Sering kali, kita merasa hidup ini tidak adil. Melihat orang lain begitu bahagia, rasanya semakin membuat putus asa dan tidak berdaya. Itu pula yang Gilsha alami, dia sangat ingin bahagia seperti orang lainnya. Karena itu, dia mengambil kembali apa yang seharusnya ia miliki. Hal itu adalah Noah, pria yang sudah hidup bahagia bersama istrinya. Mampukah Gilsha benar-benar mendapatkan kebahagiaan yang dia impikan?
View MoreDari balik pintu kamar Noah dan Wilya, dia mendengarkan semuanya. Isak tangis Wilya, dan juga permintaan maaf Noah. "Apa yang kau inginkan lagi dariku Noah? kenapa kau ingin aku bertahan menjadi istrimu sementara kau mengatakan mencintai wanita itu?""Aku menyayangi mu Wilya, aku mencintai Gilsha itu benar. Namun, setelah dua tahun ini aku bersama denganmu aku juga menyayangimu, aku tidak bisa melepaskanmu. Lagi pula aku sudah setuju untuk tidak mencatatkan pernikahan kami, apa lagi yang kau mau? bukankah itu syaratmu agar kau menyetujui pernikahanku dengannya?" Mendengar hal itu Noah ucapkan Gilsha berang, dia melangkahkan kaki untuk masuk menuju kamarnya sendiri. Di sana ia berusaha menahan tangisnya, Noah setuju tidak mencatatkan pernikahan mereka? apa maksudnya semua ini. Apakah Noah akan membuat dia seperti istri simpanan begitu?Tubuh Gilsha bergetar hebat, dia tidak terima jika harus diperlakukan seperti itu. Bagaimanapun dia adalah wanita yang Noah cintai, Wilya tidak bisa mem
Teriknya panas Kota Jakarta tidak membuat Wilya gerah menunggu kedatangan Riska di warung soto betawi yang terkenal di daerah jalan menuju pantai Ancol. Wilya memang sengaja memilih tempat itu, selain dia suka masakannya tempat itu juga sangat nyaman untuk Wilya. Dulu dia dan Riska sering ke warung soto ini untuk sekedar beristirahat setelah pulang kuliah."Wil maaf, tadi aku harus ketemu sama klien dulu.""Iya aku ngerti kok," jawab Wilya tersenyum. Riska langsung menatap sendu wajah Wilya, dia tahu sahabatnya ini baru saja menangis atau mungkin sudah dari kemarin Wilya menangis."Wil, ada apa? kamu sama Noah baik-baik aja kan?" tanya Riska langsung, hal itu membuat Wila menarik napas berat. Dia mencoba tenang dan tidak lagi menumpahkan air mata ditempat umum seperti ini. Dengan berkaca-kaca Wilya menyuruh Riska untuk memesan makan serta minuman lebih dulu. Riska benar-benar cemas melihat Wilya, dia tahu ada yang sangat berat menimpa sahabatnya.Sambil makan Wilya menceritakan apa ya
Gilsha sudah bangun pagi-pagi sekali seperti biasa, bedanya bagi dia saat ini ia berada di rumah Noah. Gilsha turun ke bawah masih gelap, dia kemudian menghidupkan lampu. Mencari dimana sapu dan alat kebersihan lainnya, mungkin apa yang dia lakukan itu membuat pelayan dirumah tersebut bangun. Dia melihat wanita yang sudah tidak lagi muda itu."Maaf, anda siapa?""Saya Gilsha Bu, saya istri baru Noah." Wanita itu melihat penampilannya, tapi Gilsha tidak menghiraukan. "Bu letak peralatan kebersihan ada dimana ya," kata Gilsha hingga pelayan itu terkejut."Biar saja saya yang kerjakan Nyonya.""Aduh tidak perlu Bu, saya bosan dan memang biasa olahraga lagi saya itu bersih-bersih rumah. Nanti juga kasih tau saya letak peralatan masak ya, Ibu tidur aja lagi. Kalau sudah Mbak Wilya bangun, akan saya bangunkan." "Jangan begitu Nyonya.""Aduh...jangan panggil Nyonya. Panggil saya Gilsha saja, atau Nak Gilsha. Dan saya beri perintah untuk tidak mengganggu saya pagi ini juga selanjutnya, setel
Cinta memang tidak salahHanya waktu dan tempatnya yang terkadang menjadikannya salah salah****Selama tiga hari Wilya menata hati dan pikirannya, dia mencoba menerima segala yang terjadi. Rumah tangga yang dia kira sempurna, ternyata hanya awalan saja. Wilya belum bercerita kepada siapapun mengenai semua ini, dia memendam kecewa itu seorang diri.Hari ke–empat, dia mulai kembali beraktivitas seperti dulu, yang berbeda hanyalah gairah dalam menjalani kesehariannya. Noah belum pulang selama empat hari itu, tidak juga menelpon menanyakan kabarnya. Wilya tidak berharap, pasti pria itu sedang menikmati hari-hari yang indah bersama istri barunya.Kehidupan sunyi Wilya itu berakhir tepat satu minggu, karena di hari sabtu malam Noah kembali ke rumah dengan membawa Gilsha. Rasanya Wilya ingin membakar wajah wanita yang suaminya bawa itu. Dia hanya diam menatap Noah dan Gilsha yang sudah masuk ke ruang tamu rumah mereka. "Wilya aku sudah meminta Gilsha untuk tinggal di rumah ini. Aku harap ka
Pantai Kuta, Bali 1997.Gilsha menikmati deburan ombak yang menyapa telapak kakinya. Keinginan ingin bermain air disana ia urungkan karena di hatinya yang sedang menunggu seseorang. Dua hari yang lalu dia menunggu Noah untuk datang ke rumah orang tuanya di Bali, tapi pria itu tak kunjung datang. Mungkin Noah lebih memilih Wilya, istrinya yang sudah menemani pria itu selama dua tahun ini.Hati Gilsha sesak jika mengingat kegilaan yang ia lakukan, tapi sungguh Gilsha tidak menyesalinya. Suasana hati yang buruk itu berubah ketika menyadari ada tangan seseorang yang melingkar di pinggangnya, dia memejamkan mata saat pipinya di kecup dengan sangat lembut. "Maaf aku terlambat datang, tapi setelah ini aku tidak akan pernah membuatmu menunggu terlalu lama lagi Gilsha." Mendengar itu, jiwanya yang tadi mulai layu kembali mekar dan berbunga-bunga.Dia memutar tubuhnya, wajah tampan Noah Oliver dengan rahang yang di tumbuhi bulu-bulu halus itu di sentuh Gilsha. Pria di hadapannya ini nyata, dan
Lina menarik lengan Gilsha, menatap tajam netra coklat terang yang wanita itu miliki. "Apa kau gila? Kau menarik lenganku sangat kuat.""Kau yang sudah gila! Kau merebut suami orang? Kau selama ini sengaja menggodanya bukan?" Gilsha diam saja, kepalanya terasa mau pecah saat ini. "Gilsha jika kau melanjutkan hubungan dengan Noah karir mu akan hancur, berita mengenai kau merebut suami orang akan mencuat dimana-mana.""AKU TIDAK PERDULI!" teriak Gilsha dengan napas yang memburu "Selama ini juga mereka semua tidak pernah perduli apa yang aku alami, dan apa yang aku rasakan. Aku hanya ingin kebahagiaan dengan orang yang mencintaiku dan aku juga mencintainya, kau tahu bukan perasaan yang aku rasakan ini sudah sejak awal. Lagi pula aku tidak tahu apakah Noah akan benar-benar menikahi ku atau tidak."Lina menggelengkan kepala mendengarnya, dia tahu Gilsha berusaha sangat kuat bertahan dengan semua yang ia hadapi ketika merintis perjalanan menjadi seorang bintang. Apalagi Dika, pria yang tida
Satu Minggu berlalu...Lina dan bagian promosi sedang berdiskusi dengan Noah di ruangannya. Beberapa foto Gilsha yang menawan dapat Noah lihat. Wanita itu memang sungguh cantik, Gilsha juga dia dengar baru saja melakukan kegiatan amal untuk membantu anak-anak jalanan dan juga yatim piatu. Hal itu dia baca dari majalah berita yang khusus meliput kehidupan artis-artis ternama."Gilsha tidak ikut denganmu?" tanya Noah sambil menandatangi cek pencairan gaji Gilsha."Tidak, dia dirumah. Dia tidak bisa ikut kesini, semalam Dika datang." Lina sengaja memberitahukan hal itu kepada Noah, jelas wajah Noah terlihat gusar. Dia mengerti maksud dari ucapan Lina.Setelah semua urusan selesai, Noah langsung berlari menuju mobilnya. Dia ingin pergi ke rumah Gilsha, melihat apakah wanita itu baik-baik saja. Wilya ada disana, dia meminta supir taksi membuntuti kemana Noah pergi. Arah yang Noah tuju sudah jelas, satu Minggu Noah memberikan kesan kalau rumah tangga mereka baik-baik saja seperti dulu. Namu
Malam tiba, Wilya tidak habis pikir karena Noah belum juga kembali ke rumah. Dia dengan hati yang terluka menanti kedatangan suaminya. Tepat pukul dua belas malam, deru mesin mobil Noah memasuki pekarangan rumah. Wilya memilih duduk di tempat tidur sambil berpura-pura membaca buku.Pintu kamar terbuka, dia tersenyum menatap Noah. Wajah lelah di perlihatkan Noah untuk Wilya, dia mendekat dan mencium kening Wilya. "Kamu belum tidur?""Belum, aku membaca buku sambil menunggumu.""Maaf karena semalam aku tidak bisa pulang." Wilya hanya mengangguk melihat Noah sudah masuk ke dalam kamar mandi. Tak berapa lama, dia sudah keluar dengan piyama tidur. Wilya meletakkan bukunya, mencoba memeluk Noah. Dia bahkan sudah menggunakan piyama yang menurutnya seksi dimata suaminya ini. Sayang sekali Noah tidak tertarik melihatnya."Sayang kamu tidak merindukanku?" tanya Wilya manja, dia mencoba mencium Noah dan pria itu membalasnya."Aku rindu, tapi sekarang aku lelah. Kita tidur saja ya," kata Noah men
"Jangan dilanjutkan Noah," kata Gilsha masih berusaha tidak terbawa gairahnya yang sudah memuncak. Dari ruang makan Noah menggendong tubuhnya untuk masuk ke dalam kamar. Noah memang sudah melihat semua yang ada pada diri Gilsha, membuainya lembut. Hanya saja tidak sampai kepada tahap yang lebih, Noah menuruti apa yang Gilsha inginkan. Dia berhenti, karena jika tidak berhenti sekarang, maka pertahanan Gilsha dan dirinya akan runtuh. Noah tentu tak masalah, tapi bagi Gilsha itu merupakan sebuah masalah.Noah berbaring sambil memeluk tubuh polos Gilsha, mengecup pundaknya kemudian dia teringat untuk melihat jam. "Astaga aku harus kembali ke Jakarta," katanya membuat Gilsha kesal."Kau tidak ingin tinggal bersamaku malam ini?" pertanyaan itu tidak bisa dijawab oleh Noah. Dia ingin tinggal, tapi tidak bisa membuat Wilya menunggunya. "Noah...aku pikir kita akan bersama malam ini sampai besok." Gilsha memeluk Noah dengan manja. Rencana gila masih Gilsha siapkan andai Noah ingin kembali ke ru
Dia tersenyum, lesung pipinya menambah manis wajah dari pemilik netra berwarna coklat terang itu. Dia Melodi, seorang penulis artikel dari sebuah perusahaan swasta yang cukup memiliki nama di Indonesia. "Wah...dia benar-benar cantik," pujinya pada deretan foto seorang wanita. "Pasti dia sangat pintar juga. Pantas saja begitu banyak penggemar dan menjadi salah satu artis yang legendaris. Aku benar-benar beruntung bisa mewawancarainya hari ini.""Terima kasih atas pujiannya, Nona Melodi." Mendengar namanya disebut, dia langsung memutar tubuhnya hingga terlihatlah seorang wanita yang umurnya sudah masuk lima puluh tahun. Namun, dia masih terlihat cantik sekali. Begitu anggun dengan balutan kemeja over size berwarna putih serta celana berbahan kain berwarna hijau, rambutnya yang sudah mulai berwarna putih dia sanggul sederhana. Dia duduk dikursi roda, sambil menjalankan benda yang menopang tubuhnya itu mendekati Melodi. "Bu Gilsha, terima kasih sudah mau menerima kedatangan saya dirumah ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments