Share

Bab 3. Menikah Juga.

Author: Rea.F
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Wulan sudah berada di kamar sementaranya. Dia juga tidak paham kenapa dia tidak dipertemukan dengan calon suaminya.

Hanya saja menurut beberapa pelayan yang melayaninya, Tuan muda Saka, walaupun lumpuh dia tidak bisa sembarangan ditemui dan disentuh oleh siapapun. Hanya satu pelayan saja yang boleh melayaninya yaitu Bu Asri. Dan dua pelayan pria pilihan Tuan Abraham yang mendapat tugas untuk mengantarkan makanan dan keperluan tuan muda Saka ke kamarnya.

Dan, waktu yang menegangkan bagi Wulan itu akhirnya benar-benar tiba. Hal yang sebenarnya tidak diinginkannya dan bahkan tidak pernah diimpikan seumur hidupnya, ternyata begitu menggetarkan hati gadis itu.

Terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamar sementaranya.

"Nona, silahkan berganti baju dahulu. Saya akan menunggu di sini." Kata sekretaris Ang yang sudah berdiri di depan pintu bersama seorang pelayan wanita.

Wulan hanya diam saja, dia tidak menjawab dan tidak mengangguk.

Pelayan wanita itu masuk ke dalam kamarnya dan sekretaris Ang menutup pintu.

Pelayan wanita itu tersenyum ramah ke arahnya. "Saya akan membantu Nona berganti." Ucapnya , sambil membawa sebuah kebaya putih di tangannya.

Wulan hanya mengangguk.

Bibi pelayan itu membantunya mengenakan kebaya. Tampak sederhana sekali, tidak seperti cerita-cerita yang pernah dia dengar dari Jihan atau Yuri, jika seorang konglomerat menikah akan mengenakan gaun bagus yang mahal. Belum lagi pestanya akan diselenggarakan di gedung berbintang.

'Ah, ini kan hanya pernikahan di atas kertas.'

Wulan sudah selesai berganti. Balutan kebaya putih sederhana itu sungguh bisa mengubah penampilannya. Dia terlihat begitu anggun dan cantik dengan paduan make up tipis di wajahnya.

Pelayan wanita itu pun bahkan terpesona. "Nona, kenapa kamu begitu cantik hanya dengan kebaya seperti ini?" Pujinya.

Wulan hanya tersenyum getir.

"Nona, anda boleh memanggil saya kapan saja jika membutuhkan. Nama saya Bu Asri. Saya adalah pelayan Tuan Brahmana dan Nyonya ketika beliau berdua masih hidup dahulu. Dan saat ini hanya saya satu-satunya pelayan yang Tuan muda Saka ijinkan untuk melayaninya. Semoga dengan kehadiran Nona, Tuan muda mau di layani oleh anda." Ucap pelayan itu memperkenalkan dirinya.

"Terima kasih, Bu." Jawab Wulan.

"Ah, suara anda begitu merdu. Semoga Tuan muda akan menjadi lebih baik di tangan anda ya?” Ucap pelayan itu kembali.

"Bu.. Sebenarnya..." Sebenarnya banyak sekali pertanyaan di otak Wulan yang ingin dia tanyakan pada pelayan itu, tapi Wulan berusaha menahannya.

Dia mengingat perjanjian itu. Tidak boleh mengurusi apapun di luar urusan tuan muda.

'Ah, baik ah. Aku tidak perlu tahu apapun. Ah.. tapi??'

"Ada yang ingin Anda tanyakan, Nona?"

"Ah, tidak Bi, tidak jadi." Wulan mengurungkan niat bertanya dan kembali fokus dengan dandanannya.

"Nona tidak perlu cemas. Jika sudah saatnya, Nona akan paham dengan sendirinya." Ucap Bu Asri, seperti tahu apa yang ingin dikatakan Wulan.

"Ini sudah selesai. Baiklah, kita bisa pergi sekarang." Ucap Bu Asri.

Wulan mengangguk dan mengikuti langkah Bu Asri yang membuka pintu. Di luar, Sekretaris Ang masih setia menunggu dan segera mempersilahkan dia untuk mengikutinya.

Mereka memasuki sebuah kamar yang berukuran besar dan begitu mewah, dengan sebuah ranjang yang besar juga. Wulan bisa melihat beberapa orang di sana, di antaranya Tuan Abraham ada di sana.

Lalu seorang Ustad, ah, bukan bukan! Lebih tepatnya seorang penghulu.

Matanya melirik seorang pria yang duduk di kursi roda. Wajahnya tampan, tapi terlihat muram dengan rambut ikal dan panjang tak terurus. 'Apa dia calon suamiku?'

Wulan tersentak ketika sekretaris Ang memanggilnya. "Nona, mari silahkan."

Wulan melangkah sesuai petunjuk sekretaris Ang. Dia duduk di sofa, tepat di depan Pak Penghulu, dan di sebelahnya pria berkursi roda tadi.

Suasana mendadak hening, seperti mencekam.

'Apakah pernikahannya akan segera dimulai?' Wulan seperti sedang menunggu. Matanya menari-nari liar ke seluruh penjuru kamar. 'Bahkan ayah tidak ingin hadir disini menjadi waliku?' batin Wulan kecewa.

Sesaat setelah semua terdiam, Penghulu pun memulai acara.

Karena Saka bukan hanya bisu tapi juga tidak bisa menggerakkan tubuhnya, sebab itu, ijab qobul-nya diwakilkan. Dan Sekretaris Ang lah yang dipercayai untuk mewakilinya.

Seharusnya, hari ini menjadi hari terbahagia dalam hidup diri Wulan. Pernikahan seharusnya jadi momen paling berharga, tapi semua itu tidak dirasakan olehnya.

Tidak ada orang tuanya yang hadir, juga tidak ada orang tua Saka. Bahkan, tidak ada sanak saudara yang hadir untuk memberi restu mereka. Sungguh pernikahan paling menyedihkan.

Bahkan Wulan sempat menangis ketika saksi mengucapkan kata sah! Saka sedikit melirik padanya dengan tatapan penuh arti.

Setelah acara selesai, satu persatu orang pergi meninggalkan kamar tanpa berbicara. Tersisa sekretaris Ang saja.

"Nona. Mulai sekarang Nona sudah resmi menjadi Nona muda Brahmana. Jadi, Tuan Muda Saka sudah menjadi tanggung jawab Nona sepenuhnya. Semoga Nona bisa menjadi istri yang baik untuk Tuan muda. Dan jangan sungkan menghubungi saya jika anda membutuhkan sesuatu." Ucap sekretaris Ang.

"Baik Tuan, terima kasih." Jawab Wulan.

Sekretaris Ang beralih menghampiri Saka. "Tuan muda, selamat ya. Semoga Tuan muda senang dengan pernikahan anda. Saya pergi dulu." Ang pamit.

Kini hanya tinggal Wulan dan Saka saja di kamar itu.

Hati Wulan bergetar menatap Saka, dia sudah menjadi istri pria cacat di hadapannya itu. Seperti sedang bermimpi buruk. Tapi melihat keadaan Saka, hatinya tersentuh. Pria calon pewaris tunggal itu, seperti tidak terurus.

Tiba-tiba Wulan terkejut saat melihat Saka berusaha untuk bangun dari kursi rodanya dan hampir saja terjatuh.

"Biar saya bantu, Tuan." Wulan cepat merengkuh tubuh pria itu dan kembali mendudukkannya di kursi roda. Lalu mendorongnya ke tepi ranjang. "Tunggu sebentar Tuan, saya harus berganti dulu."

Saka hanya menatap sekilas penuh arti ke arahnya.

Wulan segera pergi ke kamar mandi untuk berganti, setelah mengambil baju miliknya di dalam kopernya yang sudah ada di dalam kamar itu.

Setelah mengganti bajunya, Wulan kembali menghampiri Saka yang masih di kursi roda.

"Apa Tuan juga ingin berganti baju juga?" Tanya Wulan. Yang ditanya tidak menjawab, malah memalingkan mukanya. Entah marah, entah malu, Wulan juga tidak mengerti.

'Apa dia tidak bisa mendengar juga?’ batin Wulan.

Lalu Wulan mendekat dan menyentuh kerah baju Saka. Merasa disentuh, Saka tiba-tiba menarik kepalanya untuk menghindar.

'Apa yang harus aku lakukan?'

Related chapters

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 4. Banyak Yang Terlihat Baik Diluar.

    Wulan sedikit bingung, tapi dia segera mengingat ucapan Bu Asri, jika Tuan Muda Saka tidak mau sembarangan disentuh oleh siapapun."Tuan, sekarang saya istri anda. Jadi tugas saya adalah melayani Tuan dan mengurus Tuan. Tidak apa-apa ya?" Kata Wulan dengan hati-hati. Dia yakin kalau Saka bisa mendengar ucapannya.Perlahan Wulan memegang kerah baju Saka kembali. Pria itu kini diam, meski pandangannya tertuju ke samping, tidak menatap Wulan.Wulan membuka kemeja Saka dengan lembut dan menggantinya dengan baju yang dia ambil dari lemari.Lalu dia kembali membuka lemari sebelah, berniat mencari celana untuk Saka, tapi dia melihat lemari itu penuh baju wanita. "Ini baju siapa?" Tanyanya, entah bertanya pada siapa."Itu baju anda, Nona. Saya yang menyiapkannya semalam." Wulan menoleh. Tiba-tiba Bu Asri sudah ada di belakangnya. "Bu?" "Maaf mengganggu. Saya mengantar makanan untuk kalian, Nona." Bu Asri meletakkan baki di atas meja."Terima kasih, Bu." Jawab Wulan yang langsung melangkah

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 5. Aku Akan Mengurusmu Dengan Baik

    Semenjak orangtuanya meninggal, Saka tidak pernah mendapatkan kasih sayang, kecuali dari sang kakek dan neneknya yang sekarang sedang ada di rumah sakit luar negri. Apalagi setelah dia sakit. Baru kali ini dia bisa merasakan kehangatan hati dari seseorang. Tidak disadari, Saka tersentuh hatinya dan menatap wajah ayu Wulan. Yang ditatap tidak sengaja juga menatapnya. Kedua mata mereka saling memandang. Bibir Saka bergerak, seperti ingin berbicara, tapi hanya sekilas, lalu pria itu mengalihkan pandangannya.Bu Asri bicara kembali. "Nona, pesan saya hanya satu. Jangan mudah percaya dengan siapapun. Dan maaf, saya sudah banyak berbicara dengan anda." Ucap Bu Asri, melirik Saka yang tersenyum tipis padanya.Bu Asri berdiri dan berpamitan. "Cepat sembuh ya, Tuan Muda. Kami semua merindukan Tuan Muda yang dulu." Ucap Bu Asri pada Saka.Setelah Bu Asri pergi, Wulan membantu Saka untuk berbaring diranjang. Dia menambah bantal untuk pinggang Saka dan memposisikan kepala Saka di sandaran ranja

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 6. Cerita Dua Tahun Yang Lalu

    "Apa mungkin maksud Bu Asri,.. Tuan Abraham mempunyai niat tertentu dengan pernikahan ini?" Gumamnya. "Hah!" Saat menyadari sesuatu yang salah, Wulan segera menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Dia menoleh dan menatap Saka yang masih setia memandangnya. "Tuan Abraham… mengincar harta keluarga ini? Dan pernikahan ini hanyalah dijadikan sebagai alat?" Wulan yang bodoh seperti berusaha untuk menebak. "Aku harus menyelidikinya. Jika benar begitu, aku akan menyelamatkan harta yang seharusnya milik Tuan muda Saka. Benar begitu, kan Tuan Muda?" Wulan bertanya pada Saka. Saka hanya tersenyum lagi. Kali ini matanya tidak lepas dari wajah gadis itu. Yang dipandang jadi tersipu malu. "Kenapa menatapku seperti itu, Tuan? Aku jelek ya?" Wulan menggulung-gulung rambutnya dengan jari. Saka mengangguk, membuat Wulan langsung cemberut. "Namanya juga orang susah, Tuan. Tidak punya modal untuk skincare. Mahal, Tuan? Saya diberi makan saja, sudah untung." Wulan malah curhat. Sedangkan Saka

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 7. Dimarahi

    "Saka mencari kakek ke mana-mana." Pria itu segera menghampiri dan memeluk si kakek. "Kenapa keluar rumah sendirian, Kek?" Pria yang ternyata Saka itu bertanya khawatir pada kakeknya."Maaf, Saka. Kakek pikir, tidak akan tersesat. Untung ada gadis baik ini yang mau menolong kakek saat jatuh di sana tadi." Jawab Kakek Abian menoleh pada Wulan. Wulan hanya menunduk tanpa melihat wajah Saka. Meski melihat pun, saat itu juga percuma, dia tidak akan bisa mengenali wajah Saka yang memakai masker hitam. Itu memang biasa dilakukan Saka saat di luar rumah. "Ya Tuhan, Kakek? Saka panik mencari Kakek. Kakek tidak apa-apa tapi, kan?" Tanya Saka. "Sudah, tidak apa-apa. Gadis itu menolong kakek dan memijat kaki kakek yang sakit." Saka menoleh dan menatap Wulan. "Terima kasih sudah menolong kakekku."Wulan hanya mengangguk. Dengan melihat keharmonisan mereka berdua, dia bisa langsung paham jika pria itu adalah cucu sang kakek. "Lain kali, jangan keluar rumah sendiri, walaupun hanya berolahrag

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 8. Menemui Wulan

    "Maafkan ibu ya, sayang? Sana masuk. Belanjaan nanti biar Ibu yang beresin." Suara lembut Tiara sambil mengelus punggung Wulan. 'Ibu?' Saka terbengong mendengar Tiara menyebut ibu. Wulan yang ketakutan, langsung memilih masuk tanpa berkata apapun pada mereka. "Apa dia juga anak Nyonya?" Karena penasaran, Saka bertanya. "Ah, iya Tuan. Tapi hanya anak tiri. Anaknya memang sedikit bodoh dan liar. Suka membuat masalah dan mengesalkan. Tapi tidak apa-apa. Sudah dari kecil memang begitu. Saya memakluminya." Jawab Tiara. 'Maklum katamu? Memaklumi kok marah sampai mau memukul.' Maki Saka di dalam hati. "Oh, baiklah Nyonya. Jangan memarahinya lagi. Tadi dia menolong kakek saya yang jatuh di jalan. Dan kami mengantarnya pulang. Takut dia semakin terlambat dari belanja sayurannya." Kata Saka. "Iya, Tuan. Terima Kasih sudah mengantar anak saya. Bagaimana kalau Tuan masuk dulu dan minum?" Tawar Tiara. Saka berpikir sejenak. "Sepertinya saya tidak bisa Nyonya, saya harus mengantar k

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 9. Awal Mula Penderitaan Saka

    Yang disapa terkejut bukan kepalang, terlebih mengingat wajah bermasker itu. Wulan langsung menggeser kakinya untuk beberapa langkah. "Tu, Tuan. Ada apa? Ada keperluan apa? Pergilah. Pergi! Saya.. saya tidak.. saya tidak menggoda Tuan." Wulan ketakutan, bukannya menatap Saka yang menyapanya, dia malah memutar kedua bola matanya ke sekeliling. Seolah takut ada yang melihat jika Saka sudah menyapanya. "Hei, kamu kenapa? Siapa yang menuduhmu menggoda?" tanya Saka. Dia sendiri jadi bingung melihat gelagat ketakutan dari Wulan. Wulan tidak menjawab, tapi langsung berlari ke jalan untuk menyetop angkot. Saka tidak diam saja, dia langsung mengejar Wulan. "Tunggu dulu. Aku akan mengantarmu, ya?" Saka menangkap pergelangan tangan Wulan. "Jangan, Tuan! Tidak, jangan. Tidak usah!" Wulan menjawab dengan cepat. "Kamu kenapa? Kamu takut denganku? Apa kamu lupa denganku? Hei, aku ini cucunya kakek yang kamu tolong kemarin! Masih ingat?" Saka berusaha meyakinkan Wulan. Dia sempat ingin melepa

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 10. Apa Harus Membersikan Itunya Juga?

    Lalu Wulan? Wajah gadis itu masih saja ada di benaknya. Gadis yang sudah menyita rasa penasaran Saka. Tapi tidak mungkin untuk sekarang, jangankan untuk berbuat sesuatu untuk Wulan, untuk dirinya saja dia tidak mampu lagi dan harus mengandalkan orang lain. Tapi tidak untuk Sekretaris Ang. Pria dewasa itu terus mencari tahu tentang Wulan. Gadis yang sudah menarik hati Tuan mudanya. Sekretaris Ang mulai menyusun rencana untuk bisa membawa Wulan ke sisi Tuan mudanya. Sampai di kemudian hari, saat Abraham mencarikan jodoh untuk Saka... Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh sekretaris Ang. Sekretaris Ang mengarahkan Abraham kepada Wulan agar Abraham mau menerima Wulan sebagai istri Tuan muda Saka. Itu pun sudah dengan persetujuan dari Saka sendiri, yang langsung mengangguk ketika mendengar rencana Sekretaris Ang. "Saya pastikan gadis ini akan segera di sisimu, Tuan Muda. Saya berjanji." Kata Ang. Sekretaris Ang menunjukkan sebuah foto seorang gadis pada Abraham. Ini sudah yang kese

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 11. Malu Dan Canggung Karena Anu.

    'Apa harus membersihkan yang itu juga? Tapi kalau tidak, siapa yang akan membersihkan?’ pikir Wulan. Dia teringat akan surat perjanjian yang telah disepakati, jika semua urusan mengurus Tuan Muda Saka diserahkan padanya. Wulan kembali maju, menatap Saka yang menunduk. Ada perasaan yang begitu tidak nyaman di hati Saka. Saat ini hatinya menangis. Sampai segitunya hidupnya sekarang. Tidak berguna seperti ini. Mana mungkin gadis polos seperti Wulan mau menyentuh keperkasaannya itu? Saat merasakan tangan Wulan kembali menyentuhnya, Saka mendongak. Pandangan mereka bertemu beberapa saat. Saka menggelengkan kepala tanda agar Wulan jangan melakukannya. Wulan kembali menarik tangannya. Mereka sama-sama menunduk, sama-sama merasa tidak nyaman di hati. "Tuan muda." Panggil Wulan. Saka kembali mendongak. "Ijinkan saya membersihkannya. Tidak apa-apa ya?" Tanya Wulan dengan ragu-ragu. Wulan tahu kalau Saka tidak bersedia karena malu. Saka menggeleng kembali. "Tuan muda. Saya kan, sudah me

Latest chapter

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 138. Diajak Ke Makam

    "Sekali kali manja pada istri sendiri tidak apa apa kek. Kenapa di permasalahkan? Kakek ini, Aku sedang menderita begini masih saja dimarahi terus!""Lagian , tangan masih berfungsi juga. Jangan jadikan alasan ngidammu buat bermanja manja pada istrimu. Kasian dia, dia bukan pelayanmu. Dan kamu harus ingat, dulu Wulan sudah puas mengurusmu , memandikanmu dan menyuapmu sebelum tanganmu bisa berfungsi." ucap Kakek Abian semakin sewot."Hehe, Iya kek. Maaf maaf. Wulan, maafkan bang Saka. Bang Saka akan makan sendiri saja." Saka malu, segera mengambil alih mangkok di tangan Wulan .Tapi Wulan buru-buru mencegahnya."Tidak apa Bang Saka, Wulan senang kok menyuapi bang Saka. Memang menyuapi bang Saka harus karena tangan bang Saka tidak berfungsi? Ini tanda nya romantis . Begitu kek, bukan karena bang Saka manja. Bang Saka juga sering menyuapi Wulan, kan?" sahut Wulan , menoleh pada Kakek Abian dan Saka."Tuh, kakek dengar sendiri. Jangan terus menyalahkan Saka. Kita ini pasangan yang romanti

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 137. Jangan Manja!

    "Saya mengerti, Nyonya. Saya mengerti. Mohon maafkan saya, Nyonya. Bukan tidak percaya kepada Nyonya, tapi saya mohon, izinkan kali ini saya mendampingi Tuan Muda di setiap keadaannya. Saya hanya ingin menebus kesalahan saya di hari kemarin, yang terlalu sibuk dengan perusahaan hingga mengabaikan keamanan dan kesembuhan Tuan Muda. Saat ini saya hanya ingin memastikan jika Tuan Muda akan terus baik-baik saja, dan tidak mengulangi kesalahan saya yang kemarin," jawab Sekretaris Ang, menunduk. Tidak berani membalas tatapan sangar milik Wulan."Lalu bagaimana dengan ayah dan ibuku? Apa kamu tidak memikirkan itu, Tuan Ang? Apa kamu tahu, jika mereka sudah menyiapkan pesta kecil di rumahnya untuk kalian? Bahkan mereka sudah membagi sedekah pada para mantan tetangganya dulu di komplek kumuh itu, dan meminta doa mereka untuk hari pernikahan kalian yang sudah ditentukan? Mereka pasti akan kecewa hatinya, walau bibir mereka tidak akan berani mengatakan itu."Sekretaris Ang terkejut, mendongak. M

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 136. ingin menunda pernikahan.

    "Saya tidak mengatakan itu, tapi jika Anda ingin begitu, tidak masalah. Demi Tuan Muda, saya akan melakukan apa pun! Saya akan sangat senang, tidak harus bersusah payah, saya sudah akan mendapatkan bayi.""Dasar, gila kamu ya? Kamu pikir aku sapi atau bagaimana? Kamu ini, sudah dapat adiknya mau kakaknya juga. Langkahi dulu mayatku, Ang!"Ang tergelak melihat emosi Saka yang meluap."Kamu tahu tidak, aku sudah payah menanam benih, kamu yang enak mau mengambil untungnya. Aha... tidak mungkin terjadi. Wulan dan bayinya itu milikku. Jika kamu mau bayi, usaha sendiri. Cepatlah menikah dan membuatnya, kamu akan mengalami seperti aku juga." Saka menendang tangan Ang yang masih tergelak."Hanya bercanda, Tuan Muda! Mana saya berani. Mendapatkan Yuri saja sudah membuat saya beruntung. Habisnya Tuan Muda tidak bisa bersabar. Padahal tadinya Tuan Muda sendiri yang mengatakan jika akan rela menanggung derita ini setahun sekali pun," jawab Ang, masih dengan tertawa."Diam, bedebah! Kamu terus saj

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 135. Kumat Lagi

    Di hari di mana Saka diperiksa oleh sang dokter, di hari di mana Wulan dinyatakan positif hamil oleh dokter spesialis kandungan, di hari itu juga mereka sudah diperbolehkan pulang. Tak perlu menginap, tak perlu dirawat inap, kata sang dokter. Sebab keadaan Saka murni dinyatakan sebagai Sindrom Suami Ngidam atau Sindrom Couvade.Saka mengalami kehamilan simpatik, di mana istrinya yang tengah hamil, namun Saka yang menanggung masa ngidam istrinya.Sejak hari itu, sejak masuk ke dalam kamar mereka, Saka yang tadinya laki-laki tangguh dan kuat mendadak menjadi laki-laki lemah yang sensitif.Manja melebihi balita.Mual dan muntah pun terus berlanjut. Bukan hanya itu, Saka mulai tidak menyukai bau-bau wangi, seperti sabun, parfum, dan pewangi ruangan. Hari-harinya juga terlihat menyedihkan karena Saka hanya bisa meminum air teh manis hangat dan memakan buah saja. Jika ada minuman atau makanan lain yang ia telan, perut Saka langsung menolak.Bukan hanya itu, baik kamar dan seluruh ruangan ya

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 134. Saka Ngidam

    "Wulan," Saka bangun dan duduk. Wulan langsung menubruknya dan tersedu."Bang Saka, kamu menakutiku, bagaimana keadaanmu sekarang? Apa yang masih Bang Saka rasakan?""Wulan, jangan menangis lagi. Aku tidak apa-apa, hanya masih sedikit pusing dan sedikit mual. Sebentar lagi akan hilang. Dokter sudah memberiku obat anti muntah tadi," ucap Saka mengelus lembut kepala Wulan."Dokter, sebenarnya apa yang terjadi pada Tuan Muda Saka?" tanya Sekretaris Ang.Dokter itu menarik napas."Menurut hasil pemeriksaan, Tuan Muda baik-baik saja. Lambung, usus, dan semua organ di tubuh Tuan Muda tidak ada gangguan. Tidak juga keracunan," jawab sang dokter."Baik-baik saja bagaimana? Tuan Muda terlihat sakit parah sampai pingsan, kamu bilang baik-baik saja. Kamu ini bisa memeriksa tidak! Kamu mau bermain-main denganku, hah!" bentak Sekretaris Ang."Tuan Sekretaris, tolong tenanglah. Dokter kandungan sebentar lagi akan datang dan kita akan segera tahu penyebab sakit Tuan Muda.""Apa kamu bilang? Tuan Mud

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 133. Panik

    "Benar, Ayah. Itu biar menjadi urusan mereka. Sekarang, mari kita membahas tanggal pernikahan," sahut Saka.Sekretaris Ang mengangguk. "Lebih cepat lebih baik, Tuan Gani. Saya ingin segera menghindari fitnah atau hal-hal yang tidak diinginkan.""Apa akhir minggu ini terdengar baik untuk Anda?" tanya Gani Harmoko.Sekretaris Ang menoleh pada Yuri. "Apa kamu setuju, sayang?""Iya, aku ikut keputusan Kakak saja," jawab Yuri dengan senyuman."Baiklah, Tuan Gani. Saya akan mempersiapkan semuanya untuk akhir minggu ini," balas Ang.Rencana PernikahanSemua sepakat. Mereka memutuskan pernikahan sederhana yang dilakukan di bawah tangan karena usia Yuri yang masih belum mencapai 19 tahun. Sekretaris Ang memahami konsekuensi pernikahan dini dan berjanji untuk menjaga Yuri dengan baik.Setelah obrolan selesai, mereka melanjutkan makan siang bersama. Yuri, Wulan, Jihan, dan Tiara sibuk menyiapkan hidangan, sementara para pria melanjutkan pembicaraan ringan.Saat semua sudah siap, Yuri memanggil c

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 132. Minat Pelangkahan.

    "Dulu saya bertemu dengan ibunya Wulan. Gadis yang membuat saya jatuh cinta. Padahal saat itu keluarga saya sudah berencana untuk menjodohkan saya dengan istri saya ini.""Saya melakukan hal terlarang pada ibu Wulan, dan saya meninggalkannya karena terpaksa harus menikahi wanita pilihan orang tua saya. Saya tidak pernah tahu jika pada saat itu ibu Wulan mengandung benih saya. Saya sempat mencarinya ke mana-mana, namun saya gagal menemukannya karena ternyata ibu Wulan dibawa keluarganya pulang ke kampung. Hingga suatu hari, seorang famili ibu Wulan mengantar bayi merah kepada saya beserta selembar surat. Dia mengatakan bahwa ibu dari bayi itu sudah meninggal dunia beberapa jam setelah melahirkan." Kini air mata Gani yang tadi sudah kering kembali menetes. Tepukan-tepukan halus Tiara mengusap punggungnya."Sudah, Yah. Itu masa lalu. Tidak akan terjadi pada anak cucu kita. Cukup, Ayah. Cukup kita yang berbuat salah," ucap Tiara.Gani mengangguk, melirik wajah Wulan yang memerah dan teris

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 131. Cerita Masa Lalu Gani

    "Kalau begitu, aku akan membantumu, Wulan," seru Yuri, ikut berdiri.Tiara pun berdiri. "Yuri, calon pengantin. Kembali lah duduk. Biar Ibu yang membantu kakakmu Wulan. Kamu duduk manis saja, ya?"Yuri tersipu dengan ucapan ibunya dan kembali duduk di samping Sekretaris Ang yang terus tersenyum padanya.Wulan dan Tiara beranjak ke dapur, dan tak lama kemudian sudah kembali dengan membawa minuman—segelas teh untuk Gani Harmoko dan segelas kopi putih untuk Saka.Kembali mereka terlihat fokus sesaat setelah Gani menyeruput minumannya.Saka kembali menarik napas dan memulai obrolan yang kedua."Ayah dan Ibu, sekali lagi kami ucapkan terima kasih atas penerimaan ini. Dan kami minta maaf jika tidak membawa apa-apa dalam acara lamaran dadakan ini. Kami tidak mempersiapkan apa pun, karena keputusan ini kami ambil semalam. Dan pagi hari ini kami langsung kemari tanpa sempat ke mana-mana dulu.""Tuan muda Saka, apa yang harus dibawa memangnya? Ini saja sudah membuat kami hampir terbang ke awan.

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 130. Sebuah Kehormatan.

    "Ya Tuhan! Seharusnya kami bangga! Tapi tidak. Kami malu, Tuan, kami malu! Pantaskah kami menerima kehormatan yang bertubi-tubi ini?" ucap Tiara, sudah berurai air mata. Gani Harmoko menepuk-nepuk halus punggung Tiara untuk menenangkan istrinya. Ia paham bagaimana perasaan Tiara saat ini. Rasa bersalah masih begitu membekas di hati istrinya itu. Kemudian pria separuh baya ini mulai angkat bicara kembali. "Tuan Sekretaris, mohon maafkan saya jika saya lancang. Tapi sebagai Ayah Yuri, saya wajib bertanya pada Anda. Apa Anda sudah memikirkan risiko yang mungkin akan Anda hadapi jika menikahi Yuri yang masih terlalu muda ini? Dan apakah Anda tidak malu mempunyai istri dari putri seorang orang tua yang hina dan tidak tahu diri seperti kami ini? Orang tua yang pernah menjual anaknya sendiri demi uang. Kami tidak akan pernah melupakan hal paling memalukan itu, Tuan," ucap Gani Harmoko, menatap tegas ke arah Sekretaris Ang. "Tuan Gani Harmoko, saya tidak pernah bisa mengatur hati saya ak

DMCA.com Protection Status