Ciuman Alva terasa kasar dan menyakitkan dalam waktu bersamaan. Kylie harus menopang tubuhnya sendiri dan membiarkan tubuh lainnya dikendalikan oleh Alva. Memberontak pun tak ada gunanya. Karena pria itu sedang dilanda oleh emosi. Lambat laun Kylie merasakan jika ciuman Alva mulai melembut seiring berjalannya waktu.
Alva seperti tidak ingin melepaskan. Hingga akhirnya mau tidak mau Kylie jatuh kembali ke dalam jurang yang dibuatnya sendiri. Kylie membalas pagutan lembut yang diberikan Alva. Kylie terbuai oleh sentuhan Alva. Hatinya ingin menolak. Namun, tubuhnya berkata lain. Tubuh dan hatinya tidak bekerja sama. Mereka berjalan berlawanan arah. Alva melepaskan ciumannya saat dirasa cukup untuk melampiaskan emosi. Ia memandang wanita yang sebentar lagi menyandang status sebagai istrinya. Tinggal hitungan 2×24 jam maka status tersebut sudah tersemat untuk selamanya. "Bisa kau jelaskan ke mana kau seharian ini, Baby? Kau membuatku khawatir. Telepon, chat, semuanya tidak kau balas. Bisa kau jelaskan, hmm?" Nada suara Alva berubah dingin. Kylie tau pria di depannya ini berusaha mati-matian untuk menahan emosinya, tapi apa pedulinya. "Kylie Victoria Houston! Gunakan mulutmu untuk berbicara!!" tegas Alva. "Aku bertemu dengan teman." "Siapa? Laki-laki atau ..." Lihatlah! Alva berubah menjadi pria yang protective. "Perempuan," jawab Kylie malas memotong perkataan Alva yang berujung pada perdebatan tiada ujung. "Lalu kenapa handphone.." Kylie mengeluarkan handphonenya dari dalam tas. "Lihat! Baterai ponselku habis. Jadi aku tidak bisa memberi kabar padamu." Kylie menjawabnya berdasarkan fakta. Alva mengembuskan napasnya kasar. Ia menjauh dari atas tubuh Kylie dan duduk di kursi kemudi. "Kau tau Baby, aku mengkhawatirkanmu seharian ini. PikiranKu kalut saat tidak ada satu pun kabar darimu. Aku mencoba untuk menghubungimu, tapi tidak bisa dan melihatmu berada di sana tadi dengan pakaian seperti itu, berhasil memancing emosiku." Kylie mengerutkan kening seraya memandang pria di sebelahnya. Alva balas memandang Kylie. "Untuk yang tadi, aku tidak akan meminta maaf. Itu adalah konsekuensi yang harus kau terima. Kau dengar, Baby?" Kylie memutar bola matanya malas. Ia pikir Alva akan meminta maaf kepadanya karena telah bertindak seperti tadi. Namun, ternyata dugaannya salah. Oh my god! Apa sekarang dirimu mengharapkan permintaan maaf dari pria itu, Kylie. Sulit di percaya! tegur batinnya. Entahlah, dirinya juga tidak tahu mengapa dia mengharapkan hal yang tidak seharusnya diharapkan. Permintaan maaf pria itu? Cih! "Sebaiknya kita pulang. Hari sudah menjelang malam, Baby," ujar Alva dan mengendarai mobilnya untuk pulang. Bersyukur jalanan tidak terlalu macet. Jadi tidak memakan banyak waktu selama perjalanan. Mereka sampai di kediaman Houston. Romina dan Daniel langsung menyambut mereka. Tidak lupa Math dan Edymar juga sedang berkumpul di ruang tamu. "Kalian sudah datang sayang? Mom kira kalian akan menginap di hotel malam ini," gurau Romina. Mata Kylie melotot. Dirinya baru pulang dan disambut dengan pertanyaan seperti itu. "Tidak boleh! Mereka belum sah, Darling," kata Daniel. "Aku hanya bercanda, Sayang. Dulu pun kau juga seperti itu." Romina terkekeh. Math menggelengkan kepala melihat kelakuan ibunya yang tidak tahu kondisi itu. Diumur yang sudah tua saja, ibunya masih mempunyai sifat seperti seorang gadis umur dua puluh tahunan. Sangat ajaib! Kylie mengerucutkan bibirnya melihat semua orang tengah menertawai dirinya. Apalagi melihat kakak dan kakak iparnya seperti memadu kasih di depan matanya. "Besok kau sudah menikah jadi bersabarlah jika ingin sepertiku," ujar Math mengejek adiknya yang tengah menatapnya. Kylie mendelik tajam. Edymar lagi-lagi hanya tertawa melihat tingkah laku dua saudara tersebut. Tangannya sesekali mengelus perutnya yang sudah terlihat membuncit diikuti tangan suaminya. "Mom, lihat Kak Math! Dari tadi dia mengejekku terus," adu Kylie. "Sudah mau menikah saja, kau masih suka mengadu. Dasar anak kecil!" Merasa tidak terima disebut seperti itu, Kylie menatap nyalang kakaknya. Daniel dengan cepat melerai sebelum terjadi perang dingin di rumahnya. "Kau pun juga sama, Son, Dari tadi kerjaanmu hanya mengikuti pantat istrimu saja. Dia ke dapur, kau mengikuti di belakang. Dia di taman, kau juga membuntuti dari belakang seperti ketan. Bahkan dia di sofa pun, kau menghimpitnya terus menerus. Apa itu tidak beda jauh dari anak kecil yang seakan kehilangan induknya." Skakmat! Math diam tidak bersuara. Benar yang dikatakan ayahnya. Selama masa kehamilan istrinya itu, ia seakan tidak ingin berada jauh-jauh dari sisi istrinya. Udara seakan lenyap begitu saja, saat Math tidak di samping istrinya, Edymar. Bahkan pekerjaan kantor pun ia biarkan lalai begitu saja. Kylie tertawa melihat kakaknya mati kutu di depan ayahnya. Rasanya bahagia sekali bisa membalas sang kakak. Walaupun, yah … ayahnya yang mengucapkan hal tersebut. Tidak ingin harga dirinya jatuh begitu saja, Math mengalihkan topik pembicaraan. "Bagaimana dengan rumah yang kau bilang padaku?" tanya Math kepada Alva. "Seperti biasa. Tidak ada halangan." Math mengangguk. Daniel dan Romina menatap mereka penuh tanda tanya. Begitu pula dengan Kylie dan Edymar. "Tu-tunggu, rumah? Apa yang kalian bicarakan?" tanya Romina. Alva menghadap ke semua orang untuk memberi penjelasan. "Setelah menikah, aku berencana ingin membawa Kylie untuk tinggal bersamaku. Aku sudah membeli rumah. Tidak terlalu besar memang dari rumah milik Mom dan Dad, tapi setidaknya cukup untuk keluarga kecil kami." "Kenapa harus pergi dan pindah. Apa mansion ini mempunyai kekurangan?" Wajah sedih Romina terlihat jelas. Alva menggeleng tanda tidak setuju dengan ucapan calon ibu mertuanya. "Bukan seperti itu, Mom. Aku hanya ingin membangun keluarga kecilku sendiri. Lagi pula setelah menikah, aku dan Kylie akan sering-sering mampir ke sini." "Sudahlah, Darling. Kita harus menghormati keputusan Alva." Romina mengangguk dengan senyuman. Sementara Kylie, ia merasa itu adalah peluang besar bagi dirinya untuk membuat kehidupan pernikahannya dengan Alva tidak seperti dengan pernikahan lainnya. Pernikahan yang penuh kepalsuan dan penderitaan di dalamnya. Setelah menghabiskan waktu berkumpul bersama. Alva pamit untuk pulang. Kylie mengantarnya sampai depan rumah. Walau dengan senyum terpaksa dan enggan untuk melakukannya. Kylie tetap mengantar Alva. Alva sendiri sedari tadi hanya menggenggam tangan Kylie sampai di depan pintu. "Besok hari pernikahan kita. Istirahatlah yang cukup malam ini. Jangan begadang dan tidurlah. Aku pamit pulang," ujar Alva lalu mengecup kening Kylie lama dan turun sekilas di bibirnya sebelum pergi. Kylie memandang nanar. "Setelah hari esok adalah hari penderitaanmu Alva di dalam pernikahan ini," gumam kylie. Matanya terus menyorot tajam kepada Alva yang tengah melambaikan tangannya sebelum masuk ke dalam mobil. o0oHari pernikahan Alvarez dan Kylie telah tiba. Semua para tamu dibuat terkejut dengan tampang memuja dari mereka semua. Jika orang terkaya dan berada pasti akan mengadakan pesta menggelegar dan istimewa yang tentunya diadakan di gedung besar atau tempat mewah lainnya.Namun, lain halnya dengan pernikahan putri bungsu Romina dan Daniel Evans Houston. Pernikahan kali ini sukses membuat para awak media menyorotnya. Bagaimana tidak? Pernikahan tersebut dilaksanakan di alam terbuka yang berdominan warna hijau dan putih.Hiasannya terlihat istimewa dan memukau. Para tamu yang berdatangan. Baik rekan maupun kolega bisnis sangat-sangat memujinya."Kau benar-benar menggemparkan seluruh dunia Daniel. Aku tidak menyangka. Ini adalah kejutan besar buat dunia," kata rekan bisnis Daniel. Daniel tertawa menanggapi. Tidak hanya satu atau dua orang yang mengatakannya. Melainkan hampir seluruh yang berdatangan. Daniel sangat salut dengan keputusan Alva. Ia tidak menyangka jika laki-laki yang telah
Alvarez turun dari mobilnya. Ia membukakan pintu mobil untuk istrinya keluar. Alva benar-benar memperlakukan Kylie seperti halnya sebuah berlian. Mungkin wanita lain akan sangat terpana saat di perlakukan sedemikian rupa. Tapi untuk kesekian kalinya lagi perlakuan seperti iu sangat tidak berpengaruh oleh diri Kylie sendiri. Kylie tersenyum masam dalam hati muak dengan perlakuan pria yang berstatus suaminya itu. Rasanya ia ingin kabur melarikan diri daripada hidup dengan pria hasil jebakannya.Alvarez menggemgam tangan Kylie saat turun dari mobil. Saat tubuh Kylie telah berdiri dengan sempurna Alvarez merangkul pinggangnya memasuki rumah mereka."Selamat datang di rumah kita, baby." kata Alva.Kylie memasuki rumah mereka. Rumah yang terlihat sederhana tapi memberi kesan elegant bagi penglihatnya. Ekspresi kagum sempat Kylie tunjukka sebelum sebuah tangan kekar memeluk pinggangnya dari belakang."Kamu menyukainya, baby." Kylie mengangguk. Alvarez menjatuhkan wajahnya ke pundak Kylie. M
• Bagiku semuanya terasa hambar. Bahkan aku berinisiatif membuatmu menderita di dalam pernikahan ini.• Kylie Victoria Houston ××× Pagi menjelang yang dirasakan oleh sepasang pengantin baru ini berbeda saat pelupuk mata terbuka. Kehidupan yang dulu telah berubah 360 derajat. Pagi yang biasanya di lalui sendirian kini berganti menjadi sebuah kebersamaan. Tidak ada lagi yang namanya sendirian di dalam ikatan sakral sebuah pernikahan. Tidak adalagi kata aku dan orang lain di dalamnya. Yang ada adalah kata kita di dalamnya. Sebuah pernikahan adalah bentuk lembaran baru yang di bina dan dibangun bersama. Setiap orang selalu mendambakan dimana saat dirinya telah menikah. Bagaimana caranya ia mengurus rumah tangga dan lain sebagainya. Kylie Victoria Houston yang kini telah menyandang status 'Hulgo" di belakang namanya. Membuka mata dan merasakan perbedaan dari biasanya. Sebuah tangan kekar yang memeluk tubuhnya dari belakang. Sejak semalam tangan itu tidak pernah berpindah tempat. Selalu
Sejak kejadian panas di pagi hari itu menimbulkan sedikit perbedaan antara dua orang ini. Yang Satu memilih bersikap seperti biasa saja dan yang satunya memilih mengalihkan suasana agar tidak mengalami kecanggungan. Alva mencoba menetralisasikan suasana. Walaupun di dalam hatinya banyak sekali pertanyaan tentang kejadian tadi. Kejadian itu seolah-olah istrinya menolaknya secara tidak langsung. Tidak ingin berpikir negatif tentang apa yang sebenarnya terjadi, Alva memilih diam sembari tangannya membolak-balikan koran. Kylie datang dengan membawakan secangkir coffee untuk suaminya. "Coffee untukmu," ujarnya. Alva menerimanya dengan hangat. Merasakan kecanggungan yang terjadi antar keduanya Kylie memecahkan keheningan. "Maafkan aku," ucapnya pelan. Bahkan sangat pelan hingga nyaris seperti bisikan. Alva menatap istrinya aneh. Menyadarinya Kylie segera melanjutkan kembali ucapannya. "Kejadian pagi tadi, maafkan aku. Tidak seharusnya aku mendorongmu." Kylie tertunduk dalam. Hal itu me
Bagi Kylie memasak bukanlah hal yang sulit. Memasak baginya adalah hal yang mudah. Namun kenapa banyak sekali kaum wanita yang tidak suka dengan hal memasak. Seperti saat ini, gadis yang sudah berubah status menjadi istri itu tengah melakukan kewajibannya di dapur. Memasak makanan untuk dirinya dan suaminya. Usai tadi menyusun bahan belanjaanya ke dalam kulkas, sekarang waktunya untuk menyiapkan makanan. Di tengah kesibukannya suaminya datang, apalagi jika bukan untuk mengganggu kegiatannya. Entah bagaimana ceritanya hal ini sudah masuk ke dalam list pria itu setiap harinya. Alva datang dengab kedua tangan berada di saku kanan dan kiri celananya. Niat untuk mengganggu sekaligus menggoda istrinya malah dia yang tergoda dengan penampilan istrinya saat ini. Memakai baju santai selengan di sertai celana pendek diatas lutut. Belum lagi rambut panjangnya yang tergerai begitu saja. Kylie membalikkan tubuhnya kemudian bersitatap kepada suaminya.
"Baby! Sayang! Honey! Cinta!!" Kylie memutar bola matanya jengah. "SAYANG! BABY!" Ini tidak bisa di biarkan. Kylie mulai menyerukan suaranya. "Aku disini sayang. Di belakang taman rumah." Tidak mendengar tanggapan suaminya, Kylie berpikir mungkinkah suaminya mendengarnya atau tidak. Tanda tanya di kepalanya akhirnya terjawab saat merasakan pelukan hangat dari belakang tubuhnya. Tubuhnya bersandar dan bersentuhan di dada bidang yang tegap dan kokoh. Siapa lagi pemiliknya jika bukan Alva, suaminya. "Pagi-pagi aku melihatmu tidak ada di sampingku. Rasanya duniaku runtuh." "Dan sekarang aku berada di pelukanmu." Alva terkekeh. "Sudah semestinya begitu. Kamu berada di pelukanku." "Ya..ya..ya., terserahlah." Kylie melepaskan pelukan suaminya. Tetapi Alva tidak membiarkannya begitu saja. Dia malah semakin mempererat pelukannya.
~Mansion's Houston~Segala persiapan bulan madu sudah di persiapkan. Mulai dari tiket, check-in hotel, dan keperluan mereka. Alva melarang istrinya membawa koper yang berisi terlalu banyak pakaian. Dengan alasan dia bisa membelinya nanti ketika di sana. Kabar bulan madu mereka sudah terdengar sampai keluarga Houston. Daniel dan istrinya, Romina tentu merasa sangat senang sekali. Mereka berharap bulan madu anak dan menantunya itu membuahkan hasil. Kylie sendiri memutar bola matanya malas melihat keambiusan mommy-nya."Mom berharap pulang dari kalian bulan madu langsung membawa kabar gembira untuk kita semua.""Mom!" seru Kylie penuh peringatan."Apa? Kenapa? Bukannya itu kan yang di lakukan saat berbulan madu? Membuat baby?" goda Romina kepada putri bungsunya."Mom, kak Edy saja belum brojol tapi mom sudah mengharapkan ke yang lain.""Apa salahnya? Mom hanya menerima bukan membuat. Tentu saja mom senang jika mendapatkan dua cucu s
Nikmatin lagunya yah guys😂Song : Ed Sheran-How would you feel❤❤~~~Penerbangan mereka jatuh pada malam hari. Usai melewati beberapa prosedur memasuki pesawat. Kylie bersama Alva tengah duduk nyaman di kursi kelas atas. Mereka akhirnya berangkat bulan madu sesuai perencanaan mereka. Alva memberitaunya jika tujuan bulan madu mereka adalah di sebuah pulau berada di Australia bernama Lake Mckenzie. Masih terngiang di ingatakan Kylie waktu ia mencari informasi tentang pulau tempat dimana mereka akan menikmati bulan madu.Lake McKenzie, AustraliaLake McKenzie adalah salah satu danau yang airnya murni berasal dari hujan. Tidak dialiri oleh sungai dan tak bermuara ke laut. Selain itu, pasir yang ada di dasar maupun di tepi danau berwarna putih, tidak hanya indah tapi juga lembut saat sedang bersama pasangan berjalan di atasnya. Danau ini juga dikenal memiliki perpaduan warna air biru dan hijau yang jernih serta mempesona. Sangat layak bagi