Membalas Perselingkuhan Suami

Membalas Perselingkuhan Suami

last updateLast Updated : 2023-02-22
By:  Alin SkyOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
43Chapters
17.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Setelah mengetahui suaminya selingkuh dengan wanita lain, Ghinda membalas perbuatan suaminya itu dengan cara yang tidak biasa. *** "Ada seorang gadis sedang bermain di atas ranjangku bersama Mas Adam. Tidak tahan menahan geram, aku segera menyusun rencana gila untuk membalas perbuatan mereka yang telah berhasil membuatku naik pitam!"

View More

Chapter 1

Bab 1-Wanita Asing di Kamarku

"Sayang, pulang cepat ya. Mas nggak tahan nih. Lagi kepingin." Begitu isi pesan yang dikirim Mas Adam siang ini padaku. Sebuah kode yang sangat aku pahami.

Aku tersenyum malu. Ku tahan sekuat tenaga rasa senang yang tiada kira, agar karyawanku tidak mengira aku sedang gila.

"Ya ampun, Mas. Baru tadi malam lho kamu dapet jatah. Kurang ya?" Ku balas dengan memberikan pertanyaan dan emotikon lidah menjulur sebagai ekspresi untuk menggoda Mas Adam. Istri mana yang tidak tersenyum geli ketika ajakan bercinta datang dari suaminya di siang bolong? Apalagi mas Adam memintanya lagi setelah semalaman kami bertempur ria.

Akhir-akhir ini, cuaca sangat panas karena sudah memasuki musim kemarau. Namun, suamiku itu selalu meminta haknya pada malam maupun siang. Tentu tidak biasa. Keseringan melakukan, membuatku menjadi bertanya-tanya mengapa Mas Adam kembali seperti dulu. Disaat kami baru-baru menikah alias menjadi pengantin baru. Padahal usia pernikahan kami sudah tujuh tahun berlalu.

"Ayolah, Dek. Mumpung anak-anak hari ini lagi les." Mas Adam membalas pesanku lagi. Tetap memaksa.

Aku mendengus napas. Ku edarkan pandangan ke sekeliling kertas yang menumpuk diatas meja. Kemarin saja aku juga melakukan hal yang sama, meninggalkan pekerjaan yang masih menggunung ini demi memuaskan hasrat suamiku. Dan hari ini? Entah alasan apa lagi yang akan ku katakan kepada karyawanku.

Ting!

Belum sempat ku balas, Mas Adam mengirimkanku pesan lagi. "Dek, kamu tahu kan hukumnya kalau menolak ajakan suami?"

Kalau sudah ia sudah mengancamku seperti itu, lidahku kelu. Tidak bisa mengatakan apapun lagi.

"Hm. T-tapi, kerjaanku masih banyak, Mas. Gimana kalau nanti malam aja sayang?" balasku. Meminta Mas Adam untuk menunggu dimalam hari.

"Sayang, aku nggak tahan lagi. Pokoknya sekarang. Mas tunggu dirumah ya."

Mas Adam membalas pesanku lagi tetap dengan memaksa. Aku sampai heran dibuatnya, ketika sedang sangat ingin, ia selalu begitu akhir-akhir ini. Selalu memaksaku. Padahal, dulu Mas Adam tidak begitu. Memangku akui, usia kami terpaut 10 tahun. Aku masih berkepala 3, sedangkan Mas Adam sudah menginjak kepala 4. Tapi, staminanya dalam bercinta tidak bisa diragukan lagi. Suamiku ahli dalam hal birahi.

"M-mas, maaf banget. Aku nggak bisa. Kemarin kan aku udah ninggalin kerjaan disiang hari juga," balasku.

"Kamu kan CEOnya, Dek. Kamu punya wewenang untuk izin pulang lebih dulu."

"Ayolah, Dek."

"Please mau ya. Pulang sekarang ya. Atau mas jemput ya."

Pesan W******p dari suamiku terus datang berturut-turut.

Tok! Tok! Tok!

Pintu ruanganku berbunyi. Seseorang mengetuknya dari luar.

"Masuk!" pintaku. Aku tahu bahwa diluar ada orang yang ungin bertemu denganku.

Pintu terbuka. Benar saja. Wanita muda berjalan ke arahku dengan sopan.

"Ada apa?" tanyaku setelah meletakkan gawaiku diatas meja. Belum memandang ke arah wanita itu.

"Maaf, Bu. Saya mendapat telepon dari Kev Company bahwa hari ini tepat pukul 2 siang mereka mengundang kita untuk bertemu digedung baru milik mereka." Rina, manajerku memberi tahu sebuah informasi.

Aku menepuk keningku dengan pelan. "Huh. Jam 2 ya?" tanyaku memastikan.

Rina mengangguk. "Betul, Bu."

Aku melirik sekilas ke arah layar gawaiku. Disana pesan Mas Adam masih belum kubaca. Ia mengirimkanku spam pesan lagi. Memintaku untuk segera pulang dan melayaninya.

Aku menggigit bibir bawah. Bingung dengan keadaan saat ini. Aku tahu perusahaan yang saat ini memintaku untuk mengadakan pertemuan dadakan adalah perusahaan yang telah lama aku incar untuk dapat melakukan kerja sama. Kev Company, perusahaan besar dengan power yang kuat. Jika mereka memintaku untuk datang kesana, itu artinya mereka tertarik dengan tawaran perusahaanku yang telah diajukan beberapa bulan lalu.

"Bagaimana, Bu?" Suara Rina menyadarkan lamunanku.

Aku melihat jam yang melingkar ditanganku. Waktu masih menunjukkan pukul 13.00 "Ya sudah. Kita kesana dalam waktu 10 menit lagi." Akhirnya aku memutuskan untuk menghadiri undangan Kev Company dan menolak ajakan bercinta dari suamiku dengan baik-baik.

"Maaf, Sayang. Aku ada rapat dadakan sama perusahaan yang sepertinya tertarik dengan tawaranku. Aku janji nanti malam ya, Mas." Begitu pesan yang ku kirim kepada Mas Adam sebelum aku pergi ke Kev Company. Tidak lupa emotikon cium dan sebuah love merah diakhir pesan yang ku kirim.

Dua centang biru langsung menyala. Tapi, tidak ada balasan dari Mas Adam.

***

Pukuk 20.00 WIB, aku pulang ke rumah setelah menempuh kemacetan panjang dijantung kota. Lampu didalam rumah sudah terlihat gelap. Pertanda bahwa anak-anak sudah tidur dikamarnya.

Wajahku sumringah meskipun belum mandi. Sebab, aku tidak sabar untuk menemui suamiku dan memenuhi janjiku untuk melayaninya malam ini. Fisikku memang sedang lelah saat ini, tapi untuk perihal melayani Mas Adam apalagi sudah membuat janji padanya, aku masih sanggup melakukannya.

Aku berjalan dengan pelan agar anak-anak tidak terbangun.

"Aku sengaja nggak hidupin lampu, Mas. Biar surprise!" kataku dalam hati merencanakan sesuatu.

Aku melangkahkan kaki untuk menaiki anak tangga satu per satu. Sebab, kamarku dengan Mas Adam berada dilantai dua. Sedangkan kamar anak-anak berada dilantai satu. Kamar kami dengan anak-anak memang sengaja dipisah dan berjarak jauh, Kata Mas Adam agar mereka tidak bisa mendengar ataupun mengganggu ketika orang tuanya sedang melakukan apapun.

Aku pelan-pelan membuka knop pintu kamar.

Ceklek!

Tidak dikunci. Senyumku semakin lebar.

"Hai, Sayang!" sapaku dengan suara ASMR yang terdengar manja.

Namun, betapa terkejutnya aku ketika melihat seprang wanita asing yang tengah berdiri dihadapanku. Sepertinya ia ingin keluar dari kamarku dan juga Mas Adam. Kedua matanya membulat. Aku pun juga begitu. Sementara Mas Adam yang berada diatas ranjang sontak langsung turun dan berdiri.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

default avatar
camikmik356
bagus next bab nya
2023-05-21 16:21:08
0
43 Chapters
Bab 1-Wanita Asing di Kamarku
"Sayang, pulang cepat ya. Mas nggak tahan nih. Lagi kepingin." Begitu isi pesan yang dikirim Mas Adam siang ini padaku. Sebuah kode yang sangat aku pahami.Aku tersenyum malu. Ku tahan sekuat tenaga rasa senang yang tiada kira, agar karyawanku tidak mengira aku sedang gila."Ya ampun, Mas. Baru tadi malam lho kamu dapet jatah. Kurang ya?" Ku balas dengan memberikan pertanyaan dan emotikon lidah menjulur sebagai ekspresi untuk menggoda Mas Adam. Istri mana yang tidak tersenyum geli ketika ajakan bercinta datang dari suaminya di siang bolong? Apalagi mas Adam memintanya lagi setelah semalaman kami bertempur ria.Akhir-akhir ini, cuaca sangat panas karena sudah memasuki musim kemarau. Namun, suamiku itu selalu meminta haknya pada malam maupun siang. Tentu tidak biasa. Keseringan melakukan, membuatku menjadi bertanya-tanya mengapa Mas Adam kembali seperti dulu. Disaat kami baru-baru menikah alias menjadi pengantin baru. Padahal usia pernikahan kami sudah tujuh tahun berlalu."Ayolah, Dek.
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more
Bab 2-Pesan WhatssAp Mencurigakan
Wanita asing tersebut tampak terkejut ketika melihatku. Begitu juga dengan Mas Adam. Suamiku itu berjalan ke arah kami dengan cepat."Dek, pulang sama siapa? Kok nggak minta jemput sama Mas?" tanyanya kepadaku.Aku memang sengaja tidak menghubungi Mas Adam. Karena aku ingin memberinya kejutan.Aku tidak langsung menjawab pertanyaan suamiku. Dadaku sudah terasa sesak menahan amarah yang bergejolak. "Siapa dia, Mas?" Ku lontarkan pertanyaan itu kepada Mas Adam tanpa melirik ke arah wanita muda tersebut.Gigiku saling bergesekan. Geram dengan keadaan yang terjadi. Bagaimana mungkin seorang wanita bisa memasuki kamarku dan Mas Adam? Apalagi dia adalah wanita asing, yang sama sekali tidak aku kenali."Dek, ini Nira. Babysitternya Cleo. Dia mulai kerja dan tinggal disini hari ini." Mas Adam memperkenalkannya kepadaku. Aku baru teringat bahwa dua hari yang lalu aku mencari Babysitter baru untuk si bungsu kami-Cleo yang berusia 4 tahun. Babysitter yang lama sudah berhenti bekerja dirumah kami
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more
Bab 3-Ingin Mengundurkan Diri
Kedua mataku membulat sempurna setelah membaca isi pesan dari nomor tanpa nama digawai suamiku. Pesan tersebut bermakna ambigu, bagaimana mungkin aku bisa berpikir positif.Mas Adam terbangun dari tidurnya. Tiba-tiba ia langsung merebut ponselnya dari tanganku.Aku tercengang."Siapa itu, Mas?" tanyaku langsung. Mataku sudah memanas."Bukan siapa-siapa," jawab Mas Adam tanpa melirik sedikitpun ke arahku. Ia tetap menatap layar gawainya. Ku lihat jemarinya langsung menari diatas keyboard ponsel. Sepertinya suamiku itu sedang membalas pesan dari nomor tanpa nama tadi."Apa maksudnya bukan siapa-siapa, Mas? Lihat itu isi pesannya kenapa begitu?" tanyaku lagi. Mulai merasa penasaran."Ini rekan kerjaku." Mas Adam menjawab singkat. Matanya masih fokus dengan layar telepon.Aku tersenyum kecut. "Heh, rekan kerja kok nanyanya begitu? Apa maksud dia nanya-nanya kamu puas atau nggak? Puas apa? Memangnya kalian habis ngapain?""Dia punya usaha kuliner. Tadi mas pesan sekalian buat anak-anak jug
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more
Bab 4-Batal Memecat
Aku dan Mas Adam bersamaan memandang ke arah Nira yang saat ini menunduk. Tampaknya ia tidak berani mengangkat kepalanya untuk menatap kami."Mbak Nira ngga boleh pergi dari sini. Cleo sayang Mbak Nira," ucap Cleo yang tiba-tiba datang dari arah dapur. Sepertinya putera bungsu kami itu pun juga mendengar perdebatan yang sempat terjadi antara aku dan Mas Adam.Cleo memeluk Nira. Wajah anakku itu terlihat sedih melepas kepergian Babysitter barunya yang belum ada 24 jam bekerja disini.Tapi mau bagaimana lagi, aku tetap tidak menyukainya. Sangat pantang bagiku jika orang asing memasuki kamarku."Cleo," panggilku dengan lembut. Aku berjongkok dan membentangkan kedua tanganku ke arah Cleo, untuk memanggilnya dalam pelukanku. Namun, si bungsuku itu tetap memeluk Nira."Mbak Nira mau ambil cuti," kataku kepada Cleo. Sengaja ku perhalus, agar anak-anak tidak mengetahui problem yang sebenarnya.Cleo menggeleng dengan kuat. "Nggak boleh. Mbak Nira baru nemenin Cleo kemarin. Masa mau ambil cuti
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more
Bab 5-Bisikan Tere
Nira sudah serius memandang ke arahku. Ia tampaknya penasatan dengan kata tapi yang masih menggantung dari mulutku."Tapi, kamu nggak boleh ulangin yang kemarin ya. Jangan masuk ke kamar saya tanpa izin. Saya nggak suka."Nira mengangguk dengan cepat. "Baik, Bu. Saya berjanji nggak akan mengulanginya lagi.""Satu lagi," kataku. Aku menyeruput teh sebelum melanjutkannya. Sementara Nira sudah menungguku. Tidak sabar ingin mendengarkan syarat yang selanjutnya."Apa itu, Bu?" tanya Nira."Tolong kamu jangan pakai pakaian ketat begitu dirumah ini. Kamu tahu kan anak saya dua-duanya laki-laki. Mereka juga masih terlalu kecil. Kalau ngeliat kamu sehari-hari berpakaian seperti ini, nanti timbul rasa penasaran mereka," ucapku sambil menunjuk baju ketat lengan pendek yang ia kenakan. Sangking ketatnya, lekukan tubuhnya terlihat jelas. Apalagi dari pinggul sampai kakinya, ia tampak seperti tidak memakai celana.Sebenarnya alasanku melarangnya mengenakan pakaian itu karena aku tidak ingin suamiku
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more
Bab 6-Maafkan aku, Mas!
Aku memandang Tere sebelum menjawab pertanyaan yang baru saja ia bisikkan kepadaku. "K-kenapa, Re?" Aku balik bertanya dengan kening yang berkenyit.Tere berdehem. Ia memandang ke arah putraku lebih dulu. "Cleo, tunggu di kolam renang ya. Nanti miss menyusul." Tampaknya Tere sengaja memberi perintah Cleo untuk pergi dari hadapan kami. Gadis itu seperti ingin mengatakan sesuatu padaku.Si bungsuku itu mengerti dengan perintah Tere. Cleo diikuti Nira berjalan ke arah taman belakang.Setelah memastikan keduanya hilang dari pandangan kami, Tere menghadap ke arahku lagi. "Pakaiannya begitu, Kak. Nggak masalah?" tanya Tere mempertanyakan pakaian seksi yang dikenakan Nira.Aku tersenyum agak ragu. "Iya. Kakak udah tegur dia kok. Besok dia nggak akan pakai baju kayak gitu lagi.""Gimana sama Mas Adam, Kak?" tanya Tere tiba-tiba."M-maksudnya?" Aku mengernyitkan dahi. Belum mengerti dengan maksud pertanyaan Tere."Maksudku, apa Mas Adam nggak masalah sama Babysitter baru Cleo? Nggak risih ngel
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more
Bab 7-Isi Hati Pelakor
Aku mengikuti dorongan Mas Adam untuk melepas pelukanku. Perlahan ku angkat kepalaku dan bertanya dengan bibir yang bergetar. "K-kenapa, Mas? Mas nggak mau maafin aku?" Ujung mataku sudah memanas. Riak air sudah ingin turun. Ditambah raut wajah Mas Adam yang datar. Sulit ku tebak."Kamu minta maaf terus. Tapi nol aksi. Besok-besok kamu lakuin hal yang sama lagi," kata Mas Adam datar tanpa ekspresi.Aku menggelengkan kepala dengan kuat. "Nggak, Mas. Aku janji kali ini nggak akan ngulangin hal yang sama lagi. Aku janji akan menghargai setiap keputusan yang Mas Adam buat." Aku mengatakan itu dengan terisak. Aku sangat mencintainya. Setiap kali kami memiliki masalah, selalu aku yang menangis tersedu-sedu. Tangisanku itu adalah ketakutanku kehilangan Mas Adam. Meski aku tahu, Mas Adam tidak akan kemana-mana. Ia tidak akan meninggalkanku. Kami sudah berjanji dari tujuh tahun yang lalu, bahwa kami akan terus melanggengkan pernikahan ini sampai maut yang memisahkan. Bagaimanapun cobaan yang me
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more
Bab 8-Pelakor's POV
Aku masih terlentang tidak berdaya di atas ranjang seusai bercinta dengan suamiku. Seluruh tubuhku terasa lemas. Tetapi rasanya sangat puas sekali karena kami sama-sama sampai di puncak kenikmatan dengan waktu yang bersamaan."Terimakasih, Sayang," ucap Mas Adam kepadaku sembari membelai rambutku. Suamiku itu masih berbaring juga di atas ranjang. Wajahnya terlihat lesu sebab pertempuran ini juga. Tapi aku tetap menyukainya."Mas mau lagi?" tanyaku menggoda. Ku kedipkan satu mataku ke arahnya. Itu hal yang biasa aku lakukan. Menggoda suamiku setelah kami bercinta untuk menantangnya.Mas Adam menggeleng. "Sayang, udah. Mas udah cukup puas."Aku terkekeh pelan. "Bilang aja nggak kuat lagi, kan?" Ku julurkan lidahku.Mas Adam tersenyum malu."Kamu nggak jadi pergi ke kantor?" tanyanya. Mata Mas Adam sudah mulai terpejam. Mungkin karena kelelahan."Iya, Mas. Ini aku mau mandi lagi. Terus siap-siap dan otw ke kantor," jawabku sembari mengikat rambutku yang sempat tergerai tidak beraturan ka
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more
Bab 9-Mau Kemana, Mas?
Pelakor’s POVAku terdiam. Belum menjawab permintaannya Mas Adam.“Sayang? Kenapa diam? Memangnya kamu nggak kangen samaku?” tanyanya lagi.Aku menghela napas kasar. Bayangan Mas Adam bersama istrinya tadi terus terbayang di kepalaku. Membuatku semakin badmood saja.“Tapi kan tadi pagi mas udah di service sama istri Mas,” kataku menyindir.“Haha.” Mas Adam terkekeh. “Jadi kamu cemburu ya, Sayang?” tanyanya padaku. Ia seperti telah mengetahui apa yang tengah aku rasakan saat ini.“Jadi menurut Mas gimana? Aku nggak akan cemburu? Aku biasa aja gitu?” Aku balik bertanya dengan nada kesal.“Iya-iya paham. Maaf ya. Itukan hubungan suami istri. Mas ngelakuinnya biar dia nggak curiga,” jawab Mas Adam santai. Mencoba untuk membuatku tenang.Aku masih tetap terdiam.“Eh ngomong-ngomong, dari mana kamu tahu aku dan Ghinda bercinta tadi pagi?” Mas Adam bertanya padaku. Ia baru menyadarinya.“Hm. Aku ngeliat sendiri dari luar jendela,” jawabku ketus.“Ya ampun, Sayang. Kamu tahu itu membuat kamu
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more
Bab 10-Makan Di luar
"Hm. A-anu. Mas mau keluar sebentar untuk beli nasi padang. Tiba-tiba kepikiran pengen makan itu," jawab Mas Adam sambil menggaruk tengkuknya.Aku mengernyitkan dahi. "Sejak kapan Mas suka nasi padang?" Aku hapal betul selera makan suamiku. Tujuh tahun menjadi istrinya, ia tidak pernah sama sekali menyentuh makana tersebut. Tapi malam ini Mas Adam mendadak menginginkannya."Eh iya, Sayang. Nggak tahu nih. Tiba-tiba aja gitu kepengen. Kayaknya enak malam-malam begini makan nasi padang." Mas Adam tersenyum ke arahku. Matanya yang berbentuk bulan sabit ketika tersenyum itu membuatku gemas dan jatuh cinta berkali-kali.Aku tersenyum menggoda. "Mas lagi nyidam ya?" Satu mataku berkedip.Mas Adam terdiam sejenak. Kemudian ia terkekeh malu. "Ah masa iya sih, Dek.""Ya mana tahu Xabi dan Cleo mau punya adik lagi," ujarku lagi."Memangnya kamu ada tanda-tanda?" tanya Mas Adam. Ku jawab dengan menaikkan kedua bahuku. "Belum tahu, Mas. Tapi doakan sajalah ya. Segera. Hehe."Kami memang berencana
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status