Share

Tidak Semudah itu Melupakanmu
Tidak Semudah itu Melupakanmu
Author: Borneng

Terlilit Hutang

Author: Borneng
last update Last Updated: 2024-08-07 17:12:17

“Bayar hutangmu atau kepala  ini akan saya tebas,” ancam sekelompok preman mengobrak-abrik seisi rumah.

Vanesa berlari menghampiri seorang pria paruh baya, “Papi, siapa mereka?”

Pria paru baya itu hanya menjawab dengan kata-kata tidak jelas, ia mabuk.

“Ayahmu kalah berjudi dan dia punya banyak hutang pada Bos kami.”

“Sekarang kamu bayar atau kepala laki-laki ini kami penggal.”

Wajah wanita itu tampak lelah melihat  perbuatan ayahnya lagi, dia sudah bekerja keras demi bisa melepaskan ayahnya dari ketergantungan alkohol dan judi, ternyata semua yang dilakukan masih kurang.

“Jangan sentuh Papiku! Aku akan membayar semua utangnya, lepaskan dia.”

Para preman itu menertawakan Vanesa, “kamu bayar pakai apa nona cantik? Tubuhmu?”

“Aku akan membayarnya nanti, jangan meledek putri kesayanganku,” ucap pria tua itu berjalan sempoyongan, ia masih  sangat mabuk, bau alkohol masih menyeruak keluar dari mulutnya. Dengan sisa tenaga berusaha melindungi Vanesa, lalu,  mendorong seorang preman yang mencoba melecehkan Vanesa.

“Dasar tua bangka!”

Pak!

Satu pukulan keras diberikan preman padanya, ia tersungkur di lantai. Vanesa bergegas menghampiri sanga ayah.

“Kalau kalian masih berani menyentuh Papiku akan aku panggil polisi,” ancamnya dengan tegas.

“Kamu berani? Kalau begitu lakukan itu dengan bos kami.”

Preman berpakaian hitam-hitam itu menutup mulut Vanesa   dengan lakban, menutup mata dengan kain, lalu mengangkut ke dalam mobil.

Wanita cantik yang bernama Vanesa Danita Myles itu hanya bisa meronta  dengan sekuat tenaga. Namun, sekuat apapun ia melawan tenaganya tidak akan kuat melawan para pria tersebut, bahkan tenaga wanita cantik itu tifak ada apa-apanya dengan para preman yang menculik dirinya. Ia terdiam karena kelelahan mulut dan matanya ditutup dengan lakban, tidak tahu akan dibawa kemana. Rasa takut, panik, cemas berbaur jadi satu, hanya satu yang tercipta yakni pasrah dengan keadaanya.

Mobil berhenti di sebuah ruko, tubuh Vanesa kembali dibawa dengan paksa. Tiba di sebuah pintu, tubuh itu didorong ke sebuah ruangan gelap. Dalam ruangan ia merasakan suasana dingin dan hening menyebabkan bulu roma bergelidik nyeri. Tidak lama kemudian penutup mulut dan kain penutup mata dilepaskan. Samar-samar ia melihat seseorang  di depannya.

“Aku akan membayar hutang-hutang papiku, tolong lepaskan aku, Tuan,” mohon Vanesa.

“Dengan apa kamu membayarnya?” suara bariton itu tidak begitu asing ditelinganya, tapi ia tidak bisa melihat siapa sosok miterius tersebut.

“Akan aku usahakan secepatnya. Aku mohon, Tuan.”

Pria bertubuh tinggi itu berdiri kembali, lalu membelakanginya.  Vanesa  mencoba mengenali siapa pria misterius   suasana memang sangat gelap di dalam ruangan tersebut jadi ia tidak berhasil. Dalam ruangan ada sedikit penerang dari cahaya yang mengintip dari balik celah jendela.

“Aku kasih kamu waktu satu hari saja, kalau dalam waktu satu hari kamu tidak bisa melunasi hutang ayahmu , nyawa adik dan ayahmu akan melayang.”

“Baik-baik Tuan,” sahut Vanesa gemetar.

“Pergilah,” usirnya lagi, aura dingin dan tegas bisa terasa dari suaranya.

Terdengar ia menjentikkan jari tangannya sebagai kode memanggil anak buahnya, tidak lama kemudian pintu terbuka kembali.  Preman yang membawanya tadi kembali masuk, mereka menutup mata dan mulut Vanesa, sama saat ia dibawa masuk. Pria misterius itu tidak ingin tahu kemana ia akan dibawa. Vanesa dikembalikan kembali ke rumahnya di lepaskan dengan cara didorong masuk.

Vanesa bergegas menghampiri Ayahnya yang masih terkapar di lantai, “Papi bangunlah, ayo kita ke rumah sakit.”

Pria itu tidak merespon, ia menarik koper miliknya ke dalam  rumah. Tadi saat ia tiba belum sempat ia bawa masuk karena melihat sekelompok pereman memasuki rumah ayahnya.

Vanesa menghubungi ambulance untuk membawa ayahnya ke rumah sakit.

               *

Tiba di sana ia mendapat kabar dari dokter, kalau ayahnya mengalami pembengkakan jantung harus segera dilakukan tindakan sebelum terlambat. Vanesa diminta mengurus admintrasinya. Wanita cantik itu tidak memikirkan apa-apa dalam benaknya hanya ingin Papinya sembuh, masalah biaya nanti akan ia pikirkan. Ia berlomba dengan waktu dan dipaksa untuk melakukan keputusan yang cepat dalam situasi genting.

Baru duduk sebentar pesan dari bos penangih hutang sudah datang

[waktumu hanya tersisa beberapa jam lagi]

Bola mata Vanesa membesar karena kaget, “darimana  pria ini dapat nomorku?” tanya wanita cantik itu dengan heran.

[Jika besok pagi kamu tidak membawakan uang satu miliar, ayahmu yang berbaring di ranjang rumah sakit akan jadi mayat] ancamnya lagi.

Vanesa masih menatap dengan diam pesan di layar ponsel miliknya, otaknya seakan-akan mogok untuk berpikir, ia seperti melihat   kertas kosong tanpa tulisan.

‘Apa yang harus aku lakukan, dari mana aku mendapatkan uang sebanyak itu’ ia bertanya dalam hati.

[Apa kamu mendengarku? Kenapa kamu hanya diam?]

[Baik, Tuan]

Vanesa menghampiri ayahnya yang terbaring lemah.

“Pi, aku akan mencari bantuan, aku tidak akan membiarkan mereka menyakiti Papi.”

Laki-laki  masih berbaring dengan lemah, Vanesa memutuskan mendatangi rumah laki-laki yang paling dia benci.

                            **

“Aku bersedia tidur denganmu,  tapi sebagai imbalanya berikan aku uang yang banyak.”

Laki-laki bertampang dingin itu mengusap-usap dagunya, kedua siku tanganya bertungu diatas meja. Matanya yang tajam menatap wanita di depannya.

“Tawaran itu sudah kamu lewatkan Danita,” ucapnya dengan suara santai namun terdengar seksi.

“Aku yakin kamu masih menginginkan tubuhku, sama seperti dulu Gavin.”

Pria bertubuh gagah itu berdiri dari kursi kebesarannya, menghampiri wanita yang duduk di sofa, lalu meraih  dagu sang wanita.  Manik berwarna gelap itu menatap dengan seksama. Ia seperti pemburu yang sedang meneliti  hasil buruannya.

“Kenapa sekarang kamu datang padaku?”

Vanesa menghela nafas panjang, “Aku tidak punya pilihan lain.”

“Apa ini kamu lakukan demi ayahmu dan adikkmu atau demi suamimu?”

“Kamu tidak perlu tahu.”

Laki-laki yang bermana lengkap Gavin Ivander Myles hanya tertawa meledek, “kalian para wanita itu terlalu lemah. Aku sudah katakan padamu laki-laki yang kamu pilih jadi suamimu tidak satu level denganmu. Mereka beda kasta denganmu. Walau kamu sudah mengorbankan seluruh hidupmu   bagi  kaum seperti mereka itu tidak berarti. Saat itu aku sudah tawarkan padamu sebuah kedudukan di kerajaanku, tapi kamu menolaknya tapi sekarang kenapa kamu datang lagi padaku.”

“Aku akan memuaskanmu ranjangmu sampai kamu tidak menginginkan kehangatan yang lain. Apa kamu bisa memberikan yang aku minta?” tanya Vanesa lagi.

Pria itu  berpikir sejenak lalu berkata lagi;

“Aku menawarkan hal yang lebih dari kepuasan diranjang Danita, aku ingin lebih dari itu,” ucap pria itu berjongkok di depan Vanesa, telapak tangan mengusap  dari mata kaki sampai ke pangkal paha milik Vanesa.

Wanita cantik bermanik coklat terang itu menutup mata sekejap lalu menjawab dengan mantap,”apa yang kamu inginkan?”

“Lahirkan anak untukku.”

Bola mata Vanesa membesar segeda jengkol, “kamu gila Gavin? Aku adikmu!”

Laki-laki itu tertawa renyah melihat ekpres kaget dari Vanesa,”apa bedanya dengan tidur denganku?”

“Setidaknya kita bisa melakukanya diam-diam. Kalau aku hamil semua orang akan tahu kalau aku tidur denganmu. Bagaimana dengan istrimu. Apa dia bisa menerimaku?”

“Aku tidak perlu meminta ijin padanya untuk melakukan hal seperti itu.”

Vanesa terdiam, ia tidak pernah ingin jadi orang ketiga dalam rumah tangga seseorang. Ia membenci hal itu dan beberapa kali bersumpah tidak ingin jadi orang ketiga dalam pernikahan orang lain. Ia sudah menyaksikan bagaimana rasanya jadi orang seperti itu.

“Aku tidak bisa melakukannya, aku hanya menawarkan untuk pemuas ranjangmu, kalau itu aku bisa melakukannya. Aku juga masih punya suami.”

“Tinggalkan suamimu Aku akan memberikan  apa yang jadi milikkmu.”

“Tidak aku tidak butuh apa-apa. Aku hanya uang 1 miliar, aku akan memuaskan dahagamu.”

Gavin meraih bibir Vanesa melumat dengan lembut, “hmm … rasanya masih sama seperti dulu,” ucapnya melepaskannya lagi.

Bersambung

Bantu Vote dan like ya Kakak terimakasih

Related chapters

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Diusir Suami

    Hari itu, suasana dalam kamar tiba-tiba hening, seorang wanita duduk di sisi ranjang, tatapan matanya memelas, mencoba memberikan pengertian pada suaminya.“Ayahmu selalu menyusahkan hidupku.”“Mas, selama ini Papiku yang mendukungmu hingga bisa sampai seperti ini, dia tidak pernah meminta apa-apa darimu, justru dia yang selalu memberikan uang padamu,” ucap Vanesa memelas.“Vanesa, ayo kita berpisah saja.”Bagai petir disiang bolong mendengar perkataan sang suami Vanesa hanya bisa melonggo.“Ke-kenapa tiba-tiba?” tanya wanita berpenampilan sederhana itu dengan ekpresi kaget.“Ini bukan tiba-tiba Vanesa, Aku sudah lama ingin menceraikanmu. Lihat penampilanmu, udah lusuh, dekil bau lagi!”“Mas, selama ini aku melakukan ini demi keluarga kita. Agar kamu bisa kuliah.”Laki-laki itu mengeleng dengan malas ,” sekarang aku tidak kuliah lagi. Sekarang aku sudah manager pemasaran di kantor.”“Itu semua karena aku Mas. Aku yang selama ini kerja pontang panting agar kamu bisa kuliah.”“Jadi kamu

    Last Updated : 2024-08-07
  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Dipaksa Berpisah

    Vanesa tidak mau mengalah begitu saja, walau diusir paksa oleh ibu mertuanya ia masih mencoba mempertahankannya. Vanesa tidak ingin berpisah.“Kalau aku berpisah apa bedanya hidupku dengan kedua orang tuaku,’ ucapnya pelan.Saat ibu mertuanya membuang pakaiannya, ia memungutnya kembali membawanya ke dalam rumah.“Ibu tidak berhak megusirku,” ucap Vanesa.“Kenapa tidak! Ini rumah anakku.”“Ini hasil kerja kerasku, kalau ibu ingin aku pergi dari sini panggil polisi, biar rame sekalian. Biar semua orang tahu kalau ibu mertuaku terlalu ikut campur dalam rumah tangga anaknya.”“Kamu mengancamku?” wanita paru baya itu bahkan jauh lebih galak saat Vanesa menantangnya.Damian melerai keduanya, “sudah Bu malu sama tetangga.”Vanesa masuk ke dalam kamar, membawa pakiannya kembali, ia duduk di sisi sofa. Ibu mertuanya masih mengoceh membawa-bawa nama ayahnya ke dalam persoalan mereka.“Begini jadinya kalau punya ayah penjudi dan pemabuk, putrinya pasti akan jadi anak pembangkang.”Wanita itu s

    Last Updated : 2024-08-07
  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Ternyata Suamiku Berselingkuh

    Sebelum pulang dari toko Vanesa sengaja berganti pakaian, mengenakan satu pakaian terbaik miliknya. Ia juga berdandan cantik seperti yang diinginkan Damian. Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam ia tidak ingin berpisahb“Aku berharap dia sudah pulang,” ucap Vanesa menyapu lipstik berwarna merah ke bibirnya.Vanesa pulang ke rumah berharap suami tidak marah lagi padanya. Melihat ada mobil Damian di depan, Vanesa merapikan pakaian dan riasan di wajahnya. Ia sengaja berpenampilan cantik dari toko saat pulang ke rumah ingin menunjukkan pada suami kalau dia bisa tampil cantik.Kakinya melangkah dengan ragu saat mendengar tawa riang dari ibu mertuanya dan adik iparnya. Ia berpikir ada tamu besar yang datang ke rumah membawa hadiah yang banyak untuk ibu mertua.Kakinya semakin gemetar saat melihat sepasang sepatu hill tinggi ada didepan pintu. Saat ia masuk tubuhnya terdiam dengan bigung. Iren ada di sana duduk mesra dengan suaminya.‘Apa yang mereka lakukan?’ tanya Iren dalam hati.N

    Last Updated : 2024-08-07
  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Selingkuh Dibalas Selingkuh

    Vanesa masih di ruangan Gavin, pria yang ia minta tolong untuk membantunya membayar hutang ayahnya.“Kamu tidak punya pilihan lain Vanesa, terima tawaranku dan kamu bisa mengatasi semua masalahmu,” ujar Gavin.Memikirkan perbuatan jahat suami dan keluarganya, Vanesa tidak punya pilihan lain.“Baiklah aku akan bersedia melahirkan anak untukmu, tapi sebagai gantinya berikan aku uang yang banyak.”“Aku sudah katakan padamu dari awal, uang tidak ada apa-apanya bagiku Danita.”Gavin menarik pinggang Vanesa membawanya ke pangkuannya, dalam hati yang paling dalam sebenarnya ia merasa sangat risih, sebab ia masih istri dari Damian. Selama ini demi menjaga pernikahanya tetap utuh ia rela melakukan segalanya, tapi Damian mencampakkanya dan berselingkuh dengan sepupuhnya sendiri. Vanesa Danita merasakan rasa yang amat sakit di dalam dadanya. Vanesa beberapa kali membuang napas –napas pendek dari mulut.“Kamu sepertinya keberatan. Saya tidak akan memaksa jika kamu belum siap melakukannya. Aku

    Last Updated : 2024-08-07
  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Ibu Mertua Ingin Mengusai Hartanya

    Vanesa berjalan tergesa-gesa meninggalkan gedung bertingkat tersebut, ada amarah yang tersimpan dalam hati, namun tidak bisa ia lepaskan. Ia hanya ingin segera pergi dan menghilang dari hadapan pria yang merendahkan. Vanesa berjalan menjauh tanpa tujuan, setelah sadar ia berada di depan sebuah sekolah.Setelah berhenti ia baru merasakan capek dan haus, duduk sebentar untuk memulihkan tenaganya. Ditengah keramaian kota dan hiruk pikuk orang yang melintas di depannya Vanesa merasa sendirian, tidak ada tempat mengadu.Ada banyak kemunafikan dan pengkhianatan hingga ia sulit membedakan mana yang tulus dan mana hanya pura-pura.Berjuang dan berjalan sendiri tanpa ada orang yang dipercaya itu berat.Ia duduk termenung di bangku panjang di depan sekolah, Vanesa duduk, menatap jalanan dengan tatapan kosong. Ia merasa seluruh hidupnya tidak berharga.Diusir suami dan selingkuhan, ayahnya terbaring di rumah sakit, Gavin menghina dan merendahkannya. Tidak ada yang tersisa dalam hidupnya, han

    Last Updated : 2024-08-14
  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Gelap Mata

    Devan menghidupkan mesin mobil dan meninggalkan rumah Damian, dalam mobil mereka berdua sama-sama diam, menyimpan kemarahan di hati mereka masing-masing. Setelah berkendara beberapa lama Vanesa mulai membuka mulut.“Turun saja aku di depan.”Devan tidak menjawab, masih bertahan dengan sikap diamnya.Vanesa mengulang kalimatnya untuk kedua kali, ia menghembuskan napas panjang sebelum bicara, “Devan turunkan aku di depan, aku ingin ke toko.”Pria berwajah tegas itu meminggirkan mobil milik lalu menatap Vanesa dengan tegas.“Apa hanya itu yang ingin kamu katakan?”Vanesa sangat lelah untuk berdebat, merasa tenaganya terkuras menghadapi empat orang sekaligus tadi.“Tidak ada yang ingin aku katakan?”Devan tertawa miring, wajahnya seakan meledek Vanesa,” kamu masih saja tidak berubah, bodoh dan lemah!” ucapnya menoyor kepala Vanesa dengan kasar.Vanesa sudah tau karakter Devan, kalau dia melawan laki-laki itu akan semakin murka, ia tidak mengatakan apa-apa walau sebenarnya dalam hati

    Last Updated : 2024-08-15
  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Gara-gara Teror Penangih Hutang

    Darah segar berceceran di tepat di atas rel bersamaan dengan lengan dan kaki . Bagian yang lain terlempar bagian-bagian yang lainya, sungguh pemandangan yang mengerikan ada beberapa daging yang berserakan di sana.“Kasihan sekali padahal dia cantik.”“Mungkin dia banyak putus cinta makanya menabrak dirinya ke rel kereta.”“Kenapa dia harus memilih jalan seperti itu sih,” ucap yang lain.Semakin banyak orang yang berkerumun di pinggir rel melihat sosok wanita yang memilih mengakhiri hidupnya di rel kereta api.Vanesa masih berdiri seperti patung melihat pemandangan yang mengerikan tersebut, ia bahkan merasa perutnya mual melihat potongan berserakan di samping rel.Ternyata saat ia ingin melakukan bundir ternyata ada seorang wanita yang terlebih dulu melakukan hal yang sama. Wanita muda berambut panjang berdiri di tengah rel sebelum kereta tiba. Teriakan semua orang tidak menghentikan aksinya , justru Vanesa yang berhenti lalu melihat wanita itu berdiri tidak jauh darinya, hanya

    Last Updated : 2024-08-16
  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Ada Niat Jahat yang Tersembunyi

    Vanesa pulang setelah membayar sebagian hutang-hutang ayahnya, keluar dari ruangan Vanesa diantar sampai keluar dari ruangan, wanita itu tidak diperbolehkan hanya sekedar melihat-lihat kesekitar gedung.“Sebaiknya segera tinggalkan tempat ini Nona sebelum kamu dapat masalah,” usir pria berramput gondrong itu dengan tatapan tegas.“Saya ingin pesan mobil online dulu. Boleh aku duduk sebentar di sini?”“Tidak bisa, jika ingin menunggu lakukan saja di sana.” Pria itu menunjuk pitu keluar dari komplek.‘Siapa sebenarnya orang yang memberi Papi hutang, aku hanya ingin tahu’Melihat tatapan tajam para pengawal itu Vanesa menurut, wanita itu berjalan menuju gerbang , hatinya masih penasaran, saat laki-laki itu lengang Vanesa berbelok masuk ke sebuah café tidak jauh dari sana. Sembari menunggu pesanan datang Vanesa mengarahkan camera ponselnya ke arah kaca, mengambil gambar pengawal tersebut.“Aku pasti bisa menemukan siapa kalian?”Setelah mengambil beberapa gambar, Vanesa sibuk dengan po

    Last Updated : 2024-08-17

Latest chapter

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Dimanfaatkan Demi Tujuannya

    Vanesa merasa bersalah karena ia membuat Damian dalam masalah, ia ingin membantu.“Aku ingin memberikannya.” Vanesa menyodorkan cek yang nominalnya membuat mata Damian melotot kaget.“Kamu dapat uang dari mana sebanyak itu, Nesa?”“Mas, itu tidak penting, aku ingin menebus kesalahanku padamu, pakailah uang ini dan bukalah café.”“Kenapa tiba-tiba?”“Aku tidak ingin kamu dapat masalah yang lebih besar di kantor, aku tidak ingin kamu terlibat dalam masalah yang aku buat.”“Tidak apa- apa Vanesa, hal seperti sudah biasa aku alami.”&ldqu

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Dua Suami?

    Vanesa menepis tangannya dengan kesal, “jaga sikapmu Gavin.”“Kenapa kamu marah, bukanya aku sudah membayarmu mahal? Apa kamu ingin melayani Damian?”Vanesa sangat kesal mendengar kata ‘bayar, bayar’ berulang-ulang dari Gavin.“Aku akan membayar semua uang yang pernah aku terima dari kamu Gavin, berhentilah mengucapkan kata bayar, bayar aku muak mendengarnya.”“Dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak itu? Atau kamu menjual diri juga? Aku melihat kamu sangat mesra dengan laki-laki sampah itu. Apa dia juga membayarmu?”“Tidak Gavin.”“Apa kamu meminta uang dari Mamimu?”Vanesa merasa kalah berdebat dengan Gavin, ia tidak ingin Ibunya di bawa-bawa dalam masalahnya. Vanesa duduk di kembali di kursinya membuka laptop, ia mendiamkan Gavin yang terus menyudutkan dan menghinanya.“Kenapa kamu diam? Mana keberania

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Tugasmu Melayaniku di Ranjang

    Vanesa membuka rantang tiga susun tersebut, tanpa sadar ia tertawa ngakak.“Mas, masukin redang rantang ke dalam tas?”“Iya, aku malu nenteng-nenteng, ayo kita makan, kebetulan aku juga belum serapan dari rumah.”Damian membuka rak tiga susun, dua nasi dan satu rendang. Vanesa memang lapar ia belum makan. Mereka berdua makan sembari tertawa, ternyata kuah rendang tumpah di dalam tas mengenai kemeja bagian belakang Damian.“Pantas saja saat Mas tiba bau rendang, ternyata tumpah,” ucap Vanesa mencoba membersihkan noda dari kemeja belakang Damian.“Aku juga merasa bagian belakang ku juga kena, aku merasa panas b

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Muak Dengan Sikap Gavin

    Setelah membasuh wajah ia duduk menikmati wine sendiri, tanpa sadar ia sudah menghabiskan dua botol. Saat ingin tidur ponselnya berdering . Ternyata Karin menelepon melirik jam ternyata sudah jam sebelas malam.‘sial aku lupa janjiku pada Karin’ ucapnya mengumpat.“Iya Karin.”“Kamu di mana Sayang, aku sudah menunggu dari tadi.”“Oh, sebentar lagi sampai, ini mau jalan ke sana.”Rupanya Gavin berjanji akan menghabiskan malam bersama istrinya setelah pulang dari Paris. Gavin meminta bantuan asistennya mengantar diriny

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Tidak akan Melepaskan Vanesa

    Masalah yang dihadapi Gavin saat itu, jadi shock terapi untuknya, sudah lama pria itu tidak pernah mendapat masalah di kantor. Namun kali ini sekali dapat masalah ia dihadapkan dengan banyak tuntutan, menyebabkan ia dapat masalah besar.“Siapa mereka sebenarnya? Apa kamu sudah menemukan Vanesa?” tanya Gavin menatap tajam asistennya lagi.“Saya mengecek pasfornya Bu Vanesa sedang melakukan perjalanan ke luar negeri untuk melakukan pengobatan Pak,” lapor Fano.“Pengobatan? Pengobatan apa?”Asisten menggeleng, “saya tidak tahu Pak.” &

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Mendapat Masalah Besar

    Hari itu juga Gavin kembali ke Jakarta, ia meminta semua orang tidak boleh pulang sebelum menyelesaikan kekacauan tersebut. Semua orang tinggal di kantor menunggu Gavin datang. Damian salah satu orang yang paling takut. Tidak lama kemudian ia tiba, wajahnya suram tatapan matanya menatap semua orang dengan sinis.“Katakan apa yang terjadi sini. Ada banyak orang di sini. Kenapa sampai ada kejadian seperti ini. Bagaimana mungkin ada acara launching barang baru tapi yang muncul malah mereka orang lain.”Semua orang menunduk tidak ada yang berani membuka mulut, “siapa yang bisa menjelaskan?”Salah satu seorang dari mereka memberanikan diri menjelaskan kejadian sesungguhnya.“Kenapa bisa barang contoh bisa hilang dari kantor ini. Di sini ada banyak petugas keamanan tapi bisa terjadi kehilangan. Tugas mereka sebenarnya apa? Pecat semua,” perintahnya dengan marah.Banyak orang kehilangan pekerjaan k, Damian tidak berani menatap Damian. Ia meminta semua orang menyelesaikan masalah malam it

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Siapa Pelakunya?

    Satu minggu sudah Vanesa bekerja di kantor Gavin, ia semakin leluasa karena Gavin ada pekerjaan di luar kota. Vanesa sengaja mengganti nomornya agar Gavin tidak meneleponnya. Hari itu juga rancangan milik Vanesa terpilih dalam daftar fashion show bertemakan musim panas yang akan diselenggarakan di Paris.Vanesa senang karena hasil kerjanya diakui di luar negeri, walau sebenarnya ada rasa sedih juga. Sebab nama Karin lah yang di tercatat di sana sebagai desainer.‘Tidak apa-apa Vanesa, itu hanya pakaian. Kamu bisa mengerjakan yang lebih baik dari itu nantinya’ kamu hanya perlu satu tiket untuk masuk ke dalam perusahaan ini’ ucap Vanesa dalam hati.Vanesa menyimpan semua gambar yang dikerjakan, ia juga menyimpan semua bukti kalau semua pakaian buatannya hasil pekerjaannya. Karin hanya mengaku-ngaku saja, sebenarnya wanita itu tidak mampu melakukan seperti yang dibuat Vanesa. Tidak lama kemudian Karin datang ke ruangannya, untung saja ia sudah menyimpan semua gambar.“Aku ingin

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Bekerja di Kantor yang Sama

    Saat Damian berangkat ke kantor, Vanesa juga meninggalkan rumah , ia menulis pesan dalam kertas diatas meja makan. Ia juga berterima kasih padanya telah merawat dirinya dengan baik beberapa hari itu. Ia berharap laki-laki itu melupakan pernikahan mereka. Vanesa juga meminta Damian mencari wanita lain. Setelah pulang dari sana Vanesa menuju rumah sakit untuk bertemu ayahnya. Tiba di sana ia memeluk Banu dengan erat, ia berjanji tidak akan menangis, tidak ingin orang tua itu melihatnya menangis.“Apa pekerjaanmu sudah selesai Nak?” tanya Banu.Vanesa mengangguk, “Pi, sudah waktunya aku memulai semuanya. Mulai besok aku akan bekerja di sana, tapi aku khawatir tentang Zein.”Banu tersenyum hangat, “jangan khawatir adikmu baik-baik saja, dia dan ayah akan membantu Nak.”Mendengar perkataan Papinya Vanesa mengangkat kepalanya, ia menatap laki-laki itu dengan penasaran lalu bertanya, “apa Zein sudah mengabari Papi?”Pak Banu mengangguk pelan, “dia menelepon Papi, dia meminta supaya kamu

  • Tidak Semudah itu Melupakanmu   Masih Pasangan Suami Istri.

    Mendengar itu mata Damian melotot kaget, “apa maksudnya?”“Ketika suamiku menolak membantuku, maka aku meminta bantuan lelaki lain dan sebagai imbalannya tubuhku,” ungkap Vanesa dengan emosi.Damian menghentikan mobilnya mendadak, “tidak. Kamu bukan wanita seperti itu Nesa, kamu wanita terhormat.”“ Kamu yang mendorongku melakukan itu Damian, kamu yang mengubahku jadi wanita murahan. Kalau saja kamu saat itu membantuku menyelesaikan masalah, aku tidak akan seperti ini. Kalau saja saat itu kamu tidak berselingkuh dengan Iren hidupku akan baik-baik saja dan rumah tangga kita masih ada .”“Tidak, kamu pasti berbohong.”“Bukan hanya menjual tubuhku Damian, aku bahkan melakukan pernikahan kontrak dengannya, dia ingin aku melayaninya kapanpun dia inginkan.”Damian menutup kuping tidak percaya dengan apa yang sudah didengar, “kau masih istriku Vanesa! Mana mungkin kamu melakukan hal gila seperti itu!” teriak Damian dengan marah“Iya, aku melakukan poliandri, aku menikah sebelum kita res

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status