Home / Pernikahan / Tidak Semudah itu Melupakanmu / Selingkuh Dibalas Selingkuh

Share

Selingkuh Dibalas Selingkuh

Author: Borneng
last update Last Updated: 2024-08-07 17:34:04

Vanesa masih di ruangan Gavin, pria yang ia minta tolong untuk membantunya membayar hutang ayahnya.

“Kamu tidak punya pilihan lain Vanesa, terima tawaranku dan kamu bisa mengatasi semua masalahmu,” ujar Gavin.

Memikirkan perbuatan jahat suami dan keluarganya, Vanesa tidak punya pilihan lain.

“Baiklah aku akan bersedia melahirkan anak untukmu, tapi sebagai gantinya  berikan aku uang yang banyak.”

“Aku sudah katakan padamu dari awal, uang tidak ada apa-apanya bagiku Danita.”

Gavin menarik pinggang Vanesa membawanya ke pangkuannya, dalam hati yang paling dalam sebenarnya ia merasa sangat risih, sebab ia masih istri dari Damian. Selama ini demi menjaga pernikahanya tetap utuh ia rela melakukan segalanya, tapi Damian mencampakkanya  dan berselingkuh dengan sepupuhnya sendiri. Vanesa Danita merasakan rasa yang amat sakit di dalam dadanya. Vanesa  beberapa kali membuang napas –napas pendek dari mulut.

“Kamu sepertinya keberatan. Saya tidak akan memaksa jika kamu belum siap melakukannya. Aku bukan tipe pria yang mengemis kehangatan dari seorang wanita. Ingat kamu yang  datang padaku,” tegas pria tersebut dengan  tatapan dinginnya

Gavin melepaskan tangan dari pinggang Dav, tapi memikirkan nasip ayahnya yang berbaring di rumah sakit, Vanesa meraih leher lelaki bertampang tegas tersebut, mencium bibirnya dengan lembut sebagai tanda setuju.

“Aku setuju melakukannya,” ucapnya dengan suara kecil nyaris tidak kedengaran.

“Apa kamu katakan , saya tidak mendengar.”

Vanesa menutup mata dan berkata, “aku bersedia  melakukanya.

“Apa kamu yakin?”

Vanesa menjawab dengan yakin, “iya”

“Kalau begitu mari kita mulai sekarang.” Pria bertampang tegas itu melepaskan kancing kemeja bagian atasnya.

Bola mata Vanesa membesar  dengan wajah heran, “sekarang? Ditempat ini?”

Gavin menghentikan aktivitasnya lalu berjalamn mendekat lagi, “apa kamu keberatan , Danita?”

“Bu-bukan … seperti itu, ini kantormu,” ucap Vanesa dengan ragu.

“Aku tidak perduli dimanapun  tempatnya Danita, jika kamu setuju dengan permintaan saya, artinya kamu juga harus siap dimanapun saya  menginginkannya,” ucap lelaki itu dengan wajah datar.

Vanesa masih mencoba mengingatkan Gavin, supaya menjaga harga dirinya di depan karyawannya.

“Bagaimana kalau ada karyawanmu yang melihat kita?”

“Apa kamu takut kehilangan harga diri Danita. Apa orang sepertimu masih memikirkan harga diri?”

Kalimat-kalimat yang diucapkan Gavin jangan menyakitkan, tapi Vanesa berpikir lagi kalau Gavin benar, ia tidak punya  harga diri lagi, sebab ia rela menjual tubuhnya demi uang.

“Ini bukan tentang aku Gavin, ini tentang kamu. Bagaimana kalau  bawahanmu melihatmu berbuat seperti itu dikantor.”

“Aku Bos di sini, tidak ada yang akan buka mulut.”

Gavin meyingkirkan semua benda dari atas meja, lalu megangkat tubuh Vanesa ke atasnya. Wajah Vanesa kaget, ia tidak pernah menduga kalau  ia akan mudah tidur dengan Gavin, laki-laki yang paling ia benci dalam hidupnya.

“Apa kamu takut?” bisik laki-laki itu di kuping Vanesa.

Vanesa hanya bisa menelan savilanya dengan susah payah, ia bahkan tidak mau menatap wajah Gavin.

“Tidak, hanya saja tidak nyaman kalau kita melakukannya di sini ini meja kerjamu.”

“Aku lebih suka di sini Vanesa, aku ingin memikirkan tubuhmu setiap kali aku duduk di meja ini.”

Gavin menaikkan satu kaki Vanesa diatas meja dan membiarkan satu kaki mengantung, dres berwarna hijau lumut yang dikenakan Vanesa tersingkap memperlihatkan pahanya yang putih mulus.

“Kenapa wanita cantik seperti ini disia-siakan  laki-laki seperti suamimu.”

Vanesa merasa kesal saat Gavin menyinggung  pria jahat tersebut,” jangan menyinggung tentang dia, lakukan saja apa yang kamu inginkan dari tubuhku,” ucap Vanesa  dengan kesal.

Pria bertubuh kekar itu tertawa miring, “apa kamu yakin sudah siap denganku?”

“Iya,” sahut Vanesa dengan malas.

Tidak lama kemudian Gavin mengangkat kedua kaki Vanesa ke atas meja, demi menjaga keseibangan tubuhnya Vanesa menggunakan kedua tangannnya menopang tubuhnya.

Jantungnya semakin berdetak hebat ketika Gavin menyisir kakinya dari mulai lutut Vanesa sampai ke pangkal, menemukan kain persegetiga milik Vanesa, mengusap –usap kain pembungkus itu dengan lembut, matanya masih menatap wajah wanita di depannya. Vanesa bergelinjak ketika Gavin meyingkapkan kain persegi itu dari sisi samping, memasukkan satu jari ke dalam sana. Mengecek apem itu apa masih lembab apa sudah basah.

“Gavin …ah,” suara serak dari mulut Vanesa lolos  begitu saja saat pria itu memasukkan satu jari ke lubang gua milik Vanesa.

“Kenapa sayang … katakan apa yang ingin kamu katakan?”

“Apa kita harus melakukan di sini? Kita bisa melakukan di  ranjang di sana.”

Vanesa menunjuk sebuah ruangan, tempat yang digunakan Gavin untuk istirahat kalah ia merasa lelah di kantor.

“Tidak, aku tidak ingin mengotori ranjangku, aku tidak ingin mengajak orang seperti kamu ke sana. Aku akan mengajak orang yang aku cintai tidur di sana, bukan pelacur seperti kamu,”ucapnya sembari mempercepat gesekan jarinya ke lubang milik Vanesa.

Vanesa kaget mendengar kata-kata merendahkan dari Gavin, ia ingin melawan tapi rasa yang ditimbulkan jari-jari Gavin dibawah sana membuatnya tidak bisa berkata-kata selain desahan kenikmatan.

“Apa kamu menikmatinya Vanesa?” tanya Gavin dengan tatapan mata tajam.

Wanita cantik itu diam, ia mengalihkan wajahnya mencoba memegang sisi meja kerja menahan rasa nikmat bercampur nyeri dari bawah sana. Gavin menggunakan tiga jari sekaligus membat Vanesa merasa nyeri dengan gesekan jari-jari besar milik Gavin.

Vanesa tidak ingin merasa nikamat sendiri, ia mencoba melepaskan kancing celana Gavin, tapi pria itu menolaknya ia menarik tangan Vanesa.

“Nikmati saja dengan permainan yang aku berikan,” ucapnya mempercepat gesekan tangannya.

Vanesa merasa kesakitan, ia menarik tangan Gavin dari bawah sana.

“Kamu menyakitiku,” ucapnya menahan air mata, “apa kamu membenci tubuhku?”

“Kita akan melakukannya setelah kamu membersihkan tubuhmu dari jejak suamimu. Pastikan kamu mandi bersih sebelum datang padaku, aku tidak ingin ada jejak pria lain di tubuhmu saat datang padaku.”

Vanesa merasa seperti wanita panggilan atas perkataan Gavin. Pria itu membersihkan tangannya dengan tissu lalu membuka laci, meraih buku cek dari sana, menulis nominal yang dibutuhkan Vanesa.

“Kamu datang padaku setiap kali aku  memanggilmu,” ucap pria itu menyodorkan selembar cek.

Vanesa terdiam seperti patung, ia tidak ingin mendapat hinaan dari Gavin karena uang tersebut. Tapi nyawa ayah juga sangat penting. Vanesa bertarung denga pikirannya ada harga diri yang coba ia pertahankan walau hanya tersisa sedikit.

Vanesa turun dari meja, meraih tas miliknya, “ kamu tidak perlu membayarnya karena kita belum melakukan apa-apa,” ucap Vanesa berjalam meninggalka Gavin.

“Kamu  membutuhkannya untuk menyelamatkan nyawa ayahmu di rumah sakit,” ucap Gavin masih menyodorkan kertas cek tersebut.

“Tidak perlu.” Vanesa membuka pintu keluar dari ruangan Gavin.

“Kamu tidak berubah, selalu keras kepala,” ucap Gavin tersenyum miring.

Bersambung

Related chapters

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Ibu Mertua Ingin Mengusai Hartanya

    Vanesa berjalan tergesa-gesa meninggalkan gedung bertingkat tersebut, ada amarah yang tersimpan dalam hati, namun tidak bisa ia lepaskan. Ia hanya ingin segera pergi dan menghilang dari hadapan pria yang merendahkan. Vanesa berjalan menjauh tanpa tujuan, setelah sadar ia berada di depan sebuah sekolah.Setelah berhenti ia baru merasakan capek dan haus, duduk sebentar untuk memulihkan tenaganya. Ditengah keramaian kota dan hiruk pikuk orang yang melintas di depannya Vanesa merasa sendirian, tidak ada tempat mengadu.Ada banyak kemunafikan dan pengkhianatan hingga ia sulit membedakan mana yang tulus dan mana hanya pura-pura.Berjuang dan berjalan sendiri tanpa ada orang yang dipercaya itu berat.Ia duduk termenung di bangku panjang di depan sekolah, Vanesa duduk, menatap jalanan dengan tatapan kosong. Ia merasa seluruh hidupnya tidak berharga.Diusir suami dan selingkuhan, ayahnya terbaring di rumah sakit, Gavin menghina dan merendahkannya. Tidak ada yang tersisa dalam hidupnya, han

    Last Updated : 2024-08-14
  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Gelap Mata

    Devan menghidupkan mesin mobil dan meninggalkan rumah Damian, dalam mobil mereka berdua sama-sama diam, menyimpan kemarahan di hati mereka masing-masing. Setelah berkendara beberapa lama Vanesa mulai membuka mulut.“Turun saja aku di depan.”Devan tidak menjawab, masih bertahan dengan sikap diamnya.Vanesa mengulang kalimatnya untuk kedua kali, ia menghembuskan napas panjang sebelum bicara, “Devan turunkan aku di depan, aku ingin ke toko.”Pria berwajah tegas itu meminggirkan mobil milik lalu menatap Vanesa dengan tegas.“Apa hanya itu yang ingin kamu katakan?”Vanesa sangat lelah untuk berdebat, merasa tenaganya terkuras menghadapi empat orang sekaligus tadi.“Tidak ada yang ingin aku katakan?”Devan tertawa miring, wajahnya seakan meledek Vanesa,” kamu masih saja tidak berubah, bodoh dan lemah!” ucapnya menoyor kepala Vanesa dengan kasar.Vanesa sudah tau karakter Devan, kalau dia melawan laki-laki itu akan semakin murka, ia tidak mengatakan apa-apa walau sebenarnya dalam hati

    Last Updated : 2024-08-15
  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Gara-gara Teror Penangih Hutang

    Darah segar berceceran di tepat di atas rel bersamaan dengan lengan dan kaki . Bagian yang lain terlempar bagian-bagian yang lainya, sungguh pemandangan yang mengerikan ada beberapa daging yang berserakan di sana.“Kasihan sekali padahal dia cantik.”“Mungkin dia banyak putus cinta makanya menabrak dirinya ke rel kereta.”“Kenapa dia harus memilih jalan seperti itu sih,” ucap yang lain.Semakin banyak orang yang berkerumun di pinggir rel melihat sosok wanita yang memilih mengakhiri hidupnya di rel kereta api.Vanesa masih berdiri seperti patung melihat pemandangan yang mengerikan tersebut, ia bahkan merasa perutnya mual melihat potongan berserakan di samping rel.Ternyata saat ia ingin melakukan bundir ternyata ada seorang wanita yang terlebih dulu melakukan hal yang sama. Wanita muda berambut panjang berdiri di tengah rel sebelum kereta tiba. Teriakan semua orang tidak menghentikan aksinya , justru Vanesa yang berhenti lalu melihat wanita itu berdiri tidak jauh darinya, hanya

    Last Updated : 2024-08-16
  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Ada Niat Jahat yang Tersembunyi

    Vanesa pulang setelah membayar sebagian hutang-hutang ayahnya, keluar dari ruangan Vanesa diantar sampai keluar dari ruangan, wanita itu tidak diperbolehkan hanya sekedar melihat-lihat kesekitar gedung.“Sebaiknya segera tinggalkan tempat ini Nona sebelum kamu dapat masalah,” usir pria berramput gondrong itu dengan tatapan tegas.“Saya ingin pesan mobil online dulu. Boleh aku duduk sebentar di sini?”“Tidak bisa, jika ingin menunggu lakukan saja di sana.” Pria itu menunjuk pitu keluar dari komplek.‘Siapa sebenarnya orang yang memberi Papi hutang, aku hanya ingin tahu’Melihat tatapan tajam para pengawal itu Vanesa menurut, wanita itu berjalan menuju gerbang , hatinya masih penasaran, saat laki-laki itu lengang Vanesa berbelok masuk ke sebuah café tidak jauh dari sana. Sembari menunggu pesanan datang Vanesa mengarahkan camera ponselnya ke arah kaca, mengambil gambar pengawal tersebut.“Aku pasti bisa menemukan siapa kalian?”Setelah mengambil beberapa gambar, Vanesa sibuk dengan po

    Last Updated : 2024-08-17
  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Pura-Pura Baik

    Wanita paruh baya itu duduk dengan dada naik turun menahan amarah karena Vanesa.“Apa Ibu sudah mencari di rumah ayahnya?” tanya Dila antusias.“Sudah, di sana tidak apa-apa. Hanya ada barang rongsokan yang tidak berguna, keluarga ini benar-benar miskin tidak memiliki apa-apa yang bisa dimanfaatkan.” Ibu Damian mendengus jengkel memikirkan keluarga menantunya.“Bagaimana Ibu bisa masuk ke rumah orang tua Vanesa, apa Papi Vanesa tidak ada?” Dila penasaran.“Saya tidak masuk sendiri saya meminta Om kamu yang masuk dengan anak buahnya. Laki-laki tua itu masuk rumah sakit, tidaka ada orang disana. Tidak sia-sia juga Ibu punya bos preman, semua yang kita ingin kita lakukan minta bantuan saja. Tapi sayang keluarga Vanesa sangat miskin tidak ada yang bisa dirampok di sana,” tuturnya lagi.Dila mencebikkan bibirnya kedepan,” aku pikir hidup kita akan berubah setelah wanita kampung ini diusir dari rumah.”Ibunya memintanya untuk bersabar, “ Ibu juga ingin punya menantu kaya yang bisa kita ma

    Last Updated : 2024-08-19
  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Aku Tidak Sebodoh yang Kalian Pikirkan

    Damian meminta Ibunya untuk membereskan semua barang- barang. Damian menjauh dari Vanesa.“Ibu, bereskan semua barang-barang kita, tidak usah bawa barang Vanesa, tinggalkan saja di sana semua, karena dia tidak akan ikut di sana.”Setelah bicara dengan ibunya Damian mendekati Vanesa, “sayang aku ada urusan sebentar, kamu tinggal di sini dulu nanti aku datang lagi.”“Baiklah. Oh, katakan sama Ibu, mobil pindahan sudah menuju ke rumah.”Damian menunjukkan ekpresi kaget, “Ah, kenapa buru-buru bangat? Apa kita tidak bisa melakukannya besok?”“Tidak, pembeli rumahnya ingin kita segera pindah. Bahkan pembeli sudah ada di sana sekarang.”Damian belum sempat berpikir ia melajukan kendaraannya ke rumah, bahkan menunda permintaan Iren yang memintanya datang. Laki-laki itu tidak tahu kejutan apa yang sudah dipersiapkan Vanesa untuknya.Tiba di rumah, ternyata sudah ada box pindahan serta orang-orang yang membantu mereka pindahan.“Mas kenapa sangat buru-buru?” tanya Dila.“Pembeli rumah ini ya

    Last Updated : 2024-08-20
  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Balasan Untuk Suami

    Vanesa keluar dari rumah dan Damian mengejar.“Kamu mau kemana Vanesa?”“Ini rumah kamu, aku akan pergi seperti yang kalian inginkan, lalu ia masuk ke dalam mobil yang biasa dipakai Damian.“Mobil itu bukannya kamu jual?”“Ini mobilku Mas, Aku membelinya dulu dengan susah payah, aku tidak akan menjualnya.”Wajah Damian menegang, “Lalu mobilku?”“Kamu sudah membeli mobil mewah atas namamu, kamu hanya perlu membayar cicilannya setiap bulan.”“Apa …? Kamu mempermainkanku?”Vanesa masuk ke dalam mobilnya, lalu membuka kaca jendela, “rumah jatoh tempoh tanggal lima dan mobil tanggal sembilan, aku yakin kamu bisa membayarnya.”“Vanesa apa rumah ini juga kredit?” bola mata Damian melotot.“Iya, kamu membeli rumah dengan uangmu, uang mukanya aku menjual perhiasan.. Pemilik rumah setuju DP pakai perhiasan, uang muka sudah masuk tiga ratus juta sisanya bisa kamu bayar dengan mencicil selama satu tahun, uang tiga ratus juta itu uang milikmu. Oh, hampir lupa ini kartu kredit mu Mas.”Vanesa

    Last Updated : 2024-08-21
  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Pernikahan Kontrak

    “Kamu terlambat sepuluh menit. Kamu selalu tidak tepat janji,” ucapnya lagi sembari memutar-mutar gelas wine di tangannya.Vanesa meneguk wine miliknya sembari berkata pelan, “Jalanan macet.”Gavin mendengus kesal, “dari jaman Belanda Jakarta sudah macet, itu tidak bisa jadi alasan,” ucap Gavin melipat tangan di dada.Vanesa masih berdiri menunggu perintah dari pria di depannya.” Lain kali saya tidak akan terlambat,”ucap Vanesa.“Saya ingat janji kamu.”Tidak lama kemudian Gavin berdiri, ia menyodorkan beberapa lembar kertas padanya, “saya sudah melakukan, seperti yang kau minta, sekarang lakukan tugas kamu.”Vanesa membaca dengan teliti kertas di tangannya, kesimpulanya Gavin memintanya melakukan pernikahan kontrak sampai ia melahirkan anak.“Aku akan hamil, tapi tidak perlu ada pernikahan,” tolak Vanesa lagi.Pria bertampang dingin itu berbalik badan menatap Vanesa dengan tajam.“Saya tidak ingin anak saya disebut anak haram.”“Kapan kita akan melakukannya?”Gavin mendekat, “seka

    Last Updated : 2024-08-22

Latest chapter

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Dimanfaatkan Demi Tujuannya

    Vanesa merasa bersalah karena ia membuat Damian dalam masalah, ia ingin membantu.“Aku ingin memberikannya.” Vanesa menyodorkan cek yang nominalnya membuat mata Damian melotot kaget.“Kamu dapat uang dari mana sebanyak itu, Nesa?”“Mas, itu tidak penting, aku ingin menebus kesalahanku padamu, pakailah uang ini dan bukalah café.”“Kenapa tiba-tiba?”“Aku tidak ingin kamu dapat masalah yang lebih besar di kantor, aku tidak ingin kamu terlibat dalam masalah yang aku buat.”“Tidak apa- apa Vanesa, hal seperti sudah biasa aku alami.”&ldqu

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Dua Suami?

    Vanesa menepis tangannya dengan kesal, “jaga sikapmu Gavin.”“Kenapa kamu marah, bukanya aku sudah membayarmu mahal? Apa kamu ingin melayani Damian?”Vanesa sangat kesal mendengar kata ‘bayar, bayar’ berulang-ulang dari Gavin.“Aku akan membayar semua uang yang pernah aku terima dari kamu Gavin, berhentilah mengucapkan kata bayar, bayar aku muak mendengarnya.”“Dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak itu? Atau kamu menjual diri juga? Aku melihat kamu sangat mesra dengan laki-laki sampah itu. Apa dia juga membayarmu?”“Tidak Gavin.”“Apa kamu meminta uang dari Mamimu?”Vanesa merasa kalah berdebat dengan Gavin, ia tidak ingin Ibunya di bawa-bawa dalam masalahnya. Vanesa duduk di kembali di kursinya membuka laptop, ia mendiamkan Gavin yang terus menyudutkan dan menghinanya.“Kenapa kamu diam? Mana keberania

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Tugasmu Melayaniku di Ranjang

    Vanesa membuka rantang tiga susun tersebut, tanpa sadar ia tertawa ngakak.“Mas, masukin redang rantang ke dalam tas?”“Iya, aku malu nenteng-nenteng, ayo kita makan, kebetulan aku juga belum serapan dari rumah.”Damian membuka rak tiga susun, dua nasi dan satu rendang. Vanesa memang lapar ia belum makan. Mereka berdua makan sembari tertawa, ternyata kuah rendang tumpah di dalam tas mengenai kemeja bagian belakang Damian.“Pantas saja saat Mas tiba bau rendang, ternyata tumpah,” ucap Vanesa mencoba membersihkan noda dari kemeja belakang Damian.“Aku juga merasa bagian belakang ku juga kena, aku merasa panas b

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Muak Dengan Sikap Gavin

    Setelah membasuh wajah ia duduk menikmati wine sendiri, tanpa sadar ia sudah menghabiskan dua botol. Saat ingin tidur ponselnya berdering . Ternyata Karin menelepon melirik jam ternyata sudah jam sebelas malam.‘sial aku lupa janjiku pada Karin’ ucapnya mengumpat.“Iya Karin.”“Kamu di mana Sayang, aku sudah menunggu dari tadi.”“Oh, sebentar lagi sampai, ini mau jalan ke sana.”Rupanya Gavin berjanji akan menghabiskan malam bersama istrinya setelah pulang dari Paris. Gavin meminta bantuan asistennya mengantar diriny

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Tidak akan Melepaskan Vanesa

    Masalah yang dihadapi Gavin saat itu, jadi shock terapi untuknya, sudah lama pria itu tidak pernah mendapat masalah di kantor. Namun kali ini sekali dapat masalah ia dihadapkan dengan banyak tuntutan, menyebabkan ia dapat masalah besar.“Siapa mereka sebenarnya? Apa kamu sudah menemukan Vanesa?” tanya Gavin menatap tajam asistennya lagi.“Saya mengecek pasfornya Bu Vanesa sedang melakukan perjalanan ke luar negeri untuk melakukan pengobatan Pak,” lapor Fano.“Pengobatan? Pengobatan apa?”Asisten menggeleng, “saya tidak tahu Pak.” &

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Mendapat Masalah Besar

    Hari itu juga Gavin kembali ke Jakarta, ia meminta semua orang tidak boleh pulang sebelum menyelesaikan kekacauan tersebut. Semua orang tinggal di kantor menunggu Gavin datang. Damian salah satu orang yang paling takut. Tidak lama kemudian ia tiba, wajahnya suram tatapan matanya menatap semua orang dengan sinis.“Katakan apa yang terjadi sini. Ada banyak orang di sini. Kenapa sampai ada kejadian seperti ini. Bagaimana mungkin ada acara launching barang baru tapi yang muncul malah mereka orang lain.”Semua orang menunduk tidak ada yang berani membuka mulut, “siapa yang bisa menjelaskan?”Salah satu seorang dari mereka memberanikan diri menjelaskan kejadian sesungguhnya.“Kenapa bisa barang contoh bisa hilang dari kantor ini. Di sini ada banyak petugas keamanan tapi bisa terjadi kehilangan. Tugas mereka sebenarnya apa? Pecat semua,” perintahnya dengan marah.Banyak orang kehilangan pekerjaan k, Damian tidak berani menatap Damian. Ia meminta semua orang menyelesaikan masalah malam it

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Siapa Pelakunya?

    Satu minggu sudah Vanesa bekerja di kantor Gavin, ia semakin leluasa karena Gavin ada pekerjaan di luar kota. Vanesa sengaja mengganti nomornya agar Gavin tidak meneleponnya. Hari itu juga rancangan milik Vanesa terpilih dalam daftar fashion show bertemakan musim panas yang akan diselenggarakan di Paris.Vanesa senang karena hasil kerjanya diakui di luar negeri, walau sebenarnya ada rasa sedih juga. Sebab nama Karin lah yang di tercatat di sana sebagai desainer.‘Tidak apa-apa Vanesa, itu hanya pakaian. Kamu bisa mengerjakan yang lebih baik dari itu nantinya’ kamu hanya perlu satu tiket untuk masuk ke dalam perusahaan ini’ ucap Vanesa dalam hati.Vanesa menyimpan semua gambar yang dikerjakan, ia juga menyimpan semua bukti kalau semua pakaian buatannya hasil pekerjaannya. Karin hanya mengaku-ngaku saja, sebenarnya wanita itu tidak mampu melakukan seperti yang dibuat Vanesa. Tidak lama kemudian Karin datang ke ruangannya, untung saja ia sudah menyimpan semua gambar.“Aku ingin

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Bekerja di Kantor yang Sama

    Saat Damian berangkat ke kantor, Vanesa juga meninggalkan rumah , ia menulis pesan dalam kertas diatas meja makan. Ia juga berterima kasih padanya telah merawat dirinya dengan baik beberapa hari itu. Ia berharap laki-laki itu melupakan pernikahan mereka. Vanesa juga meminta Damian mencari wanita lain. Setelah pulang dari sana Vanesa menuju rumah sakit untuk bertemu ayahnya. Tiba di sana ia memeluk Banu dengan erat, ia berjanji tidak akan menangis, tidak ingin orang tua itu melihatnya menangis.“Apa pekerjaanmu sudah selesai Nak?” tanya Banu.Vanesa mengangguk, “Pi, sudah waktunya aku memulai semuanya. Mulai besok aku akan bekerja di sana, tapi aku khawatir tentang Zein.”Banu tersenyum hangat, “jangan khawatir adikmu baik-baik saja, dia dan ayah akan membantu Nak.”Mendengar perkataan Papinya Vanesa mengangkat kepalanya, ia menatap laki-laki itu dengan penasaran lalu bertanya, “apa Zein sudah mengabari Papi?”Pak Banu mengangguk pelan, “dia menelepon Papi, dia meminta supaya kamu

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Masih Pasangan Suami Istri.

    Mendengar itu mata Damian melotot kaget, “apa maksudnya?”“Ketika suamiku menolak membantuku, maka aku meminta bantuan lelaki lain dan sebagai imbalannya tubuhku,” ungkap Vanesa dengan emosi.Damian menghentikan mobilnya mendadak, “tidak. Kamu bukan wanita seperti itu Nesa, kamu wanita terhormat.”“ Kamu yang mendorongku melakukan itu Damian, kamu yang mengubahku jadi wanita murahan. Kalau saja kamu saat itu membantuku menyelesaikan masalah, aku tidak akan seperti ini. Kalau saja saat itu kamu tidak berselingkuh dengan Iren hidupku akan baik-baik saja dan rumah tangga kita masih ada .”“Tidak, kamu pasti berbohong.”“Bukan hanya menjual tubuhku Damian, aku bahkan melakukan pernikahan kontrak dengannya, dia ingin aku melayaninya kapanpun dia inginkan.”Damian menutup kuping tidak percaya dengan apa yang sudah didengar, “kau masih istriku Vanesa! Mana mungkin kamu melakukan hal gila seperti itu!” teriak Damian dengan marah“Iya, aku melakukan poliandri, aku menikah sebelum kita res

DMCA.com Protection Status