Home / Rumah Tangga / Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat / Bab 4. Banyak Yang Terlihat Baik Diluar.

Share

Bab 4. Banyak Yang Terlihat Baik Diluar.

Author: Rea.F
last update Last Updated: 2024-09-01 21:12:01

Wulan sedikit bingung, tapi dia segera mengingat ucapan Bu Asri, jika Tuan Muda Saka tidak mau sembarangan disentuh oleh siapapun.

"Tuan, sekarang saya istri anda. Jadi tugas saya adalah melayani Tuan dan mengurus Tuan. Tidak apa-apa ya?" Kata Wulan dengan hati-hati.

Dia yakin kalau Saka bisa mendengar ucapannya.

Perlahan Wulan memegang kerah baju Saka kembali. Pria itu kini diam, meski pandangannya tertuju ke samping, tidak menatap Wulan.

Wulan membuka kemeja Saka dengan lembut dan menggantinya dengan baju yang dia ambil dari lemari.

Lalu dia kembali membuka lemari sebelah, berniat mencari celana untuk Saka, tapi dia melihat lemari itu penuh baju wanita. "Ini baju siapa?" Tanyanya, entah bertanya pada siapa.

"Itu baju anda, Nona. Saya yang menyiapkannya semalam."

Wulan menoleh. Tiba-tiba Bu Asri sudah ada di belakangnya. "Bu?"

"Maaf mengganggu. Saya mengantar makanan untuk kalian, Nona." Bu Asri meletakkan baki di atas meja.

"Terima kasih, Bu." Jawab Wulan yang langsung melangkah kembali mendekati Saka.

"Apa Tuan mau makan?" Tanya Wulan.

Saka kali ini mengangguk, melihat itu Bu Asri tersenyum senang. Dia segera mengambil piring berisi makanan dan mengulurkannya pada Wulan.

Wulan menyendok nasi dan menyodorkannya pada mulut Saka.

Lama, Saka terdiam, menatap Wulan yang tersenyum hangat penuh persahabatan padanya. Saka pun membuka mulutnya.

"Alhamdulillah!" Gumam Bu Asri, perempuan itu lega melihat Tuan Mudanya mau disuapin oleh Wulan.

"Bu, boleh aku bertanya?" Wulan menoleh pada Bu Asri.

"Silahkan, Nona?"

"Sejak kapan Tuan muda sakit seperti ini?" Tanya Wulan.

Bu Asri tidak segera menjawab, malah melangkah menghampiri pintu dan menguncinya, kemudian berjalan kembali mendekati Wulan yang masih setia menyuapi Saka.

"Tuan muda sakit sejak dua tahun yang lalu. Tidak lama dari Tuan besar dan Nyonya besar meninggal karena kecelakaan. Awalnya, Tuan Muda hanya demam biasa. Lama kelamaan Tuan muda tidak dapat berjalan dan kemudian tidak dapat berbicara." Jelas Bu Asri.

"Nona, saya minta ketulusan nona dalam menemani Tuan Muda ya? Jangan tinggalkan Tuan Muda sendirian. Kasihan Tuan Muda, sejak Tuan besar dan Nyonya meninggal tidak ada lagi yang tulus padanya, kecuali Tuan Abian dan Nyonya Sulis. Sebenarnya Tuan muda adalah orang yang baik dan ramah. Tapi saya tidak menyangka jika Tuan Muda mendapat ujian seberat ini." ucap Bu Asri.

"Tuan Abian dan Nyonya Sulis? Siapa mereka, Bu?" Wulan menyerngitkan alisnya.

"Nenek dan kakek Tuan muda. Saat ini mereka sedang berada di rumah sakit karena Tuan Abian sedang dirawat di sana. Bahkan mereka tidak tahu kalau hari ini Tuan muda menikah." Jawab Bu Asri.

Wulan merasa aneh, merasa jika memang ada kejanggalan dengan pernikahan mereka ini. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan dan kesannya terburu-buru sekali. Apa lagi mengingat sikap datar dan tidak ramahnya Tuan Abraham dan Nyonya Sintia.

Lalu mengingat surat perjanjian yang harus ia tandatangani itu. Wulan menebak jika memang ada yang tidak beres.

"Apa Tuan muda tidak pernah di bawa berobat?" Tanya Wulan lagi.

"Sebenarnya sudah. Bahkan dokter dari luar negeri pun sudah diundang kemari. Tapi...." Bu Asri tidak melanjutkan kata-katanya.

Sampai Wulan bertanya. "Tapi apa, Bu? Tidak ada hasilnya, begitu?"

"Nona. Apa boleh saya berpesan?"

"Tentu, Bu."

"Nona percaya pada saya?" Bu Asri seperti ingin menegaskan sesuatu.

Wulan mengangguk. Dia merasa perlu mempercayai Bu Asri. Karena perempuan itu, satu-satunya yang dia kenal dan dekat di rumah ini.

"Apa menurut nona, Tuan Abraham dan Nyonya Sintia benar-benar peduli pada Tuan muda?" Tanya Bu Asri.

"Sepertinya begitu, Bu. Buktinya, mereka mencarikan istri Tuan muda sampai rela mengeluarkan uang yang begitu besar." Jawab Wulan sesuai dengan apa yang dia ketahui.

"Tidak seperti yang Nona pikirkan." Ucap Bu Asri.

"Maksud Ibu?"

"Banyak yang terlihat baik di luar, tapi justru itu yang sangat berbahaya. Berhati-hatilah, Nona."

"Bu," Wulan seperti tidak puas dengan jawaban Bu Asri.

"Apa Nona tahu, maksud dari Tuan Abraham mencarikan istri untuk Tuan Muda?"

"Ya, mungkin agar ada yang mengurus Tuan Muda." Wulan menjawab.

Bu Asri menggeleng. "Mereka adalah keluarga terkaya di kota ini. Jika masalah pengurus atau pelayan, bisa dengan sangat mudah membayarnya."

"Lalu..?" Wulan semakin tidak mengerti.

"Karena saat ini Nona sudah menjadi istri Tuan Muda, sepertinya Nona perlu sedikit mengetahuinya. Selanjutnya, Nona hanya perlu menjaga Tuan Muda dengan baik. Saya tahu Nona gadis yang baik, dan saya yakin Nona tidak mungkin tega menyakiti Tuan Muda."

"Bu, sebenarnya ada apa?" Wulan semakin tidak paham.

Da menyimpan piring kosongnya dan meraih gelas untuk memberi minum Saka. Setelah itu Wulan segera menoleh pada Bu Asri, menunggu jawaban Bu Asri selanjutnya.

"Tuan muda Saka adalah pewaris tunggal kekayaan keluarga Brahmana, tapi dengan satu catatan setelah Tuan Muda menikah. Karena sekarang Tuan Muda sudah menikah, maka kekayaan ini resmi atas namanya. Dan semua orang juga tahu bagaimana keadaan Tuan Muda saat ini."

Bu Asri menjeda kalimatnya guna mengambil napas. "Keadaan yang tadinya diharapkan Tuan Muda untuk dirahasiakan, sekarang malah tersebar, seolah malah sengaja dipublikasikan." Ucap Bu Asri.

Kata-katanya sempat membuat Wulan tidak mengerti. Tapi dia berusaha mencernanya. "Jadi, maksudnya?"

"Siapa yang tidak tergiur dengan kekayaan Keluarga ini? Ditambah dengan keadaan Tuan muda saat ini. Bagi seseorang yang serakah, ini adalah kesempatan besar. Dan Nona, diyakini oleh Tuan Abraham sebagai wanita bodoh dan akan patuh dengan semua aturan serta perintah Tuan Abraham. Uang, bisa membuat orang lupa segalanya. Dan uang, bisa membuat orang berkhianat, kecuali orang-orang yang berhati tulus, Nona." Ucap Bu Asri.

Wulan semakin bingung.

"Apa Nona mau menikah dengan Tuan muda karena bayaran itu?"

Pertanyaan Bu Asri kali ini membuat Wulan terdiam, matanya berkaca-kaca dan setitik kristal jatuh ke pipinya. Dia mengingat nasibnya yang ditukar demi sekoper uang balas budi.

Saka sendiri melihat itu. Wulan segera menyekanya dan kembali melanjutkan suapannya.

"Tentu saja, Bu." Jawabnya membuat Saka kembali meliriknya. Yang dilirik tidak menyadarinya karena menunduk memainkan sendok di atas piring yang di pegangnya.

"Sebenarnya, aku juga tidak tahu apa-apa, Bu. Aku menerima pernikahan ini demi balas budiku pada keluarga yang sudah mau menampung anak haram sepertiku." Wulan mencoba bercerita latar belakang dia menerima pernikahan ini. "Aku pikir, jika aku keluar dari rumah itu setidaknya mereka akan senang. Dan aku tidak merepotkan mereka lagi." Kata Wulan.

"Tadinya, aku tidak bisa membayangkan pernikahan ini akan seperti apa." Wulan menatap Saka sekilas, lalu kembali melanjutkan ucapannya. "Tapi setelah melihat keadaan Tuan Muda Saka seperti ini, aku jadi mengerti. Mungkin Tuhan ingin aku menjaganya, dan menemaninya. Bu Asri, sekarang bisa mempercayakan itu padaku."

Wulan menatap sungguh-sungguh ke arah pelayan terpercaya Saka. Dia kembali berkata, "Sungguh, aku tidak berniat apapun dengan pernikahan ini. Kecuali, untuk berbakti. Pertama untuk ayahku, dan sekarang untuk suamiku. Percayalah, Bu.”

Wulan tidak menyadari jika semua ucapannya didengar oleh Saka. Hati pria itu seketika menghangat. Kehangatan yang sudah lama tidak dia rasakan.

Related chapters

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 5. Aku Akan Mengurusmu Dengan Baik

    Semenjak orangtuanya meninggal, Saka tidak pernah mendapatkan kasih sayang, kecuali dari sang kakek dan neneknya yang sekarang sedang ada di rumah sakit luar negri. Apalagi setelah dia sakit. Baru kali ini dia bisa merasakan kehangatan hati dari seseorang. Tidak disadari, Saka tersentuh hatinya dan menatap wajah ayu Wulan. Yang ditatap tidak sengaja juga menatapnya. Kedua mata mereka saling memandang. Bibir Saka bergerak, seperti ingin berbicara, tapi hanya sekilas, lalu pria itu mengalihkan pandangannya.Bu Asri bicara kembali. "Nona, pesan saya hanya satu. Jangan mudah percaya dengan siapapun. Dan maaf, saya sudah banyak berbicara dengan anda." Ucap Bu Asri, melirik Saka yang tersenyum tipis padanya.Bu Asri berdiri dan berpamitan. "Cepat sembuh ya, Tuan Muda. Kami semua merindukan Tuan Muda yang dulu." Ucap Bu Asri pada Saka.Setelah Bu Asri pergi, Wulan membantu Saka untuk berbaring diranjang. Dia menambah bantal untuk pinggang Saka dan memposisikan kepala Saka di sandaran ranja

    Last Updated : 2024-09-01
  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 6. Cerita Dua Tahun Yang Lalu

    "Apa mungkin maksud Bu Asri,.. Tuan Abraham mempunyai niat tertentu dengan pernikahan ini?" Gumamnya. "Hah!" Saat menyadari sesuatu yang salah, Wulan segera menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Dia menoleh dan menatap Saka yang masih setia memandangnya. "Tuan Abraham… mengincar harta keluarga ini? Dan pernikahan ini hanyalah dijadikan sebagai alat?" Wulan yang bodoh seperti berusaha untuk menebak. "Aku harus menyelidikinya. Jika benar begitu, aku akan menyelamatkan harta yang seharusnya milik Tuan muda Saka. Benar begitu, kan Tuan Muda?" Wulan bertanya pada Saka. Saka hanya tersenyum lagi. Kali ini matanya tidak lepas dari wajah gadis itu. Yang dipandang jadi tersipu malu. "Kenapa menatapku seperti itu, Tuan? Aku jelek ya?" Wulan menggulung-gulung rambutnya dengan jari. Saka mengangguk, membuat Wulan langsung cemberut. "Namanya juga orang susah, Tuan. Tidak punya modal untuk skincare. Mahal, Tuan? Saya diberi makan saja, sudah untung." Wulan malah curhat. Sedangkan Saka

    Last Updated : 2024-09-06
  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 7. Dimarahi

    "Saka mencari kakek ke mana-mana." Pria itu segera menghampiri dan memeluk si kakek. "Kenapa keluar rumah sendirian, Kek?" Pria yang ternyata Saka itu bertanya khawatir pada kakeknya."Maaf, Saka. Kakek pikir, tidak akan tersesat. Untung ada gadis baik ini yang mau menolong kakek saat jatuh di sana tadi." Jawab Kakek Abian menoleh pada Wulan. Wulan hanya menunduk tanpa melihat wajah Saka. Meski melihat pun, saat itu juga percuma, dia tidak akan bisa mengenali wajah Saka yang memakai masker hitam. Itu memang biasa dilakukan Saka saat di luar rumah. "Ya Tuhan, Kakek? Saka panik mencari Kakek. Kakek tidak apa-apa tapi, kan?" Tanya Saka. "Sudah, tidak apa-apa. Gadis itu menolong kakek dan memijat kaki kakek yang sakit." Saka menoleh dan menatap Wulan. "Terima kasih sudah menolong kakekku."Wulan hanya mengangguk. Dengan melihat keharmonisan mereka berdua, dia bisa langsung paham jika pria itu adalah cucu sang kakek. "Lain kali, jangan keluar rumah sendiri, walaupun hanya berolahrag

    Last Updated : 2024-09-06
  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 8. Menemui Wulan

    "Maafkan ibu ya, sayang? Sana masuk. Belanjaan nanti biar Ibu yang beresin." Suara lembut Tiara sambil mengelus punggung Wulan. 'Ibu?' Saka terbengong mendengar Tiara menyebut ibu. Wulan yang ketakutan, langsung memilih masuk tanpa berkata apapun pada mereka. "Apa dia juga anak Nyonya?" Karena penasaran, Saka bertanya. "Ah, iya Tuan. Tapi hanya anak tiri. Anaknya memang sedikit bodoh dan liar. Suka membuat masalah dan mengesalkan. Tapi tidak apa-apa. Sudah dari kecil memang begitu. Saya memakluminya." Jawab Tiara. 'Maklum katamu? Memaklumi kok marah sampai mau memukul.' Maki Saka di dalam hati. "Oh, baiklah Nyonya. Jangan memarahinya lagi. Tadi dia menolong kakek saya yang jatuh di jalan. Dan kami mengantarnya pulang. Takut dia semakin terlambat dari belanja sayurannya." Kata Saka. "Iya, Tuan. Terima Kasih sudah mengantar anak saya. Bagaimana kalau Tuan masuk dulu dan minum?" Tawar Tiara. Saka berpikir sejenak. "Sepertinya saya tidak bisa Nyonya, saya harus mengantar k

    Last Updated : 2024-09-06
  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 9. Awal Mula Penderitaan Saka

    Yang disapa terkejut bukan kepalang, terlebih mengingat wajah bermasker itu. Wulan langsung menggeser kakinya untuk beberapa langkah. "Tu, Tuan. Ada apa? Ada keperluan apa? Pergilah. Pergi! Saya.. saya tidak.. saya tidak menggoda Tuan." Wulan ketakutan, bukannya menatap Saka yang menyapanya, dia malah memutar kedua bola matanya ke sekeliling. Seolah takut ada yang melihat jika Saka sudah menyapanya. "Hei, kamu kenapa? Siapa yang menuduhmu menggoda?" tanya Saka. Dia sendiri jadi bingung melihat gelagat ketakutan dari Wulan. Wulan tidak menjawab, tapi langsung berlari ke jalan untuk menyetop angkot. Saka tidak diam saja, dia langsung mengejar Wulan. "Tunggu dulu. Aku akan mengantarmu, ya?" Saka menangkap pergelangan tangan Wulan. "Jangan, Tuan! Tidak, jangan. Tidak usah!" Wulan menjawab dengan cepat. "Kamu kenapa? Kamu takut denganku? Apa kamu lupa denganku? Hei, aku ini cucunya kakek yang kamu tolong kemarin! Masih ingat?" Saka berusaha meyakinkan Wulan. Dia sempat ingin melepa

    Last Updated : 2024-09-07
  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 10. Apa Harus Membersikan Itunya Juga?

    Lalu Wulan? Wajah gadis itu masih saja ada di benaknya. Gadis yang sudah menyita rasa penasaran Saka. Tapi tidak mungkin untuk sekarang, jangankan untuk berbuat sesuatu untuk Wulan, untuk dirinya saja dia tidak mampu lagi dan harus mengandalkan orang lain. Tapi tidak untuk Sekretaris Ang. Pria dewasa itu terus mencari tahu tentang Wulan. Gadis yang sudah menarik hati Tuan mudanya. Sekretaris Ang mulai menyusun rencana untuk bisa membawa Wulan ke sisi Tuan mudanya. Sampai di kemudian hari, saat Abraham mencarikan jodoh untuk Saka... Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh sekretaris Ang. Sekretaris Ang mengarahkan Abraham kepada Wulan agar Abraham mau menerima Wulan sebagai istri Tuan muda Saka. Itu pun sudah dengan persetujuan dari Saka sendiri, yang langsung mengangguk ketika mendengar rencana Sekretaris Ang. "Saya pastikan gadis ini akan segera di sisimu, Tuan Muda. Saya berjanji." Kata Ang. Sekretaris Ang menunjukkan sebuah foto seorang gadis pada Abraham. Ini sudah yang kese

    Last Updated : 2024-09-07
  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 11. Malu Dan Canggung Karena Anu.

    'Apa harus membersihkan yang itu juga? Tapi kalau tidak, siapa yang akan membersihkan?’ pikir Wulan. Dia teringat akan surat perjanjian yang telah disepakati, jika semua urusan mengurus Tuan Muda Saka diserahkan padanya. Wulan kembali maju, menatap Saka yang menunduk. Ada perasaan yang begitu tidak nyaman di hati Saka. Saat ini hatinya menangis. Sampai segitunya hidupnya sekarang. Tidak berguna seperti ini. Mana mungkin gadis polos seperti Wulan mau menyentuh keperkasaannya itu? Saat merasakan tangan Wulan kembali menyentuhnya, Saka mendongak. Pandangan mereka bertemu beberapa saat. Saka menggelengkan kepala tanda agar Wulan jangan melakukannya. Wulan kembali menarik tangannya. Mereka sama-sama menunduk, sama-sama merasa tidak nyaman di hati. "Tuan muda." Panggil Wulan. Saka kembali mendongak. "Ijinkan saya membersihkannya. Tidak apa-apa ya?" Tanya Wulan dengan ragu-ragu. Wulan tahu kalau Saka tidak bersedia karena malu. Saka menggeleng kembali. "Tuan muda. Saya kan, sudah me

    Last Updated : 2024-09-07
  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 12. Hanya ingin melindungi.

    "Kenapa, Bu? Kenapa harus membuangnya? Kenapa tidak boleh?" Wulan bangun dari duduknya dan mendekati Bu Asri yang juga mengambil minuman serta susu yang sudah disiapkan Anton tadi lalu membuangnya begitu saja di kamar mandi. Wulan semakin bingung melihat Bu Asri melakukan semua itu. "Bu..!" Bu Asri menoleh, lalu tersenyum pada Wulan. "Saya hanya ingin melindungi Tuan muda Saka. Hanya ini yang bisa saya lakukan untuk Tuan muda. Hanya ini." Kata Bu Asri. Perempuan paruh baya itu kemudian mengambil mangkuk berisi bubur miliknya dan memberikannya pada Wulan. "Silahkan jika Nona ingin menyuapi Tuan Muda. Tuan Muda pasti mau sekarang." Dengan masih penuh dengan kebingungan, Wulan menerima mangkuk itu lalu Kembali duduk di samping Saka. Dia menoleh pada Bu Asri dulu kemudian menoleh pada Saka. Saka tersenyum tipis padanya dan mengangguk. 'Apa maksudnya?' Dengan ragu-ragu dia lalu menyendok bubur itu dan menyodorkannya ke mulut Saka.Pri itu membuka mulutnya dan kali ini Saka mau mema

    Last Updated : 2024-09-09

Latest chapter

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 149.

    "Kamu kenapa?" Sekretaris Ang mendekat."Ah, tidak apa-apa. Kalau begitu kita harus berkemas. Mumpung masih sore."Sekretaris Ang mengangguk.Yuri menarik kopernya."Tidak perlu membawa baju," ucap Sekretaris Ang."Hah! Gantiku bagaimana?" tanya Yuri heran."Sudah ada di sana.""Di sana? Maksudnya di sana di mana? Di rumah Tuan Muda Saka? Aku sudah membawa hampir semua ke sini, Kak.""Apa kamu kira, kita akan pulang ke rumah Tuan Muda?" Sekretaris Ang kini sudah tak berjarak."Lalu? Ke mana? Apa Kak Ang akan membawaku pulang ke rumah Kak Ang? Memang Kak Ang punya rumah?" tanya Yuri. Dia berpikir jika selama ini Sekretaris Ang tidak punya tempat tinggal selain Rumah Tuan Muda Saka. Karena selama ini Yuri tidak pernah melihat Sekretaris Ang pulang ke mana pun selain ke rumah itu.Mau pagi atau malam setelah pulang dari kantor, Sekretaris Ang selalu ada di rumah itu.Sekretaris Ang tergelak mendengar pertanyaan istri kecilnya itu. Mengangkat dagu Yuri dengan telunjuknya."Apa menurutmu,

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 148.

    Kini saatnya Ang dan Yuri menghampiri Saka dan Wulan.Saka dengan antusias menyambut tangan Sekretaris Ang dan memeluk sekretarisnya itu untuk pertama kalinya selama hidupnya."Selamat, Ang! Akhirnya kamu melepas masa lajangmu juga.""Terima kasih, Tuan Muda. Semua ini berkat dukungan Anda juga.""Haha. Kamu harus ingat satu hal, Ang. Meskipun kamu lebih tua dariku, tapi detik ini kamu adalah adik iparku! Jadi kamu harus menghormatiku lebih dari sebelumnya!""Tentu, Tuan Muda. Saya akan mengingatnya selalu." Keduanya pun tertawa setelah melepaskan pelukan.Wulan pun berganti memeluk Yuri."Selamat atas pernikahanmu, Adikku! Bahagia selalu ya?""Kak Wulan!" Yuri memeluk erat Wulan, dan untuk pertama kalinya ia memanggil "kakak" pada Wulan, begitu terdengar hangat di telinga Wulan."Terima kasih, Kak Wulan. Kamu kakak terbaikku!"Keduanya tersenyum bahagia.Kemudian Yuri tak melupakan Jihan."Kamu sudah menjadi seorang istri. Jadi artinya kamu bukan bocil lagi. Kamu tidak boleh merengek

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 147

    Hanya mereka saja yang berangkat. Tanpa iring-iringan. Tanpa Kakek Brahmana dan Nenek Sulis. Mengingat keadaan Kakeknya yang sudah mulai ringkih dan cepat lelah, Saka sengaja tidak mengizinkan mereka untuk ikut mendampingi Sekretaris Ang. Dan pada akhirnya, Kakek Brahmana dan Nenek Sulis pun setuju saja, menunggu Sekretaris Ang pulang ke rumah dengan membawa istrinya nanti.Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang, tidak kencang dan tidak juga lamban. Nampak sekali jika Pak Abu, sang sopir, kali ini mengemudi dengan hati-hati, mengingat jika sedang membawa calon pengantin, dan mobil yang di belakang pun sama.Hingga sampailah mereka di depan rumah keluarga Harmoko.Semua kemudian turun setelah mobil berhenti.Gani Harmoko rupanya sudah siap menyambut mereka sendiri dengan beberapa pria berjas di belakangnya.Lalu mereka saling menunduk untuk saling memberi hormat tanpa berjabat tangan."Tuan Muda, Tuan Sekretaris. Selamat datang!" sapa Gani Harmoko.Mereka membalas sapaan Gani Harmoko

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 146.

    Pagi buta di kediaman keluarga Mahendra terlihat sedikit riuh oleh para pelayan.Mereka tahu, jika pagi ini adalah hari pernikahan Sekretaris Ang dengan Yuri yang akhir-akhir ini sudah mereka ketahui jika Yuri adalah adik Nyonya muda mereka.Mereka bukan sedang berkemas untuk ikut menghadiri acara pernikahan Sekretaris Ang yang akan dilangsungkan di kediaman Gani Harmoko, mereka tidak diperbolehkan ikut selain Bu Asri saja yang diperbolehkan, itu pun untuk mendampingi Wulan. Tapi para pelayan baik pria dan wanita ikut deg deg ser hatinya, entah apa yang sedang mereka rasakan dan lakukan. Yang jelas semua terlihat tidak sabar menunggu turunnya sekretaris Ang dari tangga.Mereka sebenarnya hanya sekedar ingin memberi selamat dan ucapan hati hati untuk calon pengantin , seorang atasan mereka yang mereka kagumi itu. Sang Sekretaris Utama hari ini akan melepas masa lajangnya.Di dalam kamar Sekretaris Ang, pria itu masih berdiri di depan cermin, membetulkan kemeja putih yang sudah ia pakai

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 145.

    "Ini bukan soal keberuntungan, melainkan mungkin sudah takdir. Bukan kah, kalau jodoh tak kan kemana? Mungkin Putri Putri kami memang sudah berjodoh dengan mereka ,Dua pria hebat itu." jawab Tiara.Begitulah, Bahagia dan bangga perasaan Tiara dan juga Gani Harmoko.Saat ini, semua orang mengagumi mereka. Dan makin menghormati mereka. Dua pria hebat sekaligus , menjadi menantu mereka. Siapa yang tidak bangga? Siapa yang tidak kagum? Hampir semua para pengusaha ternama memimpikan memiliki hubungan serius dengan keluarga Brahmana. Yang memiliki seorang putri sangat bermimpi bisa dilirik oleh dua pria hebat itu. Tapi ternyata nasib baik malah berpihak pada keluarga Harmoko.Mereka bukan tidak tahu awal kisah pernikahan Putri pertama keluarga Harmoko dengan Tuan muda dari keluarga Brahmana itu. Semua juga sudah tahu, tapi lagi-lagi saat ini tidak ada yang berani mengungkitnya. Apalagi ketika Saka pernah mengumumkan beberapa kali tentang pernikahannya dengan Wulan di depan beberapa Pengusah

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 144.

    "Ibu sudah menyesal, bahkan sebelum Wulan dan kamu menjemput kami di kontrakan kumuh itu, Ibu sudah bertobat. Dan mungkin Tuhan membalas tobat ibu dengan kebahagiaan yang berlipat lipat ganda. Bayangkan saja Yuri, kehidupan kami jauh lebih baik. Perusahaan Ayahmu semakin baik, nama kami juga kini semakin terhormat. Terlebih setelah banyak yang tau jika kami ini ternyata Mertua dari Tuan muda Saka. Apalagi nanti, di tambah akan menjadi Mertua Sekretaris utama Brahmana group. Sungguh suatu anugerah besar yang kami terima.""Ibu benar. Ibu harus banyak bersyukur ya?""Tentu saja. Kamu tau tidak. Kemarin Ibu dan Jihan bagi bagi sedekah ke seluruh penghuni komplek dan kontrakan bekas kami mengontrak dulu. Uang dari Tuan muda dan calon suamimu sudah habis separuhnya untuk kami sedekahkan. Ibu ingin berbagi kebahagiaan dengan mereka. Ibu pernah merasa sulit sesulit sulit nya ketika berada di sana, makanya ibu ingin sedikit mengurangi kesulitan mereka juga." Tiara bercerita pada Yuri."Syukur

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 143.

    Sekretaris Ang mengangguk, merasa menghangat hatinya. Jika dulu ia sempat berpikir jika keluarga Harmoko adalah keluarga yang tidak baik, dan diakui sekretaris Ang jika ia sempat membenci keluarga ini. Namun setelah Yuri membawanya masuk ke keluarga ini, ternyata berbeda dengan dugaannya.Sebenarnya keluarga ini bisa menjadi keluarga yang hangat. Mungkin begitu lah manusia, saat melakukan kesalahan dan mau menyadarinya, maka kebaikan kebaikan akan menyapanya dan semakin meningkat untuk menyertainya."Baiklah, Tuan Gani. Saya juga minta maaf, jika tidak bisa mengadakan pesta besar untuk pernikahan Putri kalian. Tapi saya berjanji, jika waktu sudah mengijinkan nanti, maka kita akan mengadakan pesta yang meriah." ucap sekretaris Ang."Bukankah kemarin kita sudah sepakat? Jadi jangan dijadikan beban. Yang penting kalian Sah dulu. Dan yang terpenting adalah, harus bahagia." sahut Gani Harmoko.Sekretaris Ang mengangguk, lalu menoleh pada Yuri."Kau tidak apa-apa kan, Sayang..?" sekretaris

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 142.

    Sementara sekretaris Ang tersenyum puas sudah membuat Si Sam itu patah harapan. Ia merasa menang , lalu Segera mengajak Yuri kembali ke mobil setelah mereka menyelesaikan makan nya.Sekretaris Ang melajukan kembali mobilnya. Kali ini Yuri merasa bingung ketika sekretaris Ang berhenti di depan sebuah Rumah yang ternyata kediaman orang tua nya.Lalu Yuri menoleh pada sekretaris Ang saat mereka sudah berada di depan pintu."Kakak??""Aku sengaja mengantarmu pulang ke rumah orang tuamu sebelum mereka menjemput mu.""Kakak? Apa maksudnya??" Entah kenapa, mendengar ucapan Sekretaris Ang Yuri begitu terkejut. Pikiran nya sudah berburuk sangka saja."Kamu harus tinggal bersama mereka." sahut sekretaris Ang."Kakak??" wajah Yuri seketika pucat."Kita tidak akan bertemu untuk beberapa hari kedepan. Kau bisa menungguku kan? Sampai di hari pernikahan kita? Kita akan menikah di rumah orang tuamu ini."Mendadak Yuri menubruk sekretaris Ang. Memeluknya dengan erat."Kau menakutiku Kak?? Ku pikir kau

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 141.

    "Kak Samuel! " Yuri menutup mulutnya sambil menoleh ke arah sekretaris Ang yang sedang berbicara pada seorang pelayan."Yuri, kenapa kaget sekali? Apa kau bersama Tuan sekretaris dingin itu di sini?" tanya Samuel, sambil celingukan."Tentu saja kak Sam, dia kan calon suamiku. Jelas saja dimanapun ada aku pasti ada dia juga. Cepat pergi dari sini kak Sam . Jika tidak , kau tidak akan selamat kali ini." sahut Yuri mendorong tubuh Samuel agar cepat cepat pergi dari sana.Samuel yang tadinya mengira jika Yuri datang sendiri tidak bersama Sekretaris Ang pun segera mengangguk."Eh iya. Aku pergi ya?" Samuel takut juga rupanya.Tapi baru saja Samuel memutar tubuhnya, sebuah tangan kekar menangkap bahunya.Samuel menoleh, "Tuan Sekretaris! Maafkan saya. Saya, saya tidak sengaja bertemu dengan Yuri di sini. Sungguh, saya tidak bermaksud mengganggu nya." dengan wajah pias ketika melihat wajah penuh wibawa itu sudah menatapnya. Begitu juga dengan Yuri yang sama piasnya.Siapa sangka sekretaris A

DMCA.com Protection Status