Leon tak perlu mengerahkan kekuatannya untuk menarik tubuh Aleta ke pangkuannya. Selain karena tubuh gadis itu begitu mungil dan ringan, kedua kaki yang lumpuh itu tak bisa diandalkan untuk memberontak. "Kau bilang tak akan tertarik dengan gadis cacat sepertiku." Aleta menahan kedua tangannya di depan dada Leon. Mencegah wajah pria itu semakin dekat. Bahkan dengan jarak hanya beberapa senti saja, napas berat pria itu terasa begitu jelas menerpa wajahnya. Ujung bibir Leon membentuk seringai tajam. Satu tangan di punggung Aleta bergerak menurunkan resleting baji gadis itu. "Tapi aku belum pernah menyicipi gadiz cacat."
view more‘Ada satu hal yang ingin kau lakukan untuk kakek, Bastian.’ Phyllian menatap lurus sang cucu menantu, yang duduk di seberang meja. Tampak tegang dan pucat setelah ia membeberkan semua rahasia antara Bastian Thobias dan Aleta Ege. ‘Kakek akan melupakan semua kesalahanmu pada Berlian, termasuk program bayi tabung yang kalian lakukan secara diam-diam. Kakek bisa memakluminya, karena kau yang belum bisa melupakan Aleta.’Bastian tampak menelan ludahnya. Keringat mulai membasahi pelipis. Meski begitu, tak ada sepatah kata pun yang terlepas dari ujung lidahnya untuk membantah.‘Apa kau masih mencintainya?’ Phyllian mencondongkan tubuhnya ke depan. ‘Apakah hatimu masih dikuasai oleh Aleta?’Bastian masih bergeming dengan ketakutan yang menggantung di atas kepala. Mamanya sudah memperingatkannya untuk tidak main-main dengan perjodohannya dengan Berlian. Pun ia tak benar-benar mendengarkan peringatan tersebut. Ia memang sudah benar-benar dibutakan ol
“Aku memang tidak membutuhkannya.” Leon masih mengayun tubuhnya, berpura menenangkan baby Lucien sembari mengamati ketidak nyamanan yang begitu jelas sejak tuan Mamora memerintah langsung pengawal untuk membawa semua hadiah ke paviliun. Dan semua itu jelas sudah terencana sejak awal, tujuan kunjungan pria tua itu ke rumah ini. “Semuanya adalah barang-barang untuk perempuan. Bahkan ada yang didesain khusus dengan namaku. Aku bahkan tak benar-benar mengenal tuan Mamora. Dan semua ini membuatku tak nyaman jika tuan Mamora menganggapku sama seperti Berlian. Cucu tunggalnya.” Aleta menambahkan kecurigaannya.Sejak Leon mengajaknya untuk menyambut kedatangan tuan Mamora sebagai pasangannya, demi urusan pribadi seperti pada malam itu. Aleta sudah merasa tak nyaman dengan cara tuan Mamora memandangnya yang begitu dalam dan intens. Yang membuat pegangannya pada lengan Leon semakin menguat. Ada kecemasan jika Leon mulai berpikir sesuatu yang tidak-tidak dengan h
Dukungan Phyllian Mamora pada Bastian sudah cukup membuat Leon kewalahan mempertahankan posisinya. Tentu saja ia bisa memperkirakan serangan pria tua itu akan menjadi seserius apa untuk memisahkannya dengan Aleta.Leon menyiramkan air dingin ke wajah. Menatap pantulan wajahnya di cermin wastafel. Demi menebus penyesalan berpuluh-puluh tahun, Phyllian Mamora kini hanya memiliki satu keinginan. Menyatukan cinta Aleta dan Bastian. Desahan keras lolos dari bibir Leon. Baru saja ia memulai hubungannya dengan Aleta, serangan itu datang tepat di saat keduanya bahkan belum memulai langkah pertamanya. Semua dukungan Phyllian terhadap Bastian dan Maida, bukan karena Bastian adalah cucu menantu pria tua itu. Melainkan karena Bastian adalah pria yang dicintai oleh Aleta. Berlian Mamora, meski semua orang mengetahui wanita itu adalah cucu tunggal Phyllian Mamora. Tak ada yang benar-benar tahu kalau Berlian hanyalah cucu angkat pria tua itu, sampai ia menyel
Kedua tubuh itu bergumul di tengah ranjang, dengan pakaian yang sudah nyaris tertanggal dari tubuh mereka. Tubuh Aleta setengah ditindih oleh Leon, sementara wajah pria itu tenggelam di cekungan leher Aleta. Menggigit daging kenyal di sana hingga meninggalkan bercak memerah.Telapak tangan Leon dengan tak sabaran melepaskan kancing baju Aleta, lalu bergerak menyelip di belakang punggung untuk melepaskan pengait bra sang istri. Napasnya mulai memberat, ciuman Leon bergerak lebih turun. Menurunkan pakaian Aleta lebih ke bawah.Kedua tangan Aleta tenggelam di antara helaian rambut Leon. Mata wanita itu terpejam, menikmati setiap sentuhan dan cumbuan sang suami. Dengan penuh kepasrahan, menyerahkan seluruh tubuhnya untuk Leon. Membiarkan pria itu menginginkan dirinya lebih banyak dan lebih banyak lagi.Tubuh keduanya sudah dibakar gairah, yang siap meledak. Ketika tiba-tiba cumbuan Leon terhenti. Wajah pria itu bergerak menjauh, dengan napas
Sedangkan Berlian yang baru saja berdiri dengan kedua kaki, wajahnya semakin merah padam akan perbedaan sikap Bastian kepadanya dan Aleta. Wanita itu kembali melangkah mendekat, mendorong tubuh Aleta menjauh dari Bastian. “Kau sudah gila?” protesnya tak terima. Menunjukkan jemarinya ke wajah Aleta dengan pandangan yang berapi-api pada Bastian. “Apakah ingatanmu masih perlu disegarkan? Kalau akulah yang istrimu, Bastian. Bukan dia!”Kelembutan di wajah Bastian seketika kembali megeras.“Kau masih bermimpi konyol kalau cinta kalian yang menyedihkan itu akan kembali bersatu?”“Tutup mulutmu, Berlian,” desis Bastian tajam. “Aku sudah memberimu peringatan untuk tidak ikut campur urusan kami.”“Kami? Kalian berdua?” Suara Berlian naik lebih tinggi. “Memangnya urusan apa yang masih kalian miliki, hah?”“Diam saja kau, Berlian,” peringat Bastian lebih tajam.“Kau membentakku?” delik Berlian lagi. “Kau bahkan mendorongku.
“Pertanyaan macam apa itu, Aleta,” dengus Leon. “Kau ingin hamil lagi?”Aleta seketika tersedak liurnya sendiri dengan pertanyaan tersebut. Yang membuat Leon terkekeh meski pandangan pria itu fokus ke arah jalanan. Rasa malu merebak ke seluruh permukaan wajahnya. Kepalanya tertunduk dalam. menyesal duduk di depan, tidak bergabung dengan pengasuh baby Lucien di kursi belakang sehingga ia bisa mencari dalih untuk menyembunyikan rasa malunya dengan menatap wajah sang putra.Kata-kata Leon di meja makan saat makan malam keluarga kembali terngiang di benaknya. ‘Ya, tapi hubungan ranjang kami sangat baik dan sama sekali tidak ada pencegahan. Jadi kami siap dengan kabar bahagia yang bisa datang kapan pun.’‘Lagipula, pernikahan kami membutuhkan lebih banyak ikatan. Semua tahu tentang perjodohan kami yang membuat cinta suci Bastian dan Aleta harus terpisahkan karena aku, kan?’‘Cinta setulus dan sesuci itu, dengan pengorbanan y
Setelah pulang pemeriksaan dari rumah sakit dan memastikan pendarahan di rahim Aleta sudah sepenuhnya berhenti. Juga keadaan wanita itu yang sudah pulih. Aleta dan Leon singgah di rumah kedua orang tuanya.“Sepertinya orang tuamu sedang memiliki tamu?” Leon menatap sebuah mobil hitam yang terparkir di area halaman rumah. Tepat di samping mobilnya.Aleta tak mengatakan apa pun. Ia bergerak turun dari dalam mobil sambil mengamati mobil asing tersebut. Dan keduanya berjalan menuju teras rumah.Kening Aleta berkerut mengenali pria yang baru saja berbincang dengan papanya adalah Phyllian Mamora. Pria tua yang pernah ia temui di acara jamuan makan malam dengan Leon. Papanya tampak memasang ekspresi tegang, begitu pun dengan Phyllian. Tetapi saat kepala Phyllian berputar dan menyadari kedatangan Aleta dan Leon, pria tua itu seketika memasang ekspresi lembut. Senyum semringah yang begitu lebar, terutama pada Aleta.Sementara Nirel tampak terkeju
Aleta melihat Leon yang sudah duduk di sofa dengan mac di pangkuan pria itu. Tampak serius mengamati layar ketika ia meletakkan nampan di meja.“Besok waktumu ke rumah sakit?” tanya Leon sebelum Aleta benar-benar melangkah pergi.Aleta memberikan satu anggukan singkat. “Mamaku sudah memberitahu …”“Katakan saja aku yang akan mengantarmu,” penggal Leon. Tanpa mengalihkan pandangan pada layar mac di tangan pria itu.Pandangan Aleta terhenti pada jemari Leon yang sibuk di layar mac. “Tidak perlu. Ka …”Wajah Leon bergerak naik. Kedua manik birunya langsung menatap lurus Aleta yang seketika membeku. “Kenapa? Kau masih tak membutuhkan perhatianku?”Aleta menggeleng. “A-aku … bukankah kau sedang sibuk? ”“Bukankah kau terbiasa merepotkanku?”Rahang Aleta seketika merapat. Menatap manik Leon selama lima detik penuh dan berkata lirih. “Aku akan bicara sama mama.”“Katakan, sepulang dari rumah sak
Aleta menyentakkan tangan Leon yang hendak membopongnya menuju kamar mandi. “Aku bisa sendiri.”Mata Leon terpejam. Cukup sudah sikap Aleta yang benar-benar membuat kehilangan kesabaran ini. Leon menyentakkan lengan Aleta, menyelipkan kedua lengannya di balik lutut dan punggung gadis itu, membawa ke kamar mandi. “Berhentilah bersikap menyebalkan seperti ini?” gusar Leon setelah mendudukkan Aleta di atas penutup toilet. “Jika kau bisa melakukannya sendiri, jangan tampakkan kelemahanmu di depanku.”“Aku sudah muak.”“Denganku?”“Ya.”“Kalau begitu tahan saja. Telan saja semuanya. Seperti yang biasa kau lakukan. Kau pikir aku tidak muak dengan semua ini. Dengan semua permainan ini. Dan kau pikir semua ini hanya permainanku saja? Dan kau pikir hanya kau yang merasa kehilangan dengan keguguranmu, hah?”“Kau pikir kehidupanku yang sempurna di mata orang juga sempurna bagiku?! Hanya karena kau dan Bastian saling mencintai, kalian bisa melakukan apa pun yang kalian inginkan? Menunjukkan cint
Jacob Thobias meletakkan berkas di tangannya ke meja dengan desah kepuasan, pandanganya terangkat menatap sang keponakan yang berdiri tegak di depan mejanya. "Seperti biasa, pekerjaanmu memuaskan, Leon."Leon tak memberikan respon apa pun selain ekspresi datarnya. Kecuali tatapan mengejeknya pada sang sepupu yang berdiri di sampingnya dengan tatapan cemburu dan iri dengki untuknya.Helaan napas diselimuti kekecewaan ketika tatapan Jacob berpindah kepada Bastian Thobias, putra sulung yang lebih mendahulukan emosi ketimbang otaknya. "Bisakah kau jelaskan bagaimana kecerobohan semacam ini terulang untuk kesekian kalinya, Bastian?"Wajah Bastian memucat bercampur kedongkolan yang luar biasa terpendam di dadanya. "Bastian akan berusaha memperbaikinya, Pa. Maaf.""Apakah kau pikir semua ini cukup untuk membayar kerugian yang diterima perusahaan?" Suara Jacob menguat dan tangannya menggebrak meja. Mengagetkan sang putra yang semakin pucat."Bastian berjanji tidak akan mengulangi kesalahan in...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments