga merasakan hal yang sama. Rasanya aku masih berada dalam mimpi."

'Sebuah mimpi kebahagiaan dan penderitaan untukmu Alva atau lebih tepatnya suamiku.'

Kylie melanjutkan ucapannya di dalam hati.

Alvarez memberikan kecupan singkat di bahu istrinya. Yang lambat laun menjadi sebuah lemutan kecil hingga merambat di sekitar lehernya.

"Ahhhh..." Kylie tidak sengaja mengeluarkan desahan laknat saat Alva melakukan hal itu kepada tubuhnya.

"Aku hampir tidak menahannya, baby."

Alva meletakkan kepalanya bersembunyi di cekukan leher istrinya. Kylie dapat merasakan hembusan nafas tidak beraturan dari suaminya. Sesaat Alva menjauhkan wajahnya dan membalikkan tubuh Kylie menghadapnya.

Dipandangnya wajah istrinya. Alva menangkup wajah Kylie menggunakan ke dua tangannya. Diletakkannya keningnya di kening Kylie. Mereka sama-sama dapat merasakan hembusan nafas masing-masing. Mata Kylie terpejam merasakan kedekatan yang begitu intim. Sampai saat dimana dia mendengarkan sebuah suara dari depannya.

"I love you my wife."

keduaa matanya dengan perlahan terbuka. Mata mereka bertemu pada satu titik dimana segalanya telah berubah. Hidung mereka saling bersentuhan. Kylie dapat melihat rasa cinta yang begitu menggebu dari sepasang mata di depannya disertai gairah yang siap berkobar. Tidak ingin larut ke dalam rasa itu Kylie memajukan tubuhnya dan mencium bibir pria di depannya. Kylie melumatnya dengan aggressive terkesan kasar tapi mampu memberikan kenikmatan tiada tara.

Alva menerimanya dengan sukarelam ia turut membalas ciuman dari istrinya dengan gaya yang sama. Tangan yang tadinya berada di wajah istrinya kini telah berganti dengan memeluk erat pinggang istrinya. Alva mengambil alih pimpinan. Ia mengeksplor seluruh ruang yang terdapat dalam mulut Kylie. Ciuman Alva terkesan menuntut. Tangannya semakin merapatkan tubuh mereka hingga tidak ada ruang. Alva menutup matanya sambil menikmati apa yang telah ia lakukan.

Kylie melihat kedua mata Alva yang tertutup.

'Ini adalah awal dari segala penderitaanmu nantinya suamiku. Jadi nikmatinlah detik-detik kebahagiaanmu sebelum neraka menjemputmu.' Batin Kylie.

Semakin lama ciuman itu semakin bergairah dan penuh nafsu. Alva semakin mengeratkan pelukannya hingga tidak ada jarak diantara mereka.

Sebuah suara membuat aksi mereka berhenti.

"Ma..maaf.. tuan dan nyonya.."

Baik Alva mau pun Kylie menoleh ke asal suara. Seorang perempuan paruh baya dan pria paruh baya memegang dua tas beserta koper ditangannya. Wajah Kylie merah padam lalu refleks menyembunyikan wajahnya di dada bidang suaminya.

Alva tertawa melihat tingkah lucu istrinya begitu menggemaskan di matanya.

"Tidak apa-apa bi. Letakkan saja barang-barangnya di ruang tamu."

Wanita paruh baya itu mengangguk. pria di sampingnya pun turut menundukkan kepala sebelum pergi meninggalkan romansa pengantin baru itu.

"Apa mereka sudah pergi?" tanya Kylie mendongakkan wajahnya menghadap suaminya sepenuhnya.

Dengan jahil Alvarez mencoba mengerjai sedikit istrinya. Raut wajahnya di bikin sedatar mungkin. Lalu perlahan kepalanya menggeleng ke kanan dan ke kiri. Alhasil Kylie kembali menutupi wajahnya pada dada bidang Alva.

"Ini sungguh memalukan," cicitnya pelan.

Alvarez tertawa terbahak-bahak. Tubuhnya sampai bergetar akibat tertawa. Ekspresi yang di tunjukkan Kylie sangatlah lucu. Siapapun yang melihatnya pasti setuju dengan pendapat Alva. Mulut yang di monyongkan ke depan dengan raut wajah panik serta tidak tertahankan. Sangatlah lucu. Mungkin anak TK yang melihatnya akan tertawa.

"Aku bercanda, baby. Ekspresimu lucu sekali."

Alvarez masih tertawa. Kylie menjauhkan wajahnya dalam keadaan  cemberut dan menatap sengit pria yang tertawa di hadapannya.

"Puas tertawanya?" Kylie bertanya sengit.

Alva terdiam. "Maafkan aku, baby." Ekspresi wajahnya dibuat seolah-olah menyesal atas tindakannya barusan. Kylie memutar bola matanya malas.

Alva mendekati istrinya. Namun yang di dapatkannya adalah, Kylie menginjak kaki Alva dengan high he'll yang dikenakannya dengan kuat.

Bisa bayangkan bagaimana rasanya?

Alva menjerit hingga mengangkat sebelah kakinya yang diinjak istrinya.

"Itu adalah balasan karena sudah menjahiliku."

Kylie pergi begitu saja meninggalkan  Alva yang masih meringis kesakitan.

"Baby, kamu melakukan KDRT terhadap suamimu ini."

Alva setengah berteriak seraya mengikuti istrinya dari belakang. Kylie kemhali memutar bola matanya malas meladenin sikap suaminya. Ia menyusuri rumah mereka. Dari depan rumah ini terlihat kecil. Tapi setelah memasukinya rumah ini terlihat besar. Kaki Kylie terasa pegal. Untuk mencari kamar saja susahnya minta ampun. Bagaimana ceritanya saat mencari ruang-ruang yang lainnya.

"Tengah mencari kamar, baby?" Tanya Alva.

Kylie tidak menyahut. Ia mulai menyandarkan tubuhnya yang mulai terasa pegal. Sepertinya kakinya mengalami lecet. Kylie langsung melepas kedua high hells yang di kenakannya.

Alva melihat itu langsung mendatangi istrinya yang sedang setengah berjongkok. Ia menunduk dan memgang pergelangan kaki istrinya. Terdapat warna kemerahan di kaki istrinya.

"Apa sakit?"

Kylie mengangguk.

"Alam menegurmu karena menganiaya suamimu, baby."

Kylie mencatuk kepala suaminya dengan tangan kanannya.

"Lihatlah! Baru beberapa jam statusmu berubah menjadi istri. Kamu sudah melakukan kekerasan terhadap suamimu ini, baby."

"Baru beberapa jam statusmu berubah menjadi suami. Kamu sudah berubah menjadi pria cerewet, suamiku."

"Aku cerewet demi dirimu istriku. Jadi tidak ada salahnya."

Kylie berdecih tidak percaya. Ia melenggang pergi sambil berjalan dengan keadaan pincang.

"Kamu mau pergi kemana, baby? Setahuku letak kamar bukan berada disana."

Kylie mengabaikan perkataan suaminya.

Alva terkekeh pelan. Ia menyusul istrinya. Lalu tanpa aba-aba ia menggendong istrinya dari depan.

"Aaaaaa!"

Kylie menjerit dan refleks mengalungkan kedua tangannya di leher Alva.

"Istriku ini benar-benar keras kepala."

"Turunkan aku. Ini memalukan Alva!"

"A...a... panggil aku dengan panggilan sayang, baby."

Kylie menggeleng. "Baiklah! Jangan salahkan aku jika melemparmu ke lantai baby."

Kylie meneguk salivanya pelan. Ia memejamkan mata lalu kembali membukanya lagi.

"Sayang, turunkan aku disini. Aku tidak ingin bahumu sakit karna telah menggendongku."

"Kamu tidak berat, baby. Bahkan seringan bulu. Tapi sebagai gantinya kamu harus memijatku di kamar kita baby."

Alva melangkah berjalan menuju kamar mereka mengabaikan rengekan istrinya meminta di turunkan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status