Tidak Semudah itu Melupakanmu

Tidak Semudah itu Melupakanmu

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-14
Oleh:  Borneng  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
27Bab
286Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Vanesa mengabdikan seluruh hidupnya pada suami dan keluarganya. Ia bahkan rela bekerja banting tulang agar suaminya bisa kuliah ke jenjang yang lebih tinggi. Namun saat suami mendapatkan semua yang diinginkan Vanesa di buang seperti sampah. Bukan hanya itu, ternyata suaminya berselingkuh dengan temannya sendiri. Vanesa merasa hancur dan patah hati, ternyata pergobanannya selamala ini tidak ada artinya bagi suami dan keluarganya. Vanesa berniat membalaskan dendam pada suami dan keluarganya. Ia rela jadi orang ketiga untuk rumah tangga seorag presiden. Vanesa diminta melahirkan anak dan sebagai imbalannya laki-laki itu akan membantunya membalaskan dendam pada mantan suaminya. Vanesa setuju,setelah melahirkan anak ia pikir laki-laki yang menikahinya tidak mencintainya, ternyata Gevan jatuh cinta padanya. Setelah membantu Vanesa me membalaskan dendam ia meminta wanita cantik itu agar tetap bersamanya untuk mengurus anak mereka. Apakah Vanesa mampu bertahan dengan sikap jahat istri pertama Gevan? Apa dia memilih pergi meninggalkan semuanya?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Terlilit Hutang

“Bayar hutangmu atau kepala ini akan saya tebas,” ancam sekelompok preman mengobrak-abrik seisi rumah.Vanesa berlari menghampiri seorang pria paruh baya, “Papi, siapa mereka?”Pria paru baya itu hanya menjawab dengan kata-kata tidak jelas, ia mabuk.“Ayahmu kalah berjudi dan dia punya banyak hutang pada Bos kami.”“Sekarang kamu bayar atau kepala laki-laki ini kami penggal.”Wajah wanita itu tampak lelah melihat perbuatan ayahnya lagi, dia sudah bekerja keras demi bisa melepaskan ayahnya dari ketergantungan alkohol dan judi, ternyata semua yang dilakukan masih kurang.“Jangan sentuh Papiku! Aku akan membayar semua utangnya, lepaskan dia.”Para preman itu menertawakan Vanesa, “kamu bayar pakai apa nona cantik? Tubuhmu?”“Aku akan membayarnya nanti, jangan meledek putri kesayanganku,” ucap pria tua itu berjalan sempoyongan, ia masih sangat mabuk, bau alkohol masih menyeruak keluar dari mulutnya. Dengan sisa tenaga berusaha melindungi Vanesa, lalu, mendorong seorang preman yang menc

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
27 Bab

Terlilit Hutang

“Bayar hutangmu atau kepala ini akan saya tebas,” ancam sekelompok preman mengobrak-abrik seisi rumah.Vanesa berlari menghampiri seorang pria paruh baya, “Papi, siapa mereka?”Pria paru baya itu hanya menjawab dengan kata-kata tidak jelas, ia mabuk.“Ayahmu kalah berjudi dan dia punya banyak hutang pada Bos kami.”“Sekarang kamu bayar atau kepala laki-laki ini kami penggal.”Wajah wanita itu tampak lelah melihat perbuatan ayahnya lagi, dia sudah bekerja keras demi bisa melepaskan ayahnya dari ketergantungan alkohol dan judi, ternyata semua yang dilakukan masih kurang.“Jangan sentuh Papiku! Aku akan membayar semua utangnya, lepaskan dia.”Para preman itu menertawakan Vanesa, “kamu bayar pakai apa nona cantik? Tubuhmu?”“Aku akan membayarnya nanti, jangan meledek putri kesayanganku,” ucap pria tua itu berjalan sempoyongan, ia masih sangat mabuk, bau alkohol masih menyeruak keluar dari mulutnya. Dengan sisa tenaga berusaha melindungi Vanesa, lalu, mendorong seorang preman yang menc
Baca selengkapnya

Diusir Suami

Hari itu, suasana dalam kamar tiba-tiba hening, seorang wanita duduk di sisi ranjang, tatapan matanya memelas, mencoba memberikan pengertian pada suaminya.“Ayahmu selalu menyusahkan hidupku.”“Mas, selama ini Papiku yang mendukungmu hingga bisa sampai seperti ini, dia tidak pernah meminta apa-apa darimu, justru dia yang selalu memberikan uang padamu,” ucap Vanesa memelas.“Vanesa, ayo kita berpisah saja.”Bagai petir disiang bolong mendengar perkataan sang suami Vanesa hanya bisa melonggo.“Ke-kenapa tiba-tiba?” tanya wanita berpenampilan sederhana itu dengan ekpresi kaget.“Ini bukan tiba-tiba Vanesa, Aku sudah lama ingin menceraikanmu. Lihat penampilanmu, udah lusuh, dekil bau lagi!”“Mas, selama ini aku melakukan ini demi keluarga kita. Agar kamu bisa kuliah.”Laki-laki itu mengeleng dengan malas ,” sekarang aku tidak kuliah lagi. Sekarang aku sudah manager pemasaran di kantor.”“Itu semua karena aku Mas. Aku yang selama ini kerja pontang panting agar kamu bisa kuliah.”“Jadi kamu
Baca selengkapnya

Dipaksa Berpisah

Vanesa tidak mau mengalah begitu saja, walau diusir paksa oleh ibu mertuanya ia masih mencoba mempertahankannya. Vanesa tidak ingin berpisah.“Kalau aku berpisah apa bedanya hidupku dengan kedua orang tuaku,’ ucapnya pelan.Saat ibu mertuanya membuang pakaiannya, ia memungutnya kembali membawanya ke dalam rumah.“Ibu tidak berhak megusirku,” ucap Vanesa.“Kenapa tidak! Ini rumah anakku.”“Ini hasil kerja kerasku, kalau ibu ingin aku pergi dari sini panggil polisi, biar rame sekalian. Biar semua orang tahu kalau ibu mertuaku terlalu ikut campur dalam rumah tangga anaknya.”“Kamu mengancamku?” wanita paru baya itu bahkan jauh lebih galak saat Vanesa menantangnya.Damian melerai keduanya, “sudah Bu malu sama tetangga.”Vanesa masuk ke dalam kamar, membawa pakiannya kembali, ia duduk di sisi sofa. Ibu mertuanya masih mengoceh membawa-bawa nama ayahnya ke dalam persoalan mereka.“Begini jadinya kalau punya ayah penjudi dan pemabuk, putrinya pasti akan jadi anak pembangkang.”Wanita itu s
Baca selengkapnya

Ternyata Suamiku Berselingkuh

Sebelum pulang dari toko Vanesa sengaja berganti pakaian, mengenakan satu pakaian terbaik miliknya. Ia juga berdandan cantik seperti yang diinginkan Damian. Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam ia tidak ingin berpisahb“Aku berharap dia sudah pulang,” ucap Vanesa menyapu lipstik berwarna merah ke bibirnya.Vanesa pulang ke rumah berharap suami tidak marah lagi padanya. Melihat ada mobil Damian di depan, Vanesa merapikan pakaian dan riasan di wajahnya. Ia sengaja berpenampilan cantik dari toko saat pulang ke rumah ingin menunjukkan pada suami kalau dia bisa tampil cantik.Kakinya melangkah dengan ragu saat mendengar tawa riang dari ibu mertuanya dan adik iparnya. Ia berpikir ada tamu besar yang datang ke rumah membawa hadiah yang banyak untuk ibu mertua.Kakinya semakin gemetar saat melihat sepasang sepatu hill tinggi ada didepan pintu. Saat ia masuk tubuhnya terdiam dengan bigung. Iren ada di sana duduk mesra dengan suaminya.‘Apa yang mereka lakukan?’ tanya Iren dalam hati.N
Baca selengkapnya

Selingkuh Dibalas Selingkuh

Vanesa masih di ruangan Gavin, pria yang ia minta tolong untuk membantunya membayar hutang ayahnya.“Kamu tidak punya pilihan lain Vanesa, terima tawaranku dan kamu bisa mengatasi semua masalahmu,” ujar Gavin.Memikirkan perbuatan jahat suami dan keluarganya, Vanesa tidak punya pilihan lain.“Baiklah aku akan bersedia melahirkan anak untukmu, tapi sebagai gantinya berikan aku uang yang banyak.”“Aku sudah katakan padamu dari awal, uang tidak ada apa-apanya bagiku Danita.”Gavin menarik pinggang Vanesa membawanya ke pangkuannya, dalam hati yang paling dalam sebenarnya ia merasa sangat risih, sebab ia masih istri dari Damian. Selama ini demi menjaga pernikahanya tetap utuh ia rela melakukan segalanya, tapi Damian mencampakkanya dan berselingkuh dengan sepupuhnya sendiri. Vanesa Danita merasakan rasa yang amat sakit di dalam dadanya. Vanesa beberapa kali membuang napas –napas pendek dari mulut.“Kamu sepertinya keberatan. Saya tidak akan memaksa jika kamu belum siap melakukannya. Aku
Baca selengkapnya

Ibu Mertua Ingin Mengusai Hartanya

Vanesa berjalan tergesa-gesa meninggalkan gedung bertingkat tersebut, ada amarah yang tersimpan dalam hati, namun tidak bisa ia lepaskan. Ia hanya ingin segera pergi dan menghilang dari hadapan pria yang merendahkan. Vanesa berjalan menjauh tanpa tujuan, setelah sadar ia berada di depan sebuah sekolah.Setelah berhenti ia baru merasakan capek dan haus, duduk sebentar untuk memulihkan tenaganya. Ditengah keramaian kota dan hiruk pikuk orang yang melintas di depannya Vanesa merasa sendirian, tidak ada tempat mengadu.Ada banyak kemunafikan dan pengkhianatan hingga ia sulit membedakan mana yang tulus dan mana hanya pura-pura.Berjuang dan berjalan sendiri tanpa ada orang yang dipercaya itu berat.Ia duduk termenung di bangku panjang di depan sekolah, Vanesa duduk, menatap jalanan dengan tatapan kosong. Ia merasa seluruh hidupnya tidak berharga.Diusir suami dan selingkuhan, ayahnya terbaring di rumah sakit, Gavin menghina dan merendahkannya. Tidak ada yang tersisa dalam hidupnya, han
Baca selengkapnya

Gelap Mata

Devan menghidupkan mesin mobil dan meninggalkan rumah Damian, dalam mobil mereka berdua sama-sama diam, menyimpan kemarahan di hati mereka masing-masing. Setelah berkendara beberapa lama Vanesa mulai membuka mulut.“Turun saja aku di depan.”Devan tidak menjawab, masih bertahan dengan sikap diamnya.Vanesa mengulang kalimatnya untuk kedua kali, ia menghembuskan napas panjang sebelum bicara, “Devan turunkan aku di depan, aku ingin ke toko.”Pria berwajah tegas itu meminggirkan mobil milik lalu menatap Vanesa dengan tegas.“Apa hanya itu yang ingin kamu katakan?”Vanesa sangat lelah untuk berdebat, merasa tenaganya terkuras menghadapi empat orang sekaligus tadi.“Tidak ada yang ingin aku katakan?”Devan tertawa miring, wajahnya seakan meledek Vanesa,” kamu masih saja tidak berubah, bodoh dan lemah!” ucapnya menoyor kepala Vanesa dengan kasar.Vanesa sudah tau karakter Devan, kalau dia melawan laki-laki itu akan semakin murka, ia tidak mengatakan apa-apa walau sebenarnya dalam hati
Baca selengkapnya

Gara-gara Teror Penangih Hutang

Darah segar berceceran di tepat di atas rel bersamaan dengan lengan dan kaki . Bagian yang lain terlempar bagian-bagian yang lainya, sungguh pemandangan yang mengerikan ada beberapa daging yang berserakan di sana.“Kasihan sekali padahal dia cantik.”“Mungkin dia banyak putus cinta makanya menabrak dirinya ke rel kereta.”“Kenapa dia harus memilih jalan seperti itu sih,” ucap yang lain.Semakin banyak orang yang berkerumun di pinggir rel melihat sosok wanita yang memilih mengakhiri hidupnya di rel kereta api.Vanesa masih berdiri seperti patung melihat pemandangan yang mengerikan tersebut, ia bahkan merasa perutnya mual melihat potongan berserakan di samping rel.Ternyata saat ia ingin melakukan bundir ternyata ada seorang wanita yang terlebih dulu melakukan hal yang sama. Wanita muda berambut panjang berdiri di tengah rel sebelum kereta tiba. Teriakan semua orang tidak menghentikan aksinya , justru Vanesa yang berhenti lalu melihat wanita itu berdiri tidak jauh darinya, hanya
Baca selengkapnya

Ada Niat Jahat yang Tersembunyi

Vanesa pulang setelah membayar sebagian hutang-hutang ayahnya, keluar dari ruangan Vanesa diantar sampai keluar dari ruangan, wanita itu tidak diperbolehkan hanya sekedar melihat-lihat kesekitar gedung.“Sebaiknya segera tinggalkan tempat ini Nona sebelum kamu dapat masalah,” usir pria berramput gondrong itu dengan tatapan tegas.“Saya ingin pesan mobil online dulu. Boleh aku duduk sebentar di sini?”“Tidak bisa, jika ingin menunggu lakukan saja di sana.” Pria itu menunjuk pitu keluar dari komplek.‘Siapa sebenarnya orang yang memberi Papi hutang, aku hanya ingin tahu’Melihat tatapan tajam para pengawal itu Vanesa menurut, wanita itu berjalan menuju gerbang , hatinya masih penasaran, saat laki-laki itu lengang Vanesa berbelok masuk ke sebuah café tidak jauh dari sana. Sembari menunggu pesanan datang Vanesa mengarahkan camera ponselnya ke arah kaca, mengambil gambar pengawal tersebut.“Aku pasti bisa menemukan siapa kalian?”Setelah mengambil beberapa gambar, Vanesa sibuk dengan po
Baca selengkapnya

Pura-Pura Baik

Wanita paruh baya itu duduk dengan dada naik turun menahan amarah karena Vanesa.“Apa Ibu sudah mencari di rumah ayahnya?” tanya Dila antusias.“Sudah, di sana tidak apa-apa. Hanya ada barang rongsokan yang tidak berguna, keluarga ini benar-benar miskin tidak memiliki apa-apa yang bisa dimanfaatkan.” Ibu Damian mendengus jengkel memikirkan keluarga menantunya.“Bagaimana Ibu bisa masuk ke rumah orang tua Vanesa, apa Papi Vanesa tidak ada?” Dila penasaran.“Saya tidak masuk sendiri saya meminta Om kamu yang masuk dengan anak buahnya. Laki-laki tua itu masuk rumah sakit, tidaka ada orang disana. Tidak sia-sia juga Ibu punya bos preman, semua yang kita ingin kita lakukan minta bantuan saja. Tapi sayang keluarga Vanesa sangat miskin tidak ada yang bisa dirampok di sana,” tuturnya lagi.Dila mencebikkan bibirnya kedepan,” aku pikir hidup kita akan berubah setelah wanita kampung ini diusir dari rumah.”Ibunya memintanya untuk bersabar, “ Ibu juga ingin punya menantu kaya yang bisa kita ma
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status