Izinkan Aku Mencintaimu

Izinkan Aku Mencintaimu

last updateLast Updated : 2023-07-19
By:  Park Jun Hye Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
148Chapters
7.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Kevin seorang anak pemilik restoran, menemukan kekasih lamanya. Ketika ia tahu bahwa Sandra telah kehilangan segala-segalanya, baik dari keperawanannya dan kedua orang tuanya, ia akhirnya memberanikan diri untuk menikahinya. Beberapa kali Sandra telah berusaha melupakan Kevin, ia yang awalnya berharap namun akhirnya ia tahu bahwa Kevin mencintainya lebih dari yang ia duga. Kevin akhirnya berusaha untuk tetap meluluhkan hati Sandra, Sandra tetap pada pendiriannya hingga akhirnya Kevin menggunakan satu kata, ‘Izinkan aku menikahimu’, Sandra yang mendengarnya akhirnya luluh dan membiarkan dirinya di nikahi oleh Kevin. Bagaimana kisah asmara mereka? Saksikan novelnya di ‘Izinkan Aku menikahimu’.

View More

Chapter 1

Reuni

Sandra, jika kau sudah bangun, cepatlah untuk menemui reuni  SMA Saint Pitersburgh. Sebuah note di tulis oleh Bibi Anita dan di taruh di kulkas sementara Sandra berusaha untuk menghindari reuni tersebut.

Sandra akhirnya masuk ke dalam kamarnya, ia mengambil handphone dan melihat jamnya, “Pukul 11:00,” ucapnya kepada diri sendiri.

Kring…sebuah telepon masuk ke handphonenya, Sandra mengangkatnya, “Halo,” ucapnya.

“Kau ikut reuni?” tanya Tania.

“Tidak mau.” Sandra mematikan handphone dan membiarkan tubuhnya berada di atas kasur yang aman.

Sekali lagi handphonenya berbunyi, Tania masih mencoba mengajak sahabatnya itu. Sekali lagi Sandra mematikan handphonenya dan berusaha untuk tidak menghadiri pertemuan tersebut.

Heru sang paman, mendengar dari arah kamar bunyi telepon yang tidak di angkat oleh keponakannya tersebut. Ia keluar dengan berkacak pinggang dan membuka pintu kamar putrinya.

Brak….

“Angkat teleponmu! Berisik sekali! Paman, mau kerja saja juga tidak bisa,” ocehnya.

Sandra melihat ke arah pamannya sendiri, “Paman, bagaimana ini?”

“Bagaimana apanya?” tanyanya dengan kesal.

“Aku tidak ingin ke reuni!” teriaknya dengan mengacak rambutnya sendiri.

“Kalau kau tidak mau ke reuni, kapan kau akan menikah?” tanyanya dengan sekali lagi.

Sandra kesal dengan perkataan perkataannya itu, ia ingin mencibir pamannya sendiri, “Bukan itu masalahnya, paman,” katanya dengan memperbaiki posisi duduknya.

Ia melihat ke arah pamannya dengan harapan supaya pamannya bisa membantu keluar dari reuni tersebut, “Memangnya kenapa lagi?” tanyanya yang masih dengan berkacak pinggang.

“Aku menyukai seseorang tapi bukan dari sekolah sendiri,” sahutnya yang memberitahu kepada pamannya.

Heru terdiam mendengar perkataan keponakannya itu, “Kau tidak demam ‘kan?” tanyanya dengan mendekat ke arah Sandra dan memegang jidatnya.

Sandra menepis tangan pamannya tersebut, “Aku masih waras,” sahutnya dengan jengkel.

“Pergi saja ke reuni, apa salahnya, toh siapa tahu salah satu dari mereka menyukaimu,” ledeknya sekali lagi.

Sandra yang mendengarnya seakan tak percaya, ia menangkap signal aneh dari pamannya sendiri, “Paman, tidak ingin aku ada di sini?” tanyanya yang berusaha mencari tahu.

Heru terkejut mendengarnya, “Bukan begitu,” katanya yang berusaha menjelaskan kepada keponakannya.

“Maksud paman adalah bukan paman tidak mengizinkan, sudah tugas paman dan bibimu untuk menjagamu setelah kau sudah tidak memiliki orang tua,” jelasnya kepada Sandra.

“Lalu, kenapa jika aku tidak boleh berada di sini?” tanyanya dengan berusaha sabar dengan pamannya sendiri.

“Sudah jangan kau bahas. Paman, hanya ingin supaya kau juga bisa menemukan pasanganmu,” ucapnya supaya Sandra tidak merasa bersalah dengan perkataannya barusan.

“Entahlah.” Sandra menjawab dengan pendek, ia tahu dan ingat akan kejadian yang menimpa kepada kedua mama kandungnya sendiri beberapa tahun yang silam.

Musim Panas Tahun 2003

Sandra dan kedua orang tuanya, Thoni dan Indra, hendak melakukan perjalanan panjang untuk berliburan. Selama di perjalanan mereka bersenda gurau.

“Mama, nanti di sana beliin aku mainan yaa,” sahut Sandra yang kala itu masih duduk di kelas lima SD.

“Hahahaha…pasti sayang. Mama, bakalan beliin apa saja buat kamu,” ucapnya dengan membelai sayang kepada putrinya tersebut.

“Asyik,” katanya dengan gembira.

Sedangkan ayahnya Thoni berusaha untuk tetap awas dalam menyetir. Mereka bahkan beberapa kali berhenti untuk beristirahat. Hingga akhirnya mereka sampai di lokasi tersebut.

Sandra yang saking asyiknya turun dari mobil dan berlarian ke sana kemari, bahkan sampai-sampai ia tidak mendengar perkataan ayah dan ibunya sendiri.

Indra berlari menghampiri putrinya, “Sayang, ayo, makan dulu,” ucapnya dengan memberitahu kepada Sandra kecil.

“Tapi, Sandra, masih mau main, ma,” sahutnya dengan jengkel.

Thony yang melihat kelakuan Sandra menghampirinya, ia menyenggol putrinya tersebut, “Kalau mau makan nanti papa beliin kamu es krim,” timpalnya.

Sandra yang senang akan di belikan es krim, akhirnya menyetujui untuk makan siang, “Ayo, ma, aku mau makan,” jawabnya kepada mamanya.

Baik Sandra, Thony dan Indra kembali ke rumah makan, mereka bertiga makan dengan senangnya. Sekembalinya mereka menuju hotel di salah satu tempat yang sudah mereka pesan.

Di hotel tersebut Sandra yang senang jalan-jalan akhirnya lupa waktu bermain hingga Indra harus mencari anak tersebut.

Indra menemukan Sandra yang bermain di pantai, “Sandra, kamu jangan buat mama khawatir donk,” sahutnya ketika menemukan putri semata wayangnya itu.

Sandra berlari ke arah mamanya, “Mama, ayo, main,” ajaknya yang ikut bermain pasir.

“Ini sudah petang, ayo, balik ke hotel,” katanya yang mengelus rambut hitam Sandra.

“Sandra masih mau main. Ayolah, ma,” rajuknya meminta supaya di berikan waktu ekstra lagi.

“Ya sudah, asal jangan lama-lama. Mama tunggu di sini ya,” tuturnya. Ia sekali lagi membelai putri kecilnya tersebut.

Jam berlalu tepat pukul 18:30 Indra menemui kembali Sandra, saking kesalnya mau tidak mau Indra harus menyeret putrinya tersebut. Walaupun Sandra merengek terus menerus.

Thoni yang melihatnya akhirnya membantu Indra supaya tidak emosi terhadap putri semata wayangnya tersebut, “Thony, bantulah, aku capek harus ingatkan dia,” gusarnya kepada Thony.

“Kamu jangan bikin mama marah donk,” tegurnya kepada putrinya tersebut.

“Tapi, Sandra, masih mau main, pa,” kilahnya kepada kedua orang tuanya tersebut.

“Boleh main asal ingat waktu, sayang,” potong Indra. Indra menghela nafas melihat putri semata wayangnya tersebut, “Mama, minta maaf, kalau mama marah sama kamu,” akunya kepada anaknya sendiri.

Sandra merasa bersalah karena telah membuat mamanya kesal, “Ma, maafin Sandra ya,” lanjutnya kepada mamanya.

Indra yang penuh dengan kasih membelai putrinya, “Kalau nanti mama nggak ada, kamu sendirian mau,” ucapnya dengan halus.

“Mama, jangan ngomong gitu. Sandra nggak mau hidup sendiri kalau nggak ada mama,” ujarnya.

“Makanya kalau mama kasih tahu dengerin, sayang,” katanya dengan mengecup kening putrinya.

“Iya, iya,” katanya dengan kesal.

Hari itu adalah hari terakhir Sandra bisa melihat mamanya sendiri. Setelah pulang dari liburan satu minggu setelah omongan tersebut. Indra menghembuskan nafas terakhirnya.

Dokter memberitahu kepada Thony bahwa Indra mengidap Cancer. Diam-diam liburan tersebut menjadi liburan termanis yang pernah Thony rasakan.

Thony menyembunyikan penyakit Indra dari Sandra supaya Sandra tidak memikirkannya. Ia tahu bahwa waktu Indra sudah tidak banyak lagi.

Dengan segala hormat, Thony melepas kepergian Indra. Ia berharap Indra bisa tenang di alam baka.

Musim Panas Tahun 2021

“Aku ingat kejadian itu, paman,” imbuhnya. Sandra mengambil bantal dan menutup wajahnya dengan bantal tersebut.

“Kau ingatkan sekarang, bagaimana perasaan mamamu waktu itu? Paman mengajukan diri kepada mamamu supaya kau bisa tinggal denganku jika ayahmu sudah tiada. Dan, benar saja,” kesalnya.

“Ya aku ingat,” sahutnya dengan suara yang teredam bantal.

“Jangan nakal jadi anak,” ledeknya. “Paman, mau bekerja lagi, angkat saja teleponmu,” imbuhnya.

“Iya, paman,” jawabnya.

Heru keluar dari kamar gadis tersebut dan kembali ke ruang kerjanya. Selama pandemic covid-19 ia menjadi dekat dengan keponakannya, ia tahu bahwa kenakalan keponakannya tersebut akibat kekurangan kasih sayang dari Ibunya.

Heru yang awalnya seorang pekerja staff di salah satu perusahaan terkemuka di Jakarta terpaksa harus bekerja dari rumah semenjak kenaikan Covid-19.

Tak berapa lama, ia mendengar suara dari arah kamar mandi, “Sandra, kau mandi?” tanyanya.

“Iya, aku sedang mandi,” ucapnya.

Heru kembali ke hadapan laptopnya dan melakukan pekerjaannya. Ia juga menunggu untuk meeting dengan media zoom.

Pintu terbuka Sandra masuk ke kamarnya dan mencari pakaiannya. Ia sedikit merias wajahnya, “Paman, aku pergi dulu,” sahutnya memberitahu.

“Kau mau kemana? Makan dulu sebelum pergi,” ajaknya yang untuk makan siang.

“Aku akan ke reuni,” imbuhnya dengan cepat, “Aku makan di sana saja,” jawabnya dengan tersenyum lebar.

Heru yang hanya mengenakan celana pendek dan kemeja membuat Sandra menahan tawanya, “Kau kenapa?” tanyanya dengan menyuapi mulutny dengan makanan.

“Tidak apa-apa, paman, aku pergi dulu ya,” jawabnya dengan lugas. Sandra keluar dari rumahnya tersebut, ia yang masih di depan pintu melepas tawannya yang ia tahan sedari tadi.

Sandra akhirnya bergegas menuju restaurant di mana mereka akan mengadakan reuni. Ia tidak lupa mengenakan masker dan bahkan menerapkan prosedur kesehatan yang terbaru, ia membawa handsanitizer dan masker pengganti.

Dengan perlahan ia melihat bus yang akan membawanya, ia mempercepat kakinya dan naik ke bus tersebut.

Selama perjalanan, ia tidak bisa mengangkat teleponnya sementara Tania membombardirnya dengan telepon yang tidak berhenti.

Ia melihat restaurant yang mereka tuju. Dengan celana demin dan kaus seadanya, ia masuk dengan tas di punggungnya, “Sandra,” sapa Dewi.

“Hi,” jawabnya. Sandra mendekat ke arah Dewi. Mereka saling mengecup pipi mereka.

“Kita pikir kau tidak akan ikut. Tapi, aku turut berduka,” sahutnya yang mengucapkan bela sungkawa.

“Ya, tak apa-apa,” jawab Sandra.

“Sandra, ayahmu meninggal karena apa?” tanya Bella.

“Jantung, Bella,” jawabnya.

Beberapa pria yang mendengarnya ikut nimbrung untuk mendengarkan para wanita yang membicarakan ayah Sandra yang baru saja meninggal, “Sandra,” sahut Dennise.

“Hi, Dennise,” sapanya dengan riang namun ia tahu bahwa ia juga sedang bersedih.

Dennise mengulurkan tangannya, “Aku turut berbela sungkawa, jangan sedih. Kau punya kami,” tuturnya.

Sandra menahan tangisnya, ia tahu pasti Tania yang merencanakan reuni tersebut, “Mana Tania?” tanyanya yang ingin segera memeluk sahabatnya itu.

“Tania belum sampai,” jawab Dewi.

“Tapi, kami kaget loh, bagaimana bisa ayahmu berpulang seperti itu?” tanyanya yang mulai mencurigai.

“Aku juga tak tahu semua terjadi begitu cepat,” katanya membenarkan perkataan teman-temannya itu.

“Memangnya kalian tahu dari siapa?” tanya Bella yang mulai penasaran.

“Kami tahu dari Rebecca,” jawab Danny.

“Oh dari Rebecca,” timpal Agnes.

“Setidaknya kau punya kami, Sand, jadi kalau kau kenapa-kenapa kami bisa membantumu,” sahut Vania.

Sandra sedikit lega setelah banyak yang mengetahui bahwa ayahnya sudah tiada tak berapa lama orang yang di tunggu datang. Tania. Sandra menghambur ke arahnya.

Tania terpengarah melihat Sandra yang memeluknya, “Sudahlah,” ucapnya dengan datar. Ia mendorong tubuh Sandra yang tengah bersedih dan melihat wajahnya.

“Kau ingin menertawakan diriku ya?” tanyanya dengan gusar.

Tania sedikit tertawa melihat sahabatnya yang mulai bertingkah seperti tersebut, “Ini baru dirimu,” sahutnya yang di sambut dengan tawa lebar menghiasi wajahnya.

Tania dan Sandra kembali menemui teman-temannya, Tania tahu bahwa Sandra membutuhkan mereka untuk membangkitkan semangatnya.

Tak ayal jika Sandra akhirnya tahu bahwa Tania lah yang membantunya untuk bangkit, ia sengaja mengadakan reuni tersebut untuk membuat Sandra bangun dari masalah yang menimpanya tersebut.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
148 Chapters
Reuni
Sandra, jika kau sudah bangun, cepatlah untuk menemui reuni  SMA Saint Pitersburgh. Sebuah note di tulis oleh Bibi Anita dan di taruh di kulkas sementara Sandra berusaha untuk menghindari reuni tersebut.Sandra akhirnya masuk ke dalam kamarnya, ia mengambil handphone dan melihat jamnya, “Pukul 11:00,” ucapnya kepada diri sendiri.Kring…sebuah telepon masuk ke handphonenya, Sandra mengangkatnya, “Halo,” ucapnya.“Kau ikut reuni?” tanya Tania.“Tidak mau.” Sandra mematikan handphone dan membiarkan tubuhnya berada di atas kasur yang aman.Sekali lagi handphonenya berbunyi, Tania masih mencoba mengajak sahabatnya itu. Sekali lagi Sandra mematikan handphonenya dan berusaha untuk tidak menghadiri pertemuan tersebut.Heru sang paman, mendengar dari arah kamar bunyi telepon yang tidak di angkat oleh keponakannya tersebut. Ia keluar dengan berkacak pinggang dan membuka pintu ka
last updateLast Updated : 2022-01-08
Read more
Terlihat Namun Tak Di Kenal
Reuni tersebut merubah sudut pandang Sandra dalam sekejap, ia tahu bahwa masih ada sahabat dan teman-temannya yang mendukung dirinya.Sandra akhirnya bangun dari keterpurukannya tersebut, wajahnya mulai terlihat rasa gembira dan sudah tiada rasa sedih yang menimpa dirinya tersebut.Beberapa anak laki-laki yang dulu menyukai Sandra berusaha mendekatinya terutama Vincent, “Sand, kamu sudah punya cowok?” tanyanya dengan tiba-tiba.“Ciee…ciee….” serbu anak-anak yang lainnya, “Wah, moment langka nih,” sahut Dewi  tertawa.Sandra menyenggol Dewi, “Dew, sudah deh, nggak perlu gimana-gimana amat,” jawabnya dengan menutupi kekonyolan Dewi.“Tapi, ‘kan memang dari dulu Vincent suka sama kamu, Sand,” imbuhnya yang tak ingin kalah dari Sandra.Sandra tersenyum kecut mendengarnya, “Sorry nih, cent, kayaknya nggak dulu deh,” jawabnya tepat sasaran.Vinc
last updateLast Updated : 2022-01-11
Read more
Malapetaka
“Nia, gua duluan ya,” ujar Sandra.  Ia sengaja tidak ingin menghabiskan waktunya dengan Tania, suasana hatinya sedang tidak enak.“Gara-gara tadi yaa,” katanya yang berusaha memahami perasaan Sandra.“Ya,” jawabnya dengan singkat. “Aku harap dia benar-benar Kevin yang aku cari,” katanya dengan memaksakan senyumnya itu.Tania sedikit mengerti akan perasaan sahabatnya itu, ia juga tidak ingin melibatkan perasaan sahabatnya tersebut dengan kejadian tadi. “Padahal gua lagi kepengen sama loe, Sand,” ejeknya.“Lain kali deh,” sahutnya dengan acuh. Sandra menghambil handphonenya dan memesan kendaraan by aplikasi. Ia menekan alamat yang ia tuju.“Loe pulang naik apa? Sudah ada kerjaan belum?” cerocosnya dengan mengingatkan kepada Sandra.“Gua urus belakangan deh,” sahutnya dengan bete.Tania yang mendengarnya sedikit tahu, ia juga tidak ingin
last updateLast Updated : 2022-02-08
Read more
Kabur Lagi
Sandra akhirnya hanya bisa pasrah mendengar perkataan sahabatnya tersebut, ia sudah tidak paham lagi dengan kondisi sekarang, “Aku tak tahu lagi apa yang harus aku katakan dengannya,” katanya yang menyeruput habis minumannya.Tania juga bertingkah sama ia menyeruput habis minuman yang ada di depan wajahnya tersebut, bahkan ia juga sudah mulai enggan untuk membicarakan Kevin, “Maaf, aku tak tahu bahwa akan terjadi seperti saat ini,” katanya kepada sahabatnya tersebut.Wajah Sandra terlihat sangat meringis ketakutan ketika akhirnya sang cinta pertama menghubunginya, “Aku tak tahu lah, mengapa dia harus muncul sekarang. Hatiku belum siap,” ungkapnya yang memberitahu kepada Tania.“Sekarang apa yang harus kita lakukan?” Tanya Tania.Sandra terdiam, ia juga bingung dengan kondisinya sekarang ini Kevin yang sudah lama menghilang tiba-tiba sekarang muncul lagi. Bahkan bisa saja ia menghubungi Sandra setiap saat, &l
last updateLast Updated : 2022-03-26
Read more
Hati yang Hancur
Kevin yang pasrah juga tidak tahu dimana keberadaan Sandra. Di otaknya hanya terbersit satu orang yang sudah lama mengenal Sandra, Tania. Dia dengan segera menghubungi Tania, ia meneleponnya.Tania yang baru pulang dari kantornya, melihat handphonenya. Ia ragu untuk mengangkatnya namun akhirnya, ia mau tidak mau harus mengangkatnya, “Halo,” sapanya.“Tania,” sapanya Kevin dengan lega.Tania yang mendengarnya juga kaget dengan nada suara Kevin yang seakan sedang panic, “Kenapa kau menghubungiku?” tanyanya.“Sandra menghilang,” ucapnya.Tania seakan sudah tahu bahwa ia akan menjadi seperti itu lagi, “Temui dia di tepi pantai, dia pasti ke sana,” timpalnya.“Bagaimana mungkin dia ke sana dengan berjalan kaki?” tanyanya yang tidak percaya.“Dia akan melakukan hal itu jika sudah mengusik hatinya. Kau baru bertemu dengannya dan membuatnya seperti itu? Bagaimana ak
last updateLast Updated : 2022-03-26
Read more
Rayuan Gombal
Malam itu Kevin tidak bisa tidur sama sekali, ia memikirkan apa yang akan di katakan oleh paman Sandra, ia ingin tahu lebih jauh apa yang terjadi dengan Sandra, Kevin sendiri merasa bahwa semua yang akan dia lakukan hanya akan sia-sia saja.Dengan niat baik, ia akhirnya berusaha untuk menghubungi Tania. Kevin mengambil handphone, dengan segera dia menghubungi Tania untuk mengetahuinya. “Halo,” sapanya.Tania sudah bosan berurusan dengan Kevin. “Apa lagi?” terkanya.“Beritahu aku sedikit informasi tentang apa yang terjadi dengan Sandra,” katanya yang seraya mengorek masa lalu Sandra.“Aku tidak tahu banyak, tapi hanya itu saja yang aku tahu,” akuinya.Kevin menghempaskan tubuhnya di atas kasur yang empuk, saking kesalnya dengan kejadian yang menimpa Sandra malam itu membuatnya tidak bisa berkata-kata lagi. “Kau benar-benar tidak tahu?” tanya yang mencari tahu.Tania mengernyitkan dah
last updateLast Updated : 2022-04-05
Read more
Perjanjian
Kevin terbangun pada jam 05.30 kepalanya masih pusing, ia merasakan bahwa ia akan  buang air kecil. Lia juga sama ia keluar dari kamarnya sembari mengucek matanya sendiri. “Kakak, aku duluan, aku sakit perut,” selanya.“Aahh kau ini,” katanya yang berusaha untuk mengalah. Perlahan Kevin turun dari lantai dua, ia menuju kamar mandi bawah. Sementara Indy melihat anak laki-lakinya tersebut, ia masih melanjutkan untuk membuat sarapan.Tepat pukul 07:00 Indy mulai memanggil Kevin dan Natalia untuk menyarap. Kevin yang sudah siap sedia turun ke meja makan. “Apa ini?” tanyanya.“Makan saja,” balasnya.Kevin berusaha menebak makanan apa yang hendak di sajikan Ibunya, melihat dari beberapa lapis Kevin menebak bahwa ibunya sedang berusaha membuat roti lapis. “Mudah-mudahan saja enak,” sindirnya.Mendengar sindiran Kevin, ekor matanya melirik ke arah putra kesayangannya tersebut. Natalia turun d
last updateLast Updated : 2022-04-05
Read more
Pertemuan yang Tak di Sengaja
Bunyi lonceng restaurant berbunyi salah satu staffnya bingung, ia masuk ke dalam tempat kerjanya itu. “Permisi, Pak, maaf terlambat,” sapanya yang kebingungan bahwa toko sudah di buka.Kevin yang kala itu ada di dalam dapur tak tahu bahwa salah satu staffnya sudah hadir, keluar dengan membuat nasi goring kesukaannya. Kevin terkejut ketika melihat staffnya sudah datang. "Kau kapan datang?” tanyanya.“Belum lama, pak. Maaf jika saya terlambat,” katanya yang masih kebingungan.Kevin yang duduk sembari makan nasi gorengnya. “Bukan salahmu, aku habis mengantar Lia,” ujarnya yang memberitahu kepada karyawannya tersebut. “Jadi, otomatis aku langsung buka. Bukan salahmu, kau mungkin tidak tahu tapi tak masalah,” ujarnya yang memberitahu.“Aah begitu, Pak,” katanya dengan perasaan lega. “Saya pikir, saya yang kesiangan,” tawanya.“Bukan masalah,” katanya yang menelan s
last updateLast Updated : 2022-04-06
Read more
Penjelasan Heru
Jam terus bergulir Kevin kembali melakukan pekerjaannya sebagai koki, ia juga menyapa dan menegur staff yang dia berikan penjelasan. Tiba akhirnya pukul 18.00 seperti biasa Kevin memerintahkan anak buahnya untuk seperti biasa melayani pelanggan. Sementara Kevin bersiap-siap untuk  pergi meninggalkan restaurant tersebut. “Kalau ada apa-apa kalian bisa panggil aku,” seru Kevin kepada salah satu anak buahnya itu. “Baik, Pak,” jawab staff Kevin. Suara pintu terbuka Kevin keluar dari restaurant miliknya sendiri, ia menstarter motor kesayangannya tersebut. Dia pergi meninggalkan restaurant tersebut menuju tempat pertemuan yang telah di tentukan. Anita yang baru saja pulang melihat banyak sekali makanan di atas mejanya. “Kau membeli ini semuanya?” tanyanya yang berusaha mencari tahu. “Ya, kenapa memangnya?” telisiknya, “Tak perlu memasak, tadi siang aku bertemu dengan teman-temanku lalu aku membelinya karena enak,” ucapnya yang memberitahu.
last updateLast Updated : 2022-04-21
Read more
Kena Omel
Kevin akhirnya sadar bahwa bukan saja psikis dan psikologi Sandra yang terluka namun dia juga sudah hampir kehilangan kepercayaan dirinya sendiri. Kevin akhirnya bertekat untuk mencoba masuk ke dalam kehidupan Sandra.Malam itu setidaknya membuat Kevin mengetahui satu hal bahwa Sandra di butuh untuk di sayangi bukan untuk membencinya. Kevin keluar dari cafe tersebut, ia menstarter motornya dan mengendarari di jalanan malam yang sudah hampir lenggang.Sesampainya di rumah Kevin buru-buru masuk ke dalam kamarnya, ia membersihkan tubuhnya yang bidang dan merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk, ia mengambil handphonenya dan memilih untuk berbincang dengan Tania.Kevin mengirim pesan singkat kepada Tania. [Aku sudah tahu mengapa Sandra menjadi seperti itu. Kau punya saran, aku haru berbuat apa?]Kevin menunggu Tania untuk membalasnya dengan segera mungkin, ia berharap bahwa nantinya Sandra bisa menerimanya kembali. Kevin sudah lelah dengan aktivitasnya hari ini, ia berharap bahwa set
last updateLast Updated : 2022-05-20
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status