Saat acara kemah perpisahan sekolah, aku tersesat di hutan dan mendadak mendapat bayangan bahwa aku akan mati muda jika terus mengejar lelaki yang selama ini kucintai. Semua tampak begitu nyata, hingga aku pun memutuskan untuk membalikkan takdir! Hanya saja, mengapa lelaki itu tak percaya? Bahkan pamannya yang paling berkuasa di keluarga kini ikut mengejarku dan ingin memanjakanku...?
もっと見るBab59"Eh, Dewa. Kenapa diam aja sih? Kamu ada masalah apa?""Nggak ada.""Kamu jangan bohong deh. Ayo cerita.""Habisin makan kamu, sih. Nggak usah tanya- tanya. Suasana hatiku memang sedang buruk saat ini."Berkali- kali Dewa menghembuskan napas berat.Dewa tidak mungkin menceritakan masalah pribadi keluarganya pada teman- temannya. Dia juga tidak suka ditanya- tanya.Setelah pulang sekolah, pak Danu sudah menunggu Dewa di dekat gerbang sekolah. Dewa mengernyit, melihat kedatangan pak Danu."Kemana ayah, Pak?" tanya Dewa. Karena biasanya memang Ammar, yang selalu datang menjemput Dewa. Bukan hanya menjemput, bahkan mengantar Dewa sekolah pun selalu Ammar.Sesibuk apapun Ammar, dia selalu berusaha meluangkan waktunya untuk keluarga.Dewa dahulu merasa beruntung memiliki Ammar dalam hidupnya. Meskipun selama 5 tahun tanpa sosok ibunya, Dewa cukup bahagia.Tapi berbeda dengan sekarang, dia selalu merasa resah dan gelisah, jika Ammar selalu di rumah. Karena Dewa tahu, ayahnya akan sel
Bab58"Ammar," lirih Olivia, yang mulai gugup.Tiba- tiba lelaki itu mulai merapat, dan menindih Olivia. Tatapan mata bening Olivia yang berkaca- kaca, membuat Ammar seakan merasa terpancing.Emosi karena pikiran membuatnya bergejolak. Teringat senyuman ceria Olivia, yang pernah dia berikan pada Dion, membuat hati Ammar mulai tercemar rasa sakit lagi.Olivia ingin menghindar, namun teganya Ammar malah menahannya."Jangan coba menolak, apalagi melawan!" bisik Ammar, sembari tangannya mulai menjelajah."Hentikan, hentikan. Aku, aku tidak bisa, akh ...."Ammar meremas kasar persik Olivia, membuat wanita itu kesakitan.Sebenarnya Ammar tidak sepenuhnya tega. Tapi tatapan Olivia seakan jijik padanya, membuat Ammar tersinggung."Tolong jangan, akh." Ammar dengan kasar, merobek baju tidur Olivia, dan kacing baju itu rusak dengan sempurna.Tubuh indah itu terlihat jelas, dan Ammar pun langsung melepaskan baju rusak itu dari tubuh Olivia. Hingga hanya menyisakan bra coklat yang masih melekat s
Bab57"Ammar, sakit ....""Kamu kejam, Olivia. Setelah kamu mengambil semua perasaanku, dengan teganya kamu merusak- rusaknya."Olivia menangis, dan menggeleng lemah."Aku tidak berniat untuk berkhianat, Ammar. Kamu pun tahu, ingatanku sedang terganggu saat itu.""Jangan jadikan semua itu alasan, Olivia! Aku tidak akan pernah rela, dan bisa memakluminya, karena kamu bersentuhan fisik dengannya," bentak Ammar.Olivia menangis lirih. Sedangkan Ammar bersikap tidak perduli, dan menatap marah pada Olivia."Katakan padaku! Apakah kamu merasa senang di pelukannya? Apakah wajah ini sudah ada dia sentuh? Bibir ini, atau kedua bola ini?" Ammar menyentuh kasar, kedua persik bulat milik Olivia."Ammar," pekik Olivia. Dan Ammar tidak perduli.Lelaki itu semakin kehilangan kesabarannya, ketika mengingat Olivia dan Dion saat itu. Dengan kasarnya, Ammar meniduri Olivia. Bahkan, lelaki itu mulai meninggalkan banyak jejak merah, di leher jenjang Olivia.-------------------Hal itu terus terjadi, hing
Bab56"Ammar, jangan lakukan ini, aku mohon," lirih Zoya."Terserah kamu, Darto." Ammar bersuara, dan mengabaikan permohonan Zoya."Ammar, kenapa harus sejahat ini?" tanya Zoya dengan suara yang terdengar pilu dan putus asa.Ammar menulikan telinga, dan dengan langkah lebarnya, meninggalkan gubuk tua ditengah hutan itu.Perasaan Ammar benar- benar mati rasa. Dia dendam, sangat dendam kepada Zoya saat ini, karena Zoya, membuatnya nyaris kehilangan kekuatan hidupnya, yaitu Olivia.Wanita yang saat ini, setiap harinya membuat dia tergila- gila.Tapi kini, ingatan Olivia sedang terganggu. Hal itu, cukup membuat kekhawatiran di benak Ammar.Lelaki tampan itu, melajukan mobilnya, meninggalkan hutan diujung kota tersebut. Tidak ada rasa kasihan sama sekali dihatinya, yang ada hanyalah rasa marah yang mendalam pada Zoya.Dengan segala kekuatan dan kekuasaannya, hilangnya Zoya dari kota Luky tanpa diketahui siapapun. Bahkan kedua orang tua Zoya, dia blokir dari kota Luky. Membuat kedua orang
Bab55Ammar tersentak, ketika mendapati pertanyaan dari Olivia."Paman, kenapa saya ada di rumah sakit ini ya. Saya benar- benar tidak ingat apapun sebelumnya. Dan kenapa, ada Paman disini?"Sebelum Ammar bisa menjawab, tiba- tiba Melvin masuk, dan berbisik."Mobil nyonya, rem nya dirusak seseorang."Ammar terkejut, dan menarik Melvin keluar dari ruangan."Terus?""Pelakunya juga sudah ditemukan.""Siapa pelakunya?""Orang suruhan, Tuan. Dan orang itu sudah mengaku, bahwa nona Zoya, yang menyuruhnya," kata Melvin."Apa? Zoya dalangnya?""Benar, Tuan."Ammar mengepalkan tinju, mendengar nama Zoya sebagai pelakunya. Berani sekali, wanita itu mau merenggut nyawa istrinya.Dia pun menghubungi anak buahnya, dan meminta mereka menangkap Zoya, serta mengurung wanita itu di dalam gudang tengah hutan.Melvin yang mendengarkan perintah Ammar pada anak buahnya itu, merasa merinding dan menganggap Ammar orang yang kejam.Namun perbuatan Zoya juga bukan perbuatan yang mudah dimaafkan, karena nyari
Bab54"Vin, siapkan mobil!!" Ammar berteriak, membuat semuanya panik."Istriku kecelakaan, istriku kecelakaan ...." Ammar langsung berdiri, kemudian dia berlari, dan Melvin pun mengejarnya.Saat Ammar mau memasuki kemudi mobil, Melvin menariknya dengan paksa, memasukkan Ammar ke kursi belakang."Saya yang nyetir! Anda diam dibelakang!" tegas Melvin, kemudian menutup pintu mobil.Ammar jatuh tersungkur di kursi penumpang, masih dalam keadaan yang tidak sabaran."Cepat gas mobilnya!" teriak Ammar, ketika Melvin masuk."Baik, Pak."Melvin menghidupi mobil, dan menginjak pedal gas.Ammar memberitahukan rumah sakit tujuan mereka. Sepanjang jalan, lelaki itu benar- benar ketakutan, membayangkan keadaan istrinya saat ini.Entah kenapa, dia merasa semakin takut kehilangan, semakin pula kejadian yang nyaris merenggut nyawa istrinya terus berdatangan."Baru 1 bulan keluar dari rumah sakit, dan kini harus balik lagi ke rumah sakit. Kesialan apa ini, Melvin? Apa salah saya, kenapa harus Olivia te
Bab53Mata Olivia berkaca- kaca, karena terharu dengan semua yang Ammar lakukan untuknya. Dia pun menghamburkan diri, ke pelukan suaminya itu. Dan para tamu kembali riuh menyoraki keduanya."Ammar, aku menyayangimu," bisik Olivia ditelinga lelaki itu. Ammar tersenyum tipis, dan membalas pelukan istrinya."Harus, kamu harus menyayangiku. Kamu milikku, Olivia." Ammar berucap sambil terkekeh. Olivia pun sama, dan dia melepaskan diri dari pelukan Ammar. Dan Ammar pun mengeluarkan kotak hadiah kecil, dari dalam baju badutnya."Hadiah kecil untukmu.""Apa ini?" tanya Olivia."Bukalah." Olivia pun tersenyum dan langsung menerima kotak itu. Dia membukanya dengan perlahan, kemudian dia terkejut melihat isi dalamnya."Ammar, ini beneran?" Sebuah kunci mobil Audi Q8."Ya, sayang. Ini untukmu khusus."Olivia begitu bahagia, ketika mendapatkan mobil pertamanya dari suaminya. Para tamu undangan benar- benar merasa pesta ini hanya untuk menonton keromantisan kedua pasangan ini. Mereka benar- b
Bab52"Nenek tidak mau terlalu banyak ikut campur lagi. Jika kamu bersikap tidak jelas terus, percaya ucapan nenek, kamu akan kembali kehilangan.""Iya, Nek. Maafin Ammar ....""Bujuk istirimu sana! Jadilah suami yang bertanggung jawab," ujar nenek dan langsung melanjutkan langkah. Namun, ketika melewati Ammar, Dewa kecil menghentikan langkahnya."Makanya, ayah jangan suka nakalin ibu. Jadinya kena hukuman kan," kata Dewa kecil dengan polosnya. Ammar terkekeh dan berjongkok untuk membawa Dewa ke dalam gendongannya."Iya, anak ayah. Kamu yang pinter tinggal sama nenek, oke. Jangan ikutan nakal, nanti dihukum ibu tidur diluar seperti ayah."Keduanya seketika langsung terkekeh bersama. Dewa kecil pun pulang, dan Ammar langsung masuk ke dalam ruang perawatan Olivia, karena kebetulan tadi perawat yang menjaga Olivia, sedang izin keluar."Ngapain?" tanya Olivia, ketika Ammar masuk."Sayang. Sampai kapan marah terus? Aku tahu aku salah, maafin aku ya. Jangan marah terus, aku bisa depresi la
Bab51Zoya menatap Ammar."Aku yang minta maaf, sudah menjadi beban kamu ....""Kamu tidak salah, Zoya. Aku yang bersalah, karena aku kamu begini.""Ammar. Aku sayang kamu, dan selamanya akan sayang kamu. Aku melakukan semua ini untuk diriku, karena aku nggak bisa hidup tanpa kamu, Ammar ...."Ammar terdiam sejenak, dan menghela napas berat."Aku sudah menikah, Zoya. Aku sangat menyayangi Olivia, dan mencintai keluarga kecil kami. Aku sangat berharap, kamu bisa mencari orang lain, demi dirimu sendiri.""Aku nggak bisa, Ammar. Dan nggak akan pernah bisa.""Kamu pasti bisa, Zoya.""Aku sudah mencoba, dan aku kesulitan.""Tapi akan lebih menyulitkan lagi, jika harus kembali sama kamu, Zoya."Zoya terdiam, mendengar ucapan Ammar yang tenang namun menyakitkan."Sekalipun menjadi bayangan, aku rela Ammar. Asal kamu sisakan ruang kecil untukku, walau hanya sekecil lubang semut.""Aku bukan pengkhianat, Zoya. Selamanya, aku hanya menyayangi, Olivia ....""Semudah itu, kamu melupakan kisah kit
“Terima kasih sudah hadir di acara pertunangan saya dan wanita yang selama ini sangat saya cintai.” Dion tampak tersenyum sembari mencium tangan wanita di sampingnya. “Mengenai Olivia Janeta yang selama ini kalian kenal sebagai istri saya, secepatnya dia akan saya ceraikan. Sebab sejak awal, wanita licik itu menipu saya agar bisa menikahinya.” Ucapan pria berstatus suamiku itu sontak menghancurkan hati. Tubuhku bahkan gemetar hebat karena tak menerima itu semuanya.Aku menipunya? Untuk apa?Selama ini, aku tulus mencintainya--melakukan apapun untuk membahagiakannya, menyiapkan segala keperluannya, agar dia merasa nyaman hidup denganku. Sekalipun pernikahan kami hanyalah kesalahan 1 malam, yang entah ulah siapa itu, aku pun tidak tahu!Namun tak kusangka jika Dion terus saja menuduhku menjebaknya meski aku sudah menjelaskan, hanya karena aku menyukainya sejak lama!Dan puncaknya, malam ini....Jelas, aku ingin meninggalkan ballroom mewah yang menyesakkan dada ini. Hanya saja, aku ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
コメント