Vanesa mengabdikan seluruh hidupnya pada suami dan keluarganya. Ia bahkan rela bekerja banting tulang agar suaminya bisa kuliah ke jenjang yang lebih tinggi. Namun saat suami mendapatkan semua yang diinginkan Vanesa di buang seperti sampah. Bukan hanya itu, ternyata suaminya berselingkuh dengan temannya sendiri. Vanesa merasa hancur dan patah hati, ternyata pergobanannya selamala ini tidak ada artinya bagi suami dan keluarganya. Vanesa berniat membalaskan dendam pada suami dan keluarganya. Ia rela jadi orang ketiga untuk rumah tangga seorag presiden. Vanesa diminta melahirkan anak dan sebagai imbalannya laki-laki itu akan membantunya membalaskan dendam pada mantan suaminya. Vanesa setuju,setelah melahirkan anak ia pikir laki-laki yang menikahinya tidak mencintainya, ternyata Gevan jatuh cinta padanya. Setelah membantu Vanesa me membalaskan dendam ia meminta wanita cantik itu agar tetap bersamanya untuk mengurus anak mereka. Apakah Vanesa mampu bertahan dengan sikap jahat istri pertama Gevan? Apa dia memilih pergi meninggalkan semuanya?
Lihat lebih banyakVanesa merasa bersalah karena ia membuat Damian dalam masalah, ia ingin membantu.“Aku ingin memberikannya.” Vanesa menyodorkan cek yang nominalnya membuat mata Damian melotot kaget.“Kamu dapat uang dari mana sebanyak itu, Nesa?”“Mas, itu tidak penting, aku ingin menebus kesalahanku padamu, pakailah uang ini dan bukalah café.”“Kenapa tiba-tiba?”“Aku tidak ingin kamu dapat masalah yang lebih besar di kantor, aku tidak ingin kamu terlibat dalam masalah yang aku buat.”“Tidak apa- apa Vanesa, hal seperti sudah biasa aku alami.”&ldqu
Vanesa menepis tangannya dengan kesal, “jaga sikapmu Gavin.”“Kenapa kamu marah, bukanya aku sudah membayarmu mahal? Apa kamu ingin melayani Damian?”Vanesa sangat kesal mendengar kata ‘bayar, bayar’ berulang-ulang dari Gavin.“Aku akan membayar semua uang yang pernah aku terima dari kamu Gavin, berhentilah mengucapkan kata bayar, bayar aku muak mendengarnya.”“Dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak itu? Atau kamu menjual diri juga? Aku melihat kamu sangat mesra dengan laki-laki sampah itu. Apa dia juga membayarmu?”“Tidak Gavin.”“Apa kamu meminta uang dari Mamimu?”Vanesa merasa kalah berdebat dengan Gavin, ia tidak ingin Ibunya di bawa-bawa dalam masalahnya. Vanesa duduk di kembali di kursinya membuka laptop, ia mendiamkan Gavin yang terus menyudutkan dan menghinanya.“Kenapa kamu diam? Mana keberania
Vanesa membuka rantang tiga susun tersebut, tanpa sadar ia tertawa ngakak.“Mas, masukin redang rantang ke dalam tas?”“Iya, aku malu nenteng-nenteng, ayo kita makan, kebetulan aku juga belum serapan dari rumah.”Damian membuka rak tiga susun, dua nasi dan satu rendang. Vanesa memang lapar ia belum makan. Mereka berdua makan sembari tertawa, ternyata kuah rendang tumpah di dalam tas mengenai kemeja bagian belakang Damian.“Pantas saja saat Mas tiba bau rendang, ternyata tumpah,” ucap Vanesa mencoba membersihkan noda dari kemeja belakang Damian.“Aku juga merasa bagian belakang ku juga kena, aku merasa panas b
Setelah membasuh wajah ia duduk menikmati wine sendiri, tanpa sadar ia sudah menghabiskan dua botol. Saat ingin tidur ponselnya berdering . Ternyata Karin menelepon melirik jam ternyata sudah jam sebelas malam.‘sial aku lupa janjiku pada Karin’ ucapnya mengumpat.“Iya Karin.”“Kamu di mana Sayang, aku sudah menunggu dari tadi.”“Oh, sebentar lagi sampai, ini mau jalan ke sana.”Rupanya Gavin berjanji akan menghabiskan malam bersama istrinya setelah pulang dari Paris. Gavin meminta bantuan asistennya mengantar diriny
Masalah yang dihadapi Gavin saat itu, jadi shock terapi untuknya, sudah lama pria itu tidak pernah mendapat masalah di kantor. Namun kali ini sekali dapat masalah ia dihadapkan dengan banyak tuntutan, menyebabkan ia dapat masalah besar.“Siapa mereka sebenarnya? Apa kamu sudah menemukan Vanesa?” tanya Gavin menatap tajam asistennya lagi.“Saya mengecek pasfornya Bu Vanesa sedang melakukan perjalanan ke luar negeri untuk melakukan pengobatan Pak,” lapor Fano.“Pengobatan? Pengobatan apa?”Asisten menggeleng, “saya tidak tahu Pak.” &
Hari itu juga Gavin kembali ke Jakarta, ia meminta semua orang tidak boleh pulang sebelum menyelesaikan kekacauan tersebut. Semua orang tinggal di kantor menunggu Gavin datang. Damian salah satu orang yang paling takut. Tidak lama kemudian ia tiba, wajahnya suram tatapan matanya menatap semua orang dengan sinis.“Katakan apa yang terjadi sini. Ada banyak orang di sini. Kenapa sampai ada kejadian seperti ini. Bagaimana mungkin ada acara launching barang baru tapi yang muncul malah mereka orang lain.”Semua orang menunduk tidak ada yang berani membuka mulut, “siapa yang bisa menjelaskan?”Salah satu seorang dari mereka memberanikan diri menjelaskan kejadian sesungguhnya.“Kenapa bisa barang contoh bisa hilang dari kantor ini. Di sini ada banyak petugas keamanan tapi bisa terjadi kehilangan. Tugas mereka sebenarnya apa? Pecat semua,” perintahnya dengan marah.Banyak orang kehilangan pekerjaan k, Damian tidak berani menatap Damian. Ia meminta semua orang menyelesaikan masalah malam it
Satu minggu sudah Vanesa bekerja di kantor Gavin, ia semakin leluasa karena Gavin ada pekerjaan di luar kota. Vanesa sengaja mengganti nomornya agar Gavin tidak meneleponnya. Hari itu juga rancangan milik Vanesa terpilih dalam daftar fashion show bertemakan musim panas yang akan diselenggarakan di Paris.Vanesa senang karena hasil kerjanya diakui di luar negeri, walau sebenarnya ada rasa sedih juga. Sebab nama Karin lah yang di tercatat di sana sebagai desainer.‘Tidak apa-apa Vanesa, itu hanya pakaian. Kamu bisa mengerjakan yang lebih baik dari itu nantinya’ kamu hanya perlu satu tiket untuk masuk ke dalam perusahaan ini’ ucap Vanesa dalam hati.Vanesa menyimpan semua gambar yang dikerjakan, ia juga menyimpan semua bukti kalau semua pakaian buatannya hasil pekerjaannya. Karin hanya mengaku-ngaku saja, sebenarnya wanita itu tidak mampu melakukan seperti yang dibuat Vanesa. Tidak lama kemudian Karin datang ke ruangannya, untung saja ia sudah menyimpan semua gambar.“Aku ingin
Saat Damian berangkat ke kantor, Vanesa juga meninggalkan rumah , ia menulis pesan dalam kertas diatas meja makan. Ia juga berterima kasih padanya telah merawat dirinya dengan baik beberapa hari itu. Ia berharap laki-laki itu melupakan pernikahan mereka. Vanesa juga meminta Damian mencari wanita lain. Setelah pulang dari sana Vanesa menuju rumah sakit untuk bertemu ayahnya. Tiba di sana ia memeluk Banu dengan erat, ia berjanji tidak akan menangis, tidak ingin orang tua itu melihatnya menangis.“Apa pekerjaanmu sudah selesai Nak?” tanya Banu.Vanesa mengangguk, “Pi, sudah waktunya aku memulai semuanya. Mulai besok aku akan bekerja di sana, tapi aku khawatir tentang Zein.”Banu tersenyum hangat, “jangan khawatir adikmu baik-baik saja, dia dan ayah akan membantu Nak.”Mendengar perkataan Papinya Vanesa mengangkat kepalanya, ia menatap laki-laki itu dengan penasaran lalu bertanya, “apa Zein sudah mengabari Papi?”Pak Banu mengangguk pelan, “dia menelepon Papi, dia meminta supaya kamu
Mendengar itu mata Damian melotot kaget, “apa maksudnya?”“Ketika suamiku menolak membantuku, maka aku meminta bantuan lelaki lain dan sebagai imbalannya tubuhku,” ungkap Vanesa dengan emosi.Damian menghentikan mobilnya mendadak, “tidak. Kamu bukan wanita seperti itu Nesa, kamu wanita terhormat.”“ Kamu yang mendorongku melakukan itu Damian, kamu yang mengubahku jadi wanita murahan. Kalau saja kamu saat itu membantuku menyelesaikan masalah, aku tidak akan seperti ini. Kalau saja saat itu kamu tidak berselingkuh dengan Iren hidupku akan baik-baik saja dan rumah tangga kita masih ada .”“Tidak, kamu pasti berbohong.”“Bukan hanya menjual tubuhku Damian, aku bahkan melakukan pernikahan kontrak dengannya, dia ingin aku melayaninya kapanpun dia inginkan.”Damian menutup kuping tidak percaya dengan apa yang sudah didengar, “kau masih istriku Vanesa! Mana mungkin kamu melakukan hal gila seperti itu!” teriak Damian dengan marah“Iya, aku melakukan poliandri, aku menikah sebelum kita res
“Bayar hutangmu atau kepala ini akan saya tebas,” ancam sekelompok preman mengobrak-abrik seisi rumah.Vanesa berlari menghampiri seorang pria paruh baya, “Papi, siapa mereka?”Pria paru baya itu hanya menjawab dengan kata-kata tidak jelas, ia mabuk.“Ayahmu kalah berjudi dan dia punya banyak hutang pada Bos kami.”“Sekarang kamu bayar atau kepala laki-laki ini kami penggal.”Wajah wanita itu tampak lelah melihat perbuatan ayahnya lagi, dia sudah bekerja keras demi bisa melepaskan ayahnya dari ketergantungan alkohol dan judi, ternyata semua yang dilakukan masih kurang.“Jangan sentuh Papiku! Aku akan membayar semua utangnya, lepaskan dia.”Para preman itu menertawakan Vanesa, “kamu bayar pakai apa nona cantik? Tubuhmu?”“Aku akan membayarnya nanti, jangan meledek putri kesayanganku,” ucap pria tua itu berjalan sempoyongan, ia masih sangat mabuk, bau alkohol masih menyeruak keluar dari mulutnya. Dengan sisa tenaga berusaha melindungi Vanesa, lalu, mendorong seorang preman yang menc
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen