Demi biaya pengobatan ibunya yang sakit, Eva Alyson terpaksa menikah dengan Henry Yonatan Harrison, pewaris keluarga kaya raya. Namun, kehadirannya di keluarga Henry selalu direndahkan karena kondisi matanya yang tidak sempurna. Setelah bertahun-tahun dihina dan dipermalukan, Eva memutuskan untuk bercerai. Namun, di tengah proses perceraian, Henry mengeluarkan pernyataan mengejutkan, "Aku tidak akan membiarkan orang lain memilikimu." Bagaimana Eva menghadapi takdir yang terus mengekangnya? Follow IG author: _lili_lotus
Lihat lebih banyakEva duduk di sofa dengan terkulai, matanya terpaku pada ponsel yang ada di tangannya. Dia memandang pesan yang baru saja dia kirimkan pada Samuel. Pesan yang selalu dia kirim dengan penuh harapan, meski tak pernah mendapat balasan. Terakhir kali mereka berinteraksi melalui telepon Henry, sejak saat itu, tak ada tanda-tanda Samuel membalas pesannya. Orang yang dulu selalu ada untuknya, kini tiba-tiba berubah. Tak ada kata-kata, tak ada jawaban, hanya ruang hening yang menyelimuti keduanya. Eva hanya ingin melihat kondisi Samuel, dia merasa banyak hutang budi dengan pria itu di saat semua hidupnya terombang ambing dalam ketidakpastian. Eva tampak berpikir keras. Perasaannya bimbang, antara harus menghubungi Samuel, atau membiarkan pria itu dengan dunianya. Dia merasa bingung. Perubahan sikap Samuel begitu cepat dan tiba-tiba. Sekarang, terasa Samuel tengah menjauh. Wajahnya tampak lesu, dan perasaannya begitu berkecamuk. Apakah aku melakukan sesuatu yang salah? Atau, dia beg
Pagi ini, Henry datang ke kelas memasak dengan semangat tinggi. Ruangan dapur berkilauan dengan peralatan masak yang tertata rapi. Aroma rempah-rempah yang tercium samar, memberikan suasana yang hangat dan menyenangkan."Selamat datang, Tuan Henry!" sapa Chef Miles dengan ramah.Henry mengangguk. “Apa yang akan kita masak hari ini?" tanyanya tanpa berbasa-basi. Hari ini adalah hari pertamanya untuk mengikuti kelas memasak, dan terlihat dia sudah tidak sabar untuk memasak sendiri. Chef Miles tersenyum lebar melihat antusias Henry. "Kita akan mulai dari resep sederhana, Tuan. Kita akan membuat salad segar dari sayuran dan saus sederhana. Semua bahan sudah tersedia di meja. Yang perlu Anda lakukan hanyalah mengikuti instruksi dari saya," jelas Chef Miles sambil menunjukkan meja berisi sayuran.Chef miles memilih untuk dengan sesuatu yang mudah, membuat salad sayur yang sederhana. Meski itu terbilang mudah, dia tahu betul bahwa memasak bisa menjadi hal yang membingungkan bagi pemula.H
Eva kembali menatap piringnya, sendok berikutnya terasa lebih lembut dan akrab. Setiap gigitan menghidupkan kembali kenangan yang hampir terlupakan di dapur ibunya. Suara obrolan ringan yang menyelingi waktu makan malam, hingga pelukan hangat yang selalu datang setelah mereka selesai makan bersama."Terima kasih," ucap Eva pelan tanpa menoleh, suaranya penuh dengan rasa syukur yang tak terucapkan.Henry memiringkan kepalanya sedikit, menatap wajahnya yang terlihat lebih tenang. “Untuk apa?”“Sudah membawaku ke sini,” jawabnya sambil menatap piringnya. “Aku hampir lupa bagaimana rasanya. Tapi akhirnya aku bisa mengingatnya lagi.” Kata-katanya begitu tulus.Sesimpel itu? Henry menghela napas perlahan, senang melihat cahaya lembut kembali ke mata Eva. Di momen itulah Henry menyadari sesuatu yang sederhana, tetapi begitu berarti. Wajah Eva yang biasanya datar dan diselimuti dengan emosi kini tampak tenang. Senyumnya yang tidak pernah muncul saat bersamanya, kini terlihat lembut dan tulu
Henry mengemudi dengan fokus, sementara Eva duduk tenang di sebelahnya. Mobil melaju mengikuti arus lalu lintas yang ramai, dan sepanjang perjalanan, suasana di dalam mobil tampak sunyi. Sesekali Henry melirik ke arah Eva, dan pada akhirnya, Henry mulai membuka suara, “Kenapa tidak izin kalau kau keluar?” Eva menoleh, mengerutkan kening. “Aku tidak mau mengganggu waktumu,” jawabnya singkat.Henry kembali bersuara, “Kenapa kau menolak pengawalan yang kuberikan untukmu?” “Aku tidak perlu pengawalan,” jawabnya santai. “Terlalu mencolok, dan itu membuatku tidak nyaman saat di luar.”Henry menghela napas panjang, matanya tetap fokus mengarah ke depan. “Aku sengaja menempatkan mereka untuk menjagamu. Anggap saja mereka tidak ada bersamamu. Keselamatanmu lebih penting.” Eva terdiam mendengar pernyataan Henry. Kata-kata itu terngiang di benaknya. Dia menoleh perlahan, mencoba mencari ekspresi di wajah Henry, tetapi pria itu tetap menatap lurus ke depan dengan wajah penuh keseriusan.Hat
Henry menggaruk kepala, sedikit malu. "Mungkin sedikit terlalu lama di atas kompor. Tenang saja, ini bisa dimakan!" jawabnya dengan suara pelan, berusaha mempertahankan semangat. Namun, ekspresinya yang canggung dan mencoba terlihat yakin, justru membuat suasana semakin konyol.Eva terdiam sejenak, rasanya ingin tertawa keras. "Kau … sudah mencobanya?" “Aku membuatkan ini untukmu, aku akan makan kalau kau sudah makan,” jawabnya dengan percaya diri. Ia memberikan piring itu pada Eva.Dia sebenarnya niat atau tidak, sih? Apa dia mengejekku menggunakan makanan ini?Eva yang melihatnya dibuat speechless. Lidahnya mendadak keluh tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Salah satu pelayannya terlihat ragu, dia melirik ke dalam piring bergantian menatap majikannya dikelilingi rasa cemas dan takut hingga akhirnya dia angkat bicara, “Tu-tuan … itu ….” Dia menghentikan ucapannya. Sejak awal, dia sudah berusaha memberitahu Henry tentang masakan itu, tapi Henry mengabaikan, enggan mendeng
Henry mendengus sebal. “Sudah kubilang, kau memang tidak berguna!” kata-katanya penuh sarkasme. “Saya ‘kan tidak setiap hari bersama Nyonya, Tuan. Harusnya Tuan yang lebih tahu apa saja yang disukai Nyonya Eva.” Ryan membantah. “Tugasmu sebagai Asistenku untuk apa kalau tidak mencari tahu semuanya?” Tatapan Henry begitu tajam ke arahnya. Dengan nada pasrah Ryan menjawab, “Siap salah, Tuan. Saya akan mencari tahu apa saja yang disukai Nyonya Eva.” Dia memilih pasrah, karena tahu bahwa berdebat lebih lanjut dengan Henry tidak akan membawa hasil apa pun. “Oh, iya, Tuan, begini saja.” Suara Ryan kembali terdengar penuh semangat. “Anda tahu Chef Miles, ‘kan? Nah … kebetulan dia sedang membuka kelas memasak. Mungkin Tuan bisa ikut kelasnya dan membuat masakan untuk Nyonya Eva.” “Ya sudah tunggu apa lagi? Cepat hubungi dia sekarang juga!” perintahnya. “Aku mau kelas pribadi.” Rasa semangat Ryan membara, dia senang sekali karena Henry menuruti setiap saran yang diberikan. D
Henry duduk di meja kerjanya dengan wajah serius menatap layar ponsel yang ada di tangannya. Jari-jarinya terus menggulir di atas layar, mencari yang penuh perhatian. Di atas meja, tumpukan dokumen itu tidak tersentuh, terlupakan karena dia begitu fokus pada apa yang sedang dia baca. “Cara menyenangkan hati istri” begitu judul artikel di layar ponselnya. Dia merasa ini adalah topik yang penting. Sampai saat ini, dia tidak bisa memahami perasaan Eva, dan kali ini dia mencoba yang terbaik untuk memperbaiki rumah tangganya. Dengan penuh rasa ingin tahu, dia segera menggulir layar dan membaca artikel itu dengan cermat. Artikel itu memberikan beberapa tips, dari mulai memberikan perhatian lebih, menghargai waktu, mengajak makan malam bersama, dan memperhatikan hal-hal kecil yang sepele, tapi berarti bagi pasangan. Henry mendesah pelan, beberapa dari tips itu sudah pernah dia lakukan. Namun itu tidak berhasil. Eva hanya diam, menunjukkan emosinya dan selalu menghindar. Dia kembali meng
“Kau sangat mencintainya, ‘kan?” Nyonya Rosie tidak terkejut. Ia bisa melihat perlakuan dan bagaimana tatapan Samuel selama ini. Wanita itu menjeda ucapannya sejenak, kemudian melanjutkan, “Tidak semua cinta harus memiliki, Anak Muda.”Samuel memandang Nyonya Rosie. Wajahnya menyimpan luka yang dia sembunyikan. Entah bagaimana wanita tua itu bisa tahu perasaan tanpa perlu menjelaskan panjang lebar. "Kadang, cinta sejati adalah tentang mengorbankan perasaan kita sendiri demi kebahagiaan orang yang kita cintai," lanjut Nyonya Rosie. "Aku pernah muda sepertimu.” Nyonya Rosie memulai untuk bercerita. "Dulu aku mencintai seseorang dengan seluruh hatiku. Tapi dia memilih orang lain.”“Benarkah, Nyonya?” kata Samuel, suaranya penuh keterkejutan. “Lalu, apa Anda menyesal sudah mencintainya, Nyonya?” tanyanya dengan penasaran.Nyonya Rosie menggeleng samar. “Tidak! Aku tidak pernah menyesal.” Dia tersenyum, mengenang kenangan yang jauh. “Aku bisa saja membencinya, atau berusaha memisahkan
Ekspresi Henry perlahan-lahan berubah, mata yang semula penuh kehangatan, dalam hitungan detik menjadi datar dan dingin. Eva menatap Harry dengan tenang, dia sudah terbiasa dengan ekspresi seperti itu. Tak ada kejutan atau kekagetan di wajahnya, hanya sekedar kebiasaan yang sudah mengakar. Dia menyadari bahwa ucapannya itu membuat Henry sensitif. Dia tak bermaksud mencari perkara, dia hanya ingin melihat bagaimana kondisi Samuel saat ini.Apakah pria itu baik-baik saja?Setelah operasi berlangsung, dia tak lagi melihat kehadiran Samuel di sana. Padahal, pria itu biasanya lebih antusias. Dia hanya ingin mengucapkan terima kasih, karena Samuel sudah banyak membantunya. “Aku rasa itu bukan pilihan yang tepat.” Suaranya terdengar lebih datar, meskipun dia berusaha untuk tidak menunjukkannya. “Aku hanya ingin menjenguknya dan berterima kasih. Dia sudah banyak membantuku selama ini.” Eva menjawab dengan tenang, tanpa rasa takut. Tik!Tik!Tik!Suasana hening seketika, hanya terdengar
“Wah, coba lihat. Menantu cacat dari keluarga Harrison ikut bergabung di sini.” Baru saja Eva terduduk. Ia sudah mendapatkan sambutan sinis dari kerabat suaminya. Hari ini, Eva ikut menghadiri pesta pernikahan kerabat jauh dari Henry, suaminya. Namun, kehadirannya tidak disambut dengan baik. Salah satu dari mereka, Bibi Maria, mulai menyahuti. “Henry, kenapa kau harus membawa perhiasan tidak layak sepertinya? Tampaknya dia lebih cocok berada di etalase daripada di keluarga kita.”Anggota kerabat lainnya menatap Eva dengan tatapan mengejek. “Wanita yang berasal dari latar belakang biasa dan juga memiliki penyakit mata, ya. Aku tidak yakin dia bisa melakukan tugas-tugas sebagai istri dengan benar.”“Kami bisa mengenalkanmu pada wanita yang layak denganmu. Kenapa kau harus memilih wanita rendahan sepertinya, Henry?” Eva menundukkan, menyembunyikan wajahnya. Ia berusaha bersikap tenang, tetapi rasa sakit hati mulai membanjiri hatinya. Dia tahu, bahwa setiap acara seperti ini, ia hany...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen