Home / Pernikahan / Skandal Sang Sopir / 04 || Pernikahan

Share

04 || Pernikahan

Author: Kwan Saga
last update Last Updated: 2022-12-05 15:47:15

Tiba saatnya hari pernikahan Diandra dan Dewa akan dilaksankan setelah satu Minggu berada di rumah sepulang dari rumah sakit waktu itu. Bukan hanya keluarga mempelai wanita saja, saksi bahkan penghulu pun sudah bersiap di sana. Namun, malah Dewa yang belum datang ke acara pernikahan tersebut membuat Diandra gusar menanti kedatangan calon suaminya. 

"Ibu, Ayah, Mas Dewa ke mana, ya?" Diandra begitu panik ketika menunggu kedatangan Dewa. 

"Ayah coba menelponnya, ya?" Teo mengusap pundak putrinya dan mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Namun, belum juga membuka kunci layar ponsel, laki-laki bertubuh gagah dengan paras tampan berkulit sawo matang itu pun akhirnya datang. 

"Maaf, Andra, Bu, Pak, saya terlambat. Tadi ada keperluan yang mendesak." Dewa menjelaskan perihal yang terjadi padanya. 

"Iya, enggak apa-apa, Mas." Diandra tersenyum dengan hati yang tenang dan tentu saja bahagia. 

Awas kamu kalau sampai tega mempermalukan anakku! Ucap Amira kesal dalam hatinya karena Dewa hampir saja membuat malu putri dan keluarganya meskipun pesta pernikahan sederhana. 

"Ya sudah, ayok, Nak Dewa. Penghulu dan para saksi sudah menunggu dari tadi," ucap Teo. 

Kini Dewa dan Diandra duduk berdampingan disaksikan oleh warga sekitar untuk menyaksikan dua anak manusia yang akan bersatu dan sah secara agama di depan penghulu. 

"Bagaimana calon mempelai pengantin laki-laki, apakah Ananda sudah siap?" tanya pak penghulu pada Dewa. 

"Saya siap, Pak!" Tanpa ragu-ragu Dewa menjawabnya. 

"Gimana Pak Teo, apakah ijabnya akan Bapak ambil alih sebagai wali nikah, ataukah akan mewakilkan pada saya?" Penghulu itu bertanya pada Teo. 

"Saya akan menjadi wali nikah untuk putri saya, Pak." 

"Baik, Pak. Kalau begitu, sebelum pada acara ijab, baiknya kita latihan dulu supaya tidak gerogi saat acara dimulai, ya?" Penghulu itu menuntun Teo dan Dewa yang akan melakukan acara ijab kabul sebagai calon mempelai laki-laki dan calon wali nikah. 

Latihan pun dimulai, tidak ada kegagalan. Keduanya tampak sudah siap sehingga acara ijab kabul pun akan segera dimulai. Kini, Teo dan Dewa berjabat tangan pertanda acara ijab akan segera dimulai, tentu saja atas bimbingan dari penghulu. 

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau ananda Dewa Abimanyu bin Seto Abimanyu dengan anak saya yang bernama Catherine Diandra dengan maskawinnya berupa alat salat dan cincin nikah seberat sepuluh gram, tunai." Teo mantap mengucapkan ijab dan disambut dengan jawaban yang semangat dari Dewa.

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Catherine Diandra binti Teo Andra dengan mas kawinnya yang tersebut, tunai." 

"Bagaimana para saksi? Sah?" Penghulu bertanya pada saksi-saksi nikah disambut dengan jawaban yang kompak dari para saksi dan tamu undangan yang ada di sana.

"Sah!" 

Detik itu juga air mata Amira menetes  saat mendengar kata 'sah' dari saksi nikah bahkan para tamu undangan yang mendoakan pernikahan putri tercintanya. 

Ada kebahagiaan pada Amira, tetapi tidak dipungkiri ada sedih yang mendalam karena harus jauh dengan putri semata wayangnya setelah ijab selesai. 

Ucapan-ucapan selamat serta doa-doa mengiringi sepasang anak manusia yang saat ini telah resmi menyandang status suami dan istri. Senyum lebar pun mengukir indah keduanya, menggambarkan kebahagiaan yang tiada tara. Namun, mata Amira menangkap ada sesuatu dari gerbang rumah mereka. Seorang laki-laki tampak berdiri di luar dengan koper besar di tangannya. Amira pun gegas berjalan menghampiri pemuda itu. 

"Nak Calvin?" ucap Amira pada pemuda bertubuh tinggi dan gendut. 

Pemuda itu tersenyum. "Iya, Bude. Aku hanya ingin berpamitan sama Bude dan Pakde, tapi sepertinya Pakde sedang sibuk, ya? Jadi aku pamit sama Bude aja." Pemuda itu menjawab seolah terburu-buru. 

"Loohhh ... pamit ke mana, Nak?" 

"Aku mau kuliah di luar negeri, Bude." 

"Jauh banget ke luar negeri, Nak Calvin? Lalu, Bude Sasmita gimana? Apa diijinkan, ponakannya kuliah sampai ke luar negeri?"

"Ini semua Papa yang menyuruh, Bude. Aku cuma ikuti aja apa mau Papa dan lagi––" ucap Calvin terhenti. 

"Lagi apa?"

"Tidak, aku keburu-buru, Bude. Salam untuk Pakde dan Andra, ya?" ucap Calvin ketika mobil taksi pesanannya sudah menghampiri. 

"Loohhh ... tidak ingin bertemu dulu dengan Andra? Kalian, kan, teman dekat." 

"Maaf, Bude. Aku buru-buru." Pemuda berbobot lebih dari seratus kilogram itu pun segera masuk ke mobil dan tidak menunggu waktu lama, taksi itu pun meluncur membawa Calvin pergi. 

*** 

Malam ini merupakan malam indah untuk Diandra dan Dewa. Di mana dua insan manusia yang saling mencintai dapat bersatu dalam ikatan yang halal. 

"Kamu cantik banget, Andra," ucap Dewa pada istrinya ketika berada di atas ranjang pengantin. 

Diandra tersenyum mendengar pujian dari suaminya. Untuk pertama kalinya gadis itu tampak salah tingkah ketika hanya ada mereka berdua dalam kamar. Hawa pun terasa panas saat tangan Dewa mulai mengusap lembut pipinya dan mengecup hangat bibir Diandra.

"Aku mau mandi dulu, Mas. Gerah, keringetan," ujar Andra pada Dewa, padahal malam ini diguyur hujan deras. 

"Iya, jangan lama-lama, ya? Nanti masuk angin. Atau, kita mandi bareng, yuk?" ucap Dewa dengan kedipan genit. 

"Ih, enggak mau, Mas!" Mata Diandra membulat ketika menjawab ajakan Dewa. Sedangkan laki-laki yang telah menanggalkan bajunya itu hanya bisa tersenyum melihat reaksi dari istrinya. 

"Iya sudah, tapi besok-besok harus mau kalau aku ajak mandi bareng, ya?" Dewa masih menggoda istrinya. 

"Enggak janji!" Diandra meraih handuk dan berlalu pergi ke kamar mandi. 

Diandra malah terlihat bingung ketika sudah menanggalkan seluruh pakaiannya. Hawa panas serta jantung berdegup kencang saat dia mengingat kata-kata Dewa yang mengajaknya mandi bersama. 

"Iddiiihhhh ... nanti Mas Dewa lihat anu-nya aku, dong?" gumam Diandra saat melihat dua gundukan besar miliknya. Bukan hanya bagian itu, tapi dia memandangi seluruh tubuhnya dan malah menjadi geli sendiri. "Enggak, enggak, aku malu kalau sampe mandi bareng Mas Dewa," sambungnya sambil menggeleng. 

Dewa yang sedari tadi menunggu sudah tidak sabar lagi karena istrinya terlalu lama berada dalam kamar mandi. Akhirnya dia memutuskan untuk menyusul Diandra ke kamar mandi. 

"Sayang? Kamu ngapain? Kok, lama banget." Dewa mengetuk pintu kamar mandi dan membuat orang yang ada di dalamnya terkejut. 

"Sebentar, Mas!" jawab Diandra yang belum melakukan ritual mandi apa-apa. 

Diandra terlihat bingung harus memulai dari mana. Padahal, hal ini sering dia lakukan setiap hari, tapi kenapa dia malah gerogi malam ini? 

Diandra membasuh tubuh, lalu meraih sabun cair kemudian dituangkan pada loffa atau spons yang berbentuk seperti jaring dengan varian banyak warna biasanya. 

Dewa semakin tidak sabar karena Diandra seolah mengulur waktu. Padahal miliknya telah menegang sejak tadi. 

"Sayaaaang?" Suara Dewa semakin terdengar berat menahan hasrat. 

"Sebentar, Mas. Aku lagi sabunan." Diandra masih juga belum keluar dan akhirnya Dewa mendorong pintu kamar mandi yang ternyata tidak dikunci. "Eh, Mas mau ngapain?" Diandra refleks menutupi dua gundukan yang terhalang oleh busa sabun. 

Tentu saja hasrat Dewa semakin tidak terkendali saat melihat istrinya yang sedang berendam di dalam bathtub dengan busa yang melimpah. 

"Mas, Mas mau ngapain?" tanya Diandra dengan degup jantung yang makin kencang saat Dewa melangkah dan mendekati dirinya. 

Quote:

Malam pertama yang tidak pernah terlupa, saat pertama kali dia mengecup hangat bibir ini dan seketika itu tubuhku bergetar hebat. _KwanSaga_

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mimah e Gibran
uhukkk aku gak liat.........
goodnovel comment avatar
Suci Komala
Senyum dahh baca part ini.. wwhehee
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Skandal Sang Sopir   05 || Skandal Sang Sopir.

    Untuk pertama kali saat mata Diandra terbuka dalam dekap hangat tubuh laki-laki yang dia cintai. Mata tajam yang tertutup sempurna serta tangan yang masih melingkar pada tubuhnya menjadikan wanita yang berstatus seorang istri itu merasakan kenyamanan yang luar biasa. Diandra menatap wajah suaminya yang masih terlelap. Tampangnya memang tidak membosankan dan dengan jahilnya Diandra malah mengusap bagian wajah Dewa. Mulai dari pipinya, hidungnya, dagunya dan bibirnya tidak luput dari usapan halus Diandra. Diandra melepaskan jarinya yang masih mengusap bibir Dewa bermaksud untuk menyiapkan sarapan untuk suaminya. Namun, Dewa meraih tangan istrinya dan tubuh Diandra seketika kembali terjatuh dalam pelukan hangatnya. "Mas Dewa udah bangun?" Malu-malu Diandra menyapa suaminya. "Aku ingin sekali lagi, boleh?" tanya Dewa dengan suara serak. "Sekali lagi apanya?" Terlihat wajah heran dari Diandra. "Menikmati tubuhmu, Sayang." "Iiihhhh ... Malam tadi Mas udah dua kali, masa mau minta lagi

    Last Updated : 2022-12-05
  • Skandal Sang Sopir   06 || Candu

    Sepasang mata Diandra terasa perih bahkan sampai menitikkan air mata. Namun, Dewa tersenyum sarkas setelah beberapa saat sempat terdiam. "Kamu tidak usah membodohiku, Tari." Dewa saat ini terlihat santai menanggapinya. "Aku tidak membodohimu, Abang. Aku mencintaimu dan janin yang ada di perutku itu darah daging kamu." Tari terlihat berusaha meyakinkan Dewa, tetapi laki-laki itu tidaklah bodoh. "Statusmu itu istri orang, bagaimana bisa kamu hamil karena aku? Sudahlah, Tari." "Aba––" Kata-kata tari terputus."Stop! Berhenti memanggilku dengan sebutan Abang. Itu hanya masa lalu. Jalani saja hidupmu dengan suamimu dan biarkan aku hidup dengan istriku!" "TARIII!!!" Suara menggelegar telah menyentak wanita yang ada di hadapan Dewa."Abang Andi?" gumam Tari saat melihat laki-laki di seberang jalan sedang berjalan ke arahnya."Kenapa kau ada di sini? Apa belum cukup aku memberikan bukti padamu kalau aku tidak mandul? Aku tau selama ini kau melakukan KB tanpa sepengetahuanku, bukan? Untuk

    Last Updated : 2023-01-01
  • Skandal Sang Sopir   07 || Majikan Baru

    Dewa menggendong tubuh istrinya untuk dipindahkan ke kamar. Di atas ranjang yang cukup besar, kini tubuh istinya terbaring tidak sadarkan diri. Laki-laki berkumis dan berjambang tipis itu berlari ke dapur untuk mematikan api yang mungkin saja bisa menghanguskan seluruh isi dapur, bahkan bisa menghabiskan segalanya, termasuk penghuni rumah. Bukan Dewa mengabaikan istrinya, tetapi dia berusaha menyelamatkan apa yang harus diutamakan terlebih dahulu. Dewa mengambil lap basah dan menutup pada kompor setelah dia berhasil membuka jendela dapur dan perlahan asap tebal itu memudar. Api pun telah padam dengan lap basah tersebut. Dapur tampak berantakan, Dewa tidak peduli akan hal itu yang jelas api sudah padam dan dia kembali ke kamar. "Sayang? Andra? Bangun ...." Dewa menepuk-nepuk pelan pipi istrinya. Diandra masih menutup mata. "Ya Tuhan, maafin Mas, Sayang. Mas enggak bermaksud bikin kamu seperti ini." Dewa menggenggam tangan Diandra. Sepasang mata Diandra masih tertutup rapat. Dewa m

    Last Updated : 2023-01-01
  • Skandal Sang Sopir   08 || Berbeda Kasta

    Sudah satu Minggu Dewa bekerja pada Magdalena. Wanita cantik, kaya dan trendy merupakan kesan utama apabila melihatnya. Hanya saja sikapnya yang kurang begitu baik. Dia pemarah, cerewet, arogan dan super manja. "Dewa!" Magdalena memanggil. "Iya, Nona Shu!" jawab Dewa yang ada di luar ruang ganti. Ya, Magdalena mengajaknya ke mall sepulang dari kampus. "Ke sini cepat! Bawakan baju yang ada di dalam paper bag itu!" pinta Magdalena. Dewa melirik paper bag dan mengambilnya. Tangan Dewa terulur ke dalam agar Magdalena meraihnya. Namun, wanita berperawakan tinggi itu malah menarik lengan Dewa. Sontak, laki-laki yang pernah menikah empat kali ini kaget karena selama satu Minggu dia kerja pada Magdalena, wanita itu begitu galak dan juga cerewet. "Anda mau apa, Nona?" tanya Dewa. "Ini baju buat kamu, cepat ganti, aku mau lihat," ucap Magdalena bernada manja. "Tapi, masa iya Nona di sini?" Dewa menyipitkan mata. "Tinggal ganti aja." Magdalena membuka kancing kemeja Dewa. "Kamu pakai baju

    Last Updated : 2023-01-02
  • Skandal Sang Sopir   09 || Hukuman

    Canda dan tawa telah terlontar dari bibir-bibir wanita yang bergaya sosialita. Sedangkan dewa memilih untuk menepi dari hingar-bingar orang-orang seperti itu. Dia lebih memilih untuk mengambil minum yang tersedia di meja panjang yang berselimutkan kain putih menutupi meja. Semakin malam udara semakin dingin terasa menyentuh kulit. Laki-laki berkumis dan berjambang tipis itu terlihat heran karena orang-orang yang ada di pesta tampaknya sama sekali tidak merasakan dingin meskipun memakai pakaian yang bisa dikatakan minim atau pendek. Diam-diam Dewa memperhatikan Magdalena ketika berbicara dan juga tertawa bersama teman-temannya. "Dia terlihat cantik," gumam Dewa sembari menggoyang-goyangkan gelas yang berisi air minum berwarna biru. Dia meneguknya lagi dan lagi hingga air itu tandas dan berpindah ke perutnya. "Lena, kamu datang juga?" Sayup-sayup terdengar suara laki-laki yang mendekati Magdalena. "Datanglah, masa enggak? Ini pesta ultah sahabat aku, masa iya enggak datang?" Laki-

    Last Updated : 2023-01-02
  • Skandal Sang Sopir   10 || Dosa Terindah.

    Ekspresi melongo kini terlihat dari keduanya. Bagaimana tidak? Mereka tidak pacaran dan hubungan mereka sebatas pacaran pura-pura karena Dewa merupakan sopir pribadi Magdalena. "Hahaha ...." Suara tawa renyah terdengar dari bibir Hardian. "Lena, Lena ... aku tau kalau kamu hanya bersandiwara pacaran dengan laki-laki itu. Kamu hanya ingin menunjukkan kalau kamu itu bisa move on dengan cepat dari aku, bukan? Tetapi nyatanya tidak. Kamu masih gagal move on dariku, sehingga menyewa kekasih bayaran, kasihan!" cerca mulut comel Hardian. Magdalena hanya bisa diam, karena apa yang dikatakan oleh Hardian memang benar adanya. Dia masih mencintainya dan belum bisa move on dari kenangan indahnya bersama Hardian. Sayup-sayup Dewa mendengar bisikan-bisikan dari teman-teman Magdalena yang mulai mencibir. Dewa yang berdiri di samping Magdalena akhirnya melangkah dan saat ini keduanya sudah berhadapan. Seketika itu Magdalena mendongak dan menatap pada sopirnya. "Apa yang mau kau lakukan?" tanya Mag

    Last Updated : 2023-01-03
  • Skandal Sang Sopir   11 || Majikan Rasa Pacar.

    Dewa merasa heran melihat ekspresi wajah istrinya. "Kamu kenapa, Sayang?" tanya Dewa pada Diandra. "Ini, ini apa, Mas? Kok, balon kecil dimasukin ke sini? Mana banyak lagi," ucap Diandra pada suaminya. Itu, kan, alat kontrasepsi. Batin Dewa. "Astaga, Mas lupa, tadi habis antar majikan Mas ke acara pesta ulang tahun saudaranya. Itu hadiah kecil dari ponakannya yang berulang tahun," terang Dewa dengan bulir yang ada di dahinya. Diandra benar-benar masih polos. Gadis itu benar-benar tidak mengetahui apa-apa tentang alat kontrasepsi lain selain daripada pil yang dia minum setiap hari untuk mencegah kehamilan. Salah satu tujuan menunda kehamilan Diandra, karena Dewa merasa istrinya belum cukup umur jika dia harus mengurus bayi nantinya. "Mas?" Diandra memanggil. "Iya, Sayang." "Apa aku boleh kuliah?" "Boleh, apa, sih, yang enggak buat kamu?" "Yang bener?" Wajah Diandra tampak senang. "Bener, dong. Mau kapan mulai daftarnya?" "Sekarang juga udah dibuka pendaftaran untuk maba," jaw

    Last Updated : 2023-01-04
  • Skandal Sang Sopir   12 || Noda Bibir di Kemeja Dewa

    Diandra tertegun dengan noda merah berbentuk bibir tertempel di kerah baju suaminya. Meskipun kemejanya berwarna hitam, tetapi warna merah lipstik itu lebih dari cukup jelas untuk menggambarkan. Sementara dirinya tidak memiliki warna lipstik seperti itu. Ponsel berdering mengagetkan lamunan Diandra. Dia terlihat kaget terlebih nama ayahnya yang tertera dalam panggilan video call. "Hai, Ayah?" sapa Diandra yang terlihat dalam layar ponsel Teo. "Andra, gimana kabarmu, Nak?" jawab Teo dengan bibir tersenyum saat melihat gambar putri semata wayangnya ada dalam ponsel yang ia genggam. "Baik, Ayah. Kabar Ayah dan ibu gimana? Sehat-sehat?" "Alhamdulillah, ini, Ibumu mau ngobrol katanya," ucap Teo, lalu menyerahkan ponselnya pada Amira. "Hai, Sayang? Gimana kabarmu? Ibu kangen banget sama kamu, Nak." Ungkapan dari Amira membuat Diandra cukup bersedih, dia hanya bisa menyembunyikan kesedihannya seorang diri karena keputusan menikah dengan Dewa merupakan kehendaknya. "Andra baik, Bu. Ibu

    Last Updated : 2023-01-04

Latest chapter

  • Skandal Sang Sopir   98 || Raka Danu [TAMAT]

    Waktu bergulir begitu cepat. Tidak terasa usia pernikahan Calvin dan Diandra sudah menginjak dua tahun. Tepat di hari pernikahan mereka yang kedua, perut Diandra terasa mulas saat siang hari. Betapa syoknya dia ketika melihat celana dalamnya ada bercak darah dan ia pun berteriak."Bi! Bibi! Tolong aku!" teriakan itu menggelegar ketika rasa mulas sedikit mereda. Rasa mulas bercampur sakit yang datang lalu menghilang, datang dan menghilang, terus saja terulang hingga ritmenya semakin cepat. "Iya, Non." Pembantunya datang menghampiri. "Aku udah mules-mules, Bi. Di celanaku juga udah ada bercak darah. Apa aku mau melahirkan, ya?" tanya Diandra sambil memejamkan mata menahan rasa sakit dan mules. "Iya, Non, sepertinya cepat itu. Mari Bibi tolong, Non Diandra duduk dulu di tempat tidur dan Bibi akan panggil dulu Pak Winoto," ujar asisten rumah tangga itu yang akan memanggil laki-laki yang menjadi sopir. Diandra mengangguk dan berjalan ke tepi ranjang dibantu oleh asisten rumah tanggany

  • Skandal Sang Sopir   97 || Fusena Andaru

    Rumah dua lantai yang terlihat elegan di atas lahan yang luas di depan, belakang serta samping kiri dan kanannya kini sudah selesai dengan rentan waktu sekitar enam bulan pengerjaan. Calvin dan Diandra kini sudah tinggal di rumah tersebut. Diandra mengatur segala perabotan di rumah itu. Ia merasa bahagia hidup bersama Calvin. Rasa syukur atas limpahan rahmat dan kebahagiaan yang menurutnya sempurna dari Tuhan. Mulai dari memiliki suami yang baik, sabar, tampan dan begitu perhatian padanya. Keadaan mereka yang tentu saja tidak merasa kekurangan bahkan dapat dikatakan bergelimang harta tetapi tidak sama sekali membuat mereka merasa tinggi hati. Seperti saat ini, Diandra dan Calvin berencana ke panti asuhan sekadar ingin memberikan santunan wajib untuk anak-anak yang mungkin kurang beruntung. "Sudah siap, Sayang?" Calvin berbisik pada istrinya yang sedang duduk di kursi riasnya. "Dikit lagi, kamu tunggu di mobil aja, Ko. Enggak lama, tinggal dikit lagi," jawab Diandra sambil menepuk-

  • Skandal Sang Sopir   96 || Over Thinking

    Calvin terbangun. Antara merasa sadar dan bermimpi saat ia merasa ada seseorang yang terisak. Perlahan matanya terbuka dan ia sempat terkejut saat istrinya terlihat duduk memunggunginya dengan suara tangis pelan. "Sayang? Kamu kenapa?" tanya Calvin setelah ia duduk di samping Diandra. Diandra tidak menjawab, ia masih terisak dan tidak mau menatap suaminya. Lagi-lagi Calvin cukup kesulitan mengorek tentang apa yang sedang dirasakan oleh Diandra. Padahal seharusnya Diandra sudah lebih bisa terbuka pada Calvin. Namun, nyatanya traumatik itu cukup sulit dihilangkan. Trauma tentang kepercayaan yang ternodai oleh perselingkuhan masih terbawa hingga dipernikahannya yang kedua. "Coba jelaskan, please, Ket. Kalau seperti ini terus, gimana aku tau salah aku di mana?" "Maafin aku." Diandra berucap bersama suara tangis serta air mata yang tertumpah di pipi, bahkan pangkal hidungnya pun sudah memerah karena terus-menerus menangis. "Sini." Calvin memeluk erat Diandra. Calvin memberikan waktu b

  • Skandal Sang Sopir   95 || Curiga

    Pernikahan Calvin dan Diandra sudah berjalan tiga bulan. Mereka tampak bahagia meski di awal-awal pernikahan cukup banyak penyesuaian. Ya, pasti akan ada banyak hal yang harus diterima, dimaklumi dan diubah. Mereka saat ini dua kepala yang harus menjadi satu hati. Dua pemikiran yang harus bisa sejalan tentu saja sulit. Namun dengan saling menerima dan saling melengkapi akan dapat dijalani dengan baik, meski di awal-awal pasti akan terasa sulit. "Sarapan dulu, Ko!" Diandra berteriak di meja makan memanggil Calvin. Saat ini Diandra memilih menjadi istri yang full time di rumah, tentu saja mengurus rumah dan suaminya. Memanjakan diri dengan aktivitas yang ia sukai dan meninggalkan kantor di mana ia bekerja. Hal ini atas kesepakatan mereka berdua tentunya. "Iya, Sayang!" jawab Calvin yang keluar dari kamar bersama dasi yang ia pegang. Diandra bangkit dari kursi, lalu meraih dasi itu untuk dipakaikan di kerah kemeja suaminya. Calvin menatap wajah yang terlihat khusuk memasangkan dasi,

  • Skandal Sang Sopir   94 || Pernikahan.

    Calvin dan Diandra saling menatap, wajah mereka berdua terlihat bingung dan juga panik. "Mas? Mas Dewa?" Diandra mencoba menepuk-nepuk tangan Dewa, tetapi tidak ada pergerakan. Calvin meletakkan telunjuk di bawah hidung Dewa bermaksud mengecek napas laki-laki yang tiba-tiba tidak sadarkan diri. Lalu melanjutkan pada pergelangan tangan untuk mengecek detak nadinya. Hilang. "Kamu tunggu di sini, aku akan kembali secepatnya." Calvin gegas persegi dari ruang inap Dewa. Diandra bingung dengan sikap Calvin, hatinya berkata kalau ada hal buruk menimpa Dewa. Ia ingin mengecek tubuh Dewa, tetapi rasa takutnya membuat nyalinya menciut. Lima, sepuluh, lima belas menit berlalu Calvin belum juga kembali hingga akhirnya Diandra nekat untuk mengecek keadaan mantan suaminya. Mulai napas dari hidung, detak di nadi dan perlahan meski terasa sesak, ia memberanikan menempelkan telinganya pada dada Dewa yang masih terpejam tak berdaya. Mata Diandra membulat ketika tanda-tanda kehidupan tidak ditunjuk

  • Skandal Sang Sopir   93 || Sesal

    Dewa telah dipindah ruangan. Saat ini Magdalena masih setia menjaganya. Kekhawatiran menyelimuti wajah cantik Magdalena setelah enam jam berlalu, Dewa belum juga siuman. Padahal, kata dokter kondisinya sudah stabil. Sekitar jam delapan malam akhirnya ada pergerakan dari tubuh Dewa. Bibirnya mengatup-atup, tetapi belum ada suara. Sontak, Magdalena pun terlihat bahagia dan takjub bahwasannya seseorang yang ia cintai telah sadar dari komanya. "Dewa?" Magdalena menggenggam tangan Dewa dengan hangat. "Andraaaa ...." lirih Dewa dengan tatapan kosong melihat langit-langit kamar inap. Ada yang sakit, tetapi tidak berdarah ketika Dewa malah menyebutkan nama wanita lain padahal yang menjaga dan membawanya ke rumah sakit itu Magdalena. Namun, ia tidak bisa marah ketika menyadari begitu mengkhawatirkannya keadaan Dewa saat ini. Rasa ibanya mengalahkan rasa kecewa yang dirasakan Magdalena. **Pernikahan Diandra semakin dekat. Semuanya sudah dipersiapkan dengan matang. Perbincangan hangat pun

  • Skandal Sang Sopir   92 || Koma

    Sudah semakin dekat pernikahan antara Calvin dan Diandra. Mereka masih sama-sama sibuk dengan urusan pekerjaannya. Seluruh staf kantor pun telah mengetahui kabar bahagia mereka hingga saat ini semua bungkam dengan memberi julukan janda gatal pada Diandra. Apalagi nanti ia akan menjadi anggota keluarga dari tempat mereka bekerja. Entah mengapa Calvin ingin terus bersama Diandra. Ia seolah tidak ingin menjauh meski sekejap saja. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menjemput calon istrinya saat menjelang pulang. Sesungguhnya Diandra sudah mendapatkan cuti menikah dari beberapa hari yang lalu agar ia bisa mempersiapkan pernikahannya dengan lebih fokus dan mengistirahatkan tubuh dan otaknya dari rutinitas pekerjaan. Namun, ia tidak ingin melalaikan semua pekerjaan yang belum usai. "Sayang?" sapa laki-laki yang saat ini sudah ada di pintu ruang kerjanya. "Koko?" jawab Diandra dengan ekspresi heran melihat calon suaminya ada di hadapannya. "Udah selesai?" tanya Calvin sambil melangkah me

  • Skandal Sang Sopir   91 || Fitting Gaun Pengantin.

    Hari pernikahan sudah semakin dekat. Baik Calvin dan juga Diandra masih sama-sama sibuk dengan pekerjaan mereka. Namun, tidak dengan Dewa yang malah diusir dari rumah Magdalena kerena sudah berbeda pemikiran. Magdalena yang sibuk di kantor dengan segudang pekerjaan yang harus ia selesaikan menjadikan perasaannya terkadang kurang baik. Apalagi Dewa semakin cuek padanya. "Aku sudah salah memilihmu, Lena!" kesal Dewa saat diusir dari rumah mewah istrinya. "Aku juga udah capek dengan sikap kamu, Dewa! Ada baiknya memang kita bercerai!" Dewa tersenyum sarkas. "Itu hanya hal yang sangat mudah bagiku, Nona. Detik ini juga, aku ceraikan kamu!" tegas Dewa. Magdalena tercengang, ia tidak mengira kalau Dewa bisa semudah itu menceraikan dirinya. "Kenapa diam? Kita udah resmi bercerai, kan? Tidak usah mengetuk palu karena kita hanya menikah secara agama tanpa ada hukum yang mengatur perceraian." Dewa melenggang pergi. "Pergi! Pergi sana dan jangan harap aku akan mau kembali padamu, Dewa. Ing

  • Skandal Sang Sopir   90 || Perpisahan

    Diandra mengobati luka pada wajah Calvin terutama di bagian sudut bibirnya yang hingga mengeluarkan cairan merah kental. "Pelan-pelan, Ket." Calvin meringis."Makanya enggak usah berantem, loh, Ko." Diandra mengerucutkan bibir. "Gimana gue gak emosi, coba? Liatin lu dipaksa-paksa begitu." "Iya, tapi enggak harus berkelahi gitu, kan?" "Gak bisa! Siapapun yang berani menyakiti lu, gue gak akan terima." Diandra menghela napas karena tidak mungkin untuknya saat ini membantah ucapan Calvin. Dari sudut lain, Calvin memang begitu terlihat menyayangi Diandra sehingga ia tidak rela kalau sampai ada orang yang menyakiti kekasihnya itu. *** Calvin memutuskan untuk menikah dengan Diandra. Sudah hampir satu tahun Diandra bergelar janda. Perkenalan antara Diandra dan orangtuanya pun sudah terjadi satu Minggu lalu. Tanggal cantik pun telah ditetapkan oleh keduanya dan tentu saja telah mendapatkan restu dari kedua orang tua Calvin. Leona yang awalnya sempat menentang karena status janda Dian

DMCA.com Protection Status