Share

1. Selamat Tinggal

Author: NadraMahya
last update Last Updated: 2023-10-07 16:38:13

'Ketika sebuah perpisahan terasa sangat manis, mampukah kau melepaskan tanpa rasa sakit?'

*****

Bali 1992.

Deburan ombak dibibir pantai Kuta,Bali terasa seperti irama indah untuk sepasang kekasih yang tengah melepas rindu. Netra coklat terang itu berbinar malu, saat satu kecupan dia dapatkan. Mereka sedang duduk di atas pasir,  sambil Pria itu memeluk kekasihnya dari belakang.

Ini bukan ciuman pertama mereka, meski memang di tempat yang sama. Namun, rasanya masih begitu malu dan desiran aneh selalu mereka berdua rasakan jika sudah bersama seperti ini. Begitu memabukkan, dan ingin terus mengulanginya.

Pria itu memakaikan sebuah kalung yang dia beli di Sydney. Kalung itu ia pesan khusus untuk kekasihnya, liontin hati bermatakan berlian. Dia ingin cinta mereka abadi seperti sinar berlian yang tidak pernah pudar, meski umurnya sudah ribuan tahun. Dia tersenyum ketika pemberiannya itu terlihat sangat indah dipakai oleh kekasihnya. Namanya Noah Oliver, wajahnya tampan dengan khas darah campuran yang terlihat jelas ketika orang melihatnya. Bahkan saat di Bali, orang-orang mengiranya seorang wisatawan.

Ibunya adalah penduduk Kota Bali yang indah, sementara ayahnya warga negara asing, berasal dari Melbourne yang bekerja di Jakarta, hingga sekarang dia dan keluarganya menetap di Jakarta. Dia ke Australia hanya karena urusan pekerjaan saja.

Mengendarai mobil yang sangat populer Mazda Astina 323 berwarna merah, Noah Oliver menjemput kekasihnya dirumah wanita itu, kemudian mereka memilih pantai untuk tempat berkencan mereka. Seperti dulu, mereka pertama bertemu.

Noah dan Gilsha sudah berpacaran selama empat tahun, dan satu tahun terakhir harus berhubungan jarak jauh. Semua tidak lain karena Noah ada pekerjaan di Sydney. Sementara Gilsha juga hijrah ke Jakarta, dia ingin lebih sukses lagi menjadi seorang bintang dilayar kaca.

"Ku pikir kau tidak akan kembali ke Bali," kata Noah sambil terus memainkan hujung rambut Gilsha. Bagi Noah, kali ini kekasihnya itu terlihat berbeda, wajahnya murung padahal mereka baru bertemu. "Sayang, kamu kenapa?" Noah menarik wajah Gilsha untuk menatapnya.

"Tidak ada...aku hanya sangat merindukan mu." Gilsha memeluk erat tubuh Noah.

"Kamu memikirkan hubungan kita ya? Jangan khawatir, aku akan...."

"Noah maukah kamu menikahiku?" pertanyaan itu membuat Noah bungkam, dia tidak menduga jika ini yang akan dipikirkan oleh Gilsha sekarang.

"Kita akan menikah, aku akan datang melamar kamu. Namun, tidak sekarang karena aku baru mulai memegang usaha keluargaku. Setelah semua berjalan lancar, aku berjanji akan segera melamar kamu." Gilsha mengangguk sambil memberikan senyuman terpaksa.

Dia berharap agar Noah mengerti kegundahan di hatinya ini, tapi ternyata harapannya pupus begitu saja. Gilsha membuka kemeja flanel yang dia gunakan untuk menutupi kaos putih yang membentuk tubuhnya itu. "Aku akan menetap di Jakarta, tapi orang tuaku ingin ada seorang Pria yang bisa menjaga  pergaulanku. Ku pikir akan lebih baik, kalau orang itu adalah kamu."

"Gilsha, kamu tahu aku juga belum pasti kapan kembali ke Jakarta. Urusanku di Sydney masih banyak."

"Ya, aku mengerti. Jadi mungkin lebih baik kita akhiri saja hubungan ini."

"Sayang...kenapa berbicara seperti itu?"

"Karena bukan hanya kamu saja yang ingin maju dan berkembang Noah. Aku juga memiliki impian, orang tuaku setuju jika menikah sekarang. Aku yakin juga orang tuamu setuju, bukankah mereka pernah mendesak kita agar segera menikah?! Jika memang kamu tidak mau menikahi ku saat ini, aku mengerti. Ku harap juga kamu mau mengerti keputusan ku."

Percuma dia meminta Noah menikahinya, dia sudah bertanya dan semua keputusan ada pada Noah. "Lalu, kamu akan tetap pergi ke Jakarta?"

"Ya, tentu saja. Lagi pula sudah ada beberapa kontrak film yang aku terima, mau tidak mau aku harus tetap pindah ke sana."

"Siapa pria yang ingin kau nikahi?" tanya Noah. Dia tahu kekasihnya memiliki banyak sekali penggemar, dan juga tidak sedikit pria diluar sana menginginkan posisi Noah saat ini, yaitu menjadi kekasih dari seorang Gilsha Alyne. Wanita berparas cantik, yang memiliki darah campuran seperti dirinya. Selain cantik, Gilsha juga pintar. Tidak heran tahun semalam Gilsha menang pada ajang Ratu Kecantikan.

"Siapapun Pria itu, kelak bukan urusanmu lagi." Gilsha menahan tangis saat mengatakannya.

"Tidakkah kamu mau menungguku?"

"Sudah berapa lama aku menunggu Noah? Apa kamu pernah berpikir bagaimana aku menjalani ini semua? Saat aku di Bali kamu berada di Jakarta, Bandung dan entah dimana lagi. Sekarang aku di Jakarta kamu berada di Australia. Sekarang aku benar-benar membutuhkan kamu Noah, tapi jika kamu tidak bisa aku tidak masalah." Gilsha tidak marah, sungguh dia tidak ingin egois. Hanya saja dia juga ingin menggapai mimpinya. "Aku akan menjalani kesendirian ini sebisaku, dan jika kamu juga ingin menjaga cinta kita sampai nanti kamu bisa menetap di Jakarta aku harap kamu datang padaku Noah."

Gilsha menutup wajah dengan kedua tangannya, Noah mendekap tubuhnya erat. Mereka tidak bertengkar, hanya berbicara tentang masa depan. Sayangnya demi keinginan serta impian mereka masing-masing, keduanya harus memilih jalan untuk berpisah.

Berpisah disaat masih saling mencintai, itu sangat sulit. Lengan kokoh Noah tidak melepaskan tubuh Gilsha sedikitpun, dia benar-benar takut waktu akan membuat mereka harus kembali ke tempat masing-masing. Kenangan indah mereka berdua terlalu banyak, bahkan tidak dapat Noah ingat pertengkaran hebat apa yang pernah mereka lalui. Semua begitu sempurna, Gilsha benar-benar tipe wanita yang dia inginkan untuk menjadi istrinya.

"Jangan lupakan aku Gilsha," pinta Noah sambil mengecup kening Gilsha, lalu memeluknya kembali.

"Aku tidak akan pernah melupakanmu Noah, yang aku tidak yakin adalah kamu bisa segera kembali dan tetap meraihku lagi."

Mengurai pelukan mereka disaat senja menyapa, waktu yang Noah takutkan itu terjadi. Dia terpaksa mengantarkan Gilsha kembali ke rumah orang tuanya. Bali mempertemukan mereka, dan di tempat ini juga mereka memutuskan untuk berpisah. Mobil sudah sampai didepan rumah berwarna putih gading, tangan Noah menghentikan pergerakan Gilsha yang ingin turun dari dalam mobil. Senyuman Gilsha masih pria itu lihat, satu tangan wanita itu juga mengusap rahangnya. "Cepatlah kembali jika kau tidak ingin aku diambil orang lain." Gilsha tersenyum kemudian dia mengecup pipi dan terakhir bibir Noah. Pagutan itu cukup dalam, seperti keyakinan Gilsha yang begitu dalam pada Noah.

Tidak pernah Noah bayangkan mereka akan berpisah semanis ini, dia rasanya ingin berteriak sekarang juga. Namun, memang dia juga belum siap untuk menikahi Gilsha. "Hati-hati di jalan," ucap Gilsha kemudian benar-benar turun dari dalam mobil itu. Masuk kedalam rumah tanpa melihat Noah lagi, seketika ruang disekitar Noah hampa. Memukul setir berulang kali tidak membuat sesak di dadanya berkurang, yang terjadi dia semakin kesakitan. Dia melihat kemeja Gilsha tertinggal di mobilnya. Ingin keluar dan mengembalikan, tetapi niat itu terhenti saat dia ingin kemeja flanel tersebut dia simpan, sampai nanti dia kembali kepada Gilsha.

Bersambung....

Related chapters

  • Maaf, Merebut Suamimu   2. Perasaan Yang Salah

    Hari...bulan...dan tahun, kini berganti.Bahkan kamu yang ku tunggu, tak lagi kembali.Entah kamu lupa, atau memang tidak lagi perduli.Padaku, yang setia menanti...****Jakarta 1997Deretan cincin yang berada didalam etalase perhiasan ternama disalah satu toko di Jakarta begitu memukau mata Gilsha. Beginilah dia jika tidak ada jam kerja, berbelanja apapun yang dia inginkan. Sekarang dia sedang mencari cincin, karena merasa cincin yang lama sudah terlalu kuno. Karena dia seorang artis, tentu penampilan adalah hal yang penting untuk dia jaga."Mbak boleh lihat yang ini," ucap Gilsha dan seorang wanita lagi secara bersamaan. Gilsha melihat wanita itu, begitu juga dengan wanita tersebut. Mungkin karena Gilsha memakai kaca mata dan topi, wanita yang tengah tersenyum lebar kearah dirinya itu tidak tahu siapa dia sebenarnya."Ah...maaf, ternyata aku juga menyukai model cincin yang kau suka." Gilsha hanya tersenyum seadanya untuk menanggapi."Kau saja, aku akan cari model lain." Gilsha memi

    Last Updated : 2023-10-07
  • Maaf, Merebut Suamimu   3. Kehidupan Gilsha

    Ubud, Bali 2021..Melodi melemparkan kertas yang ia pegang. Fikri rekan kerjanya menarik napas lelah, Melodi yang tadinya sangat bersemangat dengan pekerjaannya untuk menuliskan perjalanan hidup Gilsha Alyne, kini ingin membatalkan pekerjaan tersebut."Gil...kita udah sampai disini, dan kita beruntung karena Bu Gilsha mau di wawancarai.""Aku tidak bisa Fik! dia adalah wanita yang sudah merebut Papa ku." Fikri sudah tahu hal ini karena tadi saat di perjalanan Melodi sudah menceritakan amarahnya itu."Aku tahu, tapi kita tetap harus melanjutkan ini. Apalagi kalau sampai dia mau membuka hubungannya dengan papa mu dimasa lalu, itu akan menjadi artikel besar. Bukan hanya tentang perjalanan karirnya saja. tapi juga kehidupan pribadinya.""Kau ini gila ya?! mau membuat nama baik keluargaku hancur begitu?"Melodi masih tidak ingin menemui Gilsha hari ini untuk melanjutkan wawancaranya, Gilsha wanita itu adalah ketidaksempurnaan yang terus membayangi keluarganya. Hanya saja, jika dia terus me

    Last Updated : 2023-10-07
  • Maaf, Merebut Suamimu   4. Mulai Lupa

    Wilya terlihat bersemangat karena pagi ini hasil masakan yang ia buat tidak gagal seperti sebelumnya. "Sayang...," panggil Wilya kepada Noah yang sedang membaca koran di meja makan itu. "Bagaimana rasa nasi gorengnya?" Noah menatap Wilya kali ini. Dia tersenyum, lalu melipat koran yang dia baca tadi. Noah menganggukkan kepala dan memberikan jempolnya, Wilya senang bukan main. Setelah selesai sarapan, Wilya mengantarkan Noah ke teras rumah mereka."Kamu jangan pulang lama ya...aku mau minta temani ke swalayan. Kebutuhan rumah sudah habis, jadi harus belanja sore atau malam ini." Noah mengangguk setuju dengan permintaan istrinya itu. Lagi pula dia memang tidak pernah pulang lama dari kantor. Jika sudah jam pulang maka dia akang langsung pulang, jika harus lembur dia akan mengerjakannya di rumah. Mencium kening Wilya dia berangkat meninggalkan rumah yang sudah dua tahun ini ditempati bersama Wilya istrinya.Sesampainya di kantor pekerjaan sudah menunggu, dia memanggil Aldi sekertarisnya

    Last Updated : 2023-10-07
  • Maaf, Merebut Suamimu   5. Godaan

    Pov WilyaAku sangat gelisah, sedari tadi menunggu Noah pulang. Mencoba menelpon sekertarisnya tadi sore, tetapi Aldi mengatakan kalau Noah sudah keluar kantor dari tadi siang. Menelponnya ponselnya juga tidak aktif. Tidak mungkin dia pergi mengunjungi mertuaku, karena mereka berdua sedang ada di Australia. Aku melihat lagi jam di dinding rumah, ini sudah pukul dua belas malam. Hati istri mana yang tidak khawatir, tidak biasanya Noah seperti ini. Aku menghembuskan napas lelah menunggunya sedari tadi di ruang tamu rumah kami, tiba-tiba saja hujan deras menambah kekacauan di dalam pikiranku. Saat petir menyambar lampu rumah ini juga ikut padam."Nyonya apa itu Anda?" tanya mbok Tini asisten rumah tangga yang memang tidur di kamar belakang."Ya mbok. Ini saya, sepertinya kerusakan listrik karena petir tadi. Kita pasang lampu semprong saja dulu ya Mbok. Saya lupa membeli lilin," kataku kemudian mbok Tini datang dengan tiga lampu semprong. Penjaga rumah ini yang biasa kami gaji sedang tida

    Last Updated : 2023-10-07
  • Maaf, Merebut Suamimu   6. Mulai Curiga

    Atmosfir udara terasa berbeda, Noah tahu ada suatu hal yang tidak baik akan terjadi antara dia dan Gilsha jika mereka terus berdekatan seperti ini. Pikiran Noah sudah jalan kemana-mana saat dia membaringkan tubuh Gilsha. Bentuk tubuh wanita itu sudah tercetak jelas dalam balutan dress yang ia gunakan. Noah menghembuskan napas mencoba mengatur sesuatu yang memprovokasinya. "Gilsha maaf, aku harus kembali ke rumah. Aku sudah salah mengambil langkah semalam dan sore ini, aku minta maaf." Noah pergi begitu saja setelah dia mengatakan hal yang tidak ingin Gilsha dengar. Gilsha melengkungkan senyuman, menertawakan dirinya sendiri karena sudah berbuat sejauh ini dan Noah tetap tidak tergoda olehnya.Ya, benar dia memang sengaja jatuh kedalam kolam untuk menggoda Noah menyentuh tubuhnya, dia tidak perduli jika akan dikatakan menginginkan suami orang. Memang itulah kenyataannya dan dia tidak akan berhenti sebelum Noah jatuh kedalam pelukannya. Noah memang seharusnya milik dia, buktinya pria it

    Last Updated : 2023-10-07
  • Maaf, Merebut Suamimu   7. Sebuah Rahasia

    Pandangan mata Wilya yang terlihat tenang itu, seperti menusuk Noah. Untung saja pandangan mata Wilya beralih saat ada dering telpon rumah. Wilya berjalan mendekati tempat telpon rumah yang juga terhubung ke telpon yang ada didalam kamar mereka. "Halo," jawab Wilya sementara Noah mengambil napas dalam-dalam. Ternyata telpon itu berasal dari Mamanya, saat ini Wilya sedang tersenyum lebar dan berbicara panjang lebar dengan Mamanya. Salah satu alasan Noah menikahi Wilya dan tidak mencari Gilsha adalah wanita yang sudah melahirkannya itu. Seruni tidak menyukai pekerjaan Gilsha, dan Noah juga saat itu tengah dibakar api cemburu melihat banyaknya Pria yang dekat dengan Gislah juga sering dia mendengar berita kalau Gilsha memiliki seorang kekasih.Selama Wilya dan Mamanya berbicara panjang lebar, Noah memilih untuk pergi ke ruang kerjanya yang berada di lantai bawah rumah. Hari yang sudah malam membuat keadaan rumah itu terasa sepi. Baru Noah duduk di kursi kerja, bunyi dari benda hitam dal

    Last Updated : 2023-10-07
  • Maaf, Merebut Suamimu   8. Kesalahan

    Dalam suatu hubungan akan ada yang namanya jenuh, merasa bosan, tetapi mencoba untuk tetap bersikap seperti biasanya. Hal ini juga yang tiga bulan ini Noah rasakan sebenarnya, Wilya tidak pernah ada salah dalam keadaan serta situasi itu, hanya Noah saja yang paham apa yang sedang terjadi kepadanya. Hingga ketika dia kembali bertemu dengan Gilsha, hatinya kembali merasakan ada yang ingin dia dapatkan, kemudian tersadar lagi jika keadaan tidak sepantasnya membuat dia bersama dengan wanita itu.Puncaknya saat sisi brengsek dalam diri Noah semalam terus memikirkan isi pesan Gilsha, wanita yang sempat ingin ia miliki. Wanita yang memenuhi kriteria seorang pendamping untuknya, yang menurutnya sempurna baik fisik dan karakternya. "Apa yang kamu lakukan Noah? akan banyak yang melihat hal ini, dan aku tidak mau sampai ini jadi bahan berita yang di konsumsi publik.""Apa kamu malu jika ketahuan dekat denganku?" tanya Noah masih belum sadar dengan apa yang dia ucapkan. Gilsha menyunggingkan seny

    Last Updated : 2023-10-07
  • Maaf, Merebut Suamimu   9. Bukan Teman Biasa

    Noah tahu dia sudah melanggar alur yang harus dia pertahankan, nyatanya wanita dari masa lalunya yang bernama Gilsha Alyne ini masih terus membuat jantungnya berdegup kencang dan selalu membuatnya bersemangat ketika mereka bersama. Wilya, di dalam hatinya dia mengucapkan beribu maaf untuk wanita yang mungkin saat ini menunggu dia pulang.Ya, setelah pagutan kerinduan yang Noah lakukan dengan Gilsha siang tadi, Noah mengatakan keinginan gilanya kepada Gilsha. "Aku ingin terus merasakan kebahagiaan seperti dulu saat bersamamu," katanya siang itu kepada Gilsha. Wanita yang menjadi cinta pertama Noah itu tidak menjawab, hanya sebuah senyum manis yang dia berikan. Kemudian Noah mengantarkan Gilsha kembali ke rumahnya, sore menjelang malam Noah masih betah melihat semua kegiatan Gilsha di rumah itu. Gilsha memang memiliki janji temu dengan tim yang akan membuatkan kostum untuk judul film yang akan dia mainkan, setelah itu Gilsha masih harus berolahraga ringan di halaman belakang rumahnya un

    Last Updated : 2023-10-07

Latest chapter

  • Maaf, Merebut Suamimu   22. Bagaikan Simpanan

    Dua minggu berlalu...Wilya sibuk melihat pakaian apa yang akan dia kenakan di acara ulang tahun perusahaan Noah malam ini, dia tersenyum bahagia karena Noah memintanya untuk mendampingi bukan Gilsha. Wanita yang menjadi madunya itu belakangan jarang terlihat, cerita Noah karena Gilsha sibuk dengan kegiatan artis yang wanita itu miliki. Wilya tidak perduli, yang terpenting Noah selalu kembali ke rumah dan tidur dengannya. Wilya berharap agar dia segera hamil, supaya Noah lebih mementingkannya daripada Gilsha si pelakor itu.Disaat Wilya sibuk memilih gaunnya, Gilsha sedang melakukan pemotretan untuk sampul majalah. Noah juga ada disana menunggunya, sudah dua minggu ini Gilsha jarang kembali ke rumah. Jika pulang juga larut malam, hanya pesan yang Gilsha kirimkan kepada Noah, memberitahu apa saja kegiatannya dan juga mengingatkan Noah untuk makan. Namun, setiap pesan Noah tidak wanita itu balas, bahkan pintu kamar Gilsha selalu terkunci sehingga Noah tidak dapat untuk masuk.Noah tahu

  • Maaf, Merebut Suamimu   21. Cemburu

    Dari balik pintu kamar Noah dan Wilya, dia mendengarkan semuanya. Isak tangis Wilya, dan juga permintaan maaf Noah. "Apa yang kau inginkan lagi dariku Noah? kenapa kau ingin aku bertahan menjadi istrimu sementara kau mengatakan mencintai wanita itu?""Aku menyayangi mu Wilya, aku mencintai Gilsha itu benar. Namun, setelah dua tahun ini aku bersama denganmu aku juga menyayangimu, aku tidak bisa melepaskanmu. Lagi pula aku sudah setuju untuk tidak mencatatkan pernikahan kami, apa lagi yang kau mau? bukankah itu syaratmu agar kau menyetujui pernikahanku dengannya?" Mendengar hal itu Noah ucapkan Gilsha berang, dia melangkahkan kaki untuk masuk menuju kamarnya sendiri. Di sana ia berusaha menahan tangisnya, Noah setuju tidak mencatatkan pernikahan mereka? apa maksudnya semua ini. Apakah Noah akan membuat dia seperti istri simpanan begitu?Tubuh Gilsha bergetar hebat, dia tidak terima jika harus diperlakukan seperti itu. Bagaimanapun dia adalah wanita yang Noah cintai, Wilya tidak bisa mem

  • Maaf, Merebut Suamimu   20. Kau Tetap Salah

    Teriknya panas Kota Jakarta tidak membuat Wilya gerah menunggu kedatangan Riska di warung soto betawi yang terkenal di daerah jalan menuju pantai Ancol. Wilya memang sengaja memilih tempat itu, selain dia suka masakannya tempat itu juga sangat nyaman untuk Wilya. Dulu dia dan Riska sering ke warung soto ini untuk sekedar beristirahat setelah pulang kuliah."Wil maaf, tadi aku harus ketemu sama klien dulu.""Iya aku ngerti kok," jawab Wilya tersenyum. Riska langsung menatap sendu wajah Wilya, dia tahu sahabatnya ini baru saja menangis atau mungkin sudah dari kemarin Wilya menangis."Wil, ada apa? kamu sama Noah baik-baik aja kan?" tanya Riska langsung, hal itu membuat Wila menarik napas berat. Dia mencoba tenang dan tidak lagi menumpahkan air mata ditempat umum seperti ini. Dengan berkaca-kaca Wilya menyuruh Riska untuk memesan makan serta minuman lebih dulu. Riska benar-benar cemas melihat Wilya, dia tahu ada yang sangat berat menimpa sahabatnya.Sambil makan Wilya menceritakan apa ya

  • Maaf, Merebut Suamimu   19. Madu Beracun

    Gilsha sudah bangun pagi-pagi sekali seperti biasa, bedanya bagi dia saat ini ia berada di rumah Noah. Gilsha turun ke bawah masih gelap, dia kemudian menghidupkan lampu. Mencari dimana sapu dan alat kebersihan lainnya, mungkin apa yang dia lakukan itu membuat pelayan dirumah tersebut bangun. Dia melihat wanita yang sudah tidak lagi muda itu."Maaf, anda siapa?""Saya Gilsha Bu, saya istri baru Noah." Wanita itu melihat penampilannya, tapi Gilsha tidak menghiraukan. "Bu letak peralatan kebersihan ada dimana ya," kata Gilsha hingga pelayan itu terkejut."Biar saja saya yang kerjakan Nyonya.""Aduh tidak perlu Bu, saya bosan dan memang biasa olahraga lagi saya itu bersih-bersih rumah. Nanti juga kasih tau saya letak peralatan masak ya, Ibu tidur aja lagi. Kalau sudah Mbak Wilya bangun, akan saya bangunkan." "Jangan begitu Nyonya.""Aduh...jangan panggil Nyonya. Panggil saya Gilsha saja, atau Nak Gilsha. Dan saya beri perintah untuk tidak mengganggu saya pagi ini juga selanjutnya, setel

  • Maaf, Merebut Suamimu   18. Satu Atap

    Cinta memang tidak salahHanya waktu dan tempatnya yang terkadang menjadikannya salah salah****Selama tiga hari Wilya menata hati dan pikirannya, dia mencoba menerima segala yang terjadi. Rumah tangga yang dia kira sempurna, ternyata hanya awalan saja. Wilya belum bercerita kepada siapapun mengenai semua ini, dia memendam kecewa itu seorang diri.Hari ke–empat, dia mulai kembali beraktivitas seperti dulu, yang berbeda hanyalah gairah dalam menjalani kesehariannya. Noah belum pulang selama empat hari itu, tidak juga menelpon menanyakan kabarnya. Wilya tidak berharap, pasti pria itu sedang menikmati hari-hari yang indah bersama istri barunya.Kehidupan sunyi Wilya itu berakhir tepat satu minggu, karena di hari sabtu malam Noah kembali ke rumah dengan membawa Gilsha. Rasanya Wilya ingin membakar wajah wanita yang suaminya bawa itu. Dia hanya diam menatap Noah dan Gilsha yang sudah masuk ke ruang tamu rumah mereka. "Wilya aku sudah meminta Gilsha untuk tinggal di rumah ini. Aku harap ka

  • Maaf, Merebut Suamimu   17. Kau Istriku

    Pantai Kuta, Bali 1997.Gilsha menikmati deburan ombak yang menyapa telapak kakinya. Keinginan ingin bermain air disana ia urungkan karena di hatinya yang sedang menunggu seseorang. Dua hari yang lalu dia menunggu Noah untuk datang ke rumah orang tuanya di Bali, tapi pria itu tak kunjung datang. Mungkin Noah lebih memilih Wilya, istrinya yang sudah menemani pria itu selama dua tahun ini.Hati Gilsha sesak jika mengingat kegilaan yang ia lakukan, tapi sungguh Gilsha tidak menyesalinya. Suasana hati yang buruk itu berubah ketika menyadari ada tangan seseorang yang melingkar di pinggangnya, dia memejamkan mata saat pipinya di kecup dengan sangat lembut. "Maaf aku terlambat datang, tapi setelah ini aku tidak akan pernah membuatmu menunggu terlalu lama lagi Gilsha." Mendengar itu, jiwanya yang tadi mulai layu kembali mekar dan berbunga-bunga.Dia memutar tubuhnya, wajah tampan Noah Oliver dengan rahang yang di tumbuhi bulu-bulu halus itu di sentuh Gilsha. Pria di hadapannya ini nyata, dan

  • Maaf, Merebut Suamimu   16. Ingin Menikah Lagi

    Lina menarik lengan Gilsha, menatap tajam netra coklat terang yang wanita itu miliki. "Apa kau gila? Kau menarik lenganku sangat kuat.""Kau yang sudah gila! Kau merebut suami orang? Kau selama ini sengaja menggodanya bukan?" Gilsha diam saja, kepalanya terasa mau pecah saat ini. "Gilsha jika kau melanjutkan hubungan dengan Noah karir mu akan hancur, berita mengenai kau merebut suami orang akan mencuat dimana-mana.""AKU TIDAK PERDULI!" teriak Gilsha dengan napas yang memburu "Selama ini juga mereka semua tidak pernah perduli apa yang aku alami, dan apa yang aku rasakan. Aku hanya ingin kebahagiaan dengan orang yang mencintaiku dan aku juga mencintainya, kau tahu bukan perasaan yang aku rasakan ini sudah sejak awal. Lagi pula aku tidak tahu apakah Noah akan benar-benar menikahi ku atau tidak."Lina menggelengkan kepala mendengarnya, dia tahu Gilsha berusaha sangat kuat bertahan dengan semua yang ia hadapi ketika merintis perjalanan menjadi seorang bintang. Apalagi Dika, pria yang tida

  • Maaf, Merebut Suamimu   15. Wanita Itu

    Satu Minggu berlalu...Lina dan bagian promosi sedang berdiskusi dengan Noah di ruangannya. Beberapa foto Gilsha yang menawan dapat Noah lihat. Wanita itu memang sungguh cantik, Gilsha juga dia dengar baru saja melakukan kegiatan amal untuk membantu anak-anak jalanan dan juga yatim piatu. Hal itu dia baca dari majalah berita yang khusus meliput kehidupan artis-artis ternama."Gilsha tidak ikut denganmu?" tanya Noah sambil menandatangi cek pencairan gaji Gilsha."Tidak, dia dirumah. Dia tidak bisa ikut kesini, semalam Dika datang." Lina sengaja memberitahukan hal itu kepada Noah, jelas wajah Noah terlihat gusar. Dia mengerti maksud dari ucapan Lina.Setelah semua urusan selesai, Noah langsung berlari menuju mobilnya. Dia ingin pergi ke rumah Gilsha, melihat apakah wanita itu baik-baik saja. Wilya ada disana, dia meminta supir taksi membuntuti kemana Noah pergi. Arah yang Noah tuju sudah jelas, satu Minggu Noah memberikan kesan kalau rumah tangga mereka baik-baik saja seperti dulu. Namu

  • Maaf, Merebut Suamimu   14. Diantara Dua Pilihan

    Malam tiba, Wilya tidak habis pikir karena Noah belum juga kembali ke rumah. Dia dengan hati yang terluka menanti kedatangan suaminya. Tepat pukul dua belas malam, deru mesin mobil Noah memasuki pekarangan rumah. Wilya memilih duduk di tempat tidur sambil berpura-pura membaca buku.Pintu kamar terbuka, dia tersenyum menatap Noah. Wajah lelah di perlihatkan Noah untuk Wilya, dia mendekat dan mencium kening Wilya. "Kamu belum tidur?""Belum, aku membaca buku sambil menunggumu.""Maaf karena semalam aku tidak bisa pulang." Wilya hanya mengangguk melihat Noah sudah masuk ke dalam kamar mandi. Tak berapa lama, dia sudah keluar dengan piyama tidur. Wilya meletakkan bukunya, mencoba memeluk Noah. Dia bahkan sudah menggunakan piyama yang menurutnya seksi dimata suaminya ini. Sayang sekali Noah tidak tertarik melihatnya."Sayang kamu tidak merindukanku?" tanya Wilya manja, dia mencoba mencium Noah dan pria itu membalasnya."Aku rindu, tapi sekarang aku lelah. Kita tidur saja ya," kata Noah men

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status