Skandal Sang Sopir

Skandal Sang Sopir

last updateLast Updated : 2023-03-09
By:  Kwan SagaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
13 ratings. 13 reviews
98Chapters
6.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Ketika Diandra––gadis remaja yang beranjak dewasa memutuskan untuk menikah dengan Dewa––pria dewasa berusia tiga puluh tahun, akankah dia mendapatkan kebahagiaan meski awalnya tidak mendapatkan restu dari sang ibu, karena melihat background Dewa yang berprofesi sebagai seorang sopir dan pernah gagal membina rumah tangga hingga tiga kali. Apakah hidupnya akan bahagia bersama Dewa? Atau malah ada sosok pria lain yang bersedia merangkul hatinya untuk dibahagiakan? _KwanSaga_

View More

Chapter 1

01 || Meminta Restu

"Tidak! Pokoknya Ibu enggak restuin kamu nikah dengan Dewa!" Suara lantang menggelegar sore itu tepat pukul empat ketika mentari masih cukup terik menyinari rumah mereka.

"Tapi alasannya apa, Bu? Mas Dewa itu dewasa, dia juga udah punya pekerjaan. Apa yang mendasari Ibu selalu menolak dia, sih?" Penuh dengan tanya dari wajah gadis berusia sekitar delapan belas tahun yang baru saja lulus SMA.

Senyum sarkastik terlihat dari bibir merah Amira––ibu dari Diandra, atau yang sering dipanggil Andra.

"Kenapa malah senyum begitu? Bukankah Ibu yang dulu bilang kriteria calon menantu Ibu itu harus sudah punya pekerjaan?" cerca Diandra karena Amira belum juga memberikan alasan yang tidak jelas.

"Pokoknya Ibu tidak setuju!" Amira bangkit dari sofa ruang keluarga dan gegas masuk ke kamar sambil menutup pintu dengan kasar.

Diandra tidak tinggal diam. Dia mengejar Amira dan menggedor pintu kamar untuk meminta penjelasan pada Amira.

"Bu, tolong buka pintu kamarnya. Aku ingin dengar alasan dari Ibu kenapa menolak Mas Dewa? Padahal dia begitu baik sama keluarga kita. Apa yang salah dengan Mas Dewa? Kenapa Ibu tega enggak restuin aku untuk menikah dengan Mas Dewa? Kenapa, Bu? Kena––" Belum juga usai, pintu kamar Amira telah terbuka.

"Kamu yakin ingin dengar alasan Ibu?"

Diandra mengangguk.

Amira mulai menceritakan tentang kenapa dia menolak Dewa menjadi menantunya. Dia menceritakan tentang zaman dulu ketika awal mempunyai pacar seorang sopir angkot yang dia kenal sebagai orang yang baik. Wajah rupawan meskipun mempunyai kulit gelap tidak menyurutkan karisma dari sopir yang telah mengambil hatinya.

Hari-hari begitu indah dilalui oleh Amira ketika merajut cinta dengan sang sopir tampan dengan senyuman termanis yang selalu membingkai bibirnya. Bahkan, tidak jarang Amira diantar jemput ke sekolah menggunakan mobil tersebut.

Lambat-laun, Amira memberikan kabar kedekatannya dengan pemuda yang mempunyai pekerjaan sopir tersebut. Namun, kedua orang tua Amira melarang kedekatan mereka dan menyuruh Amira untuk mengakhiri hubungan mereka berdua. Bukan karena status pekerjaan sebagai sopir, tetapi kedua orang tua Amira sering mendengar skandal percintaan sopir. Bahkan ada yang menyebut kalau sang sopir itu setia, buka setia pada pasangannya, tetapi mereka 'setia' yang berarti: setiap tikungan ada atau banyak pacarnya.

"Dan Ibu putus dari dia?" tanya Diandra menatap wajah Amira.

Amira mengangguk.

"Tapi, Bu. Tidak semua sopir begitu. Mungkin saja nasib Ibu yang tidak beruntung mendapatkan kekasih sopir yang berengsek, tapi enggak dengan Mas Dewa, Bu. Ibu juga, kan, tau bagaimana baiknya Mas Dewa?"

"Iya, Andra, Ibu tau. Tapi––"

"Pokoknya aku mau nikah sama Mas Dewa, titik!"

"Andra! Jangan sekali-kali kamu membentak ibumu!" ucap seorang laki-laki yang baru masuk kamar. Dialah Teo––suami dari Amira.

"Tapi Ayah, ini enggak adil buatku! Masa Ibu bandingin Mas Dewa dengan mantan pacarnya dulu, sih? Mereka emang sama-sama sopir, tapi pasti berbeda karakter. Aku yakin Mas Dewa laki-laki baik yang bertanggung jawab!" Diandra masih menggebu menyuarakan suara hatinya pada kedua orang tuanya.

"Gini, loh, Andra. Maksud ibumu, kamu itu masih muda, kenapa enggak kuliah dulu? Enggak cari ilmu dan pengalaman dulu? Enak, loh, banyak teman."

"Kan, kalo udah nikah juga bisa kuliah, Ayah!"

Teo tersenyum. Dia melihat anak semata wayangnya begitu menggebu menyuarakan keinginannya untuk menikah.

"Usiamu belum cukup, Nak."

"Apa aku harus hamil dulu supaya bisa menikah dengan Mas Dewa?"

'Plak!'

Telapak tangan Amira meluncur di pipi Diandra.

Astaga! Batin Amira mengucap ketika dia menyadari menampar putrinya ketika di usia delapan belas tahun.

"Ibu jahat!" ucap Diandra tidak menyangka kalau ibunya akan menampar. Apalagi, hal ini baru terjadi selama hidupnya.

Teo pun melongo saat melihat istrinya menampar pipi gadis yang kini beranjak dewasa. Sebab, sedari dulu Amira merupakan sosok wanita yang lembut, bahkan untuk membentak putrinya saja tidak pernah.

"Aku benci sama Ibu!" Diandra beranjak dari tepi ranjang, lalu pergi membawa sepeda motor matic-nya.

"Astagfirullah, Ayah. Tolong susul Andra. Dia mau ke mana? Ibu khawatir," pinta Amira pada suaminya.

"Biarkan, Bu. Biarkan dia menyendiri dulu untuk menenangkan hatinya."

"Tapi Ayah, Ibu khawatir karena Andra pergi lagi emosi."

"Pecuma Ayah kejar juga, Bu. Dia tidak akan mendengar apa yang Ayah katakan."

***

Diandra memacu motor matic-nya dengan kencang membelah jalanan yang cukup lengang. Gadis berparas cantik itu tidak menghiraukan Speedometer yang melebihi ambang wajar hingga akhirnya dia memarkirkan motornya di salah satu tempat makan di pinggiran jalan karena dia tahu kalau Dewa suka makan atau nongkrong di sana.

"Mas Dewa!" Diandra berteriak memanggil nama kekasihnya, lalu turun dari motor. Seketika itu, Dewa yang sedang duduk di bangku kayu pun terperanjat dan menghampiri Diandra.

"Kamu kenapa, Sayang?" Penuh kelembutan Dewa bertanya pada kekasihnya yang sedang menangis.

"Aku kesel sama Ibu dan Ayah!"

"Loohhh ... memangnya kenapa?" tanya Dewa yang berprofesi sebagai sopir truk antar kota dan provinsi mengantar barang-barang dari salah satu perusahaan sawit di kota itu. "Duduk, yuk? Biar ceritanya enak." Dewa mengajak Diandra dan memesankan teh manis hangat untuk kekasihnya.

Diandra mulai menceritakan alasan kenapa menangis dan marah terhadap ibunya dikarenakan tidak mendapat restu untuk menikah dengan Dewa.

"Sayang, kenapa juga harus cepet-cepet menikah? Benar kata ayahmu, harusnya kamu kuliah dulu, nikmati masa mudamu." Penuh kehati-hatian Dewa menasihati kekasihnya yang masih berusia belasan tahun.

"Iiihhh ... kenapa Mas Dewa malah bela Ayah dan Ibu, sih?! Harusnya Mas Dewa bela aku! Atau, emang Mas Dewa tidak serius pacaran sama aku?! Atau, Mas Dewa enggak mau menanggung kuliah aku?" cerocos Diandra dengan ekspresi menggemaskan.

Dewa tersenyum.

"Usia Mas udah matang, untuk apa Mas main-main pacaran sama kamu? Mas serius, lah." Dewa mengatakan hal tersebut dengan sungguh-sungguh. "Hanya saja restu dari kedua orang tua itu penting, Sayang. Kita harus mendapatkan restu dari mereka. Ingat, restu orang tua berarti restunya Allah juga, kan?" Dewa mengusap rambut panjang Diandra, lalu menyelipkan ke telinganya.

"Gampang, kok, kalau Ibu dan bapak mau restuin pernikahan kita," ucap Diandra dengan senyum licik.

"Apa itu?" Dewa menyipitkan matanya saat menunggu jawaban dari kekasihnya.

"Hamili aku, Mas," bisik Andra yang membuat sepasang mata Dewa membulat. Dia tidak mengira kalau kekasihnya akan senekat itu. "Gimana?" Diandra kembali menegaskan pertanyaannya.

Dewa menggeleng.

"Tidak, Sayang. Itu bukan hal baik. Pernikah merupakan hal yang sakral dan serius, tidak bisa main-main seperti ini."

"Iya, tapi kedua orang tuaku banyak sekali alasan, Mas. Aku tidak ingin kalau Mas Dewa malah nikah dengan yang lain! Apalagi aku tau banyak cewek yang suka godain Mas, kan?"

Dewa terdiam.

"Tuuuhhh, kaaaannnn ... pokoknya aku ingin nikah secepatnya, titik!" Bibir Diandra mengerucut kesal.

"Iya, Sayang, iya. Nanti Mas coba datang ke rumahmu, ya? Mas akan minta kamu ke Ayah dan Ibu," ucapan Dewa sungguh membuat Diandra tenang.

Quote:

Restu orang tua begitu penting bagi hidup anaknya. Pandai-pandailah kalian menyayangi mereka. Satu kali saja mereka tersakiti, ucapannya bak pisau yang dapat melukaimu. _KwanSaga_

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Kwan Saga
Thank you buat Kak Yhen Gampung, Kak Agung dan semua yang udh gift/vote, hatur nuhun ......
2023-04-17 07:38:34
2
user avatar
Kwan Saga
Thank you buat Kak Dodekana dan Kak Desak untuk gift-nya ...
2023-04-17 07:36:27
1
user avatar
Kwan Saga
Thank you buat Kak Alfin Setiano untuk gift-nya...
2023-04-17 07:35:33
1
default avatar
Kiyowo Girl
Sukaaaa sekali buku ini... Cuss masuk rak buku jadi favoritku setelah novel punya Kak Qeqe yang Istri pilihan pewaris lumpuh.
2023-02-09 16:23:14
2
user avatar
Suci Komala
Baca Maraton weyy, Thor
2023-02-09 10:58:35
2
user avatar
Mimah e Gibran
ceritanya seru...
2023-01-17 15:55:36
2
user avatar
Nerazuki
mangats nules ...
2023-01-15 23:15:58
1
user avatar
Az Zahwa Zahwa
komen dulu,bacanya nanti...
2023-01-01 19:44:03
2
user avatar
Kwan Saga
Tengkyu yang udh dukung karya pertama saya, _KwanSaga_ ...
2023-01-01 09:57:19
0
user avatar
Suci Komala
Kak Othor, kok, lom update juga? up! up! up!
2022-12-31 11:46:54
1
user avatar
Suci Komala
Jadi kepo, seganteng apa Mas Dewa.. lanjut Kak, seru. Semangat!
2022-12-30 09:40:12
2
user avatar
D. Naveen Kenan
Lanjut kak! sepertinya si dewa banyak ceweknya itu
2022-12-29 19:34:46
1
user avatar
Az Zahwa Zahwa
lanjut thor,keren
2022-12-29 18:35:55
2
98 Chapters
01 || Meminta Restu
"Tidak! Pokoknya Ibu enggak restuin kamu nikah dengan Dewa!" Suara lantang menggelegar sore itu tepat pukul empat ketika mentari masih cukup terik menyinari rumah mereka. "Tapi alasannya apa, Bu? Mas Dewa itu dewasa, dia juga udah punya pekerjaan. Apa yang mendasari Ibu selalu menolak dia, sih?" Penuh dengan tanya dari wajah gadis berusia sekitar delapan belas tahun yang baru saja lulus SMA. Senyum sarkastik terlihat dari bibir merah Amira––ibu dari Diandra, atau yang sering dipanggil Andra. "Kenapa malah senyum begitu? Bukankah Ibu yang dulu bilang kriteria calon menantu Ibu itu harus sudah punya pekerjaan?" cerca Diandra karena Amira belum juga memberikan alasan yang tidak jelas. "Pokoknya Ibu tidak setuju!" Amira bangkit dari sofa ruang keluarga dan gegas masuk ke kamar sambil menutup pintu dengan kasar. Diandra tidak tinggal diam. Dia mengejar Amira dan menggedor pintu kamar untuk meminta penjelasan pada Amira. "Bu, tolong buka pintu kamarnya. Aku ingin dengar alasan dari Ibu
last updateLast Updated : 2022-12-05
Read more
02 || Pertunangan
Motor matic Diandra terparkir di halaman depan. Dia berjalan memasuki rumah dan tidak berselang lama, suara azan pun berkumandang. "Andra, udah pulang kamu, Nak?" sapa Amira terlihat senang saat melihat anaknya sudah kembali meskipun masih terlihat raut kesal di wajahnya, tetapi tidak dipungkiri kalau hatinya merasa plong karena melihat putrinya baik-baik saja. Diandra tidak menanggapi ucapan sang ibu, dia memilih masuk ke kamar dan mengurung diri di sana. Satu, dua jam, Amira membiarkan. Namun, setelah lima jam berlalu dia mulai merasa khawatir. "Mau ke mana, Bu?" tanya Teo ketika istrinya beranjak dari pembaringan. "Mau ke kamar Andra, Pak. Ibu khawatir, mana dia belum makan sedari siang," ucap Amira. "Jangan, Bu, tidak usah. Percaya sama Ayah, Andra pasti udah tidur dan tidak mau diganggu.""Tau dari mana?""Karena kalau Ibu marah sama Ayah, kan, seperti itu." Teo tersenyum. "Ish! Ayah ...." ucap Amira terlihat malu, pipinya pun memerah saat mendengar ucapan suaminya yang mem
last updateLast Updated : 2022-12-05
Read more
03 || Restu kedua
Kejadian malam itu membuat Diandra kembali syok karena lagi-lagi sang ibu yang seolah menghalanginya untuk bersatu dengan Dewa. Apalagi Dewa sudah tiga kali gagal membina rumah tangga dan hal itu yang membuat Amira banyak-banyak mempertimbangkan untuk melepaskan putrinya dengan laki-laki yang mempunyai background seperti itu."Andra, makan dulu, Nduk," ucap Teo terdengar begitu hati-hati membujuk putrinya. "Enggak! Andra enggak mau makan, Ayah." "Sedikit saja, Nak. Tolong lakukan ini demi siapa pun. Kami tidak ingin kamu jatuh sakit." "Andra pokoknya enggak mau makan sebelum Ibu restuin hubungan Andra!" Teo menyerah meluluhkan watak keras putri tunggalnya. Dia memutuskan pergi. "Ayah mau ke mana?" tanya Amira ketika melihat suaminya hendak mengeluarkan sepeda motor dari garasi rumah. "Mau cari Dewa, Bu. Hanya dia yang bisa bujuk Andra supaya bisa makan." "Biarin aja, Yah! Entar juga kalau lapar dia makan sendiri," ketus Amira terlihat kesal saat mendengar nama Dewa. "Tapi, Bu–
last updateLast Updated : 2022-12-05
Read more
04 || Pernikahan
Tiba saatnya hari pernikahan Diandra dan Dewa akan dilaksankan setelah satu Minggu berada di rumah sepulang dari rumah sakit waktu itu. Bukan hanya keluarga mempelai wanita saja, saksi bahkan penghulu pun sudah bersiap di sana. Namun, malah Dewa yang belum datang ke acara pernikahan tersebut membuat Diandra gusar menanti kedatangan calon suaminya. "Ibu, Ayah, Mas Dewa ke mana, ya?" Diandra begitu panik ketika menunggu kedatangan Dewa. "Ayah coba menelponnya, ya?" Teo mengusap pundak putrinya dan mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Namun, belum juga membuka kunci layar ponsel, laki-laki bertubuh gagah dengan paras tampan berkulit sawo matang itu pun akhirnya datang. "Maaf, Andra, Bu, Pak, saya terlambat. Tadi ada keperluan yang mendesak." Dewa menjelaskan perihal yang terjadi padanya. "Iya, enggak apa-apa, Mas." Diandra tersenyum dengan hati yang tenang dan tentu saja bahagia. Awas kamu kalau sampai tega mempermalukan anakku! Ucap Amira kesal dalam hatinya karena Dewa hampir
last updateLast Updated : 2022-12-05
Read more
05 || Skandal Sang Sopir.
Untuk pertama kali saat mata Diandra terbuka dalam dekap hangat tubuh laki-laki yang dia cintai. Mata tajam yang tertutup sempurna serta tangan yang masih melingkar pada tubuhnya menjadikan wanita yang berstatus seorang istri itu merasakan kenyamanan yang luar biasa. Diandra menatap wajah suaminya yang masih terlelap. Tampangnya memang tidak membosankan dan dengan jahilnya Diandra malah mengusap bagian wajah Dewa. Mulai dari pipinya, hidungnya, dagunya dan bibirnya tidak luput dari usapan halus Diandra. Diandra melepaskan jarinya yang masih mengusap bibir Dewa bermaksud untuk menyiapkan sarapan untuk suaminya. Namun, Dewa meraih tangan istrinya dan tubuh Diandra seketika kembali terjatuh dalam pelukan hangatnya. "Mas Dewa udah bangun?" Malu-malu Diandra menyapa suaminya. "Aku ingin sekali lagi, boleh?" tanya Dewa dengan suara serak. "Sekali lagi apanya?" Terlihat wajah heran dari Diandra. "Menikmati tubuhmu, Sayang." "Iiihhhh ... Malam tadi Mas udah dua kali, masa mau minta lagi
last updateLast Updated : 2022-12-05
Read more
06 || Candu
Sepasang mata Diandra terasa perih bahkan sampai menitikkan air mata. Namun, Dewa tersenyum sarkas setelah beberapa saat sempat terdiam. "Kamu tidak usah membodohiku, Tari." Dewa saat ini terlihat santai menanggapinya. "Aku tidak membodohimu, Abang. Aku mencintaimu dan janin yang ada di perutku itu darah daging kamu." Tari terlihat berusaha meyakinkan Dewa, tetapi laki-laki itu tidaklah bodoh. "Statusmu itu istri orang, bagaimana bisa kamu hamil karena aku? Sudahlah, Tari." "Aba––" Kata-kata tari terputus."Stop! Berhenti memanggilku dengan sebutan Abang. Itu hanya masa lalu. Jalani saja hidupmu dengan suamimu dan biarkan aku hidup dengan istriku!" "TARIII!!!" Suara menggelegar telah menyentak wanita yang ada di hadapan Dewa."Abang Andi?" gumam Tari saat melihat laki-laki di seberang jalan sedang berjalan ke arahnya."Kenapa kau ada di sini? Apa belum cukup aku memberikan bukti padamu kalau aku tidak mandul? Aku tau selama ini kau melakukan KB tanpa sepengetahuanku, bukan? Untuk
last updateLast Updated : 2023-01-01
Read more
07 || Majikan Baru
Dewa menggendong tubuh istrinya untuk dipindahkan ke kamar. Di atas ranjang yang cukup besar, kini tubuh istinya terbaring tidak sadarkan diri. Laki-laki berkumis dan berjambang tipis itu berlari ke dapur untuk mematikan api yang mungkin saja bisa menghanguskan seluruh isi dapur, bahkan bisa menghabiskan segalanya, termasuk penghuni rumah. Bukan Dewa mengabaikan istrinya, tetapi dia berusaha menyelamatkan apa yang harus diutamakan terlebih dahulu. Dewa mengambil lap basah dan menutup pada kompor setelah dia berhasil membuka jendela dapur dan perlahan asap tebal itu memudar. Api pun telah padam dengan lap basah tersebut. Dapur tampak berantakan, Dewa tidak peduli akan hal itu yang jelas api sudah padam dan dia kembali ke kamar. "Sayang? Andra? Bangun ...." Dewa menepuk-nepuk pelan pipi istrinya. Diandra masih menutup mata. "Ya Tuhan, maafin Mas, Sayang. Mas enggak bermaksud bikin kamu seperti ini." Dewa menggenggam tangan Diandra. Sepasang mata Diandra masih tertutup rapat. Dewa m
last updateLast Updated : 2023-01-01
Read more
08 || Berbeda Kasta
Sudah satu Minggu Dewa bekerja pada Magdalena. Wanita cantik, kaya dan trendy merupakan kesan utama apabila melihatnya. Hanya saja sikapnya yang kurang begitu baik. Dia pemarah, cerewet, arogan dan super manja. "Dewa!" Magdalena memanggil. "Iya, Nona Shu!" jawab Dewa yang ada di luar ruang ganti. Ya, Magdalena mengajaknya ke mall sepulang dari kampus. "Ke sini cepat! Bawakan baju yang ada di dalam paper bag itu!" pinta Magdalena. Dewa melirik paper bag dan mengambilnya. Tangan Dewa terulur ke dalam agar Magdalena meraihnya. Namun, wanita berperawakan tinggi itu malah menarik lengan Dewa. Sontak, laki-laki yang pernah menikah empat kali ini kaget karena selama satu Minggu dia kerja pada Magdalena, wanita itu begitu galak dan juga cerewet. "Anda mau apa, Nona?" tanya Dewa. "Ini baju buat kamu, cepat ganti, aku mau lihat," ucap Magdalena bernada manja. "Tapi, masa iya Nona di sini?" Dewa menyipitkan mata. "Tinggal ganti aja." Magdalena membuka kancing kemeja Dewa. "Kamu pakai baju
last updateLast Updated : 2023-01-02
Read more
09 || Hukuman
Canda dan tawa telah terlontar dari bibir-bibir wanita yang bergaya sosialita. Sedangkan dewa memilih untuk menepi dari hingar-bingar orang-orang seperti itu. Dia lebih memilih untuk mengambil minum yang tersedia di meja panjang yang berselimutkan kain putih menutupi meja. Semakin malam udara semakin dingin terasa menyentuh kulit. Laki-laki berkumis dan berjambang tipis itu terlihat heran karena orang-orang yang ada di pesta tampaknya sama sekali tidak merasakan dingin meskipun memakai pakaian yang bisa dikatakan minim atau pendek. Diam-diam Dewa memperhatikan Magdalena ketika berbicara dan juga tertawa bersama teman-temannya. "Dia terlihat cantik," gumam Dewa sembari menggoyang-goyangkan gelas yang berisi air minum berwarna biru. Dia meneguknya lagi dan lagi hingga air itu tandas dan berpindah ke perutnya. "Lena, kamu datang juga?" Sayup-sayup terdengar suara laki-laki yang mendekati Magdalena. "Datanglah, masa enggak? Ini pesta ultah sahabat aku, masa iya enggak datang?" Laki-
last updateLast Updated : 2023-01-02
Read more
10 || Dosa Terindah.
Ekspresi melongo kini terlihat dari keduanya. Bagaimana tidak? Mereka tidak pacaran dan hubungan mereka sebatas pacaran pura-pura karena Dewa merupakan sopir pribadi Magdalena. "Hahaha ...." Suara tawa renyah terdengar dari bibir Hardian. "Lena, Lena ... aku tau kalau kamu hanya bersandiwara pacaran dengan laki-laki itu. Kamu hanya ingin menunjukkan kalau kamu itu bisa move on dengan cepat dari aku, bukan? Tetapi nyatanya tidak. Kamu masih gagal move on dariku, sehingga menyewa kekasih bayaran, kasihan!" cerca mulut comel Hardian. Magdalena hanya bisa diam, karena apa yang dikatakan oleh Hardian memang benar adanya. Dia masih mencintainya dan belum bisa move on dari kenangan indahnya bersama Hardian. Sayup-sayup Dewa mendengar bisikan-bisikan dari teman-teman Magdalena yang mulai mencibir. Dewa yang berdiri di samping Magdalena akhirnya melangkah dan saat ini keduanya sudah berhadapan. Seketika itu Magdalena mendongak dan menatap pada sopirnya. "Apa yang mau kau lakukan?" tanya Mag
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status