Beranda / Rumah Tangga / Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat / Bab 5. Aku Akan Mengurusmu Dengan Baik

Share

Bab 5. Aku Akan Mengurusmu Dengan Baik

Penulis: Rea.F
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-01 21:14:05

Semenjak orangtuanya meninggal, Saka tidak pernah mendapatkan kasih sayang, kecuali dari sang kakek dan neneknya yang sekarang sedang ada di rumah sakit luar negri. Apalagi setelah dia sakit. Baru kali ini dia bisa merasakan kehangatan hati dari seseorang.

Tidak disadari, Saka tersentuh hatinya dan menatap wajah ayu Wulan. Yang ditatap tidak sengaja juga menatapnya. Kedua mata mereka saling memandang. Bibir Saka bergerak, seperti ingin berbicara, tapi hanya sekilas, lalu pria itu mengalihkan pandangannya.

Bu Asri bicara kembali. "Nona, pesan saya hanya satu. Jangan mudah percaya dengan siapapun. Dan maaf, saya sudah banyak berbicara dengan anda." Ucap Bu Asri, melirik Saka yang tersenyum tipis padanya. Bu Asri berdiri dan berpamitan. "Cepat sembuh ya, Tuan Muda. Kami semua merindukan Tuan Muda yang dulu." Ucap Bu Asri pada Saka.

Setelah Bu Asri pergi, Wulan membantu Saka untuk berbaring diranjang. Dia menambah bantal untuk pinggang Saka dan memposisikan kepala Saka di sandaran ranjang agar pria itu bisa bersandar dengan nyaman. Sementara Wulan duduk di sebelah suaminya.

Entah kenapa, yang tadinya Wulan merasa takut dengan pernikahannya, malam ini, setelah dia sudah sah menjadi istri tuan Muda Saka, perasaan takut itu hilang begitu saja. Dia merasa nyaman berada di sisi Saka. Mendadak, dia seperti menyayangi Saka. Atau mungkin karena selama ini dia tidak pernah dekat dengan siapa pun?

Tidak pernah ada yang menyayanginya dan tidak pernah ada yang mau diberi kasih sayang olehnya yang dianggap 'anak haram' itu. Meskipun dia sayang dengan keluarganya, tapi kehadiran Wulan di tengah keluarganya tidak dianggap.

Mereka tidak sudi menerima apapun darinya, kecuali pelayanannya saja. Wulan benar-benar merasa dikucilkan. Ketika melihat keadaan Saka, dia menjadi iba. Dia kasihan. Ternyata ada yang lebih menderita daripada dirinya.

Dia masih merasa beruntung karena mempunyai tubuh yang sehat. Lalu, Saka? Semua orang mengenalnya sebagai pewaris tunggal, tapi kondisinya sungguh menyedihkan. 'Katanya pewaris tunggal, tapi kok tidak terurus? Tubuhnya saja dekil, rambutnya berantakan sekali. Belum lagi mukanya kusut. Kulitnya pun mulai keriput.' batin Wulan, meneliti penampilan Saka dengan saksama.

"'Sungguh, ini adalah pewaris tunggal yang malang. Dianya yang tidak mau diurus, atau memang tidak ada yang mengurus sih?'

Mungkin itu sebabnya Tuan Abraham memilih untuk mencarikan istri untuknya, agar ada yang mengurusnya. 'Baiklah, berhubung aku sekarang sudah menjadi istrimu... Aku akan mengurusmu dengan baik!' kata Wulan lagi dalam hati, penuh dengan semangat.

Wulan sedikit menggeser tubuhnya untuk lebih dekat dengan Saka. Dia bertanya, "Tuan,. Apa anda ingin mandi?"

Saka hanya diam. Ah, Wulan teringat kalau Saka juga tidak bisa mendengar dengan baik. Lalu dia melakukan gerakan isyarat agar Saka mengerti dengan maksud ucapannya.

Pria itu memperhatikan gerakan tangannya. Sepertinya berhasil. Saka mengerti maksudnya dan menggeleng tanda tidak mau. Wulan mendengus. "Baiklah, kalau tidak mau mandi tidak apa-apa. Saya akan mengganti celanamu saja."

Wanita itu lalu berdiri dan melangkah mencari ganti celana untuk Saka yang tadi sempat tertunda karena kedatangan Bu Asri. Dia menemukan celana training milik Saka dan segera membawanya.

Saat dia hendak membuka celana Saka, terdengar suara Saka. "Emmm."

Suara berat Saka sambil menggelengkan kepala dengan wajahnya yang memerah. Wulan bengong. "Oh, kamu tidak mau, ah maaf. Maksud saya, anda tidak mau atau anda malu?" ucap Wulan, mencoba memahami. Namun, tidak menyerah, dia kembali menemukan cara lain. "Ya sudah, ya sudah. Begini saja, tutup mata anda. Begini."

Wulan mengulurkan tangannya untuk menutup kedua mata Saka. Pria itu menurut. Setelah melihat mata Saka tertutup, Wulan membuka celana Saka. 'Astaga.. gadis ini apa tidak malu membuka celana seorang pria sembarangan!' Teriak Saka, tapi hanya sampai di tenggorokan.

Karena penasaran, Saka membuka matanya sebelah untuk mengintip. Saka sedikit tergelak ketika melihat Wulan yang ternyata juga menutup matanya. Saka tersenyum sambil memandangi wajah Wulan yang masih menutup matanya sambil mengganti celananya.

Terlihat sudah selesai, Saka cepat-cepat menutup matanya kembali. "Ah, sudah. Anda boleh membuka mata kembali." Ucap Wulan. Saka pun pura-pura membuka matanya kembali. "Kalau begitu tidak malu, kan? Saya saja sebagai wanita tidak malu melepas celana anda." Sambung Wulan.

Di dalam hati Saka tertawa melihat tingkah konyol gadis ini. Wulan mengambil sebuah sisir, dan mulai menyisir rambut Saka dengan memberi sedikit minyak rambut. Saka menurut saja diperlakukan lembut oleh Wulan.

"Kenapa rambutmu keriting, Tuan? Apa ini dari kecil?" Tanya Wulan. Yang diajak bicara sedikit tergelitik hatinya. Ingin tertawa tapi ingin marah juga, namun hanya bisa di dalam hati. "Mana panjang, tidak pernah dipotong, ya?" Kembali Wulan bertanya.

Dia tidak sadar, jika Saka sebenarnya mendengar semua ucapannya. Saka hanya berusaha untuk pura-pura tidak mendengar saja. Wulan lalu menggulung rambut Saka dan mengikatnya dengan ikat rambut miliknya. Sementara dia, membiarkan rambutnya sendiri terurai begitu saja karena ikat rambutnya yang ia ambil untuk Saka.

Rambut hitam lurus miliknya semakin membuat Saka terpesona. Dia tertegun sejenak. Ternyata gadis ini sekarang lebih cantik dari yang dulu pernah dilihatnya.

Wulan menatap wajah pria di depannya itu. Yang dipandang pun juga sama. Wulan tersenyum, lalu mengambil sebuah kaca. "Lihat Tuan, begini kan lebih baik. Terlihat rapi dan semakin tampan." Ucap Wulan memperlihatkan bayangan Saka.

Melihat bayangan dirinya di kaca, Saka tidak terlihat senang. Dia menunduk, matanya berkaca-kaca.

"Ya Tuhan. Kenapa anda menangis? Maafkan saya Tuan, maafkan saya." Wulan jadi panik melihat Saka akan menangis.

Lalu dia menyimpan kembali kaca itu. 'Apa mungkin Tuan muda tersinggung melihat bayangannya sendiri?'

Wulan merasa sangat bersalah, dia mengulurkan tangannya perlahan dan mengusap air mata Saka. "Jangan bersedih ya, Tuan. Anda pasti bisa melewati masa sulit ini. Saya akan menemani Tuan sampai Tuan sembuh dan menemukan kebahagiaan Tuan kembali. Lalu setelah itu, saya akan meminta hidup saya kembali pada Tuan." Ucap Wulan.

Dia yakin Saka mendengarnya walaupun hanya samar. Saka menatapnya lagi, lalu tersenyum tipis. "Kamu tersenyum. Yehh.. berarti Tuan bisa mengerti apa maksudku."

Wulan tiba-tiba merasa senang melihat senyuman Saka. "Mulai sekarang, berjanjilah untuk semangat, Tuan. Saya adalah gadis yang malang dan bertemu Tuan muda yang malang. Kalau kita bersatu dan kompak, maka masa sulit ini akan cepat berlalu." Wulan bersorak semangat. Padahal, belum genap semalam bersama Wulan, tapi Saka seperti mendapat anugerah dari langit ketujuh. Bertemu wanita yang polos dan tulus seperti Wulan, bak malaikat tak bersayap. Dan kini menjadi istrinya.

Sungguh, hati Saka saat ini sedang bahagia. Mungkin jika Saka bisa melakukannya saat ini juga ia sudah katrol jungkir balik karena saking senangnya.

Sementara Wulan, dia berpikir jika Saka sembuh, kemungkinan untuk keluar dari rumah ini akan ada. Karena dia yakin jika Saka adalah orang yang baik. Pasti akan mau memberi kebijakan pada dirinya. Tidak seperti ayahnya dan ibu tirinya yang tidak peduli padanya. Dan tidak seperti Tuan Abraham dan Nyonya Sintia yang tidak ramah.

'Apa! Tidak ramah? Bukan bukan. Mereka bukan tidak ramah. Tapi…!'

Mendadak dia ingat ucapan Bu Asri. Wulan termenung memikirkan ucapan Bu asri tadi. "Apa mungkin maksud Bu Asri... Tuan Abraham mempunyai niat tertentu dengan pernikahan ini?"

Bab terkait

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 6. Cerita Dua Tahun Yang Lalu

    "Apa mungkin maksud Bu Asri,.. Tuan Abraham mempunyai niat tertentu dengan pernikahan ini?" Gumamnya. "Hah!" Saat menyadari sesuatu yang salah, Wulan segera menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Dia menoleh dan menatap Saka yang masih setia memandangnya. "Tuan Abraham… mengincar harta keluarga ini? Dan pernikahan ini hanyalah dijadikan sebagai alat?" Wulan yang bodoh seperti berusaha untuk menebak. "Aku harus menyelidikinya. Jika benar begitu, aku akan menyelamatkan harta yang seharusnya milik Tuan muda Saka. Benar begitu, kan Tuan Muda?" Wulan bertanya pada Saka. Saka hanya tersenyum lagi. Kali ini matanya tidak lepas dari wajah gadis itu. Yang dipandang jadi tersipu malu. "Kenapa menatapku seperti itu, Tuan? Aku jelek ya?" Wulan menggulung-gulung rambutnya dengan jari. Saka mengangguk, membuat Wulan langsung cemberut. "Namanya juga orang susah, Tuan. Tidak punya modal untuk skincare. Mahal, Tuan? Saya diberi makan saja, sudah untung." Wulan malah curhat. Sedangkan Saka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 7. Dimarahi

    "Saka mencari kakek ke mana-mana." Pria itu segera menghampiri dan memeluk si kakek. "Kenapa keluar rumah sendirian, Kek?" Pria yang ternyata Saka itu bertanya khawatir pada kakeknya."Maaf, Saka. Kakek pikir, tidak akan tersesat. Untung ada gadis baik ini yang mau menolong kakek saat jatuh di sana tadi." Jawab Kakek Abian menoleh pada Wulan. Wulan hanya menunduk tanpa melihat wajah Saka. Meski melihat pun, saat itu juga percuma, dia tidak akan bisa mengenali wajah Saka yang memakai masker hitam. Itu memang biasa dilakukan Saka saat di luar rumah. "Ya Tuhan, Kakek? Saka panik mencari Kakek. Kakek tidak apa-apa tapi, kan?" Tanya Saka. "Sudah, tidak apa-apa. Gadis itu menolong kakek dan memijat kaki kakek yang sakit." Saka menoleh dan menatap Wulan. "Terima kasih sudah menolong kakekku."Wulan hanya mengangguk. Dengan melihat keharmonisan mereka berdua, dia bisa langsung paham jika pria itu adalah cucu sang kakek. "Lain kali, jangan keluar rumah sendiri, walaupun hanya berolahrag

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 8. Menemui Wulan

    "Maafkan ibu ya, sayang? Sana masuk. Belanjaan nanti biar Ibu yang beresin." Suara lembut Tiara sambil mengelus punggung Wulan. 'Ibu?' Saka terbengong mendengar Tiara menyebut ibu. Wulan yang ketakutan, langsung memilih masuk tanpa berkata apapun pada mereka. "Apa dia juga anak Nyonya?" Karena penasaran, Saka bertanya. "Ah, iya Tuan. Tapi hanya anak tiri. Anaknya memang sedikit bodoh dan liar. Suka membuat masalah dan mengesalkan. Tapi tidak apa-apa. Sudah dari kecil memang begitu. Saya memakluminya." Jawab Tiara. 'Maklum katamu? Memaklumi kok marah sampai mau memukul.' Maki Saka di dalam hati. "Oh, baiklah Nyonya. Jangan memarahinya lagi. Tadi dia menolong kakek saya yang jatuh di jalan. Dan kami mengantarnya pulang. Takut dia semakin terlambat dari belanja sayurannya." Kata Saka. "Iya, Tuan. Terima Kasih sudah mengantar anak saya. Bagaimana kalau Tuan masuk dulu dan minum?" Tawar Tiara. Saka berpikir sejenak. "Sepertinya saya tidak bisa Nyonya, saya harus mengantar k

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 9. Awal Mula Penderitaan Saka

    Yang disapa terkejut bukan kepalang, terlebih mengingat wajah bermasker itu. Wulan langsung menggeser kakinya untuk beberapa langkah. "Tu, Tuan. Ada apa? Ada keperluan apa? Pergilah. Pergi! Saya.. saya tidak.. saya tidak menggoda Tuan." Wulan ketakutan, bukannya menatap Saka yang menyapanya, dia malah memutar kedua bola matanya ke sekeliling. Seolah takut ada yang melihat jika Saka sudah menyapanya. "Hei, kamu kenapa? Siapa yang menuduhmu menggoda?" tanya Saka. Dia sendiri jadi bingung melihat gelagat ketakutan dari Wulan. Wulan tidak menjawab, tapi langsung berlari ke jalan untuk menyetop angkot. Saka tidak diam saja, dia langsung mengejar Wulan. "Tunggu dulu. Aku akan mengantarmu, ya?" Saka menangkap pergelangan tangan Wulan. "Jangan, Tuan! Tidak, jangan. Tidak usah!" Wulan menjawab dengan cepat. "Kamu kenapa? Kamu takut denganku? Apa kamu lupa denganku? Hei, aku ini cucunya kakek yang kamu tolong kemarin! Masih ingat?" Saka berusaha meyakinkan Wulan. Dia sempat ingin melepa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 10. Apa Harus Membersikan Itunya Juga?

    Lalu Wulan? Wajah gadis itu masih saja ada di benaknya. Gadis yang sudah menyita rasa penasaran Saka. Tapi tidak mungkin untuk sekarang, jangankan untuk berbuat sesuatu untuk Wulan, untuk dirinya saja dia tidak mampu lagi dan harus mengandalkan orang lain. Tapi tidak untuk Sekretaris Ang. Pria dewasa itu terus mencari tahu tentang Wulan. Gadis yang sudah menarik hati Tuan mudanya. Sekretaris Ang mulai menyusun rencana untuk bisa membawa Wulan ke sisi Tuan mudanya. Sampai di kemudian hari, saat Abraham mencarikan jodoh untuk Saka... Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh sekretaris Ang. Sekretaris Ang mengarahkan Abraham kepada Wulan agar Abraham mau menerima Wulan sebagai istri Tuan muda Saka. Itu pun sudah dengan persetujuan dari Saka sendiri, yang langsung mengangguk ketika mendengar rencana Sekretaris Ang. "Saya pastikan gadis ini akan segera di sisimu, Tuan Muda. Saya berjanji." Kata Ang. Sekretaris Ang menunjukkan sebuah foto seorang gadis pada Abraham. Ini sudah yang kese

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 11. Malu Dan Canggung Karena Anu.

    'Apa harus membersihkan yang itu juga? Tapi kalau tidak, siapa yang akan membersihkan?’ pikir Wulan. Dia teringat akan surat perjanjian yang telah disepakati, jika semua urusan mengurus Tuan Muda Saka diserahkan padanya. Wulan kembali maju, menatap Saka yang menunduk. Ada perasaan yang begitu tidak nyaman di hati Saka. Saat ini hatinya menangis. Sampai segitunya hidupnya sekarang. Tidak berguna seperti ini. Mana mungkin gadis polos seperti Wulan mau menyentuh keperkasaannya itu? Saat merasakan tangan Wulan kembali menyentuhnya, Saka mendongak. Pandangan mereka bertemu beberapa saat. Saka menggelengkan kepala tanda agar Wulan jangan melakukannya. Wulan kembali menarik tangannya. Mereka sama-sama menunduk, sama-sama merasa tidak nyaman di hati. "Tuan muda." Panggil Wulan. Saka kembali mendongak. "Ijinkan saya membersihkannya. Tidak apa-apa ya?" Tanya Wulan dengan ragu-ragu. Wulan tahu kalau Saka tidak bersedia karena malu. Saka menggeleng kembali. "Tuan muda. Saya kan, sudah me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 12. Hanya ingin melindungi.

    "Kenapa, Bu? Kenapa harus membuangnya? Kenapa tidak boleh?" Wulan bangun dari duduknya dan mendekati Bu Asri yang juga mengambil minuman serta susu yang sudah disiapkan Anton tadi lalu membuangnya begitu saja di kamar mandi. Wulan semakin bingung melihat Bu Asri melakukan semua itu. "Bu..!" Bu Asri menoleh, lalu tersenyum pada Wulan. "Saya hanya ingin melindungi Tuan muda Saka. Hanya ini yang bisa saya lakukan untuk Tuan muda. Hanya ini." Kata Bu Asri. Perempuan paruh baya itu kemudian mengambil mangkuk berisi bubur miliknya dan memberikannya pada Wulan. "Silahkan jika Nona ingin menyuapi Tuan Muda. Tuan Muda pasti mau sekarang." Dengan masih penuh dengan kebingungan, Wulan menerima mangkuk itu lalu Kembali duduk di samping Saka. Dia menoleh pada Bu Asri dulu kemudian menoleh pada Saka. Saka tersenyum tipis padanya dan mengangguk. 'Apa maksudnya?' Dengan ragu-ragu dia lalu menyendok bubur itu dan menyodorkannya ke mulut Saka.Pri itu membuka mulutnya dan kali ini Saka mau mema

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 13. Menunggu Makan Siang Dengan Gelisah

    Totok saraf ini adalah salah satu bentuk terapi alternatif yang dilakukan dengan memberikan tekanan dengan ujung jari atau alat khusus di titik-titik tubuh tertentu. Itu semua membuat Wulan yang selalu dikira bodoh oleh keluarganya ternyata pintar. Dan tidak sebodoh perkiraan mereka. Bisa sedikit tahu dunia luar tanpa harus keluar. Atau bisa dikatakan, dia adalah seorang Otodidak. Tidak ada yang tau, kecuali Bi Sumi. Tidak ada yang menyadari jika Wulan tumbuh menjadi gadis pintar tanpa bersekolah. Wulan tercengang, saat mendapati banyaknya saraf rusak di tubuh Saka. Dia menggelengkan kepala, "Kenapa bisa seperti ini?" Wulan berusaha mencari apa penyebab kerusakan pada saraf Saka. Beruntung dia menguasai tentang itu dan pernah mempraktekkan teori yang ia berhasil kuasai pada beberapa pelayan ketika masih berada di rumah ayahnya dengan hasil yang sempurna. Beberapa penyebab rusaknya sistem saraf bisa disebabkan oleh berbagai hal. Bisa karena cedera, paparan racun, kurang nutrisi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09

Bab terbaru

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 149.

    "Kamu kenapa?" Sekretaris Ang mendekat."Ah, tidak apa-apa. Kalau begitu kita harus berkemas. Mumpung masih sore."Sekretaris Ang mengangguk.Yuri menarik kopernya."Tidak perlu membawa baju," ucap Sekretaris Ang."Hah! Gantiku bagaimana?" tanya Yuri heran."Sudah ada di sana.""Di sana? Maksudnya di sana di mana? Di rumah Tuan Muda Saka? Aku sudah membawa hampir semua ke sini, Kak.""Apa kamu kira, kita akan pulang ke rumah Tuan Muda?" Sekretaris Ang kini sudah tak berjarak."Lalu? Ke mana? Apa Kak Ang akan membawaku pulang ke rumah Kak Ang? Memang Kak Ang punya rumah?" tanya Yuri. Dia berpikir jika selama ini Sekretaris Ang tidak punya tempat tinggal selain Rumah Tuan Muda Saka. Karena selama ini Yuri tidak pernah melihat Sekretaris Ang pulang ke mana pun selain ke rumah itu.Mau pagi atau malam setelah pulang dari kantor, Sekretaris Ang selalu ada di rumah itu.Sekretaris Ang tergelak mendengar pertanyaan istri kecilnya itu. Mengangkat dagu Yuri dengan telunjuknya."Apa menurutmu,

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 148.

    Kini saatnya Ang dan Yuri menghampiri Saka dan Wulan.Saka dengan antusias menyambut tangan Sekretaris Ang dan memeluk sekretarisnya itu untuk pertama kalinya selama hidupnya."Selamat, Ang! Akhirnya kamu melepas masa lajangmu juga.""Terima kasih, Tuan Muda. Semua ini berkat dukungan Anda juga.""Haha. Kamu harus ingat satu hal, Ang. Meskipun kamu lebih tua dariku, tapi detik ini kamu adalah adik iparku! Jadi kamu harus menghormatiku lebih dari sebelumnya!""Tentu, Tuan Muda. Saya akan mengingatnya selalu." Keduanya pun tertawa setelah melepaskan pelukan.Wulan pun berganti memeluk Yuri."Selamat atas pernikahanmu, Adikku! Bahagia selalu ya?""Kak Wulan!" Yuri memeluk erat Wulan, dan untuk pertama kalinya ia memanggil "kakak" pada Wulan, begitu terdengar hangat di telinga Wulan."Terima kasih, Kak Wulan. Kamu kakak terbaikku!"Keduanya tersenyum bahagia.Kemudian Yuri tak melupakan Jihan."Kamu sudah menjadi seorang istri. Jadi artinya kamu bukan bocil lagi. Kamu tidak boleh merengek

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 147

    Hanya mereka saja yang berangkat. Tanpa iring-iringan. Tanpa Kakek Brahmana dan Nenek Sulis. Mengingat keadaan Kakeknya yang sudah mulai ringkih dan cepat lelah, Saka sengaja tidak mengizinkan mereka untuk ikut mendampingi Sekretaris Ang. Dan pada akhirnya, Kakek Brahmana dan Nenek Sulis pun setuju saja, menunggu Sekretaris Ang pulang ke rumah dengan membawa istrinya nanti.Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang, tidak kencang dan tidak juga lamban. Nampak sekali jika Pak Abu, sang sopir, kali ini mengemudi dengan hati-hati, mengingat jika sedang membawa calon pengantin, dan mobil yang di belakang pun sama.Hingga sampailah mereka di depan rumah keluarga Harmoko.Semua kemudian turun setelah mobil berhenti.Gani Harmoko rupanya sudah siap menyambut mereka sendiri dengan beberapa pria berjas di belakangnya.Lalu mereka saling menunduk untuk saling memberi hormat tanpa berjabat tangan."Tuan Muda, Tuan Sekretaris. Selamat datang!" sapa Gani Harmoko.Mereka membalas sapaan Gani Harmoko

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 146.

    Pagi buta di kediaman keluarga Mahendra terlihat sedikit riuh oleh para pelayan.Mereka tahu, jika pagi ini adalah hari pernikahan Sekretaris Ang dengan Yuri yang akhir-akhir ini sudah mereka ketahui jika Yuri adalah adik Nyonya muda mereka.Mereka bukan sedang berkemas untuk ikut menghadiri acara pernikahan Sekretaris Ang yang akan dilangsungkan di kediaman Gani Harmoko, mereka tidak diperbolehkan ikut selain Bu Asri saja yang diperbolehkan, itu pun untuk mendampingi Wulan. Tapi para pelayan baik pria dan wanita ikut deg deg ser hatinya, entah apa yang sedang mereka rasakan dan lakukan. Yang jelas semua terlihat tidak sabar menunggu turunnya sekretaris Ang dari tangga.Mereka sebenarnya hanya sekedar ingin memberi selamat dan ucapan hati hati untuk calon pengantin , seorang atasan mereka yang mereka kagumi itu. Sang Sekretaris Utama hari ini akan melepas masa lajangnya.Di dalam kamar Sekretaris Ang, pria itu masih berdiri di depan cermin, membetulkan kemeja putih yang sudah ia pakai

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 145.

    "Ini bukan soal keberuntungan, melainkan mungkin sudah takdir. Bukan kah, kalau jodoh tak kan kemana? Mungkin Putri Putri kami memang sudah berjodoh dengan mereka ,Dua pria hebat itu." jawab Tiara.Begitulah, Bahagia dan bangga perasaan Tiara dan juga Gani Harmoko.Saat ini, semua orang mengagumi mereka. Dan makin menghormati mereka. Dua pria hebat sekaligus , menjadi menantu mereka. Siapa yang tidak bangga? Siapa yang tidak kagum? Hampir semua para pengusaha ternama memimpikan memiliki hubungan serius dengan keluarga Brahmana. Yang memiliki seorang putri sangat bermimpi bisa dilirik oleh dua pria hebat itu. Tapi ternyata nasib baik malah berpihak pada keluarga Harmoko.Mereka bukan tidak tahu awal kisah pernikahan Putri pertama keluarga Harmoko dengan Tuan muda dari keluarga Brahmana itu. Semua juga sudah tahu, tapi lagi-lagi saat ini tidak ada yang berani mengungkitnya. Apalagi ketika Saka pernah mengumumkan beberapa kali tentang pernikahannya dengan Wulan di depan beberapa Pengusah

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 144.

    "Ibu sudah menyesal, bahkan sebelum Wulan dan kamu menjemput kami di kontrakan kumuh itu, Ibu sudah bertobat. Dan mungkin Tuhan membalas tobat ibu dengan kebahagiaan yang berlipat lipat ganda. Bayangkan saja Yuri, kehidupan kami jauh lebih baik. Perusahaan Ayahmu semakin baik, nama kami juga kini semakin terhormat. Terlebih setelah banyak yang tau jika kami ini ternyata Mertua dari Tuan muda Saka. Apalagi nanti, di tambah akan menjadi Mertua Sekretaris utama Brahmana group. Sungguh suatu anugerah besar yang kami terima.""Ibu benar. Ibu harus banyak bersyukur ya?""Tentu saja. Kamu tau tidak. Kemarin Ibu dan Jihan bagi bagi sedekah ke seluruh penghuni komplek dan kontrakan bekas kami mengontrak dulu. Uang dari Tuan muda dan calon suamimu sudah habis separuhnya untuk kami sedekahkan. Ibu ingin berbagi kebahagiaan dengan mereka. Ibu pernah merasa sulit sesulit sulit nya ketika berada di sana, makanya ibu ingin sedikit mengurangi kesulitan mereka juga." Tiara bercerita pada Yuri."Syukur

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 143.

    Sekretaris Ang mengangguk, merasa menghangat hatinya. Jika dulu ia sempat berpikir jika keluarga Harmoko adalah keluarga yang tidak baik, dan diakui sekretaris Ang jika ia sempat membenci keluarga ini. Namun setelah Yuri membawanya masuk ke keluarga ini, ternyata berbeda dengan dugaannya.Sebenarnya keluarga ini bisa menjadi keluarga yang hangat. Mungkin begitu lah manusia, saat melakukan kesalahan dan mau menyadarinya, maka kebaikan kebaikan akan menyapanya dan semakin meningkat untuk menyertainya."Baiklah, Tuan Gani. Saya juga minta maaf, jika tidak bisa mengadakan pesta besar untuk pernikahan Putri kalian. Tapi saya berjanji, jika waktu sudah mengijinkan nanti, maka kita akan mengadakan pesta yang meriah." ucap sekretaris Ang."Bukankah kemarin kita sudah sepakat? Jadi jangan dijadikan beban. Yang penting kalian Sah dulu. Dan yang terpenting adalah, harus bahagia." sahut Gani Harmoko.Sekretaris Ang mengangguk, lalu menoleh pada Yuri."Kau tidak apa-apa kan, Sayang..?" sekretaris

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 142.

    Sementara sekretaris Ang tersenyum puas sudah membuat Si Sam itu patah harapan. Ia merasa menang , lalu Segera mengajak Yuri kembali ke mobil setelah mereka menyelesaikan makan nya.Sekretaris Ang melajukan kembali mobilnya. Kali ini Yuri merasa bingung ketika sekretaris Ang berhenti di depan sebuah Rumah yang ternyata kediaman orang tua nya.Lalu Yuri menoleh pada sekretaris Ang saat mereka sudah berada di depan pintu."Kakak??""Aku sengaja mengantarmu pulang ke rumah orang tuamu sebelum mereka menjemput mu.""Kakak? Apa maksudnya??" Entah kenapa, mendengar ucapan Sekretaris Ang Yuri begitu terkejut. Pikiran nya sudah berburuk sangka saja."Kamu harus tinggal bersama mereka." sahut sekretaris Ang."Kakak??" wajah Yuri seketika pucat."Kita tidak akan bertemu untuk beberapa hari kedepan. Kau bisa menungguku kan? Sampai di hari pernikahan kita? Kita akan menikah di rumah orang tuamu ini."Mendadak Yuri menubruk sekretaris Ang. Memeluknya dengan erat."Kau menakutiku Kak?? Ku pikir kau

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 141.

    "Kak Samuel! " Yuri menutup mulutnya sambil menoleh ke arah sekretaris Ang yang sedang berbicara pada seorang pelayan."Yuri, kenapa kaget sekali? Apa kau bersama Tuan sekretaris dingin itu di sini?" tanya Samuel, sambil celingukan."Tentu saja kak Sam, dia kan calon suamiku. Jelas saja dimanapun ada aku pasti ada dia juga. Cepat pergi dari sini kak Sam . Jika tidak , kau tidak akan selamat kali ini." sahut Yuri mendorong tubuh Samuel agar cepat cepat pergi dari sana.Samuel yang tadinya mengira jika Yuri datang sendiri tidak bersama Sekretaris Ang pun segera mengangguk."Eh iya. Aku pergi ya?" Samuel takut juga rupanya.Tapi baru saja Samuel memutar tubuhnya, sebuah tangan kekar menangkap bahunya.Samuel menoleh, "Tuan Sekretaris! Maafkan saya. Saya, saya tidak sengaja bertemu dengan Yuri di sini. Sungguh, saya tidak bermaksud mengganggu nya." dengan wajah pias ketika melihat wajah penuh wibawa itu sudah menatapnya. Begitu juga dengan Yuri yang sama piasnya.Siapa sangka sekretaris A

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status