Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat

Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Oleh:  Rea.FOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
149Bab
9.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Wulan hanyalah anak haram. Kehadirannya sudah pasti tidak disenangi. Dia dijadikan tumbal, harus bersedia menikahi Tuan Muda Cacat demi menyelamatkan perusahaan sang ayah. Dia tidak bisa menolak. Tetapi pernikahannya ini, justru merubah seluruh kehidupannya dan Tuan muda cacat itu. “Dia diracuni!” Kata Wulan, ketika mengetahui kondisi suaminya. “Kalau begitu, tolong selamatkan Tuan muda!” Mohon bibi pengasuh. “Jadilah istriku satu-satunya dan untuk selamanya. Akan kuberikan seluruh kebahagiaan untukmu.” Pinta Tuan Muda Saka, setelah dia sembuh dari cacatnya.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1. Kamu Harus Membalas Budi

Di sebuah ruangan kantor, terdengar sepasang suami istri yang sedang berbicara pada seseorang dengan nada memohon.

Mereka adalah orang tua Wulan, gadis malang yang kerap kali diperlakukan berbeda.

"Tolong kami, Tuan! Pilihlah Wulan, putri kami. Dia bisa menjadi istri yang baik dan patuh untuk keponakan anda. Saya berani menjamin untuk itu," ucap sang istri sambil menarik lengan suaminya untuk memberi kode agar sang suami ikut memohon juga.

"Kenapa kamu sangat yakin, Nyonya?" tanya tuan kaya raya itu, menatap wanita di depannya sambil mengerutkan keningnya.

"Karena kami mendidik putri kami dengan baik dari kecil, hingga dia tumbuh menjadi gadis yang patuh dan penurut."

Ada senyum penuh arti di sudut bibir si tuan kaya raya sebelum akhirnya dia menjawab, "Baiklah, dua hari lagi kami akan menjemput putrimu. Kalian akan mendapatkan imbalan seperti apa yang sudah kami janjikan."

**

"Yang kita lakukan ini, apa tidak keterlaluan, Bu? Selama ini, kita tidak pernah menyayangi Wulan dengan baik. Sekarang, malah akan menikahkan dia dengan pria cacat!" kata Gani dengan nada penuh penyesalan.

Tiara melotot marah mendengar keluhan suaminya. “Sudah untung aku bersedia menerima anak harammu itu di rumah ini! Meskipun menikah dengan pria cacat tapi pewaris tunggal perusahaan Grup Brahmana, itu sangat baik daripada tidak ada yang menginginkan Wulan! Lihatlah, betapa banyak orang yang ditolak oleh Tuan Abraham! Wulan sangat beruntung! Dia akan menjadi Nyonya kaya raya!”

“Lagian, ini demi menyelamatkan perusahaan kamu yang bangkrut itu. Sudah saatnya Wulan berkorban demi keluarga ini. Jangan hanya aku saja yang berkorban untuk menerima anak haram itu!”

Gani terdiam. Apa yang diucapkan istrinya itu memang benar kenyataan, meski di dalam hatinya terselip rasa tidak tega pada Wulan. Biar bagaimanapun juga, Wulan adalah anak dari wanita yang sangat dicintainya.

Wulan meremas kedua tangannya di bawah meja, gadis itu menggigit bibirnya setelah ibu tiri dan ayahnya selesai berbicara.

"Anggap saja ini sebagai balas budimu pada kami yang sudah mengurusmu hingga sebesar ini." Ucap tajam Tiara penuh penekanan.

Tidak ada yang bisa dilakukan Wulan selain hanya mengangguk. Menolak pun pasti tidak ada gunanya. Padahal Wulan tahu jika ini bukan perjodohan, melainkan penjualan atas dirinya.

Di sini, dia hanya dianggap gadis bodoh yang kerap kali dibedakan dengan dua adiknya. Terbukti, dari tiga anak-anak Gani, hanya dia yang tidak disekolahkan.

Dengan kata lain, dia dibiarkan bodoh oleh Tiara.

Demi bisa dianggap keluarga, demi bisa membantu keluarga yang sudah mau menerima anak haram seperti dirinya, dia bersedia. Meskipun dia tahu, jika mungkin akan sangat berat baginya.

Kedua orang di hadapannya itu menarik napas lega. Tiara tampak tersenyum senang, tidak peduli tetesan kristal bening yang sejak tadi sudah meleleh di pipi gadis yang duduk hadapan mereka itu.

Perlahan Wulan berdiri, dia melangkah menuju kamar sempitnya. Lalu bercermin, menatap bayangan dirinya sendiri di depan kaca. Ini adalah wajah bodohnya yang malang. Wajah yang mungkin sebentar lagi akan hilang dari mata mereka yang selalu memandang jijik padanya.

Pagi hari … Mood Wulan hilang mendadak. Matanya sayu memandang kosong. Tak ada yang dipikirkan kecuali pernikahannya yang akan menjelang besok.

Suara derap langkah terdengar. Seorang bibi pelayan keluarga ini masuk ke kamarnya dan menghampiri.

"Nona, Tuan Gani memanggil anda. Nona disuruh menemuinya sekarang."

"Ada apa?" Tanya Wulan tanpa menoleh pada Bibi pelayan itu.

"Ada utusan dari keluarga Brahmana. Katanya mereka ingin menjemput Nona hari ini." Jawab bibi pelayan, sambil berjalan mengambil koper besar milik Wulan dari atas lemari kayu usang yang ada di tepi ranjang kecil tempat tidur Wulan.

Wulan menoleh, dia terkejut saat melihat bibi pelayan mengambil kopernya. Dia lalu bertanya penuh kekhawatiran, “Untuk apa, Bi? Kenapa mengambil koperku?”

Bibi pelayan menoleh, ada raut kesedihan di wajah tuanya. Dia berkata dengan ragu-ragu, "Nyonya Tiara... dia, dia menyuruh bibi untuk membantu Nona berkemas."

"Berkemas?" Wulan langsung bangun dan duduk. Dahinya berkerut.

"Kata mereka tadi, hari ini Nona sudah harus tinggal di rumah keluarga Brahmana.” Saat mengatakan ini, kedua mata bibi pelayan berkaca-kaca. “Maafkan bibi ya, Non." Bibi pelayan menangis , seketika berhambur memeluk Wulan.

Pelayan itu bernama Bibi Sumi, satu-satunya orang yang selama ini menyayangi dan merawat Wulan dengan baik di sini. Dari Bi Sumi lah Wulan bisa membaca dan menulis secara diam-diam. Bahkan, wanita renta itu juga yang mengajarkan satu keahlian lain yang begitu langka pada Wulan, yaitu pengobatan totok terapi dan penguasaan herbal.

Wulan sudah mengerti dengan apa yang terjadi. "Sudah, Bi. Tidak apa-apa. Jangan bersedih. Aku akan baik-baik saja." Wulan menepuk lembut punggung wanita yang sudah tua itu, sambil berusaha menahan kesedihan dalam hatinya.

Dia berusaha untuk tidak menangis sedikit pun. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri, akan menunjukan pada semua orang, jika pernikahannya ini tidak akan membuatnya tertekan atau merasa menderita.

Wulan sudah bertekad, dengan keluarnya dia dari rumah ini, maka penderitaannya akan segera berakhir. Dia akan membuktikan, jika anak haram ini juga masih bisa berguna untuk mereka.

Bi Sumi melepaskan pelukannya dengan perlahan. Dia masih menangis, lalu melangkah membuka lemari, mengambil beberapa baju milik Wulan dan memasukkannya ke dalam koper. Setelahnya, wanita penuh kasih itu mengambil sebuah buku.

Buku tentang pengobatan yang pernah dia ajarkan pada Wulan. Bi Sumi memasukan buku itu sekaligus di koper.

"Bawa ini, siapa tahu di sana Nona membutuhkannya."

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
kharenza
baru mulai baca. ceritanya lumayan menarik. update terus ya Thor,
2024-11-30 13:14:43
0
149 Bab
Bab 1. Kamu Harus Membalas Budi
Di sebuah ruangan kantor, terdengar sepasang suami istri yang sedang berbicara pada seseorang dengan nada memohon.Mereka adalah orang tua Wulan, gadis malang yang kerap kali diperlakukan berbeda."Tolong kami, Tuan! Pilihlah Wulan, putri kami. Dia bisa menjadi istri yang baik dan patuh untuk keponakan anda. Saya berani menjamin untuk itu," ucap sang istri sambil menarik lengan suaminya untuk memberi kode agar sang suami ikut memohon juga."Kenapa kamu sangat yakin, Nyonya?" tanya tuan kaya raya itu, menatap wanita di depannya sambil mengerutkan keningnya."Karena kami mendidik putri kami dengan baik dari kecil, hingga dia tumbuh menjadi gadis yang patuh dan penurut." Ada senyum penuh arti di sudut bibir si tuan kaya raya sebelum akhirnya dia menjawab, "Baiklah, dua hari lagi kami akan menjemput putrimu. Kalian akan mendapatkan imbalan seperti apa yang sudah kami janjikan."**"Yang kita lakukan ini, apa tidak keterlaluan, Bu? Selama ini, kita tidak pernah menyayangi Wulan dengan baik.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-01
Baca selengkapnya
Bab 2. Penjemputan
"Kamu lambat sekali, sih! Calon keluarga pengantinmu sudah menunggumu. Tidak sabar untuk membawamu menemui calon suami cacatmu itu." Begitu Wulan turun, makian langsung terdengar dari adiknya, Jihan. Dia diam saja, tidak ingin melayani adiknya, yang satu ayah dan lain ibu itu."Lihatlah, Yuri. Belum apa-apa dia sudah sombong. Mau jadi istri pangeran cacat saja sudah berani sama kita. Aku ingin sekali mencekiknya." Tambah Jihan, kini mengajak adik bungsu mereka untuk turut berada di pihaknya."Sudah biarkan saja. Sebentar lagi dia akan pergi dari sini. Jangan mengganggu kak Wulan lagi." Kata Yuri, seolah ingin melindungi Wulan."Maaf, aku harus segera menemui ayah. Paham kan, ayah dan ibu akan marah kalau aku terlambat." Ucap Wulan melangkah kembali, meninggalkan dua adiknya itu."Dasar anak haram! Tidak tau diri!" Umpat Jihan.Wulan tidak mendengar, terus melangkah dan menghampiri orang tuanya yang sudah menunggu di ruang tamu.Dia bisa melihat, dua orang asing di depannya. Salah sat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-01
Baca selengkapnya
Bab 3. Menikah Juga.
Wulan sudah berada di kamar sementaranya. Dia juga tidak paham kenapa dia tidak dipertemukan dengan calon suaminya.Hanya saja menurut beberapa pelayan yang melayaninya, Tuan muda Saka, walaupun lumpuh dia tidak bisa sembarangan ditemui dan disentuh oleh siapapun. Hanya satu pelayan saja yang boleh melayaninya yaitu Bu Asri. Dan dua pelayan pria pilihan Tuan Abraham yang mendapat tugas untuk mengantarkan makanan dan keperluan tuan muda Saka ke kamarnya.Dan, waktu yang menegangkan bagi Wulan itu akhirnya benar-benar tiba. Hal yang sebenarnya tidak diinginkannya dan bahkan tidak pernah diimpikan seumur hidupnya, ternyata begitu menggetarkan hati gadis itu.Terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamar sementaranya."Nona, silahkan berganti baju dahulu. Saya akan menunggu di sini." Kata sekretaris Ang yang sudah berdiri di depan pintu bersama seorang pelayan wanita.Wulan hanya diam saja, dia tidak menjawab dan tidak mengangguk.Pelayan wanita itu masuk ke dalam kamarnya dan sekretaris
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-01
Baca selengkapnya
Bab 4. Banyak Yang Terlihat Baik Diluar.
Wulan sedikit bingung, tapi dia segera mengingat ucapan Bu Asri, jika Tuan Muda Saka tidak mau sembarangan disentuh oleh siapapun."Tuan, sekarang saya istri anda. Jadi tugas saya adalah melayani Tuan dan mengurus Tuan. Tidak apa-apa ya?" Kata Wulan dengan hati-hati. Dia yakin kalau Saka bisa mendengar ucapannya.Perlahan Wulan memegang kerah baju Saka kembali. Pria itu kini diam, meski pandangannya tertuju ke samping, tidak menatap Wulan.Wulan membuka kemeja Saka dengan lembut dan menggantinya dengan baju yang dia ambil dari lemari.Lalu dia kembali membuka lemari sebelah, berniat mencari celana untuk Saka, tapi dia melihat lemari itu penuh baju wanita. "Ini baju siapa?" Tanyanya, entah bertanya pada siapa."Itu baju anda, Nona. Saya yang menyiapkannya semalam." Wulan menoleh. Tiba-tiba Bu Asri sudah ada di belakangnya. "Bu?" "Maaf mengganggu. Saya mengantar makanan untuk kalian, Nona." Bu Asri meletakkan baki di atas meja."Terima kasih, Bu." Jawab Wulan yang langsung melangkah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-01
Baca selengkapnya
Bab 5. Aku Akan Mengurusmu Dengan Baik
Semenjak orangtuanya meninggal, Saka tidak pernah mendapatkan kasih sayang, kecuali dari sang kakek dan neneknya yang sekarang sedang ada di rumah sakit luar negri. Apalagi setelah dia sakit. Baru kali ini dia bisa merasakan kehangatan hati dari seseorang. Tidak disadari, Saka tersentuh hatinya dan menatap wajah ayu Wulan. Yang ditatap tidak sengaja juga menatapnya. Kedua mata mereka saling memandang. Bibir Saka bergerak, seperti ingin berbicara, tapi hanya sekilas, lalu pria itu mengalihkan pandangannya.Bu Asri bicara kembali. "Nona, pesan saya hanya satu. Jangan mudah percaya dengan siapapun. Dan maaf, saya sudah banyak berbicara dengan anda." Ucap Bu Asri, melirik Saka yang tersenyum tipis padanya.Bu Asri berdiri dan berpamitan. "Cepat sembuh ya, Tuan Muda. Kami semua merindukan Tuan Muda yang dulu." Ucap Bu Asri pada Saka.Setelah Bu Asri pergi, Wulan membantu Saka untuk berbaring diranjang. Dia menambah bantal untuk pinggang Saka dan memposisikan kepala Saka di sandaran ranja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-01
Baca selengkapnya
Bab 6. Cerita Dua Tahun Yang Lalu
"Apa mungkin maksud Bu Asri,.. Tuan Abraham mempunyai niat tertentu dengan pernikahan ini?" Gumamnya. "Hah!" Saat menyadari sesuatu yang salah, Wulan segera menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Dia menoleh dan menatap Saka yang masih setia memandangnya. "Tuan Abraham… mengincar harta keluarga ini? Dan pernikahan ini hanyalah dijadikan sebagai alat?" Wulan yang bodoh seperti berusaha untuk menebak. "Aku harus menyelidikinya. Jika benar begitu, aku akan menyelamatkan harta yang seharusnya milik Tuan muda Saka. Benar begitu, kan Tuan Muda?" Wulan bertanya pada Saka. Saka hanya tersenyum lagi. Kali ini matanya tidak lepas dari wajah gadis itu. Yang dipandang jadi tersipu malu. "Kenapa menatapku seperti itu, Tuan? Aku jelek ya?" Wulan menggulung-gulung rambutnya dengan jari. Saka mengangguk, membuat Wulan langsung cemberut. "Namanya juga orang susah, Tuan. Tidak punya modal untuk skincare. Mahal, Tuan? Saya diberi makan saja, sudah untung." Wulan malah curhat. Sedangkan Saka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-06
Baca selengkapnya
Bab 7. Dimarahi
"Saka mencari kakek ke mana-mana." Pria itu segera menghampiri dan memeluk si kakek. "Kenapa keluar rumah sendirian, Kek?" Pria yang ternyata Saka itu bertanya khawatir pada kakeknya."Maaf, Saka. Kakek pikir, tidak akan tersesat. Untung ada gadis baik ini yang mau menolong kakek saat jatuh di sana tadi." Jawab Kakek Abian menoleh pada Wulan. Wulan hanya menunduk tanpa melihat wajah Saka. Meski melihat pun, saat itu juga percuma, dia tidak akan bisa mengenali wajah Saka yang memakai masker hitam. Itu memang biasa dilakukan Saka saat di luar rumah. "Ya Tuhan, Kakek? Saka panik mencari Kakek. Kakek tidak apa-apa tapi, kan?" Tanya Saka. "Sudah, tidak apa-apa. Gadis itu menolong kakek dan memijat kaki kakek yang sakit." Saka menoleh dan menatap Wulan. "Terima kasih sudah menolong kakekku."Wulan hanya mengangguk. Dengan melihat keharmonisan mereka berdua, dia bisa langsung paham jika pria itu adalah cucu sang kakek. "Lain kali, jangan keluar rumah sendiri, walaupun hanya berolahrag
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-06
Baca selengkapnya
Bab 8. Menemui Wulan
"Maafkan ibu ya, sayang? Sana masuk. Belanjaan nanti biar Ibu yang beresin." Suara lembut Tiara sambil mengelus punggung Wulan. 'Ibu?' Saka terbengong mendengar Tiara menyebut ibu. Wulan yang ketakutan, langsung memilih masuk tanpa berkata apapun pada mereka. "Apa dia juga anak Nyonya?" Karena penasaran, Saka bertanya. "Ah, iya Tuan. Tapi hanya anak tiri. Anaknya memang sedikit bodoh dan liar. Suka membuat masalah dan mengesalkan. Tapi tidak apa-apa. Sudah dari kecil memang begitu. Saya memakluminya." Jawab Tiara. 'Maklum katamu? Memaklumi kok marah sampai mau memukul.' Maki Saka di dalam hati. "Oh, baiklah Nyonya. Jangan memarahinya lagi. Tadi dia menolong kakek saya yang jatuh di jalan. Dan kami mengantarnya pulang. Takut dia semakin terlambat dari belanja sayurannya." Kata Saka. "Iya, Tuan. Terima Kasih sudah mengantar anak saya. Bagaimana kalau Tuan masuk dulu dan minum?" Tawar Tiara. Saka berpikir sejenak. "Sepertinya saya tidak bisa Nyonya, saya harus mengantar k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-06
Baca selengkapnya
Bab 9. Awal Mula Penderitaan Saka
Yang disapa terkejut bukan kepalang, terlebih mengingat wajah bermasker itu. Wulan langsung menggeser kakinya untuk beberapa langkah. "Tu, Tuan. Ada apa? Ada keperluan apa? Pergilah. Pergi! Saya.. saya tidak.. saya tidak menggoda Tuan." Wulan ketakutan, bukannya menatap Saka yang menyapanya, dia malah memutar kedua bola matanya ke sekeliling. Seolah takut ada yang melihat jika Saka sudah menyapanya. "Hei, kamu kenapa? Siapa yang menuduhmu menggoda?" tanya Saka. Dia sendiri jadi bingung melihat gelagat ketakutan dari Wulan. Wulan tidak menjawab, tapi langsung berlari ke jalan untuk menyetop angkot. Saka tidak diam saja, dia langsung mengejar Wulan. "Tunggu dulu. Aku akan mengantarmu, ya?" Saka menangkap pergelangan tangan Wulan. "Jangan, Tuan! Tidak, jangan. Tidak usah!" Wulan menjawab dengan cepat. "Kamu kenapa? Kamu takut denganku? Apa kamu lupa denganku? Hei, aku ini cucunya kakek yang kamu tolong kemarin! Masih ingat?" Saka berusaha meyakinkan Wulan. Dia sempat ingin melepa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-07
Baca selengkapnya
Bab 10. Apa Harus Membersikan Itunya Juga?
Lalu Wulan? Wajah gadis itu masih saja ada di benaknya. Gadis yang sudah menyita rasa penasaran Saka. Tapi tidak mungkin untuk sekarang, jangankan untuk berbuat sesuatu untuk Wulan, untuk dirinya saja dia tidak mampu lagi dan harus mengandalkan orang lain. Tapi tidak untuk Sekretaris Ang. Pria dewasa itu terus mencari tahu tentang Wulan. Gadis yang sudah menarik hati Tuan mudanya. Sekretaris Ang mulai menyusun rencana untuk bisa membawa Wulan ke sisi Tuan mudanya. Sampai di kemudian hari, saat Abraham mencarikan jodoh untuk Saka... Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh sekretaris Ang. Sekretaris Ang mengarahkan Abraham kepada Wulan agar Abraham mau menerima Wulan sebagai istri Tuan muda Saka. Itu pun sudah dengan persetujuan dari Saka sendiri, yang langsung mengangguk ketika mendengar rencana Sekretaris Ang. "Saya pastikan gadis ini akan segera di sisimu, Tuan Muda. Saya berjanji." Kata Ang. Sekretaris Ang menunjukkan sebuah foto seorang gadis pada Abraham. Ini sudah yang kese
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-07
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status