Share

5. Godaan

Penulis: NadraMahya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-07 16:46:10

Pov Wilya

Aku sangat gelisah, sedari tadi menunggu Noah pulang. Mencoba menelpon sekertarisnya tadi sore, tetapi Aldi mengatakan kalau Noah sudah keluar kantor dari tadi siang. Menelponnya ponselnya juga tidak aktif. Tidak mungkin dia pergi mengunjungi mertuaku, karena mereka berdua sedang ada di Australia. Aku melihat lagi jam di dinding rumah, ini sudah pukul dua belas malam. Hati istri mana yang tidak khawatir, tidak biasanya Noah seperti ini. Aku menghembuskan napas lelah menunggunya sedari tadi di ruang tamu rumah kami, tiba-tiba saja hujan deras menambah kekacauan di dalam pikiranku. Saat petir menyambar lampu rumah ini juga ikut padam.

"Nyonya apa itu Anda?" tanya mbok Tini asisten rumah tangga yang memang tidur di kamar belakang.

"Ya mbok. Ini saya, sepertinya kerusakan listrik karena petir tadi. Kita pasang lampu semprong saja dulu ya Mbok. Saya lupa membeli lilin," kataku kemudian mbok Tini datang dengan tiga lampu semprong. Penjaga rumah ini yang biasa kami gaji sedang tidak masuk, jika dia ada mungkin aku bisa meminta tolong menghidupkan pembangkit listrik yang kami miliki di gudang belakang. Aku semakin kesal saja hari ini, Noah belum kembali dan kini listrik padam.

"Nyonya apa masih ingin disini?" tanya mbok Tini lagi sehingga aku mengangguk. Dari wajahnya aku tahu dia masih ingin bertanya, tetapi tidak dia lakukan mungkin karena segan denganku. Jam dua belas berganti menjadi jam satu dini hari, aku sudah mulai mengantuk tadinya dengan tidur di sofa ruang tamu ini, kemudian terbangun saat suara mesin mobil Noah aku dengar. Benar saja itu dia, aku melihatnya membuka pintu rumah kami.

"Sayang maaf," katanya begitu melihat wajahku yang sudah tidak mengerti lagi harus berekspresi seperti apa. Rasa khawatir dan curiga itu bersamaan ada didalam pikiranku.

"Darimana kamu?" tanyaku kepadanya dengan nada yang jelas terlihat sangat marah.

"Aku ada janji dengan teman," jawabnya ingin meraih tanganku dan langsung aku tepis.

"Teman? siapa temanmu itu? apa pantas bertemu teman sampai kamu lupa aku dirumah, dan kamu juga sudah ada janji denganku Noah. Kamu tahu ini jam berapa?" Noah tertunduk, melihatnya seperti ada rasa tidak tega, memang ini pertama kalinya dia berbuat seperti ini. "Teman mana yang kamu temui? apa itu Gilsha artis yang kemarin aku lihat memelukmu?" matanya menatapku langsung seperti menghakimi.

"Itu bukan dia, kamu bisakan tidak  usah terus membawa nama dia."

"Membawa terus bagaimana?  Baru kali ini aku membawa namanya!"

"Aku baru kali ini berbuat seperti ini, apa kamu tidak bisa memaafkanku? aku lelah Wilya."

"Kamu lelah karena ulahmu sendiri bersenang-senang diluar sana, sementara aku? kamu lihat hujan dan listri padam. Kalau mbok Tini tidak ada, apa kamu bisa memikirkan bagaimana aku dirumah ini." Noah bukannya menjawab, malah terus berjalan menaiki anak tangga menuju kamar kami. Sangat kesal rasanya dengan Noah, aku memutuskan untuk masuk ke dalam kamar tamu saja. Biar dia tahu aku sangat marah dengan yang dia lakukan, sebagai suami tidak seharusnya dia pulang larut malam seperti ini.

Di dalam kamar tamu ini aku menangis, tidak lama aku dengar pintu di ketuk. "Sayang," panggil Noah dari luar sana. "Sayang maaf, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi." Aku menghapus air mata ini, menatap diri didepan cermin kemudian aku bergerak untuk membuka pintu.

"Kamu janji tidak melakukannya lagi?"

"Iya Wilya, maaf ya sayang..." Aku memeluk Noah ketika dia mengatakan maaf. Aku merasakan dia mengusap lembut rambutku, sungguh ini sangat nyaman. Aku takut seandainya kenyamanan ini akan menghilang dariku, satu pertanyaan ku yang tidak dia jawab. Siapa nama temannya yang dia temui, mungkin lain waktu aku bisa bertanya. Sekarang aku tidak ingin membuat masalah ini semakin larut, apalagi benar jika Noah baru kali ini saja melakukannya.

"Aku harap kamu benar tidak macam-macam diluar sana," ucapku dan dia mengangguk.

***

Minggu pagi, hari ini Wilya dan Noah bangun siang karena mereka memang baru tidur pukul tiga pagi. Wilya masih tidur dengan lengan Noah sebagai bantalnya. Ponsel Noah yang dia letakkan didalam laci dekat tempat tidur itu berdering, tidak ingin membuat Wilya bangun perlahan Noah menggeser tubuh Wilya. Dia mengambil ponsel yang sudah dia isi baterainya semalam.

Nama Gilsha tertera, Noah bimbang harus menjawabnya atau tidak. Setelah ia pikirkan, dia mengangkat telpon itu dan pergi keluar kamar.

[Noah...kau bisa ke rumahku sore ini?]

Noah bingung menjawabnya, hari Minggu biasanya dia hanya menghabiskan waktu bersama Wilya,istrinya.

[Jika tidak bisa tidak apa-apa,aku bertanya karena Lina tidak bisa menemaniku. Sementara dua pembantu disini jika hari Minggu mereka libur.]

"Oke baiklah, sore nanti aku ke sana. Kau mau dibawakan sesuatu?" tanya Noah padahal dia sendiri masih bingung ingin memberikan alasan apa kepada Wilya.

[Aku tidak ingin apapun, cukup kamu temani saja.]

Noah tersenyum tanpa ia sadari, membayangkan wajah Gilsha saat ini itulah yang ada dalam benaknya. Sambungan telpon berakhir, dia kembali masuk kedalam kamar. Dilihatnya Wilya masih tidur pulas, rasa bersalah itu jelas ada dalam diri Noah. Namun, mau bagaimana lagi? Dia tidak bisa mengabaikan Gilsha begitu saja. Wilya memang tanggung jawabnya, dia berjanji tidak akan membuat Wilya tahu hubungan dekatnya dengan Gilsha. Jika Wilya tidak tahu kedekatan mereka, maka wanita yang bergelar istrinya itu tidak akan terluka. Begitulah yang Noah pikirkan, kemudian dia tersenyum puas dengan jalan pikiran sesat yang ia miliki.

"Sayang...sudah bangun?" tanya Wilya ketika dia melihat Noah berdiri sambil menatapnya.

"Iya aku sudah bangun, dan melihatmu yang tertidur pulas." Noah tersenyum kemudian naik lagi ke atas tempat tidur.

"Kenapa tidur lagi?" tanya Wilya saat Noah memejamkan mata sambil berbaring, tapi Wilya juga memeluk tubuh suaminya itu. Mendekatkan bagian tubuhnya, berharap bisa menggangu isi pikiran suaminya.

"Sayang...jangan menggoda ku."

"Kenapa tidak boleh? Kamu suamiku," ucap Wilya hingga Noah membuka mata tidak percaya dengan yang istrinya itu katakan.

"Aku ada pekerjaan sore nanti, jadi aku masih ingin tidur."

"Ini hari Minggu, kenapa pergi kerja? Biasanya kamu tidak mau bekerja kalau hari libur."

"Ya itu biasanya, ini luar biasa karena pekerjaanku sangat banyak dan harus segera di selesaikan." Wilya kembali melihat Noah memejamkan mata. Bahkan godaannya secara terang-terangan tadi tidak ditanggapi oleh suaminya ini. Wilya masih berpikir positif, dia berpikir Noah pasti sangat banyak pekerjaan sehingga tidak ingin berhubungan badan dengannya.

***

Gilsha sedang memakai parfum agar bisa membuat Noah tetap nyaman lama-lama dengannya. Dia memang sudah gila karena menggoda Noah kembali lagi dengannya. Sebenarnya dia tidak mengapa tidak ada yang menemani, sudah biasa dia seperti itu. Semua yang dia katakan kepada Noah hanyalah alasan, agar mereka bisa berduaan.

Gilsha tersenyum ketika melihat gaun berwarna coklat bermotif bunga, yang hanya sebatas lutut itu dia gunakan. Gaun santai yang ia gunakan ini, juga hanya bertali satu, hingga menampilkan jelas bahu indah dan juga kulit seputih porselen yang ia miliki.

Lebam di wajahnya juga sudah memudar, kecantikan yang ia miliki sudah hampir sempurna terlihat lagi.

Tidak lupa dia memoles lipstik berwarna merah di bibir penuh yang ia miliki.

Deru mesin mobil membuat Gilsha tersenyum, dia tahu pasti itu Noah. Jelas sekali kalau pria itu juga masih menginginkannya. Menuruni anak tangga satu demi satu dengan perlahan, Gilsha akhirnya membukakan pintu untuk Noah.

Dia memberikan senyum terbaiknya, sementara Noah dia menelan berat ludahnya,  melihat kecantikan Gilsha.

Saat Gilsha memeluknya, Noah mencium harum bunga dan vanilla yang dia sukai dari Gilsha sedari dulu. "Kenapa diam saja?" tanya Gilsha kali ini wanita itu tertawa kecil. Pasti karena melihat wajah terpana Noah tadi.

"Sepertinya kau tidak sakit lagi?" tanya Noah kepada Gilsha, kali ini mereka sudah duduk di bangku taman belakang rumah Gilsha. Disana juga ada kolam renang, dan beberapa tumbuhan hijau serta bunga yang membuat suasana terasa nyaman.

"Ya benar, aku sudah baikan. Aku menelpon mu karena memang ingin kau temani." Noah lagi-lagi menatap wajah cantik serta bola mata Gilsha. Bibir merah merekah itu menganggu isi pikiran Noah. Dulu Noah pernah merasakannya dan dia menyukai hal itu.

"Ah...aku lupa membuatkan mu minum. Sebentar aku ambilkan," ucap Gilsha kemudian dia berjalan dengan cepat tidak dapat Noah tahan. Karena buru-buru Gilsha jatuh kedalam kolam, panik Noah masuk dan langsung menggapai tubuh Gilsha.

Noah mengangkat tubuh Gilsha ke pinggiran kolam itu, membaringkan Gilsha yang tersedak air. "Noah kaki ku keram," kata Gilsha membuat Noah mengangguk mengerti. Dia menggendong tubuh yang menggoda imannya itu ke dalam rumah, menuju kamar Gilsha.

Bersambung....

Bab terkait

  • Maaf, Merebut Suamimu   6. Mulai Curiga

    Atmosfir udara terasa berbeda, Noah tahu ada suatu hal yang tidak baik akan terjadi antara dia dan Gilsha jika mereka terus berdekatan seperti ini. Pikiran Noah sudah jalan kemana-mana saat dia membaringkan tubuh Gilsha. Bentuk tubuh wanita itu sudah tercetak jelas dalam balutan dress yang ia gunakan. Noah menghembuskan napas mencoba mengatur sesuatu yang memprovokasinya. "Gilsha maaf, aku harus kembali ke rumah. Aku sudah salah mengambil langkah semalam dan sore ini, aku minta maaf." Noah pergi begitu saja setelah dia mengatakan hal yang tidak ingin Gilsha dengar. Gilsha melengkungkan senyuman, menertawakan dirinya sendiri karena sudah berbuat sejauh ini dan Noah tetap tidak tergoda olehnya.Ya, benar dia memang sengaja jatuh kedalam kolam untuk menggoda Noah menyentuh tubuhnya, dia tidak perduli jika akan dikatakan menginginkan suami orang. Memang itulah kenyataannya dan dia tidak akan berhenti sebelum Noah jatuh kedalam pelukannya. Noah memang seharusnya milik dia, buktinya pria it

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07
  • Maaf, Merebut Suamimu   7. Sebuah Rahasia

    Pandangan mata Wilya yang terlihat tenang itu, seperti menusuk Noah. Untung saja pandangan mata Wilya beralih saat ada dering telpon rumah. Wilya berjalan mendekati tempat telpon rumah yang juga terhubung ke telpon yang ada didalam kamar mereka. "Halo," jawab Wilya sementara Noah mengambil napas dalam-dalam. Ternyata telpon itu berasal dari Mamanya, saat ini Wilya sedang tersenyum lebar dan berbicara panjang lebar dengan Mamanya. Salah satu alasan Noah menikahi Wilya dan tidak mencari Gilsha adalah wanita yang sudah melahirkannya itu. Seruni tidak menyukai pekerjaan Gilsha, dan Noah juga saat itu tengah dibakar api cemburu melihat banyaknya Pria yang dekat dengan Gislah juga sering dia mendengar berita kalau Gilsha memiliki seorang kekasih.Selama Wilya dan Mamanya berbicara panjang lebar, Noah memilih untuk pergi ke ruang kerjanya yang berada di lantai bawah rumah. Hari yang sudah malam membuat keadaan rumah itu terasa sepi. Baru Noah duduk di kursi kerja, bunyi dari benda hitam dal

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07
  • Maaf, Merebut Suamimu   8. Kesalahan

    Dalam suatu hubungan akan ada yang namanya jenuh, merasa bosan, tetapi mencoba untuk tetap bersikap seperti biasanya. Hal ini juga yang tiga bulan ini Noah rasakan sebenarnya, Wilya tidak pernah ada salah dalam keadaan serta situasi itu, hanya Noah saja yang paham apa yang sedang terjadi kepadanya. Hingga ketika dia kembali bertemu dengan Gilsha, hatinya kembali merasakan ada yang ingin dia dapatkan, kemudian tersadar lagi jika keadaan tidak sepantasnya membuat dia bersama dengan wanita itu.Puncaknya saat sisi brengsek dalam diri Noah semalam terus memikirkan isi pesan Gilsha, wanita yang sempat ingin ia miliki. Wanita yang memenuhi kriteria seorang pendamping untuknya, yang menurutnya sempurna baik fisik dan karakternya. "Apa yang kamu lakukan Noah? akan banyak yang melihat hal ini, dan aku tidak mau sampai ini jadi bahan berita yang di konsumsi publik.""Apa kamu malu jika ketahuan dekat denganku?" tanya Noah masih belum sadar dengan apa yang dia ucapkan. Gilsha menyunggingkan seny

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07
  • Maaf, Merebut Suamimu   9. Bukan Teman Biasa

    Noah tahu dia sudah melanggar alur yang harus dia pertahankan, nyatanya wanita dari masa lalunya yang bernama Gilsha Alyne ini masih terus membuat jantungnya berdegup kencang dan selalu membuatnya bersemangat ketika mereka bersama. Wilya, di dalam hatinya dia mengucapkan beribu maaf untuk wanita yang mungkin saat ini menunggu dia pulang.Ya, setelah pagutan kerinduan yang Noah lakukan dengan Gilsha siang tadi, Noah mengatakan keinginan gilanya kepada Gilsha. "Aku ingin terus merasakan kebahagiaan seperti dulu saat bersamamu," katanya siang itu kepada Gilsha. Wanita yang menjadi cinta pertama Noah itu tidak menjawab, hanya sebuah senyum manis yang dia berikan. Kemudian Noah mengantarkan Gilsha kembali ke rumahnya, sore menjelang malam Noah masih betah melihat semua kegiatan Gilsha di rumah itu. Gilsha memang memiliki janji temu dengan tim yang akan membuatkan kostum untuk judul film yang akan dia mainkan, setelah itu Gilsha masih harus berolahraga ringan di halaman belakang rumahnya un

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07
  • Maaf, Merebut Suamimu   10. Semakin Menjadi

    Pov WilyaAku yang merasa tidak enak badan, seharian ini memang hanya bergulung dalam selimut di tepat tidur. Sehingga meski suamiku belum pulang, aku tetap menunggunya sambil berbaring di atas tempat tidur yang biasa kami pakai untuk beristirahat dari rutinitas kehidupan ini.Belakangan ini aku merasa ada yang tidak wajar dengan Noah, karena kebiasaannya pulang tepat waktu ke rumah sudah berubah. Aku ingin bertanya, tapi aku tahu Noah tidak suka kalau aku bertanya yang menyinggungnya. Aku jadi serba salah, apalagi tadi sudah bertanya kepada Aldi.Deru mesin mobil membuat hati ini lebih tenang, meski air mata ingin jatuh begitu saja. Aku memaksa kaki ini terulur menyentuh lantai, hanya diam di depan pintu kamar menanti suami yang jam satu pagi baru kembali.Ketika pintu terbuka, aku menatapnya dengan perasaan tidak berdaya. Sementara dia tersenyum seperti sangat menyesal. "Maaf, aku terlambat pulang. Ponselku juga kehabisan daya," katanya kemudian memeluk tubuhku. Aku tidak tahu harus

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07
  • Maaf, Merebut Suamimu   11. Rencana Kebohongan

    "Aku tahu kamu berpikir apa yang aku dan Gilsha lakukan ini salah, dan aku tidak akan membela diri karena itu. Jika kamu bisa aku ajak bekerjasama dengan semua ini, aku akan menaikkan gaji dan tidak akan memecat mu, tapi jika kau tidak ingin menolongku maka kebalikannya.""Pak maaf, bagaimana dengan Bu Wilya?""Aku belum tahu, jika aku yakin ingin melanjutkan hubungan dengan Gilsha aku akan memberitahu Wilya secepatnya."Aldi dengan berat hati mengangguk, dia tidak setuju dengan apa yang Noah lakukan, tapi dia tidak bisa berhenti bekerja. Ada istri dan juga kedua orang tuanya yang bergantung hidup kepadanya, belum lagi dua adik perempuannya."Baiklah kalau begitu, kau bisa pulang hari ini dan besok akan aku hubungi. Ingat yang aku katakan, jika Wilya bertanya maka beritahu kalau kita ke luar kota mendadak." Noah pergi setelah mengatakan hal itu, tersenyum lebar karena rencananya berjalan sesuai yang dia inginkan."Kamu kenapa lama sekali?" tanya Gilsha yang sudah berada di parkiran mo

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07
  • Maaf, Merebut Suamimu   12. Gairah Terlarang

    Lokasi tempat syuting sangat ramai, Gilsha sedang duduk di kursi santai karena bagian dirinya baru saja selesai. Tiga jam dia bekerja, dan sutradara akhirnya puas dengan semua adegan hari itu. Sebelum ke lokasi syuting, Gilsha sudah mengantarkan Noah ke sebuah Vila yang jaraknya berada di dataran yang lebih tinggi, dibandingkan dengan lokasi syuting dirinya.Asisten baru Gilsha, yang bernama Rini membawakan dia air putih sesuai yang Gilsha pinta. "Terima kasih," kata Gilsha seraya tersenyum. "Lina sudah datang?" tanya Gilsha kepada Rini."Belum mbak Gil, dia tadi katanya akan langsung ke Jakarta kalau sudah selesai mengurus kontrak yang akan datang untuk Mbak Gilsha." Mendengar itu Gilsha mengangguk, dia berharap pekerjaan akan terus datang kepadanya.Sutradara mendekati kursi tempat Gilsha beristirahat bersama satu orang aktor, yang menjadi lawan main Gilsha. Mereka mengajak Gilsha untuk pergi minum melepas lelah, tapi dengan sangat sopan Gilsha menolaknya. Alasannya dia sangat lelah

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07
  • Maaf, Merebut Suamimu   13. Permintaan Gilsha

    "Jangan dilanjutkan Noah," kata Gilsha masih berusaha tidak terbawa gairahnya yang sudah memuncak. Dari ruang makan Noah menggendong tubuhnya untuk masuk ke dalam kamar. Noah memang sudah melihat semua yang ada pada diri Gilsha, membuainya lembut. Hanya saja tidak sampai kepada tahap yang lebih, Noah menuruti apa yang Gilsha inginkan. Dia berhenti, karena jika tidak berhenti sekarang, maka pertahanan Gilsha dan dirinya akan runtuh. Noah tentu tak masalah, tapi bagi Gilsha itu merupakan sebuah masalah.Noah berbaring sambil memeluk tubuh polos Gilsha, mengecup pundaknya kemudian dia teringat untuk melihat jam. "Astaga aku harus kembali ke Jakarta," katanya membuat Gilsha kesal."Kau tidak ingin tinggal bersamaku malam ini?" pertanyaan itu tidak bisa dijawab oleh Noah. Dia ingin tinggal, tapi tidak bisa membuat Wilya menunggunya. "Noah...aku pikir kita akan bersama malam ini sampai besok." Gilsha memeluk Noah dengan manja. Rencana gila masih Gilsha siapkan andai Noah ingin kembali ke ru

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07

Bab terbaru

  • Maaf, Merebut Suamimu   22. Bagaikan Simpanan

    Dua minggu berlalu...Wilya sibuk melihat pakaian apa yang akan dia kenakan di acara ulang tahun perusahaan Noah malam ini, dia tersenyum bahagia karena Noah memintanya untuk mendampingi bukan Gilsha. Wanita yang menjadi madunya itu belakangan jarang terlihat, cerita Noah karena Gilsha sibuk dengan kegiatan artis yang wanita itu miliki. Wilya tidak perduli, yang terpenting Noah selalu kembali ke rumah dan tidur dengannya. Wilya berharap agar dia segera hamil, supaya Noah lebih mementingkannya daripada Gilsha si pelakor itu.Disaat Wilya sibuk memilih gaunnya, Gilsha sedang melakukan pemotretan untuk sampul majalah. Noah juga ada disana menunggunya, sudah dua minggu ini Gilsha jarang kembali ke rumah. Jika pulang juga larut malam, hanya pesan yang Gilsha kirimkan kepada Noah, memberitahu apa saja kegiatannya dan juga mengingatkan Noah untuk makan. Namun, setiap pesan Noah tidak wanita itu balas, bahkan pintu kamar Gilsha selalu terkunci sehingga Noah tidak dapat untuk masuk.Noah tahu

  • Maaf, Merebut Suamimu   21. Cemburu

    Dari balik pintu kamar Noah dan Wilya, dia mendengarkan semuanya. Isak tangis Wilya, dan juga permintaan maaf Noah. "Apa yang kau inginkan lagi dariku Noah? kenapa kau ingin aku bertahan menjadi istrimu sementara kau mengatakan mencintai wanita itu?""Aku menyayangi mu Wilya, aku mencintai Gilsha itu benar. Namun, setelah dua tahun ini aku bersama denganmu aku juga menyayangimu, aku tidak bisa melepaskanmu. Lagi pula aku sudah setuju untuk tidak mencatatkan pernikahan kami, apa lagi yang kau mau? bukankah itu syaratmu agar kau menyetujui pernikahanku dengannya?" Mendengar hal itu Noah ucapkan Gilsha berang, dia melangkahkan kaki untuk masuk menuju kamarnya sendiri. Di sana ia berusaha menahan tangisnya, Noah setuju tidak mencatatkan pernikahan mereka? apa maksudnya semua ini. Apakah Noah akan membuat dia seperti istri simpanan begitu?Tubuh Gilsha bergetar hebat, dia tidak terima jika harus diperlakukan seperti itu. Bagaimanapun dia adalah wanita yang Noah cintai, Wilya tidak bisa mem

  • Maaf, Merebut Suamimu   20. Kau Tetap Salah

    Teriknya panas Kota Jakarta tidak membuat Wilya gerah menunggu kedatangan Riska di warung soto betawi yang terkenal di daerah jalan menuju pantai Ancol. Wilya memang sengaja memilih tempat itu, selain dia suka masakannya tempat itu juga sangat nyaman untuk Wilya. Dulu dia dan Riska sering ke warung soto ini untuk sekedar beristirahat setelah pulang kuliah."Wil maaf, tadi aku harus ketemu sama klien dulu.""Iya aku ngerti kok," jawab Wilya tersenyum. Riska langsung menatap sendu wajah Wilya, dia tahu sahabatnya ini baru saja menangis atau mungkin sudah dari kemarin Wilya menangis."Wil, ada apa? kamu sama Noah baik-baik aja kan?" tanya Riska langsung, hal itu membuat Wila menarik napas berat. Dia mencoba tenang dan tidak lagi menumpahkan air mata ditempat umum seperti ini. Dengan berkaca-kaca Wilya menyuruh Riska untuk memesan makan serta minuman lebih dulu. Riska benar-benar cemas melihat Wilya, dia tahu ada yang sangat berat menimpa sahabatnya.Sambil makan Wilya menceritakan apa ya

  • Maaf, Merebut Suamimu   19. Madu Beracun

    Gilsha sudah bangun pagi-pagi sekali seperti biasa, bedanya bagi dia saat ini ia berada di rumah Noah. Gilsha turun ke bawah masih gelap, dia kemudian menghidupkan lampu. Mencari dimana sapu dan alat kebersihan lainnya, mungkin apa yang dia lakukan itu membuat pelayan dirumah tersebut bangun. Dia melihat wanita yang sudah tidak lagi muda itu."Maaf, anda siapa?""Saya Gilsha Bu, saya istri baru Noah." Wanita itu melihat penampilannya, tapi Gilsha tidak menghiraukan. "Bu letak peralatan kebersihan ada dimana ya," kata Gilsha hingga pelayan itu terkejut."Biar saja saya yang kerjakan Nyonya.""Aduh tidak perlu Bu, saya bosan dan memang biasa olahraga lagi saya itu bersih-bersih rumah. Nanti juga kasih tau saya letak peralatan masak ya, Ibu tidur aja lagi. Kalau sudah Mbak Wilya bangun, akan saya bangunkan." "Jangan begitu Nyonya.""Aduh...jangan panggil Nyonya. Panggil saya Gilsha saja, atau Nak Gilsha. Dan saya beri perintah untuk tidak mengganggu saya pagi ini juga selanjutnya, setel

  • Maaf, Merebut Suamimu   18. Satu Atap

    Cinta memang tidak salahHanya waktu dan tempatnya yang terkadang menjadikannya salah salah****Selama tiga hari Wilya menata hati dan pikirannya, dia mencoba menerima segala yang terjadi. Rumah tangga yang dia kira sempurna, ternyata hanya awalan saja. Wilya belum bercerita kepada siapapun mengenai semua ini, dia memendam kecewa itu seorang diri.Hari ke–empat, dia mulai kembali beraktivitas seperti dulu, yang berbeda hanyalah gairah dalam menjalani kesehariannya. Noah belum pulang selama empat hari itu, tidak juga menelpon menanyakan kabarnya. Wilya tidak berharap, pasti pria itu sedang menikmati hari-hari yang indah bersama istri barunya.Kehidupan sunyi Wilya itu berakhir tepat satu minggu, karena di hari sabtu malam Noah kembali ke rumah dengan membawa Gilsha. Rasanya Wilya ingin membakar wajah wanita yang suaminya bawa itu. Dia hanya diam menatap Noah dan Gilsha yang sudah masuk ke ruang tamu rumah mereka. "Wilya aku sudah meminta Gilsha untuk tinggal di rumah ini. Aku harap ka

  • Maaf, Merebut Suamimu   17. Kau Istriku

    Pantai Kuta, Bali 1997.Gilsha menikmati deburan ombak yang menyapa telapak kakinya. Keinginan ingin bermain air disana ia urungkan karena di hatinya yang sedang menunggu seseorang. Dua hari yang lalu dia menunggu Noah untuk datang ke rumah orang tuanya di Bali, tapi pria itu tak kunjung datang. Mungkin Noah lebih memilih Wilya, istrinya yang sudah menemani pria itu selama dua tahun ini.Hati Gilsha sesak jika mengingat kegilaan yang ia lakukan, tapi sungguh Gilsha tidak menyesalinya. Suasana hati yang buruk itu berubah ketika menyadari ada tangan seseorang yang melingkar di pinggangnya, dia memejamkan mata saat pipinya di kecup dengan sangat lembut. "Maaf aku terlambat datang, tapi setelah ini aku tidak akan pernah membuatmu menunggu terlalu lama lagi Gilsha." Mendengar itu, jiwanya yang tadi mulai layu kembali mekar dan berbunga-bunga.Dia memutar tubuhnya, wajah tampan Noah Oliver dengan rahang yang di tumbuhi bulu-bulu halus itu di sentuh Gilsha. Pria di hadapannya ini nyata, dan

  • Maaf, Merebut Suamimu   16. Ingin Menikah Lagi

    Lina menarik lengan Gilsha, menatap tajam netra coklat terang yang wanita itu miliki. "Apa kau gila? Kau menarik lenganku sangat kuat.""Kau yang sudah gila! Kau merebut suami orang? Kau selama ini sengaja menggodanya bukan?" Gilsha diam saja, kepalanya terasa mau pecah saat ini. "Gilsha jika kau melanjutkan hubungan dengan Noah karir mu akan hancur, berita mengenai kau merebut suami orang akan mencuat dimana-mana.""AKU TIDAK PERDULI!" teriak Gilsha dengan napas yang memburu "Selama ini juga mereka semua tidak pernah perduli apa yang aku alami, dan apa yang aku rasakan. Aku hanya ingin kebahagiaan dengan orang yang mencintaiku dan aku juga mencintainya, kau tahu bukan perasaan yang aku rasakan ini sudah sejak awal. Lagi pula aku tidak tahu apakah Noah akan benar-benar menikahi ku atau tidak."Lina menggelengkan kepala mendengarnya, dia tahu Gilsha berusaha sangat kuat bertahan dengan semua yang ia hadapi ketika merintis perjalanan menjadi seorang bintang. Apalagi Dika, pria yang tida

  • Maaf, Merebut Suamimu   15. Wanita Itu

    Satu Minggu berlalu...Lina dan bagian promosi sedang berdiskusi dengan Noah di ruangannya. Beberapa foto Gilsha yang menawan dapat Noah lihat. Wanita itu memang sungguh cantik, Gilsha juga dia dengar baru saja melakukan kegiatan amal untuk membantu anak-anak jalanan dan juga yatim piatu. Hal itu dia baca dari majalah berita yang khusus meliput kehidupan artis-artis ternama."Gilsha tidak ikut denganmu?" tanya Noah sambil menandatangi cek pencairan gaji Gilsha."Tidak, dia dirumah. Dia tidak bisa ikut kesini, semalam Dika datang." Lina sengaja memberitahukan hal itu kepada Noah, jelas wajah Noah terlihat gusar. Dia mengerti maksud dari ucapan Lina.Setelah semua urusan selesai, Noah langsung berlari menuju mobilnya. Dia ingin pergi ke rumah Gilsha, melihat apakah wanita itu baik-baik saja. Wilya ada disana, dia meminta supir taksi membuntuti kemana Noah pergi. Arah yang Noah tuju sudah jelas, satu Minggu Noah memberikan kesan kalau rumah tangga mereka baik-baik saja seperti dulu. Namu

  • Maaf, Merebut Suamimu   14. Diantara Dua Pilihan

    Malam tiba, Wilya tidak habis pikir karena Noah belum juga kembali ke rumah. Dia dengan hati yang terluka menanti kedatangan suaminya. Tepat pukul dua belas malam, deru mesin mobil Noah memasuki pekarangan rumah. Wilya memilih duduk di tempat tidur sambil berpura-pura membaca buku.Pintu kamar terbuka, dia tersenyum menatap Noah. Wajah lelah di perlihatkan Noah untuk Wilya, dia mendekat dan mencium kening Wilya. "Kamu belum tidur?""Belum, aku membaca buku sambil menunggumu.""Maaf karena semalam aku tidak bisa pulang." Wilya hanya mengangguk melihat Noah sudah masuk ke dalam kamar mandi. Tak berapa lama, dia sudah keluar dengan piyama tidur. Wilya meletakkan bukunya, mencoba memeluk Noah. Dia bahkan sudah menggunakan piyama yang menurutnya seksi dimata suaminya ini. Sayang sekali Noah tidak tertarik melihatnya."Sayang kamu tidak merindukanku?" tanya Wilya manja, dia mencoba mencium Noah dan pria itu membalasnya."Aku rindu, tapi sekarang aku lelah. Kita tidur saja ya," kata Noah men

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status