Share

Mencurigakan

Penulis: Widya Yasmin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-26 19:29:09

"Ibu jujur aja, Ibu kan yang memesan kue tart itu sebagai kejutan untuk Arka?" tanyaku.

"Ibu kalau mau ngasih apa-apa selalu jujur, contohnya saat mecahin celengan dan saat ngasih anting."

"Lalu siapa yang memesan kue ini?"

"Coba tanya suamimu."

"Apa Mas yang membelikan kue tart ini?"

"Jangankan membelikan kue, jujur saja mas lupa dengan ulang tahun Arka, karena memang kita jarang sekali merayakan ulang tahun anak-anak kita.

"Mas gak usah bohong, ngaku aja, Mas pasti ngasih surprise kan buat Arka?"

"Mas berani bersumpah, kan tiap pulang narik angkot, semua uang selalu diberikan padamu."

"Ya sudahlah, gak usah ribet, kita syukuri saja, mungkin ada orang baik yang ngasih rejeki secara diam-diam," ujar ibu mertua.

"Kok kebetulan banget, apa ada orang lain yang mengetahui hari ulang tahun Arka?"

"Ada," jawab ibu mertua hingga membuatku langsung menatapnya dengan penuh tanya.

"Siapa?"

"Bidan Eriska dan Bu Hajjah Marwah.

Seketika aku langsung mengernyitkan dahi saat mendengar ucapan ibu mertua.

"Kamu ingat gak, Bidan Eriska menggratiskan biaya persalinan saat kamu melahirkan Arka, lalu Bu Hajjah Marwah adalah satu-satunya orang yang memberimu hadiah peralatan bayi saat itu."

"Apa iya mereka, ya, Bu?"

"Bisa jadi."

"Berarti aku harus berterimakasih pada mereka."

"Gak perlu, mereka adalah tipe orang yang ikhlas yang gak suka jika hadiahnya diketahui oleh orang-orang."

"Horeeeee! Kue bolu ulang tahuuuuun!" Seru Arka yang tampak sangat bahagia saat melihat kue tart berhiaskan krim coklat dengan beberapa buah leci dan strawberry diatasnya.

Bahkan kue tart tersebut telah dilengkapi dengan lilin angka 9.

"Seumur-umur, aku belum pernah merayakan ulang tahun dengan bolu sebagus ini," ujar Aldi

"Iya, aku juga." Elsa menyahut.

"Bagaimana kalau kalian semua tiup lilin bersama-sama, anggap saja hari ini ulang tahun kalian semua," ujar ibu mertua.

Setelah itu kami semua menyanyikan lagu ulang tahun, lalu setelah itu keempat anakku meniup lilin secara bersamaan.

"Maaf ya, ibu gak bisa ngasih Arka kado," ujarku.

"Gaka apa-apa, Bu. Bolu ini saja sudah lebih dari cukup," ujarnya sembari menatap bolu tersebut seolah tak sabar untuk segera menikmatinya.

"Apa keinginan Arka sekarang?" tanya ibu mertua.

"Aku berharap kita semua jadi orang kaya raya, banyak uang dan punya rumah yang besar."

"Kan nenek sudah bilang, jadi orang kaya raya itu belum tentu bahagia. Bagaimana kalau ternyata, setelah kaya raya, kamu kehilangan semua yang kamu miliki saat ini?"

"Aku gak mau bohong, Bu, aku juga mau jadi orang yang kaya raya." Aku menyahut.

"Kenapa?"

"Jujur saja aku sedih melihat suamiku dimarahi bahkan sampai dipukuli oleh seseorang, gara-gara mobil orang itu tergores oleh angkot Mas Andre. Padahal sebenarnya yang salah dia, karena dia nyalip sembarangan."

"Dari mana kamu tahu?"

"Dari temanmu, Erwin."

"Sudahlah, itu hal sepele, ngapain dipikirkan?"

"Aku juga sedih melihat Ibu tidur berdesakan bersama anak-anak, lalu Ibu harus capek antar jemput Elsa ke sekolah disaat aku harus bekerja nyari uang tambahan."

"Ibu gak pernah merasa kerepotan dengan semua itu."

"Aku juga sedih saat mengingat Ibu merelakan nasi Padang kesukaan Ibu buat aku."

"Ya ampun, Melati, itu nasi Padang masih terus kamu ungkit-ungkit, ibu ini sudah tua, sudah harus mengurangi makanan seperti rendang."

"Aku juga pernah melihat Ibu ngiler saat melihat acara TV yang menayangkan makanan endol surendol itu, pasti Ibu bosan kan makan orek tempe dan oseng kangkung terus?"

"Lebay kamu Melati, mending kita semua makan kue tart ini," ujarnya sembari memotong kue bolu tersebut lalu menyuapi anak-anak.

Hari ini tak akan pernah terlupakan, rasanya aku ingin terus merasakan kebahagiaan ini. Setelah kenyang memakan kue bolu, keempat anakku tampak mengantuk, lalu ketiganya bergegas masuk kamar.

"Kalau dipikir-pikir, sebenarnya aku juga mau kaya raya seperti dulu," ucap Mas Andre tiba-tiba.

"Justru ibu khawatir, kalau kamu kaya raya, kamu malah akan seperti ayahmu yang selalu sibuk bekerja, lalu tiba-tiba ketahuan berselingkuh."

"Apa?" Aku sangat terkejut saat mendengar hal tersebut, karena selama ini tak banyak yang kuketahui tentang ayah mertua, kecuali ia meninggal kecelakaan mobil hingga meregang nyawa.

"Iya, ayahmu suka foya-foya dan main perempuan, padahal kami berjuang bersama-sama untuk memiliki semua harta kekayaan itu."

"Jadi, dulu Ibu wanita karir?"

"Betul, ibu sempat menjadi wakil direktur. Namun, tiba-tiba ayahnya Andre menyuruh ibu berhenti mengurus perusahaan. Hingga akhirnya ibu tahu bahwa alasan ia menyuruh ibu tak lagi bekerja adalah karena ia berselingkuh dengan sekretarisnya."

"Lalu semua harta kekayaan Ibu habis karena Ayah memiliki banyak hutang?" tanyaku.

"Iya. Dulu kehidupan kami harmonis saat masih hidup sederhana, lalu hubungan kami merenggang setelah meraih kesuksesan, hingga akhirnya ibu kehilangan semuanya gara-gara kebodohan ayahnya Andre."

"Yang salah itu adiknya Ibu. Tiba-tiba dia muncul lalu merebut semua harta kita," ujar Mas Andre tiba-tiba.

"Karena ayahmu memiliki banyak hutang padanya, makanya kita kehilangan semua aset berharga yang kita miliki."

"Sepertinya dia juga yang menyebabkan aku kesulitan untuk kembali mendapatkan pekerjaan di kantor lagi."

"Sudahlah, yang harus kamu lakukan adalah instrospeksi diri. Coba ingat-ingat, apa saja kesalahan kamu dulu?"

"Dulu aku sombong, suka main perempuan, suka membantah ucapan ibu, suka nyakitin orang dan suka semena-mena."

"Hah? Apa kamu bilang?"

Aku sangat terkejut saat mendengar penuturan Mas Andre, karena kami berkenalan setelah ia kehilangan semua kekayaannya, lalu saat itu Mas Andre yang kukenal adalah seorang lelaki baik, pengertian, rendah hati dan bisa menghargai orang lain.

"Betul, dulu ketiga anak ibu semuanya gak ada yang beres. Semuanya sombong dan arogan, mereka semua suka merendahkan orang lain, dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan semua yang diinginkan."

"Tapi sekarang aku sudah banyak berubah, kan, Bu?"

"Iya, semoga saja kamu benar-benar berubah."

"Sepertinya Mas Andre sudah benar-benar berubah, Bu, karena sejak pertama kali mengenalnya, dia sudah sangat berbeda dengan yang Ibu ceritakan."

"Jadi, apakah kamu masih ingin menjadi orang kaya raya?" tanya ibu mertua sembari menatapku.

"Jujur saja aku masih penasaran bagaimana rasanya menjadi kaya raya."

"Saran ibu sih, syukuri saja apa yang kamu miliki saat ini, karena saat memiliki banyak uang, belum tentu kamu akan sebahagia sekarang."

"Tapi, apakah Ibu benar-benar tidak merasa sedih dengan kehidupan kita yang terkadang serba kekurangan?"

"Sejauh ini ibu bahagia dengan kehidupan kita," ujarnya sembari tersenyum hangat.

Aku langsung memeluknya dengan erat, rasanya aku sangat bersyukur karena memiliki ibu mertua yang begitu baik dan bijaksana.

Tiba-tiba, aku kembali terpikirkan dengan keinginanku untuk menjadi orang kaya. Sejak kecil, aku hidup serba kekurangan. Ayahku adalah seorang tukang ojek, lalu ibuku seorang tukang cuci gosok di rumah tetangga.

Sama seperti anak-anakku, aku juga tidak pernah merayakan ulang tahun, sejak kecil hingga seusia sekarang. Bahkan aku juga jarang makan enak. Makanan kami sehari-hari adalah nasi dan telur dadar dua butir dicampur terigu lalu dibagi 5. Aku juga tidak pernah memiliki boneka, hingga aku selalu dikucilkan oleh teman-teman sepermainan karena tidak bisa menyamai mereka yang bisa memiliki boneka dan juga memiliki pakaian bagus seperti Princess.

Saat ayah meninggal, aku terpaksa harus melupakan keinginanku untuk kuliah, padahal aku lulus SMA dengan nilai paling tinggi. Setidaknya aku lebih beruntung dari kakak-kakakku yang hanya lulusan SMP.

Aku adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua saudaraku perempuan semua. Saat berusia 17 tahun, mereka berdua telah menikah.

Aku masih ingat saat kakakku bercerita tentang kejulidan ibu mertuanya yang selalu mencari gara-gara padanya juga anak-anaknya. Saat itu aku langsung berdoa agar aku diberikan ibu mertua yang sangat baik dan menyayangiku. Sementara ibu kandungku selalu mendoakan agar aku memiliki suami yang kaya raya.

Ibuku tidak matre, buktinya ibu menerima lamaran Mas Andre yang saat itu telah kehilangan semua kekayaannya. Hanya saja ibuku berharap, aku tidak mengalami nasib sepertinya.

Kenyataannya kini aku mengalami nasib yang tidak jauh berbeda dengan Ibu. Aku harus menjadi buruh cuci gosok di rumah tetangga, lalu suamiku hanya tukang angkot.

Apakah aku kurang bersyukur? Tapi aku ingin kaya raya bukan hanya untuk diriku. Aku ingin membahagiakan ibuku yang bertahun-tahun hidup dalam kemiskinan. Namun, kenyataannya ibu malah meninggal sebelum melihatku hidup berkecukupan.

Aku juga ingin anak-anakku tak lagi direndahkan, begitu pula suamiku yang harus kerja keras banting tulang dan selalu diperlakukan semena-mena. Lalu ibu mertua, jujur saja aku sangat sedih setiap kali melihatnya menjadi bahan omongan tetangga karena kerepotan mengurusi keempat anakku. Jika kami semua kaya raya, setidaknya kami semua bisa hidup enak dan dihargai banyak orang.

"Melati, jangan melamun saja, ayo cepetan tidur, ini sudah malam," ujar ibu mertua hingga membuyarkan lamunanku.

"Iya, ayo, Sayang. Kita masuk kamar," ujar suamiku.

Kami mengangguk lalu bergegas menuju kamar.

Keesokan paginya, setelah suamiku berangkat bekerja sembari mengantarkan anak-anak, aku berniat untuk kembali menitipkan Elsa dan Aurora pada ibu mertua karena aku harus kembali mencari pekerjaan.

"Melati, hari ini kamu gak usah nyari kerja, antar saja Elsa sekolah sambil menjaga Aurora, soalnya ibu ada urusan."

"Ibu mau kemana?"

"Mau melayat suaminya teman ibu yang semalam meninggal."

"Oh, ya udah, deh, Bu."

Setelah itu aku bergegas menuju sekolah TK Elsa sembari membawa Aurora.

"Hai Melati," sapa Arumi, seorang tetangga yang juga mengantar anaknya sekolah TK.

"Hai juga," jawabku.

"Tadi aku melihat mertua kamu memasuki mobil mewah, mau kemana ya?" tanyanya hingga membuatku terhenyak dan bertanya-tanya.

Bersambung.

Bab terkait

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Di Rumah Janda

    "Kenapa lesu gitu?" tanyaku pada Elsa sembari menuju jalan pulang."Tadi di sekolah, semua disuruh menceritakan kondisi kamarnya. Putri bercerita kalau kamarnya itu bernuansa pink dan serba hello Kitty, sementara Naura bercerita kalau di kamarnya dihias ala Princess. Ada lukisan para Princess di dinding, bahkan seprei dan selimutnya bergambar para Princess.""Lalu?""Saat aku bercerita bahwa aku tidur bersama Nenek, Bang Arka dan Bang Aldi, lalu tiba-tiba mereka semua menertawakanku. Bahkan Bu Guru menasehati agar aku tidak tidur bersama Kakak laki-laki."Aku hanya menghela napas saat mendengar penuturan anakku yang nomor 3. Aku sangat tahu, bahwa anak perempuan memang sebaiknya tidak tidur bersama anak lelaki. Tapi, semuanya terasa serba salah. Aku hanya memiliki dua kamar dan dua tempat tidur.Aku jadi teringat masa-masa kecilku yang juga tidur sekamar dengan dua kakakku, karena memang Ayah dan Ibu hanya memiliki dua buah kamar. Untungnya mereka semua perempuan. Namun, aku sering me

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Diculik

    "Mana ularnya, bukankah tadi kamu bilang ada ular?" Terdengar suara Mas Andre dari dalam rumah Arumi.Aku dan ibu mertua langsung menempelkan telinga di pintu untuk mendengarkan percakapan mereka, karena sepertinya mereka berada di dekat pintu."Mas Andre, sebenarnya aku suka sama Mas.""Gila kamu, saya ini sudah punya istri dan 4 orang anak.""Tapi saya mau jadi yang kedua, Mas.""Ngurus satu istri saja kepala saya mau pecah apa lagi dua istri!" "Braaaak!" Aku langsung mendorong pintu dengan keras."Apa yang sedang kamu lakukan di sini, Mas?!""Melati, mas bisa jelaskan, dia yang menggoda mas.""Bohong, justru suamimu yang menggodaku!" tukas Arumi."Hei janda gatal, aku juga dengar, dari tadi kamu yang menggoda suamiku, tapi suamiku itu tipe setia, dia gak akan tergoda sama ulat bulu kayak kamu.""Punya suami miskin aja bangga!""Iri? Bilang, Bos! Daripada kamu diceraikan gara-gara gatal!"Setelah itu aku langsung menarik tangan suamiku untuk segera pulang."Bagaimana caranya kamu b

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Fahri dan Ibunya

    "Itu mobilnya!" teriakku sembari menunjuk sebuah mobil berwarna putih.Lelaki yang wajahnya mirip aktor Ji Chang Wook itu langsung melajukan mobilnya lebih cepat lalu seketika ia menghadang mobil tersebut. Kulihat mobil Avanza berwarna putih itu seketika berhenti, lalu tidak lama kemudian, tampak dua orang lelaki bertubuh tinggi besar mendatangi kami.Kulihat lelaki itu menghajar dua penculik tersebut."Elsa, tunggu di mobil, ibu mau melihat Aurora di mobil itu," ujarku.Ia mengangguk, lalu aku segera berlari menuju mobil itu. "Ibu!" terdengar suara teriakan Aurora sembari menggedor kaca mobil.Rupanya mobil itu terkunci, sehingga aku kesulitan untuk membukanya. Namun, tidak berapa lama kemudian, pintu mobil tersebut akhirnya terbuka, sepertinya Aurora berhasil membukanya."Sayang, kamu gak apa-apa?" tanyaku sembari memeluknya dengan erat.Ia hanya mengangguk sembari berderai air mata, tampaknya ia sangat ketakutan, meski sepertinya penculik itu belum sempat melukainya.Untunglah Aur

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Salah Paham

    "Next time, bawa kedua anak kamu main kesini ya," ujarnya sembari tersenyum ramah.Rasanya baru kali ini aku bertemu dengan orang kaya yang ramah, padahal biasanya aku selalu dipandang sebelah mata karena miskin."Terimakasih untuk undangannya, tapi mohon maaf, Bu, saya tidak bisa. Karena akhir-akhir ini saya sangat sibuk."Meskipun rasanya aku penasaran ingin memasuki rumah yang seperti istana itu, tapi aku harus sadar bahwa diri ini telah memiliki suami. Lagipula aku harus berjuang mencari uang dan tak memiliki waktu untuk bermain-main."Baiklah, Melati, semoga suatu saat kita bisa bertemu lagi," ujarnya.Setelah itu ia membayar snack box yang ia pesan, karena aku belum memiliki rekening."Melati, biar Fahri antar kamu pulang," ujar Bu Farah tiba-tiba."Gak perlu, Bu, saya kan sama tukang ojek," sahutku lalu segera pamit.Selama di perjalanan, aku terus kepikiran dengan sikap Bu Farah dan Fahri. Mereka terlihat tertarik padaku, padahal apa yang menarik dari wanita miskin dan berwaja

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Gladis dan Arthur

    "Andre, kamu kenapa? Tiba-tiba datang langsung marah-marah sama istrimu, kasihan dia seharian capek kerja," ujar ibu mertua."Memangnya Ibu pikir aku gak capek? Aku sampai lembur demi mendapatkan banyak uang, tapi Melati malah jalan sama cowok lain.""Kamu jangan ngomong sembarangan, seharian ini Melati membuat snack box bersama Ibu, lalu dia mengirimkan ke rumah orang yang memesan, dia sama sekali gak ada waktu buat pergi bersama lelaki!""Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, dia pergi bersama seorang lelaki naik motor sport mahal. Aku jadi ingat, dulu dia bilang kalau dia ingin dibonceng pakai motor sport seperti itu."Mendengar ucapan Mas Andre, seketika lidahku terasa kelu, aku benar-benar bingung harus berkata apa."Melati! Kenapa kamu diem aja? Kamu diem pasti karena kamu tidak bisa menyangkal bahwa kamu pergi bersama lelaki tadi, kan?""Aku akan menjelaskan semuanya secara detail, aku harap kita semua duduk tenang."Suamiku menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan secara

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Mas Andre Bersitegang dengan Fahri

    "Kalian saling mengenal?" tanya Mas Fahri."Melati itu teman kecil saya," ujar Arthur."Melati, apakah Pak Fahri ini suami lo?" tanya Gladis.Degh! Situasi macam apakah ini? Aku benar-benar bingung harus menjawab apa."Anu...itu...""Kenapa lo terlihat gugup? Keren loh jika suami lo ternyata atasan suami gue."Apa yang harus aku lakukan? Berbohong demi gengsi atau jujur lalu dipermalukan?"Bukan, dia bukan suami gue."Akhirnya Kalimat itu meluncur dari mulutku. Sepertinya mulai saat ini aku harus berani jujur meski harus direndahkan. Aku tak bisa terus menerus berbohong hanya agar terlihat keren dibandingkan Gladis."Kalau bukan, ngapain lo jalan berdua dengan cowok lain? Apa lo selingkuh?""Saya sepupu suaminya Melati, kebetulan kami sedang membahas bisnis.""Oh, sepupunya. Ngomong-ngomong, apa jabatan suaminya Melati?""Suaminya Melati adalah CEO di perusahaan yang saya pegang, berhubung dia sedang mengurus perusahaan yang lain, jadi perusahaan itu untuk sementara saya yang urus."A

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Ternyata

    "Andre, stop!" teriak ibu mertua hingga bogem mentah itu tak jadi mengenai wajah Mas Fahri."Kenapa, Bu? Dia itu berniat merusak rumah tanggaku.""Hahahhaha, gak usah lebay, Kak. Gue cuma nolong Melati dari preman, gak lebih."Hah? Kak? Apa maksudnya itu? Apakah suamiku dan Mas Fahri adalah saudara?"Lo dan ibu lo, sama aja, tukang merebut milik orang!""Gak usah ngomong sembarangan kalau gak tau apa-apa.""Kalian itu dulunya miskin, lalu tiba-tiba merebut semua harta keluarga gue, kalian itu licik!"Mendengar itu Fahri hanya tersenyum, entah apa yang ia pikirkan."Jangan-jangan, nyokap lo udah ngasih tubuhnya sama bokap gue, hingga tanpa sadar bokap gue ngasih semua aset hartanya sama nyokap lo?" Seketika raut wajah Mas Fahri berubah, tampaknya ia sudah tak tahan dengan ucapan suamiku.Plaaaak! Tiba-tiba ibu mertua menampar Mas Andre hingga membuatku terhenyak."Jaga mulutmu! Jangan bicara sembarangan pada adik ibu."Jadi, Bu Farah adalah adiknya ibu mertua? Sekarang aku mengerti, r

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-28
  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Makan di Restoran

    "Aku tahu Ibu suka bercanda, tapi gak gini juga bercandanya, Bu," ujarku yang sempat berbinar-binar saat mendengar ibu mertua hendak membelikanku emas yang banyak.Aku memang sudah lama ingin memiliki emas, tapi rasanya mustahil jika ibu mertua tiba-tiba mengabulkannya. Daripada harapanku dijatuhkan dengan ucapan "Ibu cuma bercanda" lebih baik aku tidak mempercayainya saja sekalian."Sudahlah, jangan banyak protes, mending sekarang kalian semua ganti pakaian."Pranknya gak lucu, Bu," ujar Mas Andre yang tampaknya juga tidak percaya."Ibu sedang tidak bercanda, kok.""Tapi uang darimana, Bu?""Pokoknya hari ini kalian nurut aja sama ibu dan gak perlu protes, kalau protes ibu akan marah dan meninggalkan kalian."Meski masih bingung, akhirnya aku segera mengganti pakaian anak-anakku dengan pakaian terbaik yang dibeli beberapa tahun lalu. Lalu setelah kami semua berdandan rapi, kami bergegas menemui ibu mertua."Melati, cepat pesan taksi online," ujar ibu mertua yang telah mengenakan paka

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-28

Bab terbaru

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Ending

    Untuk menebus kesalahannya pada Bianca, Fahri sering menghabiskan waktu bersama Kristal dan Bianca. Mengajak mereka makan, nonton di bioskop, belanja atau pergi ke Time Zone.Sementara itu hati Kristal semakin berbunga-bunga setiap kali dekat dengan lelaki yang wajahnya mirip aktor drama Korea itu. Awalnya niat Kristal mendekati Fahri adalah untuk membuatnya patah hati, untuk membalas dendam pada Melati. Namun, rupanya ia benar-benar mencintai Fahri.Sementara itu Bianca bisa merasakan bagaimana perasaan Kristal pada Fahri, lalu saat Kristal tengah ke toilet, Bianca memberanikan diri untuk bertanya pada ayah kandungnya itu."Bagaimana perasaan Papa pada mamaku?" Fahri terhenyak bercampur haru karena Bianca tiba-tiba menyebutnya papa."Kamu menyebutku papa? Terima kasih ya, Sayang.""Aku memutuskan untuk memaafkan Papa karena Mama selalu mengatakan jika Papa sebenarnya adalah orang baik.""Terima kasih, Sayang. Papa janji akan melakukan apapun buat kamu.""Termasuk menikahi Mama?" Ia

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Kristal Mendekati Fahri

    Bab 44Fahri menceritakan pada Bu Farah tentang kenyataan bahwa Bianca adalah anak kandungnya."Kemarin Melati hanya cerita kalau mereka sudah meninggalkan rumah itu, karena ternyata Bianca bukanlah anak Andre. Lalu mengapa tiba-tiba kamu mengatakan bahwa dia anakmu?"Fahri langsung menceritakan semuanya, bahkan tentang hasil test DNA mereka."Kita rebut saja Bianca dari Kristal, wanita itu jahat dan licik. Bianca tak pantas tinggal bersamanya.""Jangan, Ma, Kristal tampak sangat tulus menyayangi Bianca, apalagi dia yang sangat berjasa dalam hidup Bianca, jadi kita jangan memisahkan mereka.""Tapi Kristal itu sudah hampir menghancurkan rumah tangga Andre dan Melati, seharusnya dia dipenjara karena sudah menipu dan memeras Andre, untung saja Andre dan Melati terlalu baik hingga dengan mudah memaafkan mereka.""Kristal melakukannya karena dia sangat mencintai Kak Andre, dia bukanlah tipe wanita matre.""Bagaimana bisa kamu tiba-tiba berpikir begitu?""Aku sudah menawarkan rumah, mobil a

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Doa Bianca

    43"Mbak, bisa ajari aku shalat?" tanya Bianca pada pembantunya."Emangnya Non Bianca belum bisa shalat?" Wanita berusia 35 tahun itu mengernyitkan dahi."Waktu kecil sih pernah diajari oleh Oma, tapi sekarang sedikit lupa karena jarang shalat."Setelah itu pembantunya yang bernama Halimah mengajari Bianca bacaan shalat, hingga ia kembali mengingat semua bacaan yang pernah diajarkan oleh omanya. "Kebetulan sekarang sudah waktunya shalat ashar, ayo kita shalat!" ajak Halimah.Bianca mengangguk, lalu mengambil air wudhu. Lalu mengenakan mukena yang setiap lebaran ia beli tapi tak pernah ia kenakan. Setelah itu ia shalat bersama Halimah. Setelah selesai shalat, Bianca mengangkat kedua tangannya seraya berucap lirih."Ya Allah, pertemukan aku dengan kedua orang tua kandungku, lalu jika boleh aku meminta, aku ingin memiliki papa seperti Om Fahri."Mata Halimah berkaca-kaca saat mendengar doa yang diucapkan anak majikannya itu, lalu ia mengaminkan doa tersebut dan berharap Allah mengabulka

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Hanya Mirip

    "Kalian semua siapa? Kenapa manggil saya Ibu dan Nenek? Lalu merangkul saya gitu?" Wanita berjilbab lebar itu tampak kebingungan.Andre dan Melati tiba-tiba terdiam, kembali terbayang dalam ingatan saat mereka melihat dengan kepala sendiri bahwa sosok yang mereka panggil Ibu itu telah dikafani dan dimasukan liang lahat."M..maaf, Bu. Kami mengira Ibu adalah Ibu mertua saya." Melati langsung beringsut mundur dan meminta maaf, begitu pula Andre yang langsung menarik keempat anaknya."Iya, Bu. Mohon maafkan kami," ucap Andre saat menyadari bahwa ibunya tak mungkin bangkit dari kubur lalu kembali membeli martabak di tempat langganan mereka dulu."Kalian kenal Ibu itu? Tolong bayarkan martabak yang ia beli, masa pesan dua loyang martabak tapi gak mau bayar," ujar pedagang martabak dengan wajah kesal."Jadi berapa?" tanya Andre."40 ribu."Andre langsung meraih dompetnya lalu memberikan selembar berwarna merah."Nanti kalau Ibu ini datang lagi, kasih gratis aja," ujar Andre lagi."Siap!" sa

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Ibu Masih Hidup?

    "Jadi, Fahri itu saudara kembar kamu?" tanya Kristal tiba-tiba."Iya," jawab Melati sembari tersenyum."Mitosnya, kalau orang kembar itu memiliki ikatan batin yang kuat, jika salah satu merasa tersakiti, maka kembarannya akan merasakan hal yang sama. Bener, gak?" Kristal kembali bertanya."Betul. Aku sering merasakan apa yang Melati rasakan." Fahri menyahut."Aku juga bisa merasa gelisah saat sesuatu yang buruk menimpa Fahri, contohnya saat Fahri mengalami penganiayaan hingga masuk rumah sakit, saat itu aku merasakan rasa sakit yang sama.""So sweet banget ya kalian." Kristal tampak tersenyum aneh.Sementara Bianca tampak terus menatap Fahri sembari tersenyum, dalam hatinya ia sangat mengidolakan lelaki itu."Apa Om Malaikat sudah menikah?" tanyanya tiba-tiba."Bagaimana kalau mulai saat ini Bianca panggil Om Fahri aja, karena om tidak sebaik Malaikat.""Oke, Om Fahri sudah menikah?" Gadis itu mengulangi pertanyaannya."Om pernah menikah, tapi sekarang istri om sudah meninggalkan om."

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Bianca Anak Siapa?

    "Dok, kenapa putri saya gak bangun-bangun?" Kristal tampak panik saat melihat Bianca yang tiba-tiba tak sadarkan diri.Setelah itu dokter langsung memeriksa denyut nadi dan detak jantungnya."Putri Anda baik-baik saja, ia hanya pingsan dan butuh banyak istirahat."Kristal menghela napas lega, lalu segera menggenggam tangan gadis berusia 14 tahun itu."Bianca sayang, mama sangat menyayangi Bianca. Meski Bianca tidak terlahir dari rahim mama, tapi kamu adalah anugerah dari Tuhan yang dikirim untuk menggantikan anak mama yang telah tiada sebelum lahir ke dunia."Air mata Kristal berjatuhan membasahi tangan Bianca."Jadi, aku bukan anak kandung Mama?"Kristal tampak terhenyak saat Bianca tiba-tiba sadar."Emmm.. maksud kamu apa, Sayang? Mungkin kamu salah dengar.""Gak apa-apa, kok, Ma, aku sudah curiga sejak mengetahui bahwa Mama dan Om Andre tidak memiliki alergi yang sama denganku.""Sayang, apapun yang terjadi, mama akan selalu menyayangi Bianca.""Bagiku Mama Kristal adalah wanita ya

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Masa Lalu Fahri

    Bab 39"Kamu itu cantik, karir kamu juga bagus, ngapain kamu kebucinan sama suami orang?" Melati mencoba bersikap tenang saat menanggapi ucapan Kristal yang mengatakan tidak bisa move on dari Andre.Mendengar itu Kristal hanya terdiam dan tak berani lagi mengatakan apapun. Tidak berapa lama kemudian dokter keluar dari ruangan operasi."Alhamdulillah operasinya berjalan lancar, pasien juga sudah melewati masa kritis. Tapi masih butuh istirahat dan belum bisa ditemui."Mereka bertiga mengangguk, lalu berpamitan untuk menyelesaikan biaya administrasi."Melati, aku janji, gak akan ganggu Andre lagi. Tapi tolong, izinkan aku dan Bianca sementara waktu tinggal di rumah kamu.""Lah, ngapain aku melihara ular di rumahku? Gak ada faedahnya.""Aku tahu hati kamu sangat baik, please, aku gak mau membuat Bianca kecewa.""Aku bersedia mengadopsi Bianca menjadi anakku. Tapi aku udah gak mau menerima kamu di rumahku.""Aku gak bisa jauh dari Bianca, tapi aku juga gak tega membawa dia pergi. Asal kam

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Bianca Bukan Anak Andre

    Bab 38"Apa jangan-jangan Bianca bukan anak kamu ya, Mas?" "Gimana bisa? Bukankah hasil DNAnya positif kalau dia anakku?""Iya, juga, sih. Tapi...""Sebenarnya mas juga gak pernah yakin kalau dia anakku. Soalnya mas gak pernah merasakan ikatan batin sama sekali sama dia. Tapi jika mengingat hasil DNA yang ternyata positif, maka mau tak mau mas harus mengakuinya sebagai anak.""Dulu, apakah Mas yakin kalau Kristal beneran hamil?""Iya, malah dia nunjukin testpack juga hasil pemeriksaan dari dokter kandungan."Melati dan Andre tampak meragukan bahwa Bianca bukanlah anak Andre. Namun, mereka membutuhkan banyak bukti untuk mengetahui kebenarannya.Keesokan harinya, setelah pulang sekolah, Yono menjemput Aldi dan Arka, lalu setelah itu mereka ke sekolah Bianca. Saat di perjalanan, tiba-tiba mereka melihat pedagang telur gulung dan aneka jajanan jalan lainnya."Jajan dulu, yuk, Kak!" ajak Arka."Boleh juga, tuh, udah lama, ya, gak makan telur gulung, bakso ikan, cimin, makaroni pedas dan j

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Kecurigaan Melati

    Melati dan Bu Farah janjian bertemu di restoran, lalu mereka makan sembari berbincang-bincang."Oma seneng banget bisa makan bareng sama Aurora," ujar Bu Farah sembari mencubit pelan pipi gadis kecil itu yang sangat menggemaskan."Aurora juga seneng, kenapa Oma gak tinggal di rumah kami aja?" celotehannya membuat Bu Farah semakin merasa gemas."Oh, ya, Tante. Ada apa Tante mengajak aku bertemu di sini?" tanya Melati sembari menyedot jus mangga yang ia pesan."Rencananya tante mau mengembangkan butik yang sekarang sedang tante kelola, barangkali kamu mau invest saham?""Boleh, tuh, Tante. Setahuku butik Tante kan sangat laris, ya, pemasukannya juga oke.""Alhamdulillah kalau kamu setuju, nanti kamu dapat bagian 40 % dari penghasilan bersihnya.""Ngomong-ngomong, Tante butuh berapa?"Bu Farah menyebutkan nominal yang ia butuhkan, lalu Melati langsung menyetujuinya. Saat tengah asyik mengobrol, tiba-tiba ponsel Melati berdering."Mbak Mel, Mbok Jum sekarang sedang pingsan gara-gara ngeli

DMCA.com Protection Status