Share

Penjelasan Heru

Penulis: Park Jun Hye
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-21 04:24:31

Jam terus bergulir Kevin kembali melakukan pekerjaannya sebagai koki, ia juga menyapa dan menegur staff yang dia berikan penjelasan. Tiba akhirnya pukul 18.00 seperti biasa Kevin memerintahkan anak buahnya untuk seperti biasa melayani pelanggan.

Sementara Kevin bersiap-siap untuk  pergi meninggalkan restaurant tersebut. “Kalau ada apa-apa kalian bisa panggil aku,” seru Kevin kepada salah satu anak buahnya itu.

“Baik, Pak,” jawab staff Kevin.

Suara pintu terbuka Kevin keluar dari restaurant miliknya sendiri, ia menstarter motor kesayangannya tersebut. Dia pergi meninggalkan restaurant tersebut menuju tempat pertemuan yang telah di tentukan.

Anita yang baru saja pulang melihat banyak sekali makanan di atas mejanya. “Kau membeli ini semuanya?” tanyanya yang berusaha mencari tahu.

“Ya, kenapa memangnya?” telisiknya, “Tak perlu memasak, tadi siang aku bertemu dengan teman-temanku lalu aku membelinya karena enak,” ucapnya yang memberitahu.

“Sejak kapan kau---.” Anita terhenti ketika mencium babi hong yang menjadi kesukaannya. “Wangi sekali,” celetuknya.

“Hahahah, sudah aku bilang, aku saja ketagihan,” celotehnya.

“Kau beli dimana?” tanyanya yang mencari tahu.

“Tak jauh dari rumah kita hanya sekitar empat puluh menit dari sini,” ucapnya memberitahu.

Anita berusaha menebak restaurant yang di maksud oleh suaminya itu. “Oohh, restaurant china itu?” terkanya.

“Benar, aku beli di sana,” katanya yang membenarkan, “Jangan lupa bangunkan Sandra sepertinya dia baru saja melamar pekerjaan,” imbuhnya.

Mendengar nama Sandra di sebutkan Anita memonyongkan bibirnya sendiri. “Anak itu lagi, kenapa sih kau selalu membelanya? Terlalu dimanja,” katanya sirik.

“Begitu-begitu keponakanmu juga,” tukasnya. “Anggaplah dia anakmu, jangan keras kepala,” usulnya.

Anita yang mendengarnya seakan harus menerima kenyataan bahwa Sandra sendiri harus ia tamping. “Entahlah,” sungut Anita seraya merapihkan tempat makanan yang di bawa suaminya sendiri.

Heru tahu bahwa Anita masih belum bias menerima Sandra di rumahnya walau sudah hamper satu tahun mereka menampungnya. “Kita bahas nanti, aku mau keluar dulu,” katanya memberitahu.

“Kau mau kemana?” desaknya yang seakan mengecek aktifitas suaminya sendiri.

“Aku hanya menemui teman Sandra waktu itu,” jawabnya yang memberitahu.

“Jangan lama-lama,” pintanya.

Heru keluar dari rumah, ia turun untuk segera menemui Kevin di salah satu café dekat rumahnya itu. Beberapa petugas apartemen yang mengenal Heru turun, menyapanya ketika ia lewat di sekitar mereka .

Heru berjalan dengan santai menuju lokasi pertemuan mereka, sesampainya Heru sudah bisa melihat Kevin yang duduk sembari menikmati minumannya tersebut. “Kau sudah datang,” sapanya.

Kevin terkejut melihat Heru yang sudah menyapanya. “Ya aku sengaja datang lebih awal,” ucapnya yang memberitahu kepada Heru.

Heru tak bisa membayangkan bagaimana akhirnya Sandra bisa bertemu kembali dengan Kevin, ia menepuk pundak Kevin. “Tunggulah,” sahutnya yang memberitahu.

Kevin menganggukan kepalanya setuju, ia menunggu Heru yang memesan minumannya tersebut. Heru kembali dengan membawa secangkir kopi hitam favoritnya, ia menyesap kopi itu.

Kevin sendiri bingung mau memulai segalanya dari mana, ia sudah tidak pernah bertemu dengan Sandra namun ketika bertemunya seakan Sandra memiliki segudang masalah. “Se…sebenarnya apa yang terjadi, paman?” tanya Kevin tanpa berusaha melukai perasannya.

Heru menatap mata Kevin. “Kau benar-benar mencintainya?” tanya Heru yang meragukan Kevin.

Kevin sedikit salah tingkah, ia mengaruk tengkuknya sendiri. “Aku harus memulainya terlebih dahulu, baru aku bisa menentukannya, paman,” sergah Kevin.

Perlahan-lahan Heru terus menyesap kopi pahitnya itu, ia seakan berusaha menemukan kata yang tepat untuk di lontarkan mengenai kondisi Sandra yang terjadi. “Sandra sudah terlalu banyak mengalami hal buruk,” jelas Heru dengan perlahan.

“Tania pernah memberitahuku,” celetuk Kevin yang ingat akan perkataan Tania.

Heru menghela nafasnya, seakan hal berat itu bisa ia bagi dengan Kevin. Heru akhirnya mulai menjelaskan kondisi Sandra yang sebenarnya di mulai dari ketika ayahnya meninggal hingga percobaan bunuh diri yang pernah dilakukan Sandra di dalam kamar jika Heru tidak memergokinya. “Lebih tepatnya dia shock,” jelas Heru.

“Apa yang harus aku lakukan? Jika, seperti itu terus, dia bisa gila,” tebaknya.

“Betul dia bisa gila jika aku tidak menemukannya waktu itu. Psikis dan psikologinya terganggu, aku pernah membawanya ke rumah sakit untuk memeriksanya, aku berusaha untuk memulihkannya namun sepertinya tak bisa,” paparnya.

“Lalu, apa yang terjadi paman?” cecar Kevin.

Mata mereka kembali bertemu, Heru membasahi bibirnya. “Dokter sempat mengorek mengenai masa sekolahnya, namun Sandra tidak menjawab, ia malah histeris, entah apa yang terjadi, ia seperti menutupinya dari kami semuanya di tambah dengan Istriku, Anita, yang tidak menyukainya, ia semakin stress,” jelas Heru sekali lagi.

Kevin mulai paham dengan kondisi Sandra yang tiba-tiba berubah menjadi pemurung, ia ingat sekali bahwa Sandra adalah anak yang riang bahkan ia tidak akan memikirkan apa yang terjadi kepadanya. “Aku paham, paman, aku mencobanya,” jawab Kevin.

“Aku harap kau bisa benar-benar mencintainya, jangan sakiti dia lagi,” ucap Heru dengan tegas.

“Aku akan mencoba mencari tahu apa yang terjadi ketika di sekolahnya,” jelas Kevin.

Mendengar ucapan itu, Heru ragu Sandra akan memberitahunya. “Jangan dulu. Hal itu sangat sensitif bagi dirinya, aku takutnya kau tidak bisa mengatasi apa yang terjadi dengannya jika kau menyinggung hal itu,” larang Heru.

Kevin mendongakkan kepalanya ia ingat pertemuan mereka kacau akibat lontaran kasar dirinya kepada Sandra, ia sendiri juga tidak mengatasinya seorang diri. “Akan aku urungkan,” kata Kevin yang menyinggungkan senyumnya.

“Aku harap, lakukan pendekatan dengan cara aman, jika kau sudah mengetahui yang terjadi.” Heru berhenti seakan Kevin dapat memahaminya. “Apa kau siap untuk mencintai Sandra seutuhnya?” sambung Heru.

Kevin terdiam mendengar lontarakn Heru kepadanya, Heru menunggu jawaban Kevin. “Psikis dan psikologi hancur, aku tak tahu apa yang terjadi, ia perlu memulihkan dirinya,” imbuh Heru.

Kevin merapatkan kedua bibirnya. “Aku siap, paman,” jawab Kevin dengan mantap.

Heru memberikan senyum kecil kepadanya. “Berjuanglah.” Heru bangkit dan meninggalkan Kevin.

Penjelasan Heru yang singkat itu cukup membuat Kevin menjadi lebih sadar akan masa muda Sandra yang sedikit hancur, ia sudah siap dengan segala resikonya, ia akan maju apapun yang terjadi. - Bersambung - 

Park Jun Hye

Di tunggu terus kelanjutannya.

| Sukai

Bab terkait

  • Izinkan Aku Mencintaimu     Kena Omel

    Kevin akhirnya sadar bahwa bukan saja psikis dan psikologi Sandra yang terluka namun dia juga sudah hampir kehilangan kepercayaan dirinya sendiri. Kevin akhirnya bertekat untuk mencoba masuk ke dalam kehidupan Sandra.Malam itu setidaknya membuat Kevin mengetahui satu hal bahwa Sandra di butuh untuk di sayangi bukan untuk membencinya. Kevin keluar dari cafe tersebut, ia menstarter motornya dan mengendarari di jalanan malam yang sudah hampir lenggang.Sesampainya di rumah Kevin buru-buru masuk ke dalam kamarnya, ia membersihkan tubuhnya yang bidang dan merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk, ia mengambil handphonenya dan memilih untuk berbincang dengan Tania.Kevin mengirim pesan singkat kepada Tania. [Aku sudah tahu mengapa Sandra menjadi seperti itu. Kau punya saran, aku haru berbuat apa?]Kevin menunggu Tania untuk membalasnya dengan segera mungkin, ia berharap bahwa nantinya Sandra bisa menerimanya kembali. Kevin sudah lelah dengan aktivitasnya hari ini, ia berharap bahwa set

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-20
  • Izinkan Aku Mencintaimu     Mencoba Menjadi Ibu yang Baik

    Pagi harinya Indy sudah bangun pagi-pagi sekali, ia masuk ke dalam kamar Lia, ia mengambil beberapa pakaian yang di perlukan oleh anaknya tersebut sesegera mungkin. Selesainya ia mengemas pakaian anak perempuannya, ia menuju kamar Kevin.Tok Tok TokKevin yang mendengar kamarnya di ketuk, terbangun rambutnya acak-acak ‘kan. “Siapa pagi-pagi begini?” tanya Kevin kepada dirinya sendiri. Dia bangun dari tempat tidurnya, mengucek kedua matanya, berjalan ke arah pintu dan membukanya.Indy yang melihatnya merasa bersalah. “Kau baru bangun?” tanya Indy.“Ya aku baru bangun, ada apa, Ibu?” tanya Kevin.“Ibu, minta tolong boleh?” tanya Indy takut-takut kepada putranya tersebut. Indy memberikan beberapa pakaian Lia yang sudah dia taruh di dalam koper mini. “Ini bawakan kepada adikmu.” Indy menyerahkan sebuah koper kecil milik putrinya, Lia.Kevin menerima sodoran yang di berikan kepada Ibunya tersebut, hatinya bingung dengan sikap Ibunya yang tiba-tiba saja berubah. “Bukankah kemarin malam, Ibu

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-21
  • Izinkan Aku Mencintaimu    Lotere Keberuntungan.

    Kevin melirik ke jam tangannya, ia melihat bahwa ia sudah terlambat untuk ke restaurantnya dengan segera Kevin meninggalkan sisa makanannya untuk kembali ke dalam restaurant. Kevin mengebut sepeda motornya melaju di jalanan, ia akhirnya sampai tepat ketika seseorang pegawainya membuka pintu restaurant.Pegawai tersebut yang melihatnya dengan segera membuka pintu utama. “Pagi, Pak,” sapa sang pegawai.“Pagi, maaf saya terlambat. Ada pesanan atau apa?” tanya Kevin.“Tidak ada, Pak. Mungkin hari ini akan ada bahan makanan yang akan masuk, terutama makanan seafood,” ujar sang pegawai.Kevin dengan segera melihat bahan utama makanan yang habis, ia berusaha mengejar waktunya untuk bisa bertemu dengan sang pemilik mobil yang tanpa sengaja ia tabrak. “Aku serahkan sama kalian, lakukan yang terbaik,” timpal Kevin.“Baik, Pak,” ucap sang pegawai.“Saya ada urusan, jika ada apa-apa beritahu saya. Ini sudah di bayar semua oleh ayah saya,” papar Kevin yang memberitahunya.“Baik, Pak. Berarti kami

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-26
  • Izinkan Aku Mencintaimu    Pertolongan yang Tiada Habisnya.

    Dua anak buah Kevin mulai berhamburan masuk ke dalam dapur, Kevin juga melihat beberapa anak buahnya tidak ada di tempat. “Mana yang lain?” tanya Kevin yang hanya melihat sekitar dua orang.“Mereka sedang mencoba melobby restaurant di sini, sebagian pergi ke pasar terdekat bahkan supermarket untuk melihat bahan makanan,” jelas staff Kevin.Kevin menggaruk kepalanya. “Hmm, kenapa aku tidak terpikirkan, bodohnya aku,” sahut Kevin.“Apa yang harus kita kerjakan?” tanya mereka yang sudah berbaris seperti koki.“Lakukan tugas kalian seperti di restaurant namun bedanya kita tidak akan berhenti, jumlah karyawan hampir mencapai kurang lebih 2000 orang, aku ingin kau, Dicky,” jelas Kevin yang menunjuk ke arah Dicky yang sedikit pendek, “Mengerjakan cap cay dan sapo tahu,” perintah Kevin.“Baik, Chef!” jawab Dicky dengan lantang.“Dan, kau, Dilon, seperti biasa ikan gurame asam manis,” papar Kevin.“Siap, Chef!” jawab Dilon sama dengan suara lantangnya.“Stock kita tidak banyak, pergunakan apa

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-30
  • Izinkan Aku Mencintaimu    Sebuah Pujian.

    Suasana menjadi tegang, Kevin sendiri menelan salivanya ia juga tidak menyangka bahwa wajahnya akan terlihat. “Kau mungkin terkejut tapi aku jeli melihat orang baru,” ujarnya yang sembari membuang abu rokoknya di asbak. “Nadia, nyalakan hexos, aku benci makan dengan bau rokok,” celetuk salah satu direktur. Direktur tersebut juga melihat ke arah laki-laki yang menyalakan rokoknya tersebut. “Hei, ini jam makan siang harusnya kau bisa menahan sedikit untuk tidak menyalakan rokokmu,” ucapnya sembari menunjuk. “Aku tak tahan, hanya satu batang,” jawab laki-laki tersebut. Agus mendengus mendengar jawaban tak senonoh yang di lemparkan oleh laki-laki tersebut. Sementara dia sendiri berusaha untuk mencicipi makanan tersebut. “Baik, Pak Agus,” timpal Nadia. Nadia membungkuk 45° untuk meninggalkan para direktur yang sudah duduk di meja makan, ia berjalan menghindari mereka dan menyalakan hexos di ruangan yang telah di tata ala china. Ruangan tersebut benar-benar memiliki ciri khas china

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-10
  • Izinkan Aku Mencintaimu    Ucapan Terima Kasih

    Kevin sedikit bernafas lega setidaknya, ia sudah bisa menolong perusahaan tersebut yang sedang membutuhkan pertolongannya. Mr. Ryan dan kepala HRD hadir di tempat itu juga. Mereka melihat kondisi sudah mulai kondusif.Mr. Ryan menyolek Tan Xiao yang berdiri di sampingnya tersebut. “Kau sudah mencoba masakannya?” tanya Mr. Ryan.Pak Tan mendekatkan dirinya untuk mencoba masakan yang di buat oleh Kevin dan teman-temannya tersebut. Dia mengambil sendok dan mencicipinya, mata seakan bersinar ketika selesai mencicipi makanan tersebut.Sekali lagi Pak Tan mengambil untuk menyuapkan ke dalam mulutnya sendiri, ia lupa dan nyengir ke arah Mr. Ryan. “Enak, Pak,” sahut Pak Tan. Pak Tan kembali ke bagian makanan untuk mengambil makanan yang lainnya juga.Mr. Ryan mengambil sendok dan garpunya ia juga mengambil beberapa menu makanan yang sudah ia ingin cicipi dengan segera mungkin. Mr. Ryan mendekati makanan yang menjadi incarannya.Dengan segera ia mengambil makanan tersebut, ia menaruhnya di ata

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14
  • Izinkan Aku Mencintaimu     Insiden Tak Terduga

    Kevin keluar dari perusahaan tersebut dengan terburu-buru, ia seakan berusaha untuk mengejar waktu. Sekali lagi Kevin menerima panggilan dari Dinda, Kevin mengangkatnya. “Ada apa?” tanya Kevin.“Begini, Pak, tadi ada seseorang yang datang mencari Bapak,” jelas Dinda.“Mencari saya? Siapa? Saya tidak ada janjian,” cecar Kevin yang memberitahu Dinda.“Katanya dari Ibu Tania, dia ingin bicara dengan Bapak nanti sore katanya, dia sempat kemari untuk memberitahukan saya hal tersebut kepada Bapak setelah itu dia kembali belum lama, maka itu saya meminta Bapak untuk datang ke restaurant,” jelas Dinda.Kevin terduduk di atas sepeda motornya, ia terkejut mendengar ucapan pegawainya tersebut. “Ya sudah biarin saja, saya pikir ada apa,” ucap Kevin dengan nada kesal.“Bukan itu saja Pak Kevin, tadi ada pelanggan yang bertengkar. Makanya saya cepet-cepet hubungin Pak Kevin,” ujar Dinda.Kevin sedikit terkejut mendengar ucapan Dinda. “Ka..kalian tunggu saya akan ke sana. Kalian masih memintanya di

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Izinkan Aku Mencintaimu    Kesan yang Mendalam

    “Li…Linda?” kejut Kevin. Wanita bernama Linda tersebut tersenyum dengan bibirnya yang berwarna merah merona. “Se…sedang apa kau di sini?” tanya Kevin.“Lama kita tak jumpa,” sapa Linda.Aditya melihat putranya, Kevin, dengan penasaran. Ia menggidikkan matanya kearah putranya sendiri. Kevin mengigit bibirnya seakan ia sendiri tidak percaya, ia akan bertemu lagi dengan Linda.Kevin memandang kepada ayahnya sendiri dengan harapan ia bisa mengatasi Linda. “Ayah, boleh tinggalkan aku sebentar saja?” tanya Kevin.“Urus masalahmu dengan segera mungkin,” tegur Aditya. Aditya meremas pundak Kevin sendiri, ia tahu bahwa Kevin pasti bisa mengatasi masalahnya sendiri, sementara Aditya berjalan masuk ke dalam restaurant.Kevin memandang kepada Linda. “Ada maksud apa?” tukas Kevin dengan jutek.Linda tersenyum manis memandang Kevin. Malah sebaliknya Kevin masih tidak menerima kehadiran dirinya. “Bagaimana kalau kita mengobrol di tempat kopi tak jauh dari sini?” usul Linda.“Jangan terlalu lama,” se

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16

Bab terbaru

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Melakukan Bersama

    Mendengar perkataan Bram membuat hati Kevin bergetar, ia akhirnya juga menguatkan hatinya untuk bisa tegar dalam menghadapi masalahnya satu per satu. Kevin akhirnya bergegas untuk melakukan hal yang bisa ia lakukan pada saat itu juga.Kaki Kevin berlari meninggalkan kantor kepolisian dan menuju rumah sakit. Kevin mencegah taksi yang lewat tengah malam tersebut dan memintanya untuk mengantarkan dirinya ke rumah sakit.Kring..Kring…Handphone yang ia bawa selama kurang lebih dua jam tidak berbunyi pada akhirnya berbunyi juga. Kevin mengambil handphonenya dan melihat layar LCD, di tangkapan layar ia bisa melihat bahwa Lia menghubunginya. “Halo,” sapa Kevin.“Hei, dimana?”“Aku dalam perjalanan,” ucapnya.Lia melihat kepada ayahnya yang meminta untuk menelepon Kevin. Lia sendiri mengigit bibirnya ragu untuk memberitahu kepada kakaknya sendiri sementara Aditya berusaha membujuk Lia untuk memintanya datang.Lia sendiri tidak bisa berkata-kata lagi. Sementara di ujung telepon Kevin sudah hen

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Perasaan Masing-Masing

    Johana yang sedikit lega dengan pemberitahuan mereka berdua dengan mantap masuk bersama ke dalam kantor kepolisian. Erick yang di tugaskan kembali ke TKP, akhirnya memberanikan diri untuk menyerahkan bukti.Erick yang baru pertama kali bertemu dengan Johana, tergagap bahkan ia sendiri salah tingkah. “Aku baru dari TKP. Kami meminta salinan sebagai bukti,” cakapnya berbasa-basi. “Kau bisa melihatnya di atas,” senyum Erick.Johana yang mendengarnya melongo. “Woah. Kerja bagus. Mana?” tanya Johana sembari memuji tindakan Erick.“Akan aku berikan diatas, jika disini bisa saja nantinya dikira hal apa,” cetusnya.“Baiklah.”Johana, Erick dan Kevin masuk ke dalam ruangan yang dapat mereka akses masuk ke dalam ruangan secara leluasa. Erick sendiri bahkan memberikan jalan terlebih dahulu kepada Johana.Kevin merasa aneh dengan sikap Erick yang seolah-olah baru saja jatuh cinta pada pandangan pertama. Bahkan Erick juga mengarahkan jalan kepada Johana. “Lewat sini,” cakapnya. Johana dan Kevin me

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Terungkapnya Motif Utama

    Heru yang sudah tahu kebiasaan Sandra akhirnya menerobos masuk di ikuti dengan Anita dan Agus bahkan di susul Tania. “Kau ini! Kenapa sih tidak pernah memberitahu aku? Sudah aku bilang, anggap aku ayahmu,” ceramahnya.Heru membuka selimut Sandra yang menutupi dirinya tersebut. “Bagaimana, Paman, menemukanku?” cakapnya yang memberengut kesal kepada pamannya sendiri.Tak!Heru saking kesalnya akhirnya menjitak kepala keponakannya sendiri. “Argh, sakit,” erang Sandra. Lia yang melihatnya tertawa kecil, ia tahu bahwa perbuatan Sandra barusan di balas oleh pamannya sendiri.Lia perlahan keluar bersama dengan ayahnya membiarkan mereka untuk ikut ambil bagian. Dari luar pintu Lia menutup pintu tersebut secara perlahan. Aditya yang sudah berumur memandang putrinya yang masih memegang di sampingnya.Dari kejauhan mulai terdengar derap langkah kaki yang berlarian di selasar ruangan menuju ruangan Sandra di rawat. “Pak Ketua, Anda kemana saja?” tanya suster kepala yang memegang kening kepalanya

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Pertemuan yang Mengharu Biru

    Mereka yang memandangi tidak tahu lagi suasan jelas menengangkan. “Ada apa?” tanya Kevin yang mencairkan suasana di ruangan.Dokter tersebut enggan untuk memberitahunya, ia juga tidak tega harus mengatakannya. Dokter tersebut menatap lama kepada Kevin dan bergantian ke sekeliling ruangan. “Katakan saja,” desak Kevin yang tidak sabaran.Bram sendiri mengernyitkan dahinya, ia juga belum memahami situasi yang terjadi. Dirinya baru mendengar dari Kevin. “Sebenarnya apa yang terjadi?” ucap Bram yang membutuhkan klarifikasi kepada Kevin.Kevin menelan salivnya. “Pak Bram, kami sebenarnya sedang menyelidiki suntikan apa yang di berikan oleh ibuku. Dan, aku tidak tahu bahwa hasilnya akan secepat yang tidak aku pikirkan,” oceh Kevin dengan sendirinya.“Jadi kau berusaha menyelidikinya?” tanya balik Bram.“Ya.”Bram menatap kepada dokter tersebut. “Katakan saja apa isi dari suntikan yang di berikan si ‘viper’,” ejek Bram yang melirik kepada Indy.“Kalian tidak apa-apa jika aku memberitahunya?”

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Indy di Tangkap

    Dengan tegap dan mantap Kevin akhirnya menuju pos keamanan bersama dengan Felix,. Baik Kevin dan Felix berjalan hingga langkah kaki tersebut sampai di depan pos keamanan. Beberapa kali Felix mengetuk pintu untuk mengunjungi penjahat yang akhirnya tertangkap basah.Clek!Petugas keamanan membukakan pintu, ia memberi salam kepada Felix. “Permisi, Pak,” balas sapa Felix. “Boleh masuk?” tanyanya dengan sopan.“Silakan,” sahutnya yang memberikan jawaban kepada Felix.Felix dan Kevin masuk melangkah ke dalam kantor keamanan rumah sakit. Dari kejauhan Kevin sudah bisa melihat bahwa ibunya sudah ada di dalam kantor keamanan. Kevin menyenggol Felix untuk menanyakannya. “Sudah berapa lama ibuku di sini?” tanya Kevin.Felix terdiam sejenak memikirkan setelah kejadian yang terjadi di ruangan, ia bergumam, “Mungkin hampir dua jam,” jawabnya memberi tahu.Kevin meringsek maju ke depan berupaya untuk melihat kondisi Ibunya sendiri yang sudah mulai menatap dirinya. Kevin berjongkong di hadapan Ibunya

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Hal yang Memalukan

    Kevin yang mengamuk akhirnya hanya bisa keluar dari kantor polisi. Bram mengejarnya untuk bisa menenangkan Kevin. “Kevin!” panggil Bram namun Kevin tidak menggubrisnya.Sekali lagi Bram mencegah kegilaan Kevin, kakinya berderap mendekati Kevin. “Hei! Tatap aku!” kesal Bram.Dengan marah Kevin menyentak tangan Bram yang memegangnya. “Apa lagi?” tanya Kevin dengan setengah berteriak.“Apa yang akan kau lakukan? Kau memikirkannya secara matang, Kevin,” ucapnya.Kevin terhenyak perkataan Bram ada benarnya ia harus memikirkan semua rencananya harus dengan matang-matang jika tidak ibunya sendiri tidak akan tertangkap dan akan terus menerus lepas kendali sama seperti ular yang dengan mudahnya lepas dari toples jika tidak di ikat dengan kencang.Perumpaan yang di katakan oleh Bram ketika mereka bertemu jelas membuat Kevin teringat. Ibunya saat ini sudah seperti ular yang lepas dari toples. “Aku marah kepada diriku.” Cakap Kevin.“Lalu, apa hubungannya dengan kasusmu?” tanya Bram kepada Kevin.

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Pengakuan Ferdiansyah

    Dengan perlahan Kevin mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan direktur rumah sakit. Dari dalam ruangan terdengar suara sapaan yang tidak asing di telinganya yang meminta untuk masuk. Perasaan gugup bercampur dengan ketakutan menusuk hati di dalam hati Kevin.Tring!Suara pintu terbuka Kevin melangkah masuk ke dalam dengan perasaan bercampur, ia tidak yakin sanggup untuk mengatakan yang sebenarnya. Kehidupannya sudah hancur berkeping-keping dengan masalah keluarga dari pihak ibunya sendiri.Kevin bisa melihat pamannya sendiri dan Bram yang menunggunya. “Duduk,” pinta Bram. Kevin tak lagi bisa berkutik, ia menuruti perintah Bram ketika menyadari bahwa Frederick berusaha untuk meledeknya.Frederick yang masih dalam pengaruh obat terlarang tertawa kecil, ia seperti kegirangan melihat keponakannya berada di depannya. “Hai, keponakanku,” kekeh Frederick. Kevin hampir saja menjotos laki-laki paruh baya tersebut jika Bram tidak mencegahnya.“Kalau bukan karena Bram, aku sudah memukulmu hin

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Warisan yang Di Anugerahkan

    Kevin yang setelah mendengar berita bahwa pamannya di tangkap oleh Bram dengan segera menuju rumah sakit untuk meminta keterangannya dan bagaimana ia bisa menangkapnya secepat mungkin.Miranti hanya bisa melihat kelakuan Kevin sembari tertawa kecil beberapa kali hingga membuat Kevin salah tingkah. “Tante, sudahlah,” rajuk Kevin.“Tante, tidak tertawa namun tante tertawa akan sikapmu yang masih sama seperti dahulu,” kenang Miranti yang masih ingat akan kenangan lama itu.“Pak, tolong percepat,” kilah Kevin.Supir taksi dengan segera menancapkan gasnya, ia berfokus ke jalanan yang tengah hampir padat menuju kantor kepolisian. Jarak tempuh yang harus di lalui mereka tidak memakan waktu cukup lama.Baik Kevin dan Miranti hanya bisa bertahan di tengah jalanan yang padat dengan harapan bahwa setidaknya pihak kepolisian menahan Frederick. Mereka yang sudah ketakutan hanya menunggu dengan cemas memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.Hingga akhirnya mereka semua sampai di depan rumah sa

  • Izinkan Aku Mencintaimu    Menangkap Si Kepala Ular 2

    Bram menyeringai lebar melihat Ferdiansyah yang tertangkap. “Kau ingin kabur tapi tidak melihat tempatnya. Bagaimana bisa kau lolos dari gedung ini?” tanyanya dengan cengegesan.Ferdiansyah tidak bisa berkutik lagi. “Ya. Itu salahku karena aku tidak melihat tempatnya bahwa aku ada di gedung ini,” katanya yang menghela napas secara kasar.Bram melihat kepada masing-masing petugas yang menangkapnya. “Dia mencuri apa?” tanya Bram kepada salah satu petugas.“Dia mencuri obat-obat milik rumah sakit,” ulangnya lagi dengan nada kesal.“Maksudku jenisnya. Maaf,” kata Bram yang mengklarifikasi pertanyaannya kepada mereka. “Apa sudah di cari tahu?” sambung Bram.“Kami sedang mencari tahunya jenis obat apa yang di curinya,”“Baiklah.” Ferdiansyah yang tertangkap basah akhirnya hanya bisa berdiam diri bahkan lidahnya kelu. “Bawa dia ke ruang interogasi satu,” lanjut Bram yang memberikan perintah kepada petugas polisi.“Baik, Pak,” jawab mereka. Kedua petugas tersebut akhirnya membawa Ferdiansya

DMCA.com Protection Status