Share

Bab 07

• Bagiku semuanya terasa hambar. Bahkan aku berinisiatif membuatmu menderita di dalam pernikahan ini.•   Kylie Victoria Houston

×××

Pagi menjelang yang dirasakan oleh sepasang pengantin baru ini berbeda saat pelupuk mata terbuka. Kehidupan yang dulu telah berubah 360 derajat. Pagi yang biasanya di lalui sendirian kini berganti menjadi sebuah kebersamaan. Tidak ada lagi yang namanya sendirian di dalam ikatan sakral sebuah pernikahan. Tidak adalagi kata aku dan orang lain di dalamnya. Yang ada adalah kata kita di dalamnya.  Sebuah pernikahan adalah bentuk lembaran baru yang di bina dan dibangun bersama. Setiap orang selalu mendambakan dimana saat dirinya telah menikah. Bagaimana caranya ia mengurus rumah tangga dan lain sebagainya.

Kylie Victoria Houston yang kini telah menyandang status 'Hulgo" di belakang namanya. Membuka mata dan merasakan perbedaan dari biasanya. Sebuah tangan kekar yang memeluk tubuhnya dari belakang. Sejak semalam tangan itu tidak pernah berpindah tempat. Selalu begitu terus. Seperti tidak ada rasa lelah. Tapi apa peduli Kylie. Ia sama sekali tidak merasakan apa-apa dalam pernikahannya. Masih belum ada 24 jam pernikahannya bersama Alva. Tapi apa yang dirasakannya. Lagi-lagi kata 'hambar' mewakili semuanya.

Sepasang tangan kekar masih setia memeluknya. Kepalanya semakin menyerukkan wajahnya ke cekuk lehernya. Jika kalian pikir semalam terjadi sesuatu kalian salah paham. Tidak ada kejadian yang biasa di alami oleh pengantin baru pada malam pertamanya. Kylie paham betul sejak semalam Alva meminta namun pria itu tidak mengucapkannya. Kylie tidak peduli. Toh itu penderitaan suaminya bukan dirinya.

Perlahan tangan Kylie mencoba memindahkan tangan Alva dari perutnya. Tapi  tidak sedikitpun tangan Alva bergerak. Bagaimana mau berpindah jika tangannya saja tidak bergerak. Dalam hati Kylie menggeram kesal. Kenapa susah sekali untuk membangunkan Alva dari tidurnga. Ralat. Bukan membangunkan melainkan bagaimana caranya Kylie lepas dari pelukan Alva. Sejak semalam posisi mereka tidak berubah sama sekali. Apa suaminya itu tidak merasa lelah?

Kylie mencoba kembali. Berhasil. Alva bergerak tapi tidak menyingkirkan tangannya. Ia menggeliat dalam tidurnya.

"Aku masih ingin begini. Rasanya nyaman." Ungkap Alva dengan suara seraknya khas orang bangun tidur.

"Ini sudah pagi. Tidak baik kalau harus bangun siang." Memang benar. Kylie diajarkan oleh mom nya Romina untuk selalu membiasakan diri bangun pagi. Selelah apapun dia melakukan aktivitas di malam hari.

Alva tersenyum mendengar penuturan Kylie. Dia benar-benar merasa beruntung telah memiliki Kylie menjadi pendamping hidupnya. Alva semakin mengeratkan pelukannya. Kemudian membalikkan tubuh istrinya menghadap penuh dirinya.

"Morning, baby," sapanya di pagi hari seraya mengecup bibir istrinya.

"Ini bahkan sudah hampir siang."

"Aku tidak peduli. Mau pagi, siang, atau malam pun saat kedua mataku terbuka yang ku lihat hanyalah dirimu. Itu yang lebih penting." Alva menenggelamkan wajahnya di cekukan leher istrinya. Menghirup dalam aroma memabukkan yang kini menjadi candunya.

"Pagi-pagi begini kamu sudah mereceh."

"Biarin. Hanya untuk istriku."

Kylie memutar bola matanya malas. "Bangunlah. Aku ingin membuat sarapan untuk kita."

Alva menggeleng. "Tidak usah buat. Kita akan sarapan di luar."

"Kalau begitu bangunlah."

Alva menegakkan wajahnya menghadap sang istri. Kylie menatap aneh kearah suaminya.

"Apa?"

"Aku masih tidak percaya jika di depanku ini adalah bidadari."

Kylie memutar bola matanya malas. Pagi-pagi ia sudah mendapatkan gombalan receh dari suaminya. Dengan kesal Kylie menjitak kepala suaminya untuk menyadarkannya.

Alva meringis sakit sekaligus terkejut.

"Awww. Kenapa memukul? Ini adalah bentuk kekerasan dalam rumah tangga."

"Aku akan memukulmu untuk membangunkan suamiku yang masih nyenyak dari tidurnya."

Alva terkekeh pelan melihat raut wajah istrinya.

"Kenapa tertawa? Ada yang lucu?" Tanya Kylie sengit.

Bukannya menjawab Alva kembali mengecup bibir istrinya. "Bibir ini tidak baik berkata kasar."

Kylie terdiam tidak kembali menyela atau menanggapi. Detik itu gairah yang Alva pendam semalam kini ia curahkan kepada istrinya. Alva mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir istrinya. Kecupan lama yang berubah menjadi lumatan kecil dan pelan.

Kylie sendiri tidak melawan ataupun menghindar. Ia membiarkan Alva menikmati bibirnya. Gigitan-gigitan kecil itu membuatnya mengerang dan melenguh. Kylie tidak sadar jika kedua tangannya telah mengalun di leher suaminya. Ciuman di pagi hari ini sungguh panas dan menggairahkan.

Alva meneruskan aksinya sembari kedua tangannya mengelus lembut kulit mulus istrinya. Alva membuat gerakan memutar di perut istrinya lalu lambat laun naik dan menyentuh gunung kembar yang sedari tadi naik turun.

Kylie jangan ditanya. Saat ini tubuhnya tidak mampu bekerja sama dengan akal sehatnya. Otaknya tidak bekerja. Dirinya sungguh terbuai ole kenikmatan. Saat tangan besar itu menyentuh luar payudaranya yang masih terbalut bra Kylie di bawa melayang ke langit ke tujuh.

"Enghhh... Ahhhh.." Desahan tidak dapat dia hindarkan. Baik mata Alva dan Kylie saat ini benar-benar ditutupin oleh gairah yang mengguncah.

Kylie bahkan melupakan janjinya untuk tidak membiarkan Alva menyentuh dirinya lebih jauh. Namun siapa yang dapat menghindar dari godaan saat dirimu telah merasakan kenikmatan tiada tara.

Tangan Alva berhasil menyelinap ke dalam bra yang di kenakannya. Bra tersebut terangkat akibat tangan besarnya yang terus berusaha menerobos ke dalam. Alva menyentuh dua bulatan padat dengan satu tangannya. Ciumannya tidak terlepas bahkan semakin kasar dan menuntut.

Mendengar erangan dari istrinya membuat Alva bersemangat. Tangannya semakin gencar untuk meremas dua bongkahan padat tersebut.

"Ahhhh... Nghh.. Ahh..." Kylie melenguh halus merasakan tangan itu menyentuh payudaranya dengan gerakan seirama.

Alva melepas ciumannya dan beralih menyusuri leher jenjang istrinya. Memberi tanda kepemilikan disana. Hisapan serta jilatan di lakukannya menghasilkan sensasi aneh yang dirasakan pada tubuh Kylie.

"Ughhh...ahhhh... Nghhhh.."

Kylie melengkungkan tubuhnya. Desahannya hampir saja tidak terkontrol saat tangan besar Alva yang bebas ikut meremas kedua payudaranya.

"Ahhhh.... Pelanh..phelann..." ringisnya merasakan kekuatan remasan di payudaranya.

Alva gelap mata. Gairah tidak bisa di tahannya lagi. Matanya menatap mata sang istri.

"Aku tidak bisa menahannya lagi baby. Untuk menikmati dua benda kenyal ini." suara Alva serak akan gairah. Detik kemudian dia menurunkan wajahnya dan menghisap payudara Kylie dengan ganas dan kuat.

"Aaaahhhh... Ahhhh.." Kylie menjerit sambil tangannya mencengkram seprai untuk mengalihkan rasa nikmat yang begitu dalam.

Alva menghisap payudaranya layaknya bayi yang sedang menyusu. Begitu terus sembari berganti dengan payudara sebelahnya. Tangannya turut aktif tidak mau ketinggalan untuk meremas. Alva benar-benar membuat istrinya melayang. Permainannya benar-benar ahli.

Kylie tidak kuat lagi selain terus mendesah, mendesah dan mendesah. Saat tangan itu menjalar ke bawah, seakan tersadar Kylie mendorong suaminya. Alva terkejut bukan main. Beruntung dirinya tidak sampai terjungkang ke belakang. Ia menatap istrinya dengan penuh tanya. Kylie tidak tau harus menjawab apa memilih untuk pergi ke kamar mandi dan mengurung dirinya di sana untuk sementara waktu.

×××

Ditafeb

Halo Semua 🥰 Aku sangat berharap jika kalian menyukai cerita ini. Terus dukung aku ya❤️

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status