Ibu Mertua Melarang BerKB

Ibu Mertua Melarang BerKB

last updateLast Updated : 2023-09-25
By:  Widya YasminCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
45Chapters
6.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Melati dilarang menggunakan KB oleh ibu mertuanya, karena ibu mertuanya itu menginginkan cucu yang banyak darinya, padahal kehidupan mereka jauh dari kata cukup. Mereka hanya tinggal di sebuah rumah petak yang hanya memiliki dua buah kamar, bahkan suami Melati hanyalah seorang sopir angkutan umum. Melati akhirnya menuruti kemauan ibu mertuanya itu, hingga ia kini memiliki 4 orang anak di usianya yang ke 32 tahun. Hal tersebut menjadikan dirinya bahan bullyan tetangga, karena harus tinggal di rumah yang sempit dengan anggota keluarga berjumlah 7 orang. Namun, tanpa Malati tahu, rupanya mertuanya itu adalah seorang konglomerat yang berpura-pura hidup miskin.

View More

Chapter 1

Permintaan Ibu Mertua

"Banyak anak banyak rezeki itu omong kosong, yang ada kalau banyak anak tapi keadaan belum mapan itu namanya nyiksa anak."

Langkahku terhenti saat mendengar suara obrolan ibu-ibu yang sedang mengelilingi tukang sayur. Aku mengurungkan niat untuk berbelanja karena pasti aku akan jadi bahan obrolan di sana. Topik mereka setiap harinya hanya akan membahas diriku yang hobby beranak seperti kelinci dan tidak mempedulikan masa depan anak-anakku.

"Kenapa balik lagi?" tanya ibu mertua saat melihatku kembali tanpa membawa sayuran.

"Aku capek, Bu, jadi bahan omongan mereka."

"Mereka siapa?"

"Ya Bu Susi, Bu Ratna dan Bu Sumiatun."

"Memangnya mereka ngomong apa sama kamu sampe kamu gak mau berbaur gitu?"

"Ya apalagi selain membahas anakku yang banyak padahal usiaku baru 32 tahun, tapi anakku sudah 4."

"Bilang sama mereka, mau punya anak 4, kek, mau punya anak 5, kek, masalahnya apa buat mereka, toh kita gak pernah minta makan sama mereka!"

Aku hanya menghela napas, lelah rasanya harus beradu argumen dengan para tetangga. Sebenarnya aku setuju dengan ucapan mereka yang mengatakan bahwa seharusnya aku menggunakan KB. Setidaknya jika memiliki dua orang anak saja, aku masih bisa mengurus badanku. Setidaknya hidup ini tidak terlalu sulit, karena kebutuhan hidup tidak sebanyak sekarang.

Alasan aku tidak menggunakan KB adalah permintaan ibu mertua. Ia bersikeras agar aku memberikan banyak cucu untuknya. Aku tidak masalah memiliki banyak anak jika kehidupan kami serba berkecukupan atau setidaknya memiliki rumah pribadi, tapi kenyataannya, rumah saja kami masih ngontrak.

Bayangkan, kami tinggal bertujuh dalam satu rumah yang hanya memiliki dua buah kamar.

"Kan kamu bisa pakai KB diam-diam." Itu yang disarankan para tetangga.

Betul sekali, aku memang pernah berniat melakukannya. Namun, belum sempat niat itu terlaksana, ibu mertua sudah mengatakan kalimat yang membuat mulutku seketika menganga.

"Kalau kamu diam-diam menggunakan KB, maka saya akan menyuruh Andre buat menceraikan kamu."

Nahasnya suamiku adalah seorang lelaki yang selalu mendengarkan ucapan ibunya, apapun yang ibunya katakan akan dia turuti termasuk menceraikanku. Lalu yang lebih bodohnya lagi adalah aku. Karena aku terlalu cinta mati pada suamiku hingga akan melakukan apapun demi mempertahankan rumah tangga kami. Bucin dan bodoh, itu yang para tetangga katakan padaku, terserah mereka berkata apa, karena perasaan ini tidak bisa mereka rasakan.

"Kalau aku berKB, setidaknya aku kan bisa membantu Mas Andre bekerja, Bu."

"Pekerjaan kamu itu ngurus cucu-cucu ibu dan menemani ibu di rumah."

Apakah ibu mertuaku egois? Iya, bisa dibilang begitu. Namun, ia selalu membantuku mengurus keempat anakku jika aku sedang mengerjakan pekerjaan rumah. Jujur saja terkadang aku merasa iba padanya, di usianya yang sudah tak muda lagi, dia harus repot mengurus anak-anakku yang tidak bisa diam.

Ibu mertua berusia 57 tahun, sementara suamiku adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Kedua kakak suamiku tinggal di Kalimantan bersama istri masing-masing, setelah sebelumnya mereka menipu ibunya sendiri dengan menjual rumah peninggalan kakek dan nenek suamiku. Itulah alasannya kini ibu mertua tinggal bersama kami di kontrakan yang sempit, sementara ayah mertua telah lama meninggal bahkan sebelum aku dan Mas Andre menikah.

Suamiku pernah bercerita bahwa mereka dulunya adalah keluarga kaya raya. Namun, setelah suamiku wisuda, ayahnya meninggal dunia. Suamiku bilang, tidak lama setelah itu datang pengacara yang menyita semua harta kekayaan mereka karena katanya ayah mertua memiliki hutang yang sangat banyak. Setelah itu mereka semua menempati rumah peninggalan kakek dan nenek suamiku. Namun, rumah itu malah dijual diam-diam oleh para kakak ipar yang menurutku tidak memiliki hati.

Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, suamiku bekerja sebagai tukang angkot. Sebenarnya ia pernah bekerja di sebuah perusahaan, karena memang ia telah menjadi sarjana. Namun, karena difitnah oleh temannya menggelapkan uang perusahaan, suamiku tak hanya dipecat secara tidak hormat, ia juga jadi kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan lain. Itulah alasannya suamiku kini memilih menjadi seorang sopir angkot.

"Melati, mana sini uang belanja, biar ibu saja yang beli sayuran," ujarnya hingga membuat lamunanku buyar.

"Aku aja, deh, Bu. Aku gak mau ngerepotin."

"Kelamaan kalau nunggu mereka bubar," ujarnya.

Setelah itu aku langsung memberikan selembar uang berwarna biru padanya.

"Jangan lebih dari 30 ribu ya, Bu, belanjanya."

"Iya, ibu ngerti, kok," ujarnya lalu bergegas menghampiri kerumunan tetangga yang mengelilingi tukang sayur.

Beberapa menit kemudian, terdengar suara ibu mertua yang begitu lantang. Karena penasaran, aku segera bergegas keluar, meninggalkan anak bungsuku yang berusia 3 tahun.

"Memangnya kenapa kalau menantu saya banyak anak? Ngaruh sama kalian?" ujar ibu mertua sembari bertolak pinggang.

"Saya cuma prihatin sama Andre, dia harus menafkahi ibunya yang sudah tua, ditambah istrinya yang gak bekerja, lalu anak 4 orang yang membutuhkan banyak biaya, mana rumah cuma ngontrak lagi."

"Andre itu anak saya, ngapain kamu repot-repot ngurusin anak saya!" bentak ibu mertua sembari membulatkan matanya.

"Udah, Bu, jangan diladenin."

Aku segera menarik tangannya untuk segera pulang. Sebelum itu aku segera membeli sayuran yang kubutuhkan terlebih dahulu, karena rupanya sejak tadi ibu mertua belum sempat berbelanja.

"Melati, kamu itu bodoh karena bertahan dengan mertua egois seperti dia, kamu itu bukan kelinci yang tugasnya hanya beranak terus," ujar Bu Susi.

"Hei Kuntilanak bermuka dua, tadi kamu jelek-jelekin Melati, sekarang kamu jelek-jelekin saya!" timpal ibu mertua.

"Sudahlah, Bu, abaikan saja dia," ujarku lalu menarik tangan ibu mertua untuk bergegas pulang.

"Dasar Kuntilanak, ikut campur aja sama hidup orang!" gerutu ibu mertua setibanya di rumah.

"Sebenarnya, apa yang mereka katakan benar, Bu. Seharusnya aku mencari kerja, agar bisa membantu Mas Andre."

"Gak perlu! Tugas kamu hanya mengurus anak dan menemani ibu. Sudah berapa kali ibu mengatakan hal tersebut, harusnya kamu gak usah lagi bertanya. Kalau perlu, kamu beri ibu satu cucu lagi."

"Apa?" Seketika mulutku langsung menganga saat mendengar penuturannya.

Bersambung.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Budi Wulan
keren.........
2024-09-24 23:21:52
0
user avatar
Alfarezi Alfarezi1104
bagus cerita ya
2024-08-29 23:06:12
0
45 Chapters
Permintaan Ibu Mertua
"Banyak anak banyak rezeki itu omong kosong, yang ada kalau banyak anak tapi keadaan belum mapan itu namanya nyiksa anak."Langkahku terhenti saat mendengar suara obrolan ibu-ibu yang sedang mengelilingi tukang sayur. Aku mengurungkan niat untuk berbelanja karena pasti aku akan jadi bahan obrolan di sana. Topik mereka setiap harinya hanya akan membahas diriku yang hobby beranak seperti kelinci dan tidak mempedulikan masa depan anak-anakku."Kenapa balik lagi?" tanya ibu mertua saat melihatku kembali tanpa membawa sayuran."Aku capek, Bu, jadi bahan omongan mereka.""Mereka siapa?""Ya Bu Susi, Bu Ratna dan Bu Sumiatun.""Memangnya mereka ngomong apa sama kamu sampe kamu gak mau berbaur gitu?""Ya apalagi selain membahas anakku yang banyak padahal usiaku baru 32 tahun, tapi anakku sudah 4.""Bilang sama mereka, mau punya anak 4, kek, mau punya anak 5, kek, masalahnya apa buat mereka, toh kita gak pernah minta makan sama mereka!"Aku hanya menghela napas, lelah rasanya harus beradu argu
last updateLast Updated : 2023-05-09
Read more
Pembully Anakku
"Apa Ibu bilang? Ibu minta aku punya anak lagi?""Enggak, ibu bercanda, kok, 4 cucu sudah cukup. Tapi nanti kalau Aurora sudah besar gak apa-apa, kan, kalau ibu minta cucu lagi?"Aku hanya tersenyum getir, karena sebenarnya aku sudah menggunakan KB IUD setelah melahirkan anak keempat. Sebenarnya niat tersebut sudah kurencanakan setelah melahirkan anak kedua, tapi ibu mertua bersikeras agar aku memberikan 4 orang cucu untuknya. Bahkan ia pernah mengancam akan bunuh diri jika keinginannya tidak dituruti. Ibu mertua memang sangat berbeda, disaat banyak mertua membenci menantunya yang memiliki banyak anak karena dinilai akan menyusahkan anak lelakinya, ibu mertua malah memaksaku untuk memiliki banyak anak. Disaat banyak mertua menginginkan menantu yang bekerja, ibu mertua malah bersikeras agar aku selalu di rumah. Dan yang lebih anehnya lagi adalah aku, dengan semua keegoisannya itu aku malah sangat menyayangi ibu mertuaku."Kalau begitu aku masak dulu ya, Bu.""Iya, silahkan, biar ibu j
last updateLast Updated : 2023-05-09
Read more
Bertanya-tanya
"Apakah Ibu ke sekolah?" tanyaku pada ibu mertua yang tengah fokus memotong wortel."Kamu ini lucu, kan seharian ibu sama kamu."Lalu saat suamiku pulang, aku segera menanyakan hal yang sama dengan yang kutanyakan pada ibu mertua."Apa Mas ke sekolah?""Hah? Buat apa ke sekolah, memangnya ada apa?"Aku lupa, kalau suamiku tidak tahu tentang apa yang menimpa anak-anak, karena ibu mertua melarangnya, bahkan ibu mertua juga melarangku mengatakan tentang antingnya yang kujual."Enggak, Mas, lupakan saja.""Oh, iya, tadi mas beli nasi Padang, tapi mas cuma bisa beli tiga bungkus, ini uang pendapatan hari ini, kamu harus sisihkan sebagian untuk bayar kontrakan dan biaya sekolah.""Iya, Mas."Setelah itu aku memanggil mertua juga anak-anak untuk makan."Ini untuk Ibu."Aku memberikan sebungkus nasi Padang untuk ibu mertua, lalu duanya lagi aku berikan kepada empat anakku, kusuruh mereka makan satu bungkus berdua."Kalian tidak makan?""Aku sudah, Bu," ucap suamiku."Aku juga masih kenyang."
last updateLast Updated : 2023-05-09
Read more
Rahasia
Ibu Mertua Melarangku Ber-KBBab 4Penulis : Widya Yasmin "Tunggu sebentar, ya," ujarnya lalu bergegas menuju kamar.Tidak berapa lama kemudian, Ibu mertua membawa sebuah celengan ayam jago."Aku gak tahu kalau ibu punya celengan, padahal selama ini Mas Andre jarang memberi ibu uang.""Sebenarnya dia suka ngasih, ya meski tak seberapa, tapi setiap dia ngasih selalu ibu masukan ke celengan ini.""Jangan, deh, Bu. Aku akan merasa berdosa kalau Ibu memberikan celengan itu untuk biaya sekolah Elsa.""Kita bongkar, semoga saja cukup," ujarnya lalu memecahkan celengan berbahan gerabah itu.Seketika air mataku langsung mengalir saat melihat lembaran berwarna ungu dan hijau yang memenuhi celengan itu. Aku sadar, suamiku tak pernah memberi banyak pada ibu mertua, tapi pada akhirnya uang yang tidak seberapa itu malah dikumpulkan lalu dikembalikan kepadaku."Jangan diam saja, ayo hitung," ujarnya.Aku mengangguk dan langsung mengusap bulir bening yang membasahi pipi, lalu mulai menghitungnya."
last updateLast Updated : 2023-05-10
Read more
Kejutan
"Rahasia apa yang Ibu sembunyikan dariku juga Mas Andre?" tanyaku hingga membuat ibu mertua terhenyak lalu seketika menutup telponnya."Melati, bisa gak kalau masuk kamar ini kamu ketuk pintu dulu.""Ibu jangan mengalihkan pembicaraan, rahasia apa yang Ibu sembunyikan dariku dan Mas Andre?""Ibu gak menyembunyikan apapun.""Ayolah, Bu, jujur saja."Belum selesai obrolan kami, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang membuatku bergegas meninggalkan ibu mertua. Setibanya di depan pintu, aku terkejut saat melihat Mas Angga dan Mas Elang bersama istri mereka masing-masing."Ibu mana?" tanya Mas Elang dengan wajah ketus."Silahkan masuk, Mas, Mbak, aku akan memanggil Ibu dulu."Mereka mengangguk, lalu duduk di sebuah kursi usang pemberian pemilik kontrakan."Mau ngapain lagi kalian kesini?" tanya ibu mertua yang tampak tak senang saat melihat kedatangan dua anak lelaki bersama dua menantunya."Bu, Angga mau mengajak Ibu untuk tinggal bersama kami.""Sama Elang aja, Bu.""Apa-apaan, kal
last updateLast Updated : 2023-05-10
Read more
Mencurigakan
"Ibu jujur aja, Ibu kan yang memesan kue tart itu sebagai kejutan untuk Arka?" tanyaku."Ibu kalau mau ngasih apa-apa selalu jujur, contohnya saat mecahin celengan dan saat ngasih anting.""Lalu siapa yang memesan kue ini?""Coba tanya suamimu.""Apa Mas yang membelikan kue tart ini?" "Jangankan membelikan kue, jujur saja mas lupa dengan ulang tahun Arka, karena memang kita jarang sekali merayakan ulang tahun anak-anak kita."Mas gak usah bohong, ngaku aja, Mas pasti ngasih surprise kan buat Arka?""Mas berani bersumpah, kan tiap pulang narik angkot, semua uang selalu diberikan padamu.""Ya sudahlah, gak usah ribet, kita syukuri saja, mungkin ada orang baik yang ngasih rejeki secara diam-diam," ujar ibu mertua."Kok kebetulan banget, apa ada orang lain yang mengetahui hari ulang tahun Arka?""Ada," jawab ibu mertua hingga membuatku langsung menatapnya dengan penuh tanya."Siapa?""Bidan Eriska dan Bu Hajjah Marwah.Seketika aku langsung mengernyitkan dahi saat mendengar ucapan ibu me
last updateLast Updated : 2023-05-26
Read more
Di Rumah Janda
"Kenapa lesu gitu?" tanyaku pada Elsa sembari menuju jalan pulang."Tadi di sekolah, semua disuruh menceritakan kondisi kamarnya. Putri bercerita kalau kamarnya itu bernuansa pink dan serba hello Kitty, sementara Naura bercerita kalau di kamarnya dihias ala Princess. Ada lukisan para Princess di dinding, bahkan seprei dan selimutnya bergambar para Princess.""Lalu?""Saat aku bercerita bahwa aku tidur bersama Nenek, Bang Arka dan Bang Aldi, lalu tiba-tiba mereka semua menertawakanku. Bahkan Bu Guru menasehati agar aku tidak tidur bersama Kakak laki-laki."Aku hanya menghela napas saat mendengar penuturan anakku yang nomor 3. Aku sangat tahu, bahwa anak perempuan memang sebaiknya tidak tidur bersama anak lelaki. Tapi, semuanya terasa serba salah. Aku hanya memiliki dua kamar dan dua tempat tidur.Aku jadi teringat masa-masa kecilku yang juga tidur sekamar dengan dua kakakku, karena memang Ayah dan Ibu hanya memiliki dua buah kamar. Untungnya mereka semua perempuan. Namun, aku sering me
last updateLast Updated : 2023-05-26
Read more
Diculik
"Mana ularnya, bukankah tadi kamu bilang ada ular?" Terdengar suara Mas Andre dari dalam rumah Arumi.Aku dan ibu mertua langsung menempelkan telinga di pintu untuk mendengarkan percakapan mereka, karena sepertinya mereka berada di dekat pintu."Mas Andre, sebenarnya aku suka sama Mas.""Gila kamu, saya ini sudah punya istri dan 4 orang anak.""Tapi saya mau jadi yang kedua, Mas.""Ngurus satu istri saja kepala saya mau pecah apa lagi dua istri!" "Braaaak!" Aku langsung mendorong pintu dengan keras."Apa yang sedang kamu lakukan di sini, Mas?!""Melati, mas bisa jelaskan, dia yang menggoda mas.""Bohong, justru suamimu yang menggodaku!" tukas Arumi."Hei janda gatal, aku juga dengar, dari tadi kamu yang menggoda suamiku, tapi suamiku itu tipe setia, dia gak akan tergoda sama ulat bulu kayak kamu.""Punya suami miskin aja bangga!""Iri? Bilang, Bos! Daripada kamu diceraikan gara-gara gatal!"Setelah itu aku langsung menarik tangan suamiku untuk segera pulang."Bagaimana caranya kamu b
last updateLast Updated : 2023-05-26
Read more
Fahri dan Ibunya
"Itu mobilnya!" teriakku sembari menunjuk sebuah mobil berwarna putih.Lelaki yang wajahnya mirip aktor Ji Chang Wook itu langsung melajukan mobilnya lebih cepat lalu seketika ia menghadang mobil tersebut. Kulihat mobil Avanza berwarna putih itu seketika berhenti, lalu tidak lama kemudian, tampak dua orang lelaki bertubuh tinggi besar mendatangi kami.Kulihat lelaki itu menghajar dua penculik tersebut."Elsa, tunggu di mobil, ibu mau melihat Aurora di mobil itu," ujarku.Ia mengangguk, lalu aku segera berlari menuju mobil itu. "Ibu!" terdengar suara teriakan Aurora sembari menggedor kaca mobil.Rupanya mobil itu terkunci, sehingga aku kesulitan untuk membukanya. Namun, tidak berapa lama kemudian, pintu mobil tersebut akhirnya terbuka, sepertinya Aurora berhasil membukanya."Sayang, kamu gak apa-apa?" tanyaku sembari memeluknya dengan erat.Ia hanya mengangguk sembari berderai air mata, tampaknya ia sangat ketakutan, meski sepertinya penculik itu belum sempat melukainya.Untunglah Aur
last updateLast Updated : 2023-05-26
Read more
Salah Paham
"Next time, bawa kedua anak kamu main kesini ya," ujarnya sembari tersenyum ramah.Rasanya baru kali ini aku bertemu dengan orang kaya yang ramah, padahal biasanya aku selalu dipandang sebelah mata karena miskin."Terimakasih untuk undangannya, tapi mohon maaf, Bu, saya tidak bisa. Karena akhir-akhir ini saya sangat sibuk."Meskipun rasanya aku penasaran ingin memasuki rumah yang seperti istana itu, tapi aku harus sadar bahwa diri ini telah memiliki suami. Lagipula aku harus berjuang mencari uang dan tak memiliki waktu untuk bermain-main."Baiklah, Melati, semoga suatu saat kita bisa bertemu lagi," ujarnya.Setelah itu ia membayar snack box yang ia pesan, karena aku belum memiliki rekening."Melati, biar Fahri antar kamu pulang," ujar Bu Farah tiba-tiba."Gak perlu, Bu, saya kan sama tukang ojek," sahutku lalu segera pamit.Selama di perjalanan, aku terus kepikiran dengan sikap Bu Farah dan Fahri. Mereka terlihat tertarik padaku, padahal apa yang menarik dari wanita miskin dan berwaja
last updateLast Updated : 2023-05-26
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status