Dipaksa Akrab dengan istrinya

Dipaksa Akrab dengan istrinya

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-07
Oleh:  Ria AbdullahTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
9.8
5 Peringkat. 5 Ulasan-ulasan
121Bab
30.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Kupikir aku sudah cukup bijak dan berhati luas untuk membiarkan dia menikah lagi. kupikir hidupku akan tenang karena sekarang aku akan punya teman untuk berbagi tugas mengurus suamiku. Ternyata, aku jadi babu, kambing hitam dan korban yang selalu disalahkan. Kukira wanita itu akan sama seperti hatiku, tulus dan ikhlas ternyata dia ular berbisa yang nyaris mencabut nyawa ini.

Lihat lebih banyak

Bab 1

poligami

Poligami memang diperbolehkan, tapi jujur, aku muak sekali. Bukannya mau jadi pendosa, tapi aku adalah korban yang sangat tersakiti dalam hal ini.

**

"Hari ini giliran Abi ke rumah Ummi Gibran," ucap suamiku dengan entengnya.

Suami keren yang menganggap dirinya keren karena punya dua rumah, dua ranjang dan dua dapur yang mengepul.

Setiap kali beliau mengatakan itu hatiku selalu terasa mencelos, napasku seakan ditahan di tenggorokan, hatiku seakan ditusuk duri dan berbagai perasaan lain yang tak tergambarkan betapa buruknya. Aku ingin mencegah tapi tak bisa.

Jujur saja, aku sedang terjebak poligami dan takdir yang memaksaku untuk terikat dalam pernikahan ini. Demi Allah, kalau bukan karena dua orang putri yang masih butuh ayah dan biaya, pasti aku sudah lenyap ke sudut bumi lain atau bahkan dimensi yang berbeda. Iya!

"Oh begitu ya ...?"

Hah? Pertanyaan macam apa yang baru meluncur dari bibirku, aku sebenarnya tak tahu harus bicara apa lagi tapi lidah ini hanya terarah begitu saja untuk bertanya dengan konyol.

"Iya, ini kan harinya Ummi Gibran,"jawab Mas Albi, suami yang akrab kami panggil Abi dalam keseharian.

Dia menikahiku dan wanita cantik bernama Filza, wanita yang sudah kuanggap 'perebut' --astagfirulllah-- dalam rumah tangga, pelakor syar'i dengan balutan nama agama dan atas kebaktian pada orang tua.

Sementara Mas Albi Pratama adalah Pria tampan dengan wajah dan aura bak purnama itu, siapa saja pasti akan terpukau dengan pesona, kesantunan dan tutur katanya di perjumpaan pertama. Belum lagi dia sangat mapan dan seorang pimpinan.

Sungguh, tidak terbantahkan, sumpah!

Secara fisik, Mas Albi punya mata coklat yang indah, perawakan sedang dengan dengan janggut halus dan bibir tipis membingkai senyum lebar yang kalau dipandang selalu sukses melelehkan hati, tapi itu dulu, sekarang sudah berbeda.

Sejak kehendak mertua yang ingin menjodohkan Abi dengan wanita baru, wanita yang konon katanya sholehah dan cocok jadi adik maduku itu, hubungan kami jadi berubah, kaku, dingin dan aneh, begitu setidaknya bagiku.

Tak ada lagi rasa yang menggebu atau rindu tak tertahankan ketika tak berjumpa dengannya. Pun dengan pelakor itu, aku tak pernah menatapnya sejak mereka menikah. Tak Sudi rasanya melihatnya, benci dan iri sekali memandangnya dengan senyum kemenangan yang berhasil merebut suami sholehku.

Ya, Mas Albi yang dulu terlihat Sholeh di mataku kini bagai pria durjana yang mengkhianati perasaan dan cinta ini padanya.

Cuih!

Bagaimana tidak, kucurahkan hidup dan hatiku hanya untuk dia, sementara dia membagi hatinya dengan Filza, Ummu Gibran, wanita cantik yang sukses melahirkan anak laki laki. Melangkahiku yang selalu berjuang agar segera hamil anak laki laki padahal sebelumnya sudah punya dua anak perempuan, Fatimah dan Fatin. Bagaimana aku tak benci, aku sangat benci, kecewa, hancur dan banyak lagi jenis perasaan terluka yang lelah aku deskripsikan dalam kata kata.

"Iya, kalau begitu salam untuknya," jawabku dingin.

"Akan Abi sampaikan salam ummi untuk adikmu," jawab suamiku sambil membelai pipi ini.

Sangat mesra sebenarnya tapi, andai dia hanya melakukan itu padaku, pasti aku sangat bahagia sekali, sayangnya dia lakukan hal sama untuk wanita lain, aku jadi sangat muak pada Mas Albi. Meski rumah tangga kami terlihat harmonis, agamis, mesra dengan sebutan Abi dan ummi, sebenarnya kami sedang mengalami titik rapuh yang sebentar lagi akan runtuh.

Dan ya, apa katanya tadi? Dia menyebut Filza durjana itu, adikku? jiah, tak sudi!

"Pergi dulu ya," ucapnya sambil membawa stok baju yang baru saja kusetrika. Enak sekali, aku yang setrikakan wanita lain yang pakaikan, lalu setelahnya dia kembalikan baju itu dalam keadaan sudah kotor lusuh, kadang ada aroma percintaan dan bau wanita itu.

Ah, kalau ingat dan kumpulkan semua luka jadi satu, tentu akan jadi wanita pendendam diri ini. Kusadari sejak Mas Albi poligami aku merasa nilai ibadahku menjadi sia sia, betapa tidak, sekarang aku lebih banyak menangis, makan hati dan sedih. Belum lagi uang belanja yang kini dibagi dua.

Memang aku tak kekurangan, tapi tetap saja, jika aku minta lebih maka jawaban Mas Albi selalu membahas kebutuhan umi Gibran dan anaknya. Ah, capek hati.

Belum lagi mertua yang cenderung condong pada Filza. Entah karena Filza adalah anak salah seorang kerabat dan sahabat mereka atau mungkin juga wanita itu pandai cari muka. Lihatlah, hidupku sangat sempurna kan?

Meski kami sering keluar, naik mobil mewah, makan di restoran bergengsi dan mesra sebagai Abi dan ummi, semuanya hanya kepalsuan. Aku hancur dan sangat hancur dari dalam.

*Kritik, saran, komentar, dan hujatan diperbolehkan, silakan tinggalkan di kolom komentar ya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Cikita
Bagus dibaca bareng suami, dibacain maksudnya ... Tp yg jengkel sama tokoh Albi malah suami wkwkwk. si Albi sok agamis tp kurang mendalami
2023-12-11 07:11:40
0
user avatar
Dwi Novita
Cerita nya bagus,,,
2023-10-08 23:52:11
0
user avatar
yenyen
ups and down bacanya
2023-05-08 16:01:32
1
default avatar
widha.87
duwhh.. gemess bgt sama Albi... Pisah aja udah,, dan dpt yg jauh lbih baik dr Albi... Biar Albi nyesel senyesel2nya.... next kilat Thor... Smangaatt...
2023-04-02 23:29:58
1
user avatar
Mimin Smart
bagus, jadi tau hati istri yg dimadu, dan garis besar hati yg jd madunya pun terbaca walau sebenernya yg jadi madu ga melulu spt filza.
2023-04-20 02:25:13
0
121 Bab
poligami
Poligami memang diperbolehkan, tapi jujur, aku muak sekali. Bukannya mau jadi pendosa, tapi aku adalah korban yang sangat tersakiti dalam hal ini.**"Hari ini giliran Abi ke rumah Ummi Gibran," ucap suamiku dengan entengnya. Suami keren yang menganggap dirinya keren karena punya dua rumah, dua ranjang dan dua dapur yang mengepul. Setiap kali beliau mengatakan itu hatiku selalu terasa mencelos, napasku seakan ditahan di tenggorokan, hatiku seakan ditusuk duri dan berbagai perasaan lain yang tak tergambarkan betapa buruknya. Aku ingin mencegah tapi tak bisa.Jujur saja, aku sedang terjebak poligami dan takdir yang memaksaku untuk terikat dalam pernikahan ini. Demi Allah, kalau bukan karena dua orang putri yang masih butuh ayah dan biaya, pasti aku sudah lenyap ke sudut bumi lain atau bahkan dimensi yang berbeda. Iya!"Oh begitu ya ...?" Hah? Pertanyaan macam apa yang baru meluncur dari bibirku, aku sebenarnya tak tahu harus bicara apa lagi tapi lidah ini hanya terarah begitu saja
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-17
Baca selengkapnya
namun
Malam ini langit tidak menunjukkan bintang-bintangnya, aku kesepian, putriku tidur memeluk kedua putriku dan memperhatikan wajah mereka yang nampak begitu pulas dan damai. Sejujurnya aku sangat gelisah karena di seberang sana Mas Albi sedang bersama Filza, mereka pasti sedang menghabiskan waktu berdua dengan penuh romantisme dan kemesraan tanpa gangguan atau jeda dari siapapun.Sekarang dan semakin hari aku semakin merasa merana, meski mas Albi tinggal 4 hari lebih banyak berada di rumah tapi aku tetap merasa hampa dan kesepian, entah karena hatiku sudah kecewa atau Mas albinya yang kusadari sudah berpindah ke lain hati.Dia berbeda, cara hidup bahkan pola makannya juga berubah. Biasanya dia tidak akan keberatan dengan menu lezat seperti apapun yang aku sajikan, tapi sekarang, dia sangat pemilih hanya makan sayur yang dikukus sebentar, dagingnya tidak dibumbui dengan santan atau minyak, serta masih banyak lagi hal dan aturan yang membuatku muak.Sungguh, Filza sudah merubah suamiku y
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-17
Baca selengkapnya
seperti kuduga
Seperti kuduga di dalam hatiku, sampai jam dua belas siang esok harinya belum ada kabar dari Mas Albi terkait uang Pramuka anak kami. Aku geram dan terpaksa meminjam dulu pada Mbak Dima, salah seorang kerabat yang kebetulan tinggal sekomplek denganku.Sebenarnya dalam hatiku, ingin sekali kutelpon Mas Albi, tapi sesuai peraturan yang dibuatnya salah seorang istri tak boleh mengusik saat sang suami berada di rumah madu kecuali hal mendesak. Aku khawatir, saat menelpon nanti justru Filza lagi yang mengangkatnya."Assalamualaikum Mbak Dima." Kuucapkan salam di depan pintu rumah Mbak Dima."Iya Dik Aini silakan masuk," jawab Mbak Dima membukakan pintu dengan lebar."Mbak, aku gak usah lama lama, aku ke sini mau pinjam uang dua ratus ribu, insya Allah akhir bulan ini Mas Albi akan memberiku uang jadi aku akan membayarnya berikut aku akan melebihkannya.""Tidak usah seperti itu Dik. Sebenarnya aku juga mau bantu, tapi aku juga sedang tak pegang uang. Kamu tahu kan, kalau sudah di atas tangg
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-17
Baca selengkapnya
setelah
Setelah kejadian semalam aku sudah tidak mau banyak bicara dan sedikit menjaga jarak kepada Mas Albi. Ingin kutunjukkan protes dan memperlihatkan padanya betapa aku kecewa tentang hal ini. Iya, keluarga kami memang mapan dan dia memberiku uang belanja tapi ada saatnya ketika aku kehabisan uang di dompet dan tidak punya stok lagi, sementara deposito anak-anak yang kusimpan untuk biaya tabungan pendidikan mereka, tentu tidak bisa diganggu.Meski Mas Aldi tetap sudah minta maaf dan tetap berusaha membela istri barunya tetap saja itu membuatku tanpa jengkel"Maafkan aku Dan tolong maklumi filsafat mungkin kesibukannya mengurusiku dan Gibran membuat dia lupa segalanya tolong maafkan dia.""Aku juga sibuk mas tapi aku tidak pernah melewatkan apapun terlebih jika itu menyangkut amanah seseorang, seperti yang terjadi pada Fatimah kau sudah mengecewakan anak kita dan event yang sudah lama dia tunggu terpaksa harus dilewatkan." aku menahan jengkel ketika mengatakan itu."Sekarang Fatimah di ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-17
Baca selengkapnya
setelah itu
Mobil di parkirkan tak jauh dari lokasi acara kami turun dari sana dan langsung berjalan beriringan. Mas Aldi berjalan menggandeng kedua anaknya sementara kedua istrinya berada di belakangnya, yakni aku dan Filsa."Mbak Aini, gak nyangka kita kembaran," ujarnya dengan ramah yang terkesan memaksa."Uh hmm, iya," jawabku dengan senyum yang tak kalah terpaksa. Aku geram dalam hati. Model, Payet, warna, semuanya sama, seakan kami anak kembar. Dasar Mas Albi tak punya akal."Tapi, aku kurang suka modelnya, andai masa lebih membiarkan aku sendiri yang memilihkan model tentu tidak akan seperti ini," sambungku."Uh-hmmm, sama." Wanita itu bergumam sambil tersenyum maklum."Lain kali, katakan pada suamimu itu membagi Uang belanja dan biarkan kita sendiri yang membeli pakaian," ucapku sambil mencarikan diri. Rasanya tak tahan lagi berjalan beriringan seakan aku ban serep yang tak dibutuhkan.Melihatku menjauhkan diri, sontak saja Filza tersenyum tipis, lalu dengan santainya dia menarik Fatimah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-17
Baca selengkapnya
mendengar
Mendengar jawabanku yang seakan menghinakannya wanita itu hanya menggigit bibir sambil mendesis ke arahku. Kelihatannya dia ingin melawan tapi karena takut Mas Albi akan menyalahkannya maka dia tetap diam saja."Ummi, tungggu! Bukan cara dan prinsip hidup ummi, pergi dari pesta dengan cara seperti ini." Ternyata Mas Albi mengikuti diriku dan menarik tangann ini tepat di luar gedung acara."Sudah cukup kebungkaman ini membuat istri mudamu semakin melunjak. Maaf dari hati yang terdalam, ternyata imanku tak setebal itu, Bi.""Astagfirullah, Jangan bicara dalam keadaan di kuasai amarah. Istighfar dan tenangkan hatimu, kembalilah bersamaku ke dalam."Dengar, jika aku kembali maka aku berkesempatan mengejek wanita itu--bahwa Mas Albi tetap menjemputku semarah apapun diri ini-- tapi aku malas membuktikan diri. Kupilih opsi kedua di mana aku tak perlu memupuk sakit hati. Lebih baik pulang dan makan di rumah lalu tidur daripada aku bertahan sementara perasaan ini sakit dan jiwa ini lelah."Ent
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-17
Baca selengkapnya
keesokan hari
Suamiku pulang sebelum pukul tujuh, seperti biasa dia mengucapkan salam, langsung mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. aku yang duduk di depan kaca rias hanya memperhatikan bagaimana dia melemparkan pakaian-pakaiannya ke lantai. kupungut pakaian itu lalu memasukkannya ke dalam keranjang sambil menghela nafas. Seperti biasa, baju kotor akan terlempar padaku dan dalam keadaan tampan dan menggunakan pakaian bersih mas Albi selalu menemui filsa dan berbahagia dengannya.*"Ada apa denganmu sejak tadi sikapmu dingin dan diam saja bahkan kau nyaris tidak menjawab salamku ketika aku masuk ke dalam kamar," tanyanya ketika keluar dari pintu kamar mandi."Tidak ada.""Mengapa kau membisu, Apakah kecemburuan itu sangat besar di hatimu hingga kau lupa untuk menghargai suamimu? Tahukah kamu bahwa dalam hidupku kau tetap istri pertama dan yang utama di hati ini," bujuknya pelan sambil mengusap rambutku "Jangan berdusta!" Aku langsung berdiri mensejajarkan wajahku dengannya."Jika kau lebih
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-17
Baca selengkapnya
aku akan
"Aku akan ke tempat Filza sore nanti, apa kau ingin menitipkan sesuatu sepulangnya?"Wow, dia menawariku sesuatu, tumben dia melakukannya."Tidak ada Mas, terima kasih."Bukannya aku sok Sholehah, tapi aku memang sedang tidak membutuhkan apa apa."Yakin, kau tidak mau dibelikan martabak susu keju?""Tidak, Mas," jawabku dengan senyum getir."Baiklah, aku berangkat dulu." Dia mendekatiku lalu mengecup kening ini dengan penuh kasih sayang."Aku harap kau tak akan memupuk kecemburuan lagi. Memang saat wanita cemburu seorang pria harusnya mengalah, karena mereka akan mendebat perasaan dan hati. Aku minta maaf atas kesalahanku yang sudah menuntutmu barusan."Sepertinya luka di hatiku seakan diringankan dengan permintaan maaf darinya. Meski hanya ucapan kecil, aku merasa beban dipundakku berkurang.Kuiringi kepergian Mas Albi berangkat kerja dengan doa dan harapan semoga Tuhan akan menjaganya di mana pun dia berada.*"Ummi, boleh kita ke taman hiburan malam Minggu dengqn Abi?" tanya Fatim
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-18
Baca selengkapnya
sekarang
Sekarang dia minta aku tidak menempatkan akal dan pikiranku setara dengan ak dan pikiran anak anak. Subhanallah, kalimat yang benar-benar menyinggung perasaanku. Hampir, hampir 10 tahun Kami bersama, tapi belum pernah dia menyakitiku selain ketika dia telah bersama dengan filza. Aku terkejut dan tidak menyangka hatiku tertusuk dan durinya enggan tercabut dari sana. Jika ditanya tentang air mata aku sudah tidak bisa menangis lagi karena aku sudah lebih banyak meneteskan air mata bahkan sebelum dia resmi menikahi istri barunya."Ummi, izinkan saya menikah, saya ingin meringankan bebanmu dalam mengurusku juga kau akan punya adik madu dalam mengurusi mertuamu yang mulai sakit-sakitan."Seperti reaksi wanita pada umumnya tentu saja saat itu aku menolak, mentah-mentah aku menolak permintaan konyol itu karena aku merasa masih bisa mengurus Mas Albi dengan baik, juga ibunya yang sakit stroke dan ayahnya yang sudah pensiun. Aku tidak mau membagi perasaanku dan juga cintaku yang tulus, Aku ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-21
Baca selengkapnya
beginilah
Sekarang beginilah aku, terjebak dalam poligami yang kian hari kian menggerus keyakinanku akan janji janji yang diucapkan Mas Albi. Mungkin baginya, dia sudah berusaha adil dengan maksimal, tapi di mataku ... tidak ada yang maksimal, semuanya minimal dan keterpaksaan. Dia lebih bahagia dengan filza sementara kepulangannya ke rumah kami hanya formalitas yang tak bisa dia hindari.Anggaplah kedua putriku yang menahan bahtera ini agar tetap berlayar dan tidak oleng diterpa gelombang, tapi, di sisi lain, bidukku rapuh. Kesedihan dan kecemburuan ini, serta mungkin rasa dengki akan kemesraan mereka perlahan melubangi hati. Aku kehilangan kepercayaanku pada Mas Albi. Aku sangat kecewa padanya.*Minggu pagi dia kembali ke rumah, kembali setelah kemarin mengabaikan permintaan anak anak ke taman hiburan. Dia masuk rumah, mengucapkan salam dan menyapa seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Anak anak hanya menatapnya dengan tatapan kecewa, sementara ia terus menyunggingkan senyum, seolah senyum i
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-21
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status