Share

Hati yang Hancur

Author: Park Jun Hye
last update Last Updated: 2022-03-26 23:26:52

Kevin yang pasrah juga tidak tahu dimana keberadaan Sandra. Di otaknya hanya terbersit satu orang yang sudah lama mengenal Sandra, Tania. Dia dengan segera menghubungi Tania, ia meneleponnya.

Tania yang baru pulang dari kantornya, melihat handphonenya. Ia ragu untuk mengangkatnya namun akhirnya, ia mau tidak mau harus mengangkatnya, “Halo,” sapanya.

“Tania,” sapanya Kevin dengan lega.

Tania yang mendengarnya juga kaget dengan nada suara Kevin yang seakan sedang panic, “Kenapa kau menghubungiku?” tanyanya.

“Sandra menghilang,” ucapnya.

Tania seakan sudah tahu bahwa ia akan menjadi seperti itu lagi, “Temui dia di tepi pantai, dia pasti ke sana,” timpalnya.

“Bagaimana mungkin dia ke sana dengan berjalan kaki?” tanyanya yang tidak percaya.

“Dia akan melakukan hal itu jika sudah mengusik hatinya. Kau baru bertemu dengannya dan membuatnya seperti itu? Bagaimana aku bisa mempercayai dirimu?” kesalnya.

“Kau yakin dia kesana? Bagaimana jika dia tidak ke sana?” ucapan Kevin mungkin ada benarnya juga.

Tania menjilat bibir bawahnya, “Aku tidak mungkin salah, ia akan ke sana jika memang sudah ada yang terjadi dengan dirinya,” jelasnya. “Memangnya kenapa? Apa yang kau katakan kepadanya?” tanyanya yang berusaha mencari tahu akan keberadaan Sandra.

Kevin tidak bisa menjawabnya, ia sendiri juga enggan untuk memberitahukan bahwa pertemuan mereka berdua berubah menjadi berantakan bukan hanya berantakan mereka juga baru saja akan kehilangan satu sama lainnya.

Tania yang tahu kondisi mental Sandra belum seratus persen pulih, akhirnya berusaha mencari Sandra juga, “Kau dimana? Kita cari bersama,” usulnya kepada Kevin.

“Baiklah. Temui aku tak jauh dari tempat kemarin,” katanya yang memberitahukan kepada Tania.

“Aku akan ke sana, kau tunggulah,” cetusnya. Tania akhirnya memutus hubungan tersebut dengan segera ia keluar dari rumahnya dan menaiki mobilnya tersebut. Ia menyetir mobil tersebut ke tempat mereka pertama kali bertemu.

Tania melihat Kevin yang tengah kebingungan, ia menurunkan kaca mobilnya, “Masuklah!” serunya.

Kevin dengan segera masuk ke dalam mobil milik Tania. Tania mengebut hingga ke tempat tersebut, “Pelan-pelan saja,” ujarnya kepada Tania.

“Bagaimana bisa aku pelan-pelan saja? Katakan kepadaku apa yang kau bicarakan dengan dirinya hingga ia menjadi seperti itu?” cecarnya.

“Aku sendiri saja tidak mengerti apa yang dia katakan, dia hanya mengatakan ‘ia hancur, bahkan hampir semuanya yang bisa ia lalui di renggut orang tuanya, masa sekolahnya dan diriku’, ia hanya mengatakan hal itu kepadaku,” jelasnya.

Tania tiba-tiba saja memberhentikan mobilnya, “Dia menyinggung masa sekolahnya?” tanyanya.

“Ya, kenapa?” ucapnya.

“Bagian itu dia tidak pernah menceritakan kepada diriku, aku tidak tahu apa yang di renggutnya,” timpalnya yang memberitahu.

Sementara itu beberapa mobil mulai membunyikan klakson mobilnya, dengan segera Tania mengendarai mobilnya lagi. Mereka berpacu untuk bisa menemukan Sandra yang kondisinya masih belum pulih benar.

Sementara Tania menjelaskan apa yang terjadi kepada Kevin apa yang terjadi kepada Sandra, ia perlahan mulai menyadari kenapa dirinya seperti itu. “Beri dia waktu, kehadiran dirimu juga terlalu mendadak,” sergahnya dengan getir.

Kevin terdiam, ia juga tidak mengira bahwa waktu kemunculannya juga terlalu mendadak, “Ada banyak hal yang harus aku katakan kepadanya,” tuturnya memberitahu kepada Tania.

“Kalau itu berhubungan dengan pernikahan, jangan bicarakan dengannya terlebih dahulu. Dia sedang banyak problema,” ucapnya dengan kesal.

Sementara Tania membawa mobilnya ke salah satu pantai yang dekat dengan rumahnya, ia malah harap-harap cemas seakan dirinya juga tidak tahu kemana Sandra akan pergi.

Tania menghela nafasnya, “Kau bisa menelepon pamannya?” tanyanya kepada Kevin.

Kevin melirik ke arah Tania, “Memberitahu pamannya?” tanyanya balik.

“Ya kita harus memberitahu pamannya. Bisa saja ia menghubungi Sandra.” Kevin dengan segera mengambil ponsel milik Tania. “Namanya Heru,” ujarnya memberitahu.

Kevin dengan segera mencari nama Heru, ia menunggu untuk bisa mendengar seseorang dari ujung telepon tersebut, “Halo, Tania,” sapa Heru di ujung telepon tersebut.

“Paman, aku sedang dalam perjalanan. Dia biasanya ada di sekitar pantai,” katanya yang memberitahu Heru.

“Paman juga sedang mencarinya di pantai tapi tidak ada,” tuturnya yang memberitahu.

Tania dan Kevin sama-sama berpandangan sementara ucapan Kevin menjadi kenyataan. “Sudah aku bilang,” tuturnya tanpa mengeluarkan suara. Mobil Tania mendecit berhenti.

Tania kini panic tidak biasanya Sandra akan menghilang begitu saja, “Paman, aku akan menghubungi paman lagi,” katanya dengan mematikan ponselnya. Tania melirik Kevin, “Bagaimana kau tahu?” tanyanya yang tidak percaya.

“Aku hanya menebak,” paparnya.

Tania sekarang sendiri tengah kalut, tidak biasanya Sandra akan menghilang. Ia beberapa kali mengerjapkan matanya menahan rasa bersalah yang pernah ia katakan sebelumnya.

Tania mengigit bibir bawahnya, “Kita akan mencarinya,” usulnya.

“Lalu, kau ingin mencari dirinya kemana, Ibu Tania?” balasnya.

Kali ini Tania sudah tidak bisa mampu berbicara lagi, perkataan Kevin hampir semuanya menjadi kenyataan. Ia menggerung di dalam mobilnya sendiri, “Aku tak tahu kemana harusnya mencari dirinya,” akunya kepada Kevin.

Baik Kevin dan Tania kini mereka benar-benar kehilangan arah, “Kemana kira-kira dia pergi ya?” celetuk Kevin kepada dirinya sendiri.

Tania kembali menyalakan mobilnya, “Kita pelan-pelan saja, siapa tahu tiba-tiba dia muncul kita bisa langsung membawanya pulang,” ujarnya.

Kevin menganggukkan kepalanya mendengar usul dari Tania tersebut. Mereka melihat di sekitar jalanan mencari Sandra kian kemari namun mereka berdua benar-benar tidak melihat batang hidungnya.

Saking penatnya mereka akhirnya mampir ke salah satu toko terdekat untuk membeli minuman dan beberapa cemilan, mereka akan menduga bahwa hari ini akan menjadi hari yang paling terpanjang di dalam kehidupan mereka bukan hanya mencari orang hilang tapi perlu menjelaskannya secara lebih terperinci.

Mobil mereka masih berpaut di sekitar jalanan kota tersebut, “Kenapa kita tidak mencoba ke rumah duka atau tempat pemakaman?” Tanya Kevin yang memecah keheningan tersebut.

Akhirnya Tania sadar dari lamunannya, “Kau benar. Kita coba ke makam,” ujarnya.

Dengan segera Tania menancapkan kembali mobilnya menuju tempat makam dimana ayah dan ibu Sandra di sandingkan. Mereka kembali dalam diam, tidak berbicara satu sama lain sementara mobil membawa mereka berdua menuju tempat pemakaman.

Selama proses pencarian Sandra semua orang yang mengenalnya benar-benar di buat panic. Jam sudah menunjukkan pukul 19:00 dan Sandra juga belum di temukan baik Heru sendiri juga akhirnya turun tangan mencari Sandra.

Anita yang masih tidak terima bahwa Heru membawa kemenakannya masih suka mendumel, “Biarkan saja dia menghilang, memang anak nakal,” ejeknya.

“Jangan bicara sembarangan, walaupun begitu dia tetap keponakanmu. Suka atau tidak kau harus bisa menerima dirinya, Anita,” tuntutnya.

“Kalau memang dia ingin ada di rumah setidaknya dia harus bekerja,” cemoohnya.

Heru yang kesal dengan perkataan istrinya tersebut melihat kea rah Anita, “Kau bisa diam apa tidak?!” bentaknya.

Anita hanya bisa menghela nafasnya dengan berat sementara telepon masuk masih tetap berbunyi massal menanyakan apakah putri manja tersebut sudah di temukan apa belum. Mereka berdua tetap harus menjawab satu per satu pertanyaan yang di lontarkan oleh masing-masing orang kepada mereka berdua.

Saking lelahnya mereka mengangkat telepon tersebut, mereka jadi terpaksa harus mematikan handphone mereka untuk menghindari berbagai macam pertanyaan yang di lemparkan. Selama mencari Sandra mereka benar-benar tidak terpikirkan untuk mencari kemana mereka berjalan tanpa arah.

*******

 Di satu sisi Sandra yang masih dalam keadaan terpuruk dan hilang arah hanya bisa memandangi abu mendiang kedua orang tuanya. Hatinya pilu, ia tahu kepergian ayahnya sendiri juga sudah menambah beban paman dan bibinya.

Sandra melihat kea rah foto ayah dan ibunya, “Ayah, kenapa hidupku menjadi seperti ini?” tanyanya.

Dengan sesegukan ia melihat wajah tampan ayahnya tersebut. Dari kejauhan Tania melihatnya, ia menghampiri sahabatnya tersebut, “Kau benar-benar membuat semua orang panic,” tegurnya.

Sandra melihat ke sahabatnya tersebut, ia memeluknya dan menangis. Kevin ingin sekali membantunya namun ia sendiri juga masih belum bisa memasuki hatinya yang dalam kondisi pecah berkeping-keping.

Kevin akhirnya memberanikan diri menegurnya, “Hei, Putri Manja, jangan buat kami khawatir,” ledeknya.

Sandra yang tidak terima di katai ‘Putri Manja’ menghampiri Kevin, “Kau kenapa? Kenapa kau harus masuk ke dalam kehidupanku?!” bentaknya di hadapan Tania.

Emosi Sandra menjadi-jadi ketika melihat laki-laki tersebut ada di hadapannya, “Kau kenapa? Aku hanya ingin menjaga dirimu untuk sisa hidupku,” akunya.

Sandra seakan ingin menampar Kevin, namun Kevin berhasil menangkisnya. Ia memeluk Sandra yang pada saat itu langung menangis kembali, “Kau tahu sudah berapa lama aku menunggumu untuk kembali?”

“Maaf, aku tidak pernah tahu bahwa kau menungguku,” erangnya. “Sekarang sudah ada aku, ceritakan saja semuanya kepadaku,” racaunya.

“Bagaimana bisa aku menceritakannya semua kepadamu? Hidupku sendiri saja sudah kacau beberapa lama. Aku bukan Sandra yang dulu, aku sudah hampir kehilangan semuanya!” teriaknya.

Tania paham akan kondisinya yang sekarang saat ini, hidup sahabatnya sudah berubah tak ada yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ia sendiri juga berharap Kevin bisa membantunya terbuka sehingga ia bisa mampu melewati hal tersebut.

Seakan dunia mengatakan hal yang lain, ia juga ingin menyatakan kepada dunia bahwa dunia mereka sekarang sudah berbeda, “Kau punya aku dan Kevin!” balasnya dengan berteriak ke arah Sandra.

“Di saat seperti ini mana ada yang mau berteman dengan aku! Aku sendiri saja merasa hina,” ungkapnya.

“Kau bisa menceritakan kepadaku atau kepada Kevin,” sergahnya. “Aku sendiri juga tidak ingin melihat dirimu seperti itu, Sandra,”  paparnya.

“Kau punya keluarga setidaknya yang bisa kau ceritakan,” kata Kevin yang memberitahu kepada Sandra.

Sandra sendiri sebenarnya ingin tahu bagaimana reaksi Kevin, “Kau tidak paham!” makinya dengan berusaha melepaskan dirinya dari Kevin. “Kenapa kau menghilang?” tanyanya sekali lagi.

“Aku tidak menghilang! Aku masih ada namun aku tidak bisa mencarimu, aku kuliah sembari mengembangkan usaha ayahku sendiri,” jelasnya dengan suara parau.

Sandra masih sesegukan mendengarnya, ia mendengarkan semua penjelasan dari Kevin walaupun sebenarnya hatinya masih menutup untuk tidak ada siapapun yang mencoba untuk masuk ke dalam dirinya tersebut.

“Tinggalkan aku,” ucapnya dengan menutup percakapan di antara mereka bertiga.

Kevin tidak habis akal, ia berusaha untuk menggetarkan hati Sandra. Ia membujuknya namun Sandra masih menutup hatinya, ia benar-benar membutuhkan waktu untuk bisa menerima Kevin di dalam kehidupannya tersebut.

Tania membantunya untuk bisa tetap tegar, “Kau bisa melewatinya. Aku ingat waktu kau kehilangan ayahmu, buktinya kau bisa kuat,” ucapnya dengan tersenyum.

Kevin juga memberikan dukungan kepadanya, “Aku akan memberikan waktu, setidaknya jika aku menelepon tolong di jawab, jika hatimu sudah kuat , kau bisa mengatakan apa yang ingin kau katakan,” sergahnya.

Tak jauh dari tempat abu, mereka mendengar derap langkah dan suara berisik di anatar Heru dan Anita, “Kau kecilkan suaramu!” kesal Heru.

“Kenapa tidak kau terfikirkan sedari tadi?” tanyanya dengan mata melotot.

“Mana aku tahu jika dia akan ke sini,” timpalnya.

Heru masuk ke dalam ruang abu, ia melihat Tania dan Sandra. Anita sendiri juga sedikit ingin emosi melihat kelakuan kemenakannya tersebut yang tidak ada habisnya, “Kau! Jangan sekali-kalinya buat kita panik!” ocehnya.

Sandra berusaha tenang dengan kondisinya yang sekarang ini, “Maaf,” lirihnya.

“Sudah ayo kita pulang,” jawab Heru. Heru melihat Kevin ia ingin menegurnya namun kondisi sedang tidak memungkin untuk membiarkan mereka berbicara.

Anita dan Heru memapah Sandra yang baru saja mengalami hari yang berat di ikuti oleh Kevin dan Tania. Mereka berjalan beriringan untuk menghindari hal yang buruk terjadi.

Sandra yang sudah ada di dalam mobil Heru duduk di belakang kursi, sementara Kevin dan Tania memperhatikannya. Heru menghampiri mereka berdua, “Terima kasih, maaf, sudah merepotkan,” ucapnya yang seakan meminta maaf.

“Tak apa, paman,” jawab Tania. Tania menyikut Kevin sehingga membuat Kevin meringis.

Heru memandang Kevin sementara Kevin juga memandang ke arah Heru, “Sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Kevin.

“Kau yang menyebabkannya seperti ini?” tanya Heru takut-takut.

“Ma…maaf, bukan seperti itu masalahnya, paman, aku tidak ingin menyinggungnya namun aku sendiri juga bingung,” terangnya.

Heru terdiam sejenak, ia tidak enak jika harus membicarakan Sandra sementara ada istrinya Anita yang juga tidak mengetahui masalah kesehatan Sandra sendiri. Ia menjadi serba salah baik di hadapan dua orang tersebut dan di depan istrinya, “Kau kapan ada waktu?” tanya Heru.

“Saya besok bisa,” jawabnya.

“Akan saya jelaskan besok kenapa Sandra bisa bersikap acuh seperti itu,” ungkapnya. Ia melihat ke arah Tania dengan perasaan yang bersalah juga, “Beritahu saja nomorku kepadanya,” katanya yang memberitahu.

Tania menganggukan kepalanya, Heru masuk ke dalam mobilnya dan pergi pulang ke rumah. Sementara baik Kevin dan Tania saling berpandangan bak tak mengerti.

Malahan sebenarnya Kevin yang di buat bingung, “Kau akan tahu nanti,” papar Tania kepadanya. Tania kembali duduk di kursi pengemudi dan kembali ke tempatnya Kevin meminta di turunkan tak jauh dari rumah Tania sendiri.

Related chapters

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Rayuan Gombal

    Malam itu Kevin tidak bisa tidur sama sekali, ia memikirkan apa yang akan di katakan oleh paman Sandra, ia ingin tahu lebih jauh apa yang terjadi dengan Sandra, Kevin sendiri merasa bahwa semua yang akan dia lakukan hanya akan sia-sia saja.Dengan niat baik, ia akhirnya berusaha untuk menghubungi Tania. Kevin mengambil handphone, dengan segera dia menghubungi Tania untuk mengetahuinya. “Halo,” sapanya.Tania sudah bosan berurusan dengan Kevin. “Apa lagi?” terkanya.“Beritahu aku sedikit informasi tentang apa yang terjadi dengan Sandra,” katanya yang seraya mengorek masa lalu Sandra.“Aku tidak tahu banyak, tapi hanya itu saja yang aku tahu,” akuinya.Kevin menghempaskan tubuhnya di atas kasur yang empuk, saking kesalnya dengan kejadian yang menimpa Sandra malam itu membuatnya tidak bisa berkata-kata lagi. “Kau benar-benar tidak tahu?” tanya yang mencari tahu.Tania mengernyitkan dah

    Last Updated : 2022-04-05
  • Izinkan Aku Mencintaimu    Perjanjian

    Kevin terbangun pada jam 05.30 kepalanya masih pusing, ia merasakan bahwa ia akan buang air kecil. Lia juga sama ia keluar dari kamarnya sembari mengucek matanya sendiri. “Kakak, aku duluan, aku sakit perut,” selanya.“Aahh kau ini,” katanya yang berusaha untuk mengalah. Perlahan Kevin turun dari lantai dua, ia menuju kamar mandi bawah. Sementara Indy melihat anak laki-lakinya tersebut, ia masih melanjutkan untuk membuat sarapan.Tepat pukul 07:00 Indy mulai memanggil Kevin dan Natalia untuk menyarap. Kevin yang sudah siap sedia turun ke meja makan. “Apa ini?” tanyanya.“Makan saja,” balasnya.Kevin berusaha menebak makanan apa yang hendak di sajikan Ibunya, melihat dari beberapa lapis Kevin menebak bahwa ibunya sedang berusaha membuat roti lapis. “Mudah-mudahan saja enak,” sindirnya.Mendengar sindiran Kevin, ekor matanya melirik ke arah putra kesayangannya tersebut. Natalia turun d

    Last Updated : 2022-04-05
  • Izinkan Aku Mencintaimu    Pertemuan yang Tak di Sengaja

    Bunyi lonceng restaurant berbunyi salah satu staffnya bingung, ia masuk ke dalam tempat kerjanya itu. “Permisi, Pak, maaf terlambat,” sapanya yang kebingungan bahwa toko sudah di buka.Kevin yang kala itu ada di dalam dapur tak tahu bahwa salah satu staffnya sudah hadir, keluar dengan membuat nasi goring kesukaannya. Kevin terkejut ketika melihat staffnya sudah datang. "Kau kapan datang?” tanyanya.“Belum lama, pak. Maaf jika saya terlambat,” katanya yang masih kebingungan.Kevin yang duduk sembari makan nasi gorengnya. “Bukan salahmu, aku habis mengantar Lia,” ujarnya yang memberitahu kepada karyawannya tersebut. “Jadi, otomatis aku langsung buka. Bukan salahmu, kau mungkin tidak tahu tapi tak masalah,” ujarnya yang memberitahu.“Aah begitu, Pak,” katanya dengan perasaan lega. “Saya pikir, saya yang kesiangan,” tawanya.“Bukan masalah,” katanya yang menelan s

    Last Updated : 2022-04-06
  • Izinkan Aku Mencintaimu    Penjelasan Heru

    Jam terus bergulir Kevin kembali melakukan pekerjaannya sebagai koki, ia juga menyapa dan menegur staff yang dia berikan penjelasan. Tiba akhirnya pukul 18.00 seperti biasa Kevin memerintahkan anak buahnya untuk seperti biasa melayani pelanggan. Sementara Kevin bersiap-siap untuk pergi meninggalkan restaurant tersebut. “Kalau ada apa-apa kalian bisa panggil aku,” seru Kevin kepada salah satu anak buahnya itu. “Baik, Pak,” jawab staff Kevin. Suara pintu terbuka Kevin keluar dari restaurant miliknya sendiri, ia menstarter motor kesayangannya tersebut. Dia pergi meninggalkan restaurant tersebut menuju tempat pertemuan yang telah di tentukan. Anita yang baru saja pulang melihat banyak sekali makanan di atas mejanya. “Kau membeli ini semuanya?” tanyanya yang berusaha mencari tahu. “Ya, kenapa memangnya?” telisiknya, “Tak perlu memasak, tadi siang aku bertemu dengan teman-temanku lalu aku membelinya karena enak,” ucapnya yang memberitahu.

    Last Updated : 2022-04-21
  • Izinkan Aku Mencintaimu     Kena Omel

    Kevin akhirnya sadar bahwa bukan saja psikis dan psikologi Sandra yang terluka namun dia juga sudah hampir kehilangan kepercayaan dirinya sendiri. Kevin akhirnya bertekat untuk mencoba masuk ke dalam kehidupan Sandra.Malam itu setidaknya membuat Kevin mengetahui satu hal bahwa Sandra di butuh untuk di sayangi bukan untuk membencinya. Kevin keluar dari cafe tersebut, ia menstarter motornya dan mengendarari di jalanan malam yang sudah hampir lenggang.Sesampainya di rumah Kevin buru-buru masuk ke dalam kamarnya, ia membersihkan tubuhnya yang bidang dan merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk, ia mengambil handphonenya dan memilih untuk berbincang dengan Tania.Kevin mengirim pesan singkat kepada Tania. [Aku sudah tahu mengapa Sandra menjadi seperti itu. Kau punya saran, aku haru berbuat apa?]Kevin menunggu Tania untuk membalasnya dengan segera mungkin, ia berharap bahwa nantinya Sandra bisa menerimanya kembali. Kevin sudah lelah dengan aktivitasnya hari ini, ia berharap bahwa set

    Last Updated : 2022-05-20
  • Izinkan Aku Mencintaimu     Mencoba Menjadi Ibu yang Baik

    Pagi harinya Indy sudah bangun pagi-pagi sekali, ia masuk ke dalam kamar Lia, ia mengambil beberapa pakaian yang di perlukan oleh anaknya tersebut sesegera mungkin. Selesainya ia mengemas pakaian anak perempuannya, ia menuju kamar Kevin.Tok Tok TokKevin yang mendengar kamarnya di ketuk, terbangun rambutnya acak-acak ‘kan. “Siapa pagi-pagi begini?” tanya Kevin kepada dirinya sendiri. Dia bangun dari tempat tidurnya, mengucek kedua matanya, berjalan ke arah pintu dan membukanya.Indy yang melihatnya merasa bersalah. “Kau baru bangun?” tanya Indy.“Ya aku baru bangun, ada apa, Ibu?” tanya Kevin.“Ibu, minta tolong boleh?” tanya Indy takut-takut kepada putranya tersebut. Indy memberikan beberapa pakaian Lia yang sudah dia taruh di dalam koper mini. “Ini bawakan kepada adikmu.” Indy menyerahkan sebuah koper kecil milik putrinya, Lia.Kevin menerima sodoran yang di berikan kepada Ibunya tersebut, hatinya bingung dengan sikap Ibunya yang tiba-tiba saja berubah. “Bukankah kemarin malam, Ibu

    Last Updated : 2022-05-21
  • Izinkan Aku Mencintaimu    Lotere Keberuntungan.

    Kevin melirik ke jam tangannya, ia melihat bahwa ia sudah terlambat untuk ke restaurantnya dengan segera Kevin meninggalkan sisa makanannya untuk kembali ke dalam restaurant. Kevin mengebut sepeda motornya melaju di jalanan, ia akhirnya sampai tepat ketika seseorang pegawainya membuka pintu restaurant.Pegawai tersebut yang melihatnya dengan segera membuka pintu utama. “Pagi, Pak,” sapa sang pegawai.“Pagi, maaf saya terlambat. Ada pesanan atau apa?” tanya Kevin.“Tidak ada, Pak. Mungkin hari ini akan ada bahan makanan yang akan masuk, terutama makanan seafood,” ujar sang pegawai.Kevin dengan segera melihat bahan utama makanan yang habis, ia berusaha mengejar waktunya untuk bisa bertemu dengan sang pemilik mobil yang tanpa sengaja ia tabrak. “Aku serahkan sama kalian, lakukan yang terbaik,” timpal Kevin.“Baik, Pak,” ucap sang pegawai.“Saya ada urusan, jika ada apa-apa beritahu saya. Ini sudah di bayar semua oleh ayah saya,” papar Kevin yang memberitahunya.“Baik, Pak. Berarti kami

    Last Updated : 2022-05-26
  • Izinkan Aku Mencintaimu    Pertolongan yang Tiada Habisnya.

    Dua anak buah Kevin mulai berhamburan masuk ke dalam dapur, Kevin juga melihat beberapa anak buahnya tidak ada di tempat. “Mana yang lain?” tanya Kevin yang hanya melihat sekitar dua orang.“Mereka sedang mencoba melobby restaurant di sini, sebagian pergi ke pasar terdekat bahkan supermarket untuk melihat bahan makanan,” jelas staff Kevin.Kevin menggaruk kepalanya. “Hmm, kenapa aku tidak terpikirkan, bodohnya aku,” sahut Kevin.“Apa yang harus kita kerjakan?” tanya mereka yang sudah berbaris seperti koki.“Lakukan tugas kalian seperti di restaurant namun bedanya kita tidak akan berhenti, jumlah karyawan hampir mencapai kurang lebih 2000 orang, aku ingin kau, Dicky,” jelas Kevin yang menunjuk ke arah Dicky yang sedikit pendek, “Mengerjakan cap cay dan sapo tahu,” perintah Kevin.“Baik, Chef!” jawab Dicky dengan lantang.“Dan, kau, Dilon, seperti biasa ikan gurame asam manis,” papar Kevin.“Siap, Chef!” jawab Dilon sama dengan suara lantangnya.“Stock kita tidak banyak, pergunakan apa

    Last Updated : 2022-05-30

Latest chapter

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Melakukan Bersama

    Mendengar perkataan Bram membuat hati Kevin bergetar, ia akhirnya juga menguatkan hatinya untuk bisa tegar dalam menghadapi masalahnya satu per satu. Kevin akhirnya bergegas untuk melakukan hal yang bisa ia lakukan pada saat itu juga.Kaki Kevin berlari meninggalkan kantor kepolisian dan menuju rumah sakit. Kevin mencegah taksi yang lewat tengah malam tersebut dan memintanya untuk mengantarkan dirinya ke rumah sakit.Kring..Kring…Handphone yang ia bawa selama kurang lebih dua jam tidak berbunyi pada akhirnya berbunyi juga. Kevin mengambil handphonenya dan melihat layar LCD, di tangkapan layar ia bisa melihat bahwa Lia menghubunginya. “Halo,” sapa Kevin.“Hei, dimana?”“Aku dalam perjalanan,” ucapnya.Lia melihat kepada ayahnya yang meminta untuk menelepon Kevin. Lia sendiri mengigit bibirnya ragu untuk memberitahu kepada kakaknya sendiri sementara Aditya berusaha membujuk Lia untuk memintanya datang.Lia sendiri tidak bisa berkata-kata lagi. Sementara di ujung telepon Kevin sudah hen

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Perasaan Masing-Masing

    Johana yang sedikit lega dengan pemberitahuan mereka berdua dengan mantap masuk bersama ke dalam kantor kepolisian. Erick yang di tugaskan kembali ke TKP, akhirnya memberanikan diri untuk menyerahkan bukti.Erick yang baru pertama kali bertemu dengan Johana, tergagap bahkan ia sendiri salah tingkah. “Aku baru dari TKP. Kami meminta salinan sebagai bukti,” cakapnya berbasa-basi. “Kau bisa melihatnya di atas,” senyum Erick.Johana yang mendengarnya melongo. “Woah. Kerja bagus. Mana?” tanya Johana sembari memuji tindakan Erick.“Akan aku berikan diatas, jika disini bisa saja nantinya dikira hal apa,” cetusnya.“Baiklah.”Johana, Erick dan Kevin masuk ke dalam ruangan yang dapat mereka akses masuk ke dalam ruangan secara leluasa. Erick sendiri bahkan memberikan jalan terlebih dahulu kepada Johana.Kevin merasa aneh dengan sikap Erick yang seolah-olah baru saja jatuh cinta pada pandangan pertama. Bahkan Erick juga mengarahkan jalan kepada Johana. “Lewat sini,” cakapnya. Johana dan Kevin me

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Terungkapnya Motif Utama

    Heru yang sudah tahu kebiasaan Sandra akhirnya menerobos masuk di ikuti dengan Anita dan Agus bahkan di susul Tania. “Kau ini! Kenapa sih tidak pernah memberitahu aku? Sudah aku bilang, anggap aku ayahmu,” ceramahnya.Heru membuka selimut Sandra yang menutupi dirinya tersebut. “Bagaimana, Paman, menemukanku?” cakapnya yang memberengut kesal kepada pamannya sendiri.Tak!Heru saking kesalnya akhirnya menjitak kepala keponakannya sendiri. “Argh, sakit,” erang Sandra. Lia yang melihatnya tertawa kecil, ia tahu bahwa perbuatan Sandra barusan di balas oleh pamannya sendiri.Lia perlahan keluar bersama dengan ayahnya membiarkan mereka untuk ikut ambil bagian. Dari luar pintu Lia menutup pintu tersebut secara perlahan. Aditya yang sudah berumur memandang putrinya yang masih memegang di sampingnya.Dari kejauhan mulai terdengar derap langkah kaki yang berlarian di selasar ruangan menuju ruangan Sandra di rawat. “Pak Ketua, Anda kemana saja?” tanya suster kepala yang memegang kening kepalanya

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Pertemuan yang Mengharu Biru

    Mereka yang memandangi tidak tahu lagi suasan jelas menengangkan. “Ada apa?” tanya Kevin yang mencairkan suasana di ruangan.Dokter tersebut enggan untuk memberitahunya, ia juga tidak tega harus mengatakannya. Dokter tersebut menatap lama kepada Kevin dan bergantian ke sekeliling ruangan. “Katakan saja,” desak Kevin yang tidak sabaran.Bram sendiri mengernyitkan dahinya, ia juga belum memahami situasi yang terjadi. Dirinya baru mendengar dari Kevin. “Sebenarnya apa yang terjadi?” ucap Bram yang membutuhkan klarifikasi kepada Kevin.Kevin menelan salivnya. “Pak Bram, kami sebenarnya sedang menyelidiki suntikan apa yang di berikan oleh ibuku. Dan, aku tidak tahu bahwa hasilnya akan secepat yang tidak aku pikirkan,” oceh Kevin dengan sendirinya.“Jadi kau berusaha menyelidikinya?” tanya balik Bram.“Ya.”Bram menatap kepada dokter tersebut. “Katakan saja apa isi dari suntikan yang di berikan si ‘viper’,” ejek Bram yang melirik kepada Indy.“Kalian tidak apa-apa jika aku memberitahunya?”

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Indy di Tangkap

    Dengan tegap dan mantap Kevin akhirnya menuju pos keamanan bersama dengan Felix,. Baik Kevin dan Felix berjalan hingga langkah kaki tersebut sampai di depan pos keamanan. Beberapa kali Felix mengetuk pintu untuk mengunjungi penjahat yang akhirnya tertangkap basah.Clek!Petugas keamanan membukakan pintu, ia memberi salam kepada Felix. “Permisi, Pak,” balas sapa Felix. “Boleh masuk?” tanyanya dengan sopan.“Silakan,” sahutnya yang memberikan jawaban kepada Felix.Felix dan Kevin masuk melangkah ke dalam kantor keamanan rumah sakit. Dari kejauhan Kevin sudah bisa melihat bahwa ibunya sudah ada di dalam kantor keamanan. Kevin menyenggol Felix untuk menanyakannya. “Sudah berapa lama ibuku di sini?” tanya Kevin.Felix terdiam sejenak memikirkan setelah kejadian yang terjadi di ruangan, ia bergumam, “Mungkin hampir dua jam,” jawabnya memberi tahu.Kevin meringsek maju ke depan berupaya untuk melihat kondisi Ibunya sendiri yang sudah mulai menatap dirinya. Kevin berjongkong di hadapan Ibunya

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Hal yang Memalukan

    Kevin yang mengamuk akhirnya hanya bisa keluar dari kantor polisi. Bram mengejarnya untuk bisa menenangkan Kevin. “Kevin!” panggil Bram namun Kevin tidak menggubrisnya.Sekali lagi Bram mencegah kegilaan Kevin, kakinya berderap mendekati Kevin. “Hei! Tatap aku!” kesal Bram.Dengan marah Kevin menyentak tangan Bram yang memegangnya. “Apa lagi?” tanya Kevin dengan setengah berteriak.“Apa yang akan kau lakukan? Kau memikirkannya secara matang, Kevin,” ucapnya.Kevin terhenyak perkataan Bram ada benarnya ia harus memikirkan semua rencananya harus dengan matang-matang jika tidak ibunya sendiri tidak akan tertangkap dan akan terus menerus lepas kendali sama seperti ular yang dengan mudahnya lepas dari toples jika tidak di ikat dengan kencang.Perumpaan yang di katakan oleh Bram ketika mereka bertemu jelas membuat Kevin teringat. Ibunya saat ini sudah seperti ular yang lepas dari toples. “Aku marah kepada diriku.” Cakap Kevin.“Lalu, apa hubungannya dengan kasusmu?” tanya Bram kepada Kevin.

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Pengakuan Ferdiansyah

    Dengan perlahan Kevin mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan direktur rumah sakit. Dari dalam ruangan terdengar suara sapaan yang tidak asing di telinganya yang meminta untuk masuk. Perasaan gugup bercampur dengan ketakutan menusuk hati di dalam hati Kevin.Tring!Suara pintu terbuka Kevin melangkah masuk ke dalam dengan perasaan bercampur, ia tidak yakin sanggup untuk mengatakan yang sebenarnya. Kehidupannya sudah hancur berkeping-keping dengan masalah keluarga dari pihak ibunya sendiri.Kevin bisa melihat pamannya sendiri dan Bram yang menunggunya. “Duduk,” pinta Bram. Kevin tak lagi bisa berkutik, ia menuruti perintah Bram ketika menyadari bahwa Frederick berusaha untuk meledeknya.Frederick yang masih dalam pengaruh obat terlarang tertawa kecil, ia seperti kegirangan melihat keponakannya berada di depannya. “Hai, keponakanku,” kekeh Frederick. Kevin hampir saja menjotos laki-laki paruh baya tersebut jika Bram tidak mencegahnya.“Kalau bukan karena Bram, aku sudah memukulmu hin

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Warisan yang Di Anugerahkan

    Kevin yang setelah mendengar berita bahwa pamannya di tangkap oleh Bram dengan segera menuju rumah sakit untuk meminta keterangannya dan bagaimana ia bisa menangkapnya secepat mungkin.Miranti hanya bisa melihat kelakuan Kevin sembari tertawa kecil beberapa kali hingga membuat Kevin salah tingkah. “Tante, sudahlah,” rajuk Kevin.“Tante, tidak tertawa namun tante tertawa akan sikapmu yang masih sama seperti dahulu,” kenang Miranti yang masih ingat akan kenangan lama itu.“Pak, tolong percepat,” kilah Kevin.Supir taksi dengan segera menancapkan gasnya, ia berfokus ke jalanan yang tengah hampir padat menuju kantor kepolisian. Jarak tempuh yang harus di lalui mereka tidak memakan waktu cukup lama.Baik Kevin dan Miranti hanya bisa bertahan di tengah jalanan yang padat dengan harapan bahwa setidaknya pihak kepolisian menahan Frederick. Mereka yang sudah ketakutan hanya menunggu dengan cemas memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.Hingga akhirnya mereka semua sampai di depan rumah sa

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Menangkap Si Kepala Ular 2

    Bram menyeringai lebar melihat Ferdiansyah yang tertangkap. “Kau ingin kabur tapi tidak melihat tempatnya. Bagaimana bisa kau lolos dari gedung ini?” tanyanya dengan cengegesan.Ferdiansyah tidak bisa berkutik lagi. “Ya. Itu salahku karena aku tidak melihat tempatnya bahwa aku ada di gedung ini,” katanya yang menghela napas secara kasar.Bram melihat kepada masing-masing petugas yang menangkapnya. “Dia mencuri apa?” tanya Bram kepada salah satu petugas.“Dia mencuri obat-obat milik rumah sakit,” ulangnya lagi dengan nada kesal.“Maksudku jenisnya. Maaf,” kata Bram yang mengklarifikasi pertanyaannya kepada mereka. “Apa sudah di cari tahu?” sambung Bram.“Kami sedang mencari tahunya jenis obat apa yang di curinya,”“Baiklah.” Ferdiansyah yang tertangkap basah akhirnya hanya bisa berdiam diri bahkan lidahnya kelu. “Bawa dia ke ruang interogasi satu,” lanjut Bram yang memberikan perintah kepada petugas polisi.“Baik, Pak,” jawab mereka. Kedua petugas tersebut akhirnya membawa Ferdiansya

DMCA.com Protection Status