Share

2. Gadis itu menangis

DIA TAK TERIMA DITINGGALKAN.

**

Aku yang masih kaget dan gemetar terkejut dengan kedatangan Mas Hengky, begitu pula dengan gadis bernama Cantika, gadis dengan rambut tergerai dan baju panjangnya yang elegan.

Untuk beberapa detik suamiku membeku, sepertinya dia tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi di rumah kami.

"Mas akhirnya aku temuin kamu juga di sini!" Cantika langsung berdiri dan mendekat ke arah Mas Hengki. Wanita itu menghapus air matanya dan berusaha menyunggingkan senyum yang manis.

Hal berbeda malah terjadi, dia yang didekati langsung bersurut, seakan menjaga jarak dan pura-pura tidak kenal, Mas Hengky memasang wajah begitu dingin kepada Cantika.

"Apa yang kamu lakukan di sini?"

"Aku ga punya pilihan lain, Mas. Kamu sulit dihubungi." Wanita itu memelas dan seakan sedikit takut dengan Mas Hengky.

"Ayo pergi dari sini!" Tiba-tiba Mas Hengky menarik siku wanita itu, lelakiku menyeretnya menuju ke gerbang rumah dan hendak mengusirnya. Tapi wanita berkaftan warna pink itu juga memberontak dan bertahan.

"Tunggu, ga bisa mas! Kamu nggak bisa nyingkirin aku seperti ini demi jagain perasaan istri kamu. Sudah lama kamu janjiin pernikahan dan bilang mau pisah dengan dia! Mana buktinya!"

"Cantika, diam!" Mas Hengki membentak dan nyaris menampar wanita itu tapi tangannya mengambang ke udara, aku yang terkejut makin terkejut saja begitu mendengar kata pisah dari bibir Cantika.

Jadi, selama ini suamiku merayunya dan menjanjikan perceraian kami, demi meyakinkan agar si cantik itu tetap mau bersamanya? Ah, Aku kehilangan kata-kata.

"Kamu mau pukul aku Mas? Beraninya kamu,", desis wanita itu.

"Aku bilang kita bisa bicara nanti, Kenapa kau datang ke sini? Lagipula baju apa yang kau pakai ini?"Mas Hengky meremas rambutnya sendiri dan nampak menahan kemarahannya. Dia menatap Cantika dari atas ke bawah dengan ekspresi seakan menjijikkan,

"Aku sudah bilang jangan ganggu keluargaku!" bisiknya dengan penekanan yang amat tegang.

"Setelah menikmati manisnya madu kau buang ampasnya dengan mudah?" air mata wanita itu mulai meleleh di pipinya, aku bisa bayangkan seseorang ditinggal saat dia begitu mencintai kekasihnya bisa begitu menyakitkan. "Bodohnya, aku percaya semua ucapanmu Mas."

Seperti tayangan drama yang ada di televisi aku hanya bisa menyaksikan dengan mulut terbuka, hatiku sakit tapi aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku ingin menyala diantara percakapan mereka berdua tapi aku menahan diriku dan membiarkan ada ruang diantara suamiku dan apa sebutan yang pantas untuk wanita itu....hewan peliharaankah?

"Kalau kamu terus berbuat sesuka hatimu lebih baik kita..."

"Aku nggak mau mengakhiri hubungan ini, aku nggak mau diabaikan! Aku menolak ditinggalkan!" secepat itu Cantika menyela perkataan suamiku.

"Sebaiknya kamu pergi!" Desis suamiku sambil mengarahkan kedua tangannya kepada wanita itu.

"Kita ketemu nanti!"

"Sekarang aja Mas sekalian Mbak Haifa dengar!"

"Tapi, anak-anakku ada di sini dan akan terjadi kehebohan! Tolong pergilah, dengan penuh hormat!" Hengky mengusir wanita itu dengan kasar.

"Mbak... tolong aku... aku tahu aku bersalah tapi tolong pikirkan jika hal yang sama terjadi pada anakmu!" Aku kaget sangat cantik kau minta tolong padaku dia berlari dan memegang kedua tangan ini lalu menangis tersedu-sedu. Dia berlutut dan menangis seakan seluruh dunia ini sudah hancur dan rasa putus asa yang ada di wajahnya itu tidak bisa ditutupi.

"Sebagai wanita yang punya martabat seharusnya kau...."

"Aku bersalah karena percaya padanya, tolong bicaralah pada masa Hengky dan Tolong jangan halangi dia untuk bertanggung jawab!"

"Apa?" Aku tercengang begitu dia bilang kalau aku akan menghalangi suamiku dengan segala niat dan rencananya.

"Bisa secepat itu kamu menghakimi? Bahkan aku belum sempat bicara dengan suamiku!"

"Mbak, biarkan dia menikahiku. Siapa tahu aku juga sudah hamil!"

"Apa?" Terbelalak diri ini seakan jantungku dirampas paksa dari rongga dada, menelan ludah pun sulit seakan menelan duri begitu mendengar ucapan cantika.

"Ayo pergi!"

Mas Hengky yang merasa situasi sudah tidak kondusif menarik paksa wanita itu untuk berdiri dari hadapanku, dia menyeretnya dan memaksanya untuk masuk ke mobil.

"Ga mau Mas!" Dia berontak sementara aku sendiri khawatir kalau Betari akan terbangun dan menyaksikan semua drama ini. Putriku yang masih duduk di kelas 3 SMA itu akan syok begitu mengetahui kalau Cinta pertamanya punya simpanan yang sangat cantik. Anakku pasti akan sangat membenci ayahnya.

Mas Hengky memasukkan wanita itu ke dalam mobil lalu segera meluncur pergi bersamanya. Aku hanya menyaksikan semua itu dengan kaki gemetar, hilang kata-kata serta sensasi kaget membuat kepalaku membeku dan aku hanya bisa tercengang.

Jadi itu yang dilakukannya sepanjang Minggu, dia bilang dia sibuk dengan semua tetek bengek pekerjaan, ternyata itu semua hanya sandiwara dan kebohongan.

Berapa banyak waktu yang dihabiskan, berapa banyak uang yang dibelanjakan untuk menunjang kecantikan dan penampilan wanita itu, dan berapa banyak kesempatan yang ia lewatkan untuk bersama istri dan keluarganya!

Jika dia telah memanjakan wanita itu sedemikian rupa, lalu aku ini apa? Masihkah aku berharga di matanya, atau aku hanya pengurus rumah tangga yang dikontrak dengan pernikahan untuk membesarkan anak-anak dan melayaninya.

Masihkah pernikahan ini pantas disebut pernikahan?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status