Umur tiga puluh tahun, bukanlah umur yang menyenangkan disaat seorang perempuan belum juga memiliki pasangan. Apalagi kalau umur tiga puluh tahun itu ada lebihnya. Lebihnya empat tahun. Yang alhasil kalau dijumlah, perempuan yang satu ini berumur 34 tahun. Belum ada calon suami, tidak ada juga pria yang dekat dengannya saat ini. Pernah menjalin cinta tapi ditinggal menikah oleh sang pria begitu saja dengan alasan sang pria yang ternyata sudah dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Sang pacar yang dari keluarga orang terpandang, memilih untuk menikah dengan wanita yang terpandang pula. Ariana namanya. Ayahnya dulu seorang guru, sedangkan sang Ibu seorang ibu rumah tangga. Mempunyai seorang kakak laki-laki dan seorang adik perempuan. Kakak laki-lakinya dokter, sedangkan adik perempuannya mengajar disalah satu universitas swasta dikotanya alias dosen. Yang semakin menjadi beban pikiran adalah, sang kakak sudah menikah dan mempunyai anak kembar yang lucu. Sang adikpun demikian, sudah menikah dan mempunyai satu anak juga. Malas dijodoh-jodohkan oleh saudara maupun teman. Ariana pun mencoba untuk bertemu jodohnya dengan mengunduh aplikasi dating apps. Pertemuannya dengan Baskoro putra Wijaya, seorang pengusaha muda yang juga dari keluarga terpandang. Perusahaan yang dimilikinya pun tersebar disegala bidang, mulai dari kertas, agribisnis, makanan, jasa keuangan, telekomunikasi, energi, infrastruktur, pengembang dan real estat. Terlintas keraguan, benarkah Baskoro akan menjadikannya istri? Bukankah Ariana pernah ditinggal menikah dengan seorang pria yang katanya juga terpandang? Let's see ya guys!
View More"Aku... Aku sudah terlanjur mengatakan kalau Aku akan menunggu Mas Baskoro Bu. ""Menunggu? maksud Kamu? " Sang Ibu yang terlihat bingung, kenapa sang putri harus menunggu Baskoro? laki-laki yang baru saja dikenal. "Mas Baskoro ingin menjalin hubungan serius Bu. ""Kamu yang ingin atau Dia yang mau?"Menghela nafas, menipiskan bibir, Arianna yang sebenarnya masih bingung, apakah Dia ingin? apakah Dia bisa menjalani hubungan serius yang Baskoro tawarkan? bagaimana jika nanti ada perbedaan pendapat dan perselisihan yang akan membuat mereka berpisah, bingung, tapi.... entah mengapa, ada sedikit rasa percaya yang Arianna rasakan, hatinya berkata jika Baskoro laki-laki yang memang ingin menjalin hubungan serius dengannya. Mungkin karena, sama-sama ditinggalkan oleh kekasih hati, Arianna menjadi perasa yang memahami apa yang Baskoro rasakan. Rasa sakit hati, kehilangan, merasa dicampakkan dan tak dihargai, rasa-rasa itulah yang membuat Arianna merasa terikat dengan Baskoro. Keterikatan kare
"Aunty, lihat puzzle ku, Aku sudah selesai!"Arianna yang kemudian melihat ke arah Alea, puzzle binatang, tepatnya jerapah, sudah terbentuk sempurna. Tersenyum lebar dan bertepuk tangan, gadis kecil yang dikuncir dua keatas, semakin membuatnya lucu dan cantik. "Yeay! good job Alea." Arianna yang kemudian melakukan hi five alias tos ke Alea."Punyaku belum, kenapa susah sekali." Keluh Alia sambil membenarkan letak puzzlenya. Menoleh ke arah Alia, tampak Alia yang sedikit kebingungan. "Sabar sayang, fokus, jangan terburu-buru, pelan-pelan tidak apa-apa." Arianna yang mencoba menenangkan keponakannya, Alia yang sudah akan menangis. "Mau aunty bantu?""Nggak usah, biar Alia yang kerjain sendiri. " Ucap Alia yang walaupun sudah mulai meneteskan air mata tapi, Dia tetap berusaha fokus dengan puzzlenya. "Ayo Alia, Kamu bisa!" Ucap Alea yang sebenarnya adalah adik Alia. Ya, Alea dan Alia hanya selisih lima menit saja, Alia yang menjadi kakak karena Dia lahir lima menit lebih awal dari Ale
[Halo.][Hai Ann.][Ada apa ya Mas?][nggak ada apa-apa, Saya hanya ingin menelfon saja.]Meringis, merasa aneh saat laki-laki dewasa yang baru saja Dia temui dan terlihat angkuh itu mengatakan kalau alasannya menelfon hanya karena ingin saja.[Kamu sudah sampai rumah kan?][Iya Mas, baru saja.][Syukurlah.] Sebuah jawaban yang membuat Arianna tersenyum tipis dan... hening, tiba-tiba saja, tidak ada suara hingga akhirnya, Arianna memanggil Baskoro, penasaran apakah Baskoro masih ada dalam panggilan telfon itu.[Mas, Mas Baskoro.][Iya, Saya masih ada disini dan, Saya mau ngingetin Kamu kalau nanti malam saya berangkat.]Ingin memberitahukan jika mulai nanti malam Dia akan terbang dan pindah benua.[Iya Mas, hati-hati.]Jawaban yang singkat dan...memang seperti itu kan jawaban orang yang sedang dipamiti oleh seseorang .[Soal Kita, Saya serius lho Ann, sungguh.][Mas beneran yakin sama Saya?][Iya.][Tapi Mas Baskoro kan mau ke luar negeri, bagaimana kalau nantinya, Aku malah dekat den
Berpisah, Arianna yang mengendarai mobilnya, meninggalkan Baskoro yang masih berdiri menatap. Melihat dari spion mobil, Arianna yang tak habis pikir dengan apa yang baru saja Dia sepakati dengan Baskoro dan, pria itu sekarang berdiri menatap kearahnya, lama, Baskoro tidak beranjak sedikit pun dari tempatnya berdiri sampai akhirnya, Arianna tidak dapat melihat lagi karena mobil yang Dia kendarai sudah keluar dari pelataran coffe shop tempat dimana mereka bertemu.Antara sadar dan tidak, mengiyakan permintaan Baskoro, sungguh Arianna seperti terbius dengan pesona pria mapan dan tampan itu. "Baiklah, Kita lihat saja dulu, sampai dimana keseriusan Kamu Tuan Baskoro." Monolog Arianna sambil menyetir mobilnya, menuju arah pulang.Tiba di rumah, sudah ada mobil terparkir di pekarangan rumahnya dan...itu adalah mobil sang kakak. Tersenyum, segera keluar dari mobilnya, melangkahkan kakinya dengan tergesa. Rasanya sudah tidak sabar untuk melihat keponakan kembarnya.Suara ramai sudah terdengar
Sesuai dengan kesepakatan, memulai penjajakan katanya. Perkenalan sudah dilakukan, sekarang waktunya pendekatan lebih dalam. Janji temu disebuah coffe shop, tampak Baskoro yang sudah duduk sambil menatap layar laptopnya, sesekali melihat ke arah pintu dan... akhirnya, perempuan yang dinanti belum datang juga. Baskoro, sengaja datang lebih awal, tidak mau membuat kesan buruk untuk kencan yang benar-benar kencan. Bukan kencan yang seperti kemarin, kencan karena merasa penasaran dengan individu masing-masing.Melihat, sekali, dua kali, tiga kali, ke arah pintu coffe shop yang beberapa kali dibuka oleh seseorang tapi...si perempuan masih belum juga datang. Menatap ke arah jam tangannya, menghela nafas, menatap kembali layar laptopnya. Fokus dengan jurnal yang tampil dilayar laptopnya. Niatannya datang lebih awal agar Arianna tidak menunggunya seperti awal pertemuan mereka tapi... Baskoro yang sekarang menunggu kedatangan Arianna dan ini sudah telat setengah jam dari waktu janjian mereka."
[Bagaimana kabar mu Ann? Kamu baik-baik saja kan Ann, sudah lama ya Kita tidak bertemu, maaf jika Aku mengirim pesan dari nomor lain karena, nomorku sudah tidak bisa mengirim pesan ataupun menelfonmu, maaf karena Aku mengirim pesan, maaf karena Aku rindu.]Sebuah pesan yang membuat Arianna membulatkan mata, sakit hati dan kebenciannya kembali hadir, Kenapa pria yang bernama Aryo Bayu Gatra itu mengirim pesan padanya. Arianna yang ingin melindungi hatinya dulu, langsung memblokir Aryo Bayu Gatra.Ya! Aryo Bayu Gatra, laki-laki yang sudah meninggalkan Arianna untuk menikahi perempuan yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Melempar ponsel ke kasur, dadanya bergemuruh, kenapa jantungnya berdetak kencang saat membaca pesan itu? Rasa apa ini? apa ini rasa kesal dan benci? atau rasa kaget tapi bahagia karena laki-laki yang terkadang hinggap di lamunan Arianna telah mengirim pesan dan mengatakan kalau Dia rindu?Dada Arianna naik turun menahan rasa yang tak menentu, mengambil kembali ponsel
Menoleh ke arah suara Ibu. Tampak Ibu dengan wajah yang bermuka masam, sedang berdiri didepan pintu rumah."Ibu." Arianna yang kemudian berjalan mendekati sang Ibu."Kok baru pulang? ini sudah jam delapan malam lho." Ya, jam delapan malam tapi, sang Ibu tercinta sudah terlihat masam saat sang putri tercinta baru pulang."Maaf Bu, tadi...""Maaf Bu, Saya yang membuat Arianna pulang terlambat." Ucap Baskoro yang menyela ucapan Arianna, saat ini Baskoro juga sudah berdiri disebelah Arianna.Baskoro, masih menggunakan baju formal, kemeja dan celana halus, sepatu hitam yang juga terlihat formal."Anda?""Saya Baskoro Bu." Sambil tangannya terulur ingin memperkenalkan diri. Ibu yang kemudian menerima uluran tangan itu."Maaf, tadi Saya mengajak Anna untuk menemani Saya ke pembukaan gedung baru untuk perusahaan Saya.""Oh ya?" Balas Ibu sambil melihat sekilas ke sang putri."Mas, sudah malam, apa tidak sebaiknya kalau Mas balik?" Meringis, Arianna tampak gugup dan bingung."Oh iya, sudah m
"Jadi kapan? apakah dalam waktu dekat?""Saya...Saya buk....""Hai, pada ngomongin apa ini? Kamu jangan ngomong yang aneh-aneh ya Bim."Baskoro yang tiba-tiba datang, membuat percakapan Bima dan Arianna terhenti."Nggak, Aku malah ngomongin yang pasti-pasti, kapan Kamu akan nikah." Ucap Bima yang membuat Baskoro menelan ludah. "Gimana? kapan nih?" Bima yang menarik turunkan kedua alisnya, tersenyum sambil menatap Baskoro dan Arianna secara bergantian."Nanti juga dikasih tahu, Kamu tenang saja." Baskoro yang kemudian duduk disebelah Arianna."Mas, Saya pulang ya." "Oh iya, Mas antar ya."Baskoro dan Arianna yang kemudian berdiri dari tempat duduk mereka."Lhah, kok malah pada pergi? Kita kan belum lama ngobrolnya." "Ngobrol? ngobrol sama siapa?""Ya sama calon istri CEO, Ibu Arianna.""Heh, jangan kurang ajar sama calon istri ku ya.""Aduh-aduh galak amat sih, jagain tuh calon istrinya, jangan sampai kabur lagi kayak kemaren, hehe." Bima yang bergegas pergi meninggalkan Baskoro dan
Satu mobil dengan seorang Baskoro, salah satu orang terpandang dan seorang CEO. Tidak terbayangkan sebelumnya. Arianna yang sesekali melihat wajah Baskoro, mengagumi ketampanan pria yang sedang duduk disebelah kursinya itu. Bagaimana mungkin laki-laki setampan dan mapan seperti dirinya, ditinggal pergi oleh calon istrinya? Dia sedang tidak drama kan? Dia sedang tidak mengada-ada kan? Tapi buat apa Dia berbohong? Tapi kenapa juga calon istrinya itu pergi meninggalkan laki-laki yang hampir sempurna ini? Ah, sungguh Arianna bingung."Saya tampan ya?" Ucap Baskoro dengan percaya dirinya, Dia bahkan tidak menoleh ke arah Arianna saat bertanya demikian."Hah?! Engg...Ya...itu..." Arianna yang seakan tenggelam dengan jawaban yang ingin Dia utarakan. "Saya memang tampan An, Kamu tidak akan menyesal." Ucap Baskoro yang lagi-lagi tidak melihat ke arah Arianna, Dia fokus dengan kegiatannya saat ini yaitu, menyetir mobilnya sendiri.Tidak menanggapi, Arianna diam sambil melihat pemandangan lewat
Jadi kapan Kita akan menikah? bagaimana kalau bulan depan?""Hah? menikah?""Iya, Kamu serius dengan hubungan Kita ini kan? Aku sudah bilang ke bapak sama Ibuku, mereka setuju Aku menikah.""Iya, tapi...""Tapi apa? apa Kamu mau Kita untuk berkenalan terlebih dahulu? bukankah chat kita selama satu Minggu ini sudah cukup untuk Kita berkenalan?""Iya sih tapi....""Tapi apalagi? apa Kamu menyangsikan kesungguhanku? dalam bio mu dan dalam chat Kita kemarin, Kamu pengen serius kan? giliran Aku seriusi Kamu malah ragu, gimana sih?" Terlihat kesal, laki-laki yang terlihat lebih tua dari Ariana ini begitu semangat ingin segera menikahi Arianna. Kacamata tebal, kemeja lengan panjang dan celana halus, sepatu kulit berwarna hitam, terlihat formal menempel di tubuh laki-laki itu."Jadi kapan? atau.... Kamu mau kita nyicil dulu." Sambil alisnya naik turun, bibirnya menyeringai menjijikka*."Nyicil apa?""Nyicil dihotel gitu, mencoba mengenal satu sama lain dengan lebih intim. Tenang saja Saya ya...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments