Keluargaku yang bahagia seketika kacau dengan kehadiran seorang wanita yang mengaku sebagai kekasih suamiku, namanya Cantika, dia sekretaris dan pengelola keuangan yang handal. Wanita itu cantik dan masih muda, dia mengaku ingin menikah dengan suamiku karena sudah dijanjikan dan dia menolak untuk diabaikan. Bukan cuma menekan Mas Hengky, dia juga berusaha untuk mengganggu putriku dan menggoda putra sulungku Nathan, dia berusaha menjerat anakku dan membuatnya jatuh cinta demi menyakiti ayahnya. perjuanganku untuk mempertahankan keluarga sangatlah sulit karena wanita itu menolak ditinggalkan oleh suamiku.
Lihat lebih banyakSuasana tiba-tiba berubah menjadi begitu canggung dan memalukan, wanita itu hanya tersenyum canggung sambil memegang bagian belakang lehernya. "Maaf, boleh saya pergi.""Bagaimana kabar Cantika? Tempo hari dia datang ke rumah dan memaksa kami untuk membagi waktu dengan adil. Dia juga mengancam akan membuat aku dan suamiku bercerai bila Mas Hengky tidak menuruti keinginannya.""Kurasa kau tidak perlu membahas ini di tempat umum," desis wanita itu."Memang tidak boleh, tapi aku tidak pernah punya kesempatan bertemu denganmu. Kau harus tahu perilaku anakmu Dan mungkin kau akan memperbaikinya.""Aku sudah sering bicara pada Cantika.""Berhasil mendapatkan suamiku saja dia belum puas, dia ingin menguasai semuanya," ujarku yang membuat sahabatku Sabrina langsung menggenggam tangan ini dan mengajakku mundur. "Hehe, sudah sudah, nanti bicara lagi, banyak orang yang belum kita temui, mari kita membaur," ajak Sabrina sambil menyeretku menjauh. Suasana benar-benar sudah tidak nyaman karena or
Berkat kemarahan itu seisi rumah menjadi begitu hening, anak-anak tetap di kamarnya dan aku juga masih setia di peraduanku. Membaca buku dan bermain ponsel. Aku mengabaikan keberadaan Mas Hengky yang biasanya selalu ingin ditemani untuk menghabiskan waktu dan menonton TV. Di hari-hari biasa kami akan berkumpul di ruang keluarga, bercanda tertawa dan berbagi cerita, tapi sekarang suasananya berubah, terbalik seakan-akan aku dan dia tak begitu saling mengenal, anak-anak kami hanya seperti anak-anak yang kebetulan datang ke dunia ini, seperti tidak terlalu dekat pada ayah dan ibunya. Brak!Suara pintu terbuka keras, Aku menoleh dan mendapati suamiku berdiri di sana. Dia menatapku sambil berkacak pinggang dan menghela nafasnya. "Apa kemarahanmu sudah reda?""Aku tidak mengerti. Aku tidak mengerti bagaimana kehidupan kalian setelah ini. Rumah ini berubah jadi kuburan dan dapur tidak berisi makanan. Aku lapar.""Kamu bisa pesan makanan karena anak-anak sudah pesan makanan untuk diri mere
"Jadi bagaimana selanjutnya?" tanya Irwan."Ah, entahlah, aku akan mencoba membicarakan ini dengan anak-anak." "Ada banyak yang menunggu cinta dan dirimu, Mengapa kau harus terjebak dengan lelaki tak tahu diuntung. Sekalipun dia tampan dan banyak uang bila hatimu tersiksa apakah pantas hidup dalam kesengsaraan?""Kau benar.""Aku bersedia menampung hatimu," ujarnya tergelak, aku juga tertawa. "Aku juga pria lajang yang mapan, aku tidak punya anak yang akan jadi beban atau mantan istri yang akan membayangi pernikahanku dengan istriku nanti," lanjutnya sambil tertawa ngakak. Aku hanya menggeleng samar sambil tersenyum padanya.Selagi kami tertawa, rupanya Ada Mas Hengky di sana, entah kenapa lelaki itu mampir di swalayan dan kebetulan melihatku sedang berbincang dengan teman SMAku itu. Melihat kami tertawa bahagia Mas Hengky membulatkan mata dan melotot padaku. Bersegera lelaki itu masuk ke dalam toko ritel tersebut dan menyambangi kami. "Kau bicara dengan siapa?" tanya suamiku sambil
Melihatnya bersungut Aku makin emosi, sudah tahu dia telah mempermalukan kami dan membuat keributan tapi tingkahnya seakan-akan dia tidak bersalah. Begitu pula pandangannya terhadap mas Hengki, tak mudah itu memandang suamiku dengan cara yang rendah, seakan-akan dia adalah ratu di dunia ini. "Perbuatanmu sudah keterlaluan, jika kau mengulanginya aku akan membuat Mas Hengky meninggalkanmu!"wanita itu hanya tertawa malah dia mengejekku dengan mengajak suamiku pulang. "Mas, mau kan pulang sama aku!""Kalau kayak gini ...aku makin nggak tahan sama kamu.""Kok gitu sih...""Dulu kamu janji akan jadi istri yang baik dan saudara untuk istriku. Pengertian juga pada anak-anakku Tapi sekarang kau menciptakan masalah demi masalah tiap harinya. Aku tak tahan Cantika!""Mas, aku bisa memperbaiki keadaan ini kok, setelah anak-anakmu menerima kehadiranku dan mau akrab, tidak akan ada masalah di antara kita, aku janji.""Bagaimana mau akrab, kalau tingkahmu sangat keterlaluan!" jawab Betari."Kau t
Setelah kemarahanku Nathan, aku dan Betari berusaha untuk memberi pengertian kepada Mas Hengky agar membawa Cantika kembali pulang ke rumahnya. Aku tidak mau ada drama dalam rumah ini dan keributan yang bisa jadi gunjingan tetangga, Aku lelah dengan semua drama itu."Tolong bicara dengannya aku akan bicara pada anakku," ujarku sambil memberi isyarat agar Betari mengikutiku. Mas hengki sendiri membawa Cantika pergi ke teras.Di lantai dua, di ruang keluarga tempat biasanya kami sekeluarga berkumpul dan menghabiskan waktu, anakku terlihat cemberut di sana, dia berusaha menenangkan dirinya dan masih nampak sekali ketegangan di wajah itu. "Nathan... Aku minta maaf atas semua yang terjadi. Umi tidak tahu apa yang Umi harus lakukan agar semua drama ini berakhir.""Berikan saja apa yang wanita itu inginkan sehingga kita semua bisa hidup dengan tentram.""Maksud kakak agar Umi mengalah dan menyerahkan abi kepada Cantika.""Jika Umi bertahan maka cantik akan terus merongrong kehidupan kita."
Begitu mengantarku ke klinik dan kami sedang mengantri untukmu menerima pelayanan dokter suamiku tiba-tiba membuka percakapan dan membahas tentang hal yang baru saja kulakukan. "Aku tahu maksudmu, kau selama ini kau tidak pernah manja, aku yakin kau lakukan ini untuk memberi pelajaran pada Cantika.""Mungkin benar," jawabku."Tapi itu tidak etis.""Apa kau buta? Yang kau pikirkan hanya perlakuanku pada sentika sementara perlakuanmu padaku tidak kau timbang!""Aku minta maaf tapi, aku telah berusaha untuk mengambil hatimu dan minta maaf.""Minta maaf saja tidak cukup. Aku ingin balas dendam padamu dan memberimu pelajaran.""Jangan lakukan itu, apa kau tega....""Kenapa tidak, kau saja tega padaku. Aku ingin memberikan balasan yang menyakitkan sehingga kau akan berlutut dan terus-menerus minta ampun padaku aku ingin kau menyesali semuanya."Namaku dipanggil oleh perawat yang berjaga kemudian aku masuk ke ruang dokter dan memeriksakan kesehatanku. Usai mengambil obat di apotek kami kemb
Jadi keesokan harinya, Aku pulang lagi, kembali ke rumah membawa koper besar yang kemarin kukemasi. mendapati Aku sudah pulang anak-anak tentu saja sangat senang. Mereka memelukku dan bilang kalau mereka akan bersikap baik asalkan aku tidak kemana-mana. "Umi jangan ke mana-mana lagi ya, Kami tidak akan banyak tingkah, kami akan bersikap baik dan tidak akan menyusahkan Umi.""Sebenarnya yang menyusahkan Umi bukan kalian.""Kami akan bantu Umi untuk membuat Abi sadar.""Dengan cara apa?""Memisahkan dia dengan Cantika.""Sudahlah nak semakin ingin dipisahkan semakin keras perasaan ayahmu padanya. Jadi, ulur saja sesuka hatinya.""Ummi, katanya Cantika datang ke rumah nenek.""Benar, tapi aku mengabaikannya.""Aku pernah begitu suka padanya tapi sekarang aku benar-benar kecewa, tolong, jangan biarkan wanita itu terus bertemu dengan kami. Aku khawatir, aku akan menyakitinya," balas Nathan dengan pandangan serius padaku. **Sore hari Mas Hengky pulang dari kantornya, mendapati Aku ada
Selagi bicara dengan serius di hadapan orang tuaku, tiba-tiba cantik kau datang, bersegera Ia membuka pintu pekarangan dan berhambur cepat ke teras rumah kami. Dia langsung menangis dan bersimpuh dihadapan orang tuaku. "Om, Tante, saya tahu ini salah Saya saya datang kemari untuk minta maaf dan bersujud di kaki kalian berdua."Kedua orang tuaku terkesiap dan melirikku, kaget tiba-tiba Cantika datang dan melakukan drama itu. Suamiku juga terlihat bingung dengan perubahan sikap Cantika yang terlihat sama sekali tidak alami. "Cantika, kamu ngapain di sini.""Membantu kamu untuk meyakinkan Mbak Haifa agar dia mau pulang. Ayo Mbak kita pulang Mbak.""Pulang ke mana? Rumahmu dan rumahku tidaklah sama.""Mulai sekarang kita akan hidup sebagai satu keluarga yang bahagia dalam satu atap!" Mendengar jawaban Cantika aku langsung berdiri dan menggebrak meja, sakit sekali hatiku dan lebih sakit lagi jika aku membayangkan akan serumah dengan maduku itu. Bayangkan betapa sesaknya aku melihat dia
Aku beranjak ke ruang tamu sambil membawakan dua cangkir kopi untuk ayah dan lelaki yang sepertinya sudah tidak pantas lagi disebut suami. Saat melihatku datang lelaki itu langsung berdiri, raut kecemasan terlihat jelas di wajahnya dan itu membuatku semakin kesal. "Ada apa ke sini?""Aku datang minta maaf dan aku ingin menjemputmu. Pagi tadi pikiranku benar-benar tidak fokus dan keruh. Aku kebingungan, kalap dan khilaf, aku benar-benar minta maaf.""Aku tidak mau memaafkan seseorang yang sudah menjatuhkan cerainya!""Aku mencabut ucapanku dan aku ingin merujukmu kembali. Aku tidak bermaksud mempermainkan ucapan sakral itu, karenanya, Aku ingin kita berbaikan dan kembali bersama.""Kalau aku tidak bersedia, bagaimana?""Aku tetap ingin berjuang agar kau mau kembali padaku.""Dengan cara apa?""Aku akan meninggalkan wanita itu!""Oh, oh, bukan begitu nak." Abi langsung menyela ucapan kami. "Jangan korbankan orang lain demi kebersamaan kalian, jika sejak awal hubungan yang dijalin suda
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen