HANYA HALUAN AUTHOR, KAWASAN UNTUK YANG SUDAH BERPENGALAMAN YA, HIHI Nalula Diandra harus kehilangan kesuciannya di depan kekasihnya sendiri hanya karena kakek pria itu tak ingin keduanya bersama! Parahnya, begitu sadar, sang kekasih malah menikahi wanita lain. Untungnya, orang tua kandung Lula yang ternyata kaya raya berhasil menemukannya dan bersedia membantunya, termasuk menghancurkan pria itu dan keluarganya! Namun, apakah Lula akan puas setelah dirinya berhasil?
Lihat lebih banyakTak! Kenan meletakkan semua harddisk di meja, "Aku ingin memberikan ini!" Glek! "Itu? Apa itu?" ucap Selin datar sambil berbalik dan duduk. "Anggaplah sebagai permintaan maafku padamu, Selin! Maaf untuk keterdiamanku, Maaf untuk ketidakmampuanku melindungimu dulu, Maaf membawamu pada pusara sakit yang tidak bertepi dan Maaf karena tidak bisa menepati janjiku!" ucap Kenan. Selin hanya menatap datar netra laki-laki yang dulu pernah membuatnya jungkir balik. Tak ada niat membalas ungkapan Kenan sedikitpun, karena nyatanya memang benar yang dia ucapkan. Laki-laki di depannya lah yang membawanya pada pusara kesakitan yang tiada bertepi, namun Selin juga sadar bukan sepenuhnya salah Kenan. "Aku akan mempertanggungjawabkan semuanya, Selin, walaupun terlambat! Setidaknya, semoga itu bisa membuatmu ikhlas memaafkan aku!" ucap Kenan lagi. Selin kemudian mengambil hardisk itu, "Aku terima permintaan maafmu, Kenan, jangan salahkan aku mempergunakan ini sebaik mungkin!" ucapnya datar. "
Olan terperanjat hingga tanpa sadar menginjak rem kakinya dengan kencang. Ciit! Brak! "Aaau!" pekik Olan saat dahinya membentur kuat kemudi, karena rem dadakannya membuat mobil di belakang tidak siap, "Akhh, sial!" Tak lama, seorang laki-laki paruh baya turun dan menghampiri Olan. Tok! Tok! Tok! Dan Olan membukanya, "Anda harus bertanggung jawab karena rem mendadak! Beruntung tidak terjadi kecelakaan beruntun!" ketusnya. "Baiklah, saya akan menanggung semua biaya perbaikannya, apa Anda juga butuh ke rumah sakit?" tawar Olan. "Tidak perlu!" Kemudian, Bapak itu pergi setelah mendapatkan kartu nama dan juga nomer ponsel Olan. Dan Olan kembali menghubungi Papanya yang sempat terputus. "Hallo, Pah?" sapanya setelah panggilan langsung diangkat. "Iya, kamu kenapa? Apa baik-baik, saja?" tanya Kenan. "Baik, Pah, hanya sedikit terkejut dan menabrak orang! Mom Selin, Pah? Aku tidak salah dengar?" tanya Olan memastikan. "Iya, Selin!""Kenapa Papah baru bilang sekarang, berarti kelua
"Kakek jahat, kakek bukan Manusia! Kakek Iblis!" teriak Olan. Olan tak pernah menyangka, Kakeknya sangat tidak tau malu setelah menghancurkan masa depan seorang gadis. Apa menurutnya yang pernah dia lakukan dulu bisa dimaafkan oleh Lula? Apa menurut kakeknya, dirudapaksa di depan kekasihnya sendiri adalah hal yang tidak mengguncang jiwa. Bahkan Olan tak berani mengingat raut wajah kehancuran Lula saat itu. Gadis yang amat sangat dia sayangi. "TURUNKAN SUARAMU! BERANINYA MEMBENTAK, KAKEK!" teriak Hanu. Brak! Olan tak lagi bisa menahannya! Kakeknya sudah sangat egois, "KAKEK! Aku bukan Olan yang dulu, jangan membuatku muak atau aku akan pergi meninggalkan Antama!" Kilat amarah tercetak jelas di dua netra Olan. Olan Tidak takut jika harus meninggalkan Antama, Olan bukannya manusia yang gila harta! "Kau tanpa Antama, tidak mungkin memiliki para anak buah yang loyal,
"Tidak!" teriak Lula penuh dengan keterkejutan karena kehilangan janin kecil yang baru dia ketahui pagi tadi, "BOHONG! Anakku pasti masih ada!" racaunya. David hanya bisa mendekap tubuh kecil istrinya dengan erat, "Kita harus sabar, Sayang!" "Anakku, aku mau anakku, Dav!" racaunya sambil menangis terisak. Walaupun tak menginginkan anak atau berencana memiliki anak dalam waktu dekat, namun mengetahui kehamilannya membuat hatinya dipenuhi letupan cinta untuk buah hatinya."Anakku!" rintihnya. Sakit! Kehilangan janin yang bahkan belum berbentuk nyatanya cukup membuat Lula terguncang. David pun juga tak kalah sedih! Menyesal dan merasa tak berguna, karena merasa tidak bisa melindungi calon anaknya. Dan David hanya bisa mengusap pelan punggung bergetar istrinya. Keduanya saling memeluk dan meluapkan rasa sedihnya akan kehilangan calon anak mereka, calon anak yang sangat diharapkan oleh David. Cukup lama, David benar-benar tak ingin bertanya atau menuntut penjelasan apapun. David
Dengan cepat David langsung membopong tubuh istrinya untuk segera dibawa ke rumah sakit. "Sayang! Apa kamu tidak pakai pelindung peluru?" tanya David sambil menarik gas segera ke rumah sakit. Bukan tanpa sebab! Pasalnya David mendengar ucapan lirih Lula, [ Anakku] apa maksudnya? David mengesampingkan dulu pemikiran demi pemikirannya, yang dia pikirkan saat ini adalah nyawa istrinya. David melirik sekilas wajah Lula yang mulai luruh dengan air mata. Melihat itu, David semakin bingung dan hanya bisa menarik gasnya dengan kencang. Istrinya tidak dalam kondisi yang baik! Sesampainya di rumah sakit, David langsung membopong tubuh Cesa yang masih meringis. "Bertahanlah, Sayang!" ucapnya sambil berlari menuju ruangan gawat darurat. "Dok, Tolong!" pekik David. Dengan cepat,
David dan Lula yang baru saja sampai di ujung nirwana, bahkan belum selesai menikmati kedutan hangat itu dikejutkan dengan gedoran pintu Papa Bemo. "Ada apa, Pa!" teriak David. "Mansion kita di serang, segeralah pakai pakaian kalian!" pekik Papa Bemo. Lula dengan cepat mendorong tubuh David diatasnya dan berlari menuju kamar mandi. Dengan cepat mereka bebersih dan berpakaian lengkap dengan senjata api di tangan. Tak ada waktu untuk malu dengan Papa Bemo perihal mengetahui kegiatan panas mereka. "Sayang, Kamu yakin?" tanya David khawatir dengan Lula. Lula mengangguk mantap, "Tenang Dav, senjata sekarang adalah mainanku!" David mengangguk, "Tetaplah selamat tanpa luka sedikitpun atau aku akan membunuh mereka semua!" Lula tersenyum mengangguk kemudian memeluk suaminya dengan erat sebelum memulai pertempuran ini. Entah apa motif
David ternganga melihat bukti penggelapan dana di tangannya dengan nominal yang fantastic. Selain itu, ada rasa tak percaya mantan sahabatnya itu menggelapkan dana sebanyak ini. "Bukan Olan, tapi penanggung jawab yang seminggu ini Olan tunjuk!" jawab Papa Bemo. "Ha?" "Ya, kakak laki-laki dari istrinya!" jawab Papa Bemo singkat. Hal itu membuat David dan Lula mengerutkan dahinya. "Aku juga baru tau, Pah! Olan menunjuk penanggung jawab atas namanya karena sedang mencari istrinya!" jawab David. Papa Bemo tampak melebarkan matanya dan menyeringai, "Dewi fortuna benar-benar berada di pihak kita! Waktu yang sangat sempurna untuk mengeksekusi Olan!" "Pah, Terima kasih buktinya! David akan langsung bertindak besok!" kata David. Papa Bemo tersenyum sambil mengangguk, "Segeralah, sebelum tua bangka
Lula terkejut dengan kabar yang baru saja didengarnya. Pasalnya tak ada kabara apapun di media tentang retaknya rumah tangga CEO Antama tersebut. Juga tak terdengar gosip di kalangan pebisnis. "Iya, saat di Nepal selang satu hari atau dua hari dari kita pulang, Sayang! Anak buah kita sedang mencari tau lebih jauh saat ini!" jelas David. Lula tampak diam berfikir. "Dav, aku yakin Rana adalah gadis penurut! Apa yang menyebabkan dia sebelas itu, aku khawatir!" ucap Lula. "Bukankah kamu tidak menyukainya, Sayang?" tanya David. Lula menggeleng, "Aku tidak menyukai Olan, aku benci pengkhianatan! Tapi saat bertemu dengan Rana, dia gadis yang baik, tolong cari dimana Rana juga!" pinta Lula. David mengangguk, "Baiklah, semua untukmu, Sayang!" Lula mengangguk tampak tersenyum. Lula juga menikmati kehangatan mereka ini, suasana yang sanga
Lamo terkejut dengan ucapan Rana. "Ya, aku sudah berencana kabur namun tak punya tempat tujuan! Laki-laki itu tidak mungkin mencari aku, tapi kakek dan kakak pasti mencariku!" jelas Rana. Lamo kemudian mengeluarkan sebuah kartu dan seluruh uang kertas di dompetnya. "Carilah travel, jarak Kathmandu ke helsinki sekitar 5700 km, satu hari penuh dengan jalan darat! Itu akan menyusahkan mereka mencarimu!" kata Lamo. Rana mengangguk. "Aku harus pergi, ambil card ini dan gunakan nanti saat sudah sampai di helsinki!" kata Lamo. Rana mengangguk, "Terima kasih, Lamo!" Lamo mengangguk dan mengusap puncak kepala Rana dengan kesedihan. "Aku pergi!" pamit Lamo. Dan kali ini Lamo benar-benar pergi dengan mobilnya meninggalkan Rana yang masih mematung menatap mobil Lamo. Kemudian Rana memesan sebuah travel dan kembali ke hotel untuk menitipkan ponsel dan surat pada resepsionis. Rana tak ing
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen