Mila Dea Mahendra adalah anak tunggal Danu Mahendra yang sebentar lagi naik jabatan menjadi pimpinan perusahaan. Namun, mendadak sang ayah memberikan syarat menikah untuk mendapatkan kedudukan CEO. Kedudukan itu pun terancam oleh adik tirinya. Mila tidak mau menyerahkan begitu saja, karena tahu adik tirinya ingin menyingkirkan dirinya lalu menguasai perusahaannya. Akhirnya Mila pergi ke bar untuk mencari pria lajang yang bisa dia jadikan calon suami kontrak untuk membantu mengelabuhi ayahnya. Ia pun berhasil menjebak lelaki yang diketahui bernama Agil, yang juga karyawan di perusahaannya.
View MoreMila dan Agil datang untuk mengambil rumah yang baru saja dibelinya."Kalian silakan keluar dari rumah ini," usir Mila."Mila, maafkan mama. Jangan usur mama dari rumah ini," kata Sarah sembari bersimpuh.Mila berusaha melepaskan kakinya, "Memangnya anda siapa?" "Mila jangan keterlaluan kau, ini mama kita." Delvin membantu mamanya berdiri."Mama kita?" Kata Mila lalu tertawa terbahak-bahak. "Aku bukan anak dari perempuan ini, mamaku sudah di surga," tegas Mila."Kalian cepat angkat kaki dari rumah suamiku!" titah Mila."Bawa semua barang kalian, jangan sampai ada yang tertinggal," imbuh Agil."Pa, bagaimana ini? Kamu harus melakukan sesuatu," pinta Sarah.Danu mengangguk, "Kamu benar, aku tidak bisa berdiam diri saja." Wajah Sarah dan Delvin mulai berubah senang mendengar ucapan Danu. Mereka berdua berpikir dengan Danu bertidak sesuatu maka mereka tidak jadi miskin."Sarah, mulai hari ini kita aku ceraikanmu. Kita bukan suami istri lagi," kata Danu."Pa, kamu bercanda?" sahutnya sam
Kau kenapa di sini?" tanya Delvin dengan kedua bola matanya yang hampir lepas.Dia kaget melihat kakak tirinya ada di perusahaannya, orang yang sudah beberapa tahun ini pergi kini datang kembali. Kedudukannya kembali terancam, ditambah lagi ayahnya yang sudah tidak percaya kepada dirinya. Mila melipat kedua tangannya di dada, "Kenapa aku tidak boleh berada di kantorku sendiri?" ujarnya dengan senyuman yang sinis."Perusahaanmu?" katanya dengan tertawa. "Sejak kapan perusahaan ini menjadi milikmu?" katanya sembari menarik paksa Mila untuk turun dari kursinya."Pergi kau di sini!kau tak pantas duduk di kursiku ini!" katanya dengan mendorong Mila setelah berhasil ditariknya.Mila menepukkan tangan sebanyak dua kali, Siska dan dua orang bertubuh besar masuk ke ruangannya."Apa-apaan ini?" tanya Delvin."Pak Delvin yang terhormat, saat ini perusahaan sudah dijual. Dan yang membeli adalah Nona Mila," katanya dengan sangat formal."Dijual, tidak mungkin. Bagaimana orang miskin sepertimu bis
Sembilan bulan sudah berlaku, Mila sudah melahirkan bayi perempuan yang sangat cantik.Dia merasa pantas jika dulu selama hamil sangat melow dan manja. Ternyata bawaan anak perempuan di dalam perutnya.Kehidupan Agil dan Mila sangat membaik, pabrik yang belum berjalan satu tahun sudah maju pesat. "Aku tidak akan membiarkan semua ini baik-baik saja, kalian harus merasakan menjadi aku!" ketus Sari melihat kebahagiaan sahabatnya itu.Semenjak penolakan Agil terhadapnya membuat Sari sakit hati. Dia stres, dan sering mengurung diri di kamarnya.Dia keluar dari kamar saat mendengar Mila sudah melahirkan, dia akan menghancurkan wanita perebut gebetanya itu sekali lagi.Kali ini dia ingin melakukannya sendiri tanpa bantuan dari anak buah yang bodoh. Karena menjaga perempuan hamil saja tidak becus.Sari menyusup ke rumah Pramono yang sedang sibuk untuk acara syukuran kelahiran bayi. Sari masuk ke kamar Mila dan Agil.Ia melihat bayi manis yang sangat menggemaskan. Rasa terpesonanya langsung m
"Ada orang pingsan!" teriak petani. Di pagi buta ini petani tua yang sedang mengecek sawah terkejut melihat perempuan hamil tergeletak di jalan kecil. Para petani lain langsung berkumpul melihat yang ditemukan oleh petani pertama. "Apa dia masih hidup?" tanyanya hendak dicek tapi ditahan. "Tunggu, kalau kita cek terus dia mati apa kita akan dituduh sebagai pelakunya?" tanyanya was-was. Pemahaman orang desa masih sangat sedikit tentang hukum. Mereka takut melakukan tindakan. "Kau ini, bagaimana kalau dia hanya pingsan? Lalu kita telat memberikan pertolongan. Apa jadinya?" kata petani pertama lalu mengecek nadi Mila. "Jadi kuntilanak, yang akan bergentayangan," celetuknya. "Kau ini, syukurlah dia masih hidup. Ayo bantu aku mengkatnya," titahnya. Mereka membawa Mila ke puskesmas terdekat agar Mila mendapatkan perawatan. Wanita hamil ini tubuhnya sudah sangat dingin. "Tunggu, bukan kah ini cucu mantu Kakek Pramono," ujar salah satu perawat. Dia ingat sekali wajah Mila, karena b
Malam ini Agil tidak bisa tidur, dia memikirkan istri dan calon bayinya. Mereka pasti sangat ketakutan."Agil, sudah malam harusnya kamu tidur," kata Sari.Sari memanfaatkan moment hilangnya Mila untuk melayani Agil. Meskipun, dia selalu menolak makan dan minum apa yang dia sediakan.Agil tidak bisa makan, sedangkan istrinya di luar sana tidak tahu sudah makan atau belum."Mas, makan ya. Nanti kalau sakit malah tidak bisa cari Nona Mila," Tono menasihati Agil. "Benar kata Tono, aku siapkan makan ya," ujar Sari.Meskipun tidak ada respon Dari Agil dia tetap menyiapkan makanan. Agil memilih pergi ke kamarnya memikirkan cara mencari sang istri.Agil menoleh ke arah pintu saat terdengar suara ketukan pelan lalu terbuka."Agil, aku bawa teh hangat untumu. Minum ya," Sari menaruh cangkir berisikan teh hangat."Sari, lebih baik kamu keluar kamar. Tidak baik berduaan di kamar," titah Agil."Baiklah, tapi setelah kamu meminum teh buatanku," ujarnya.Agil mengangguk, tapi anggukan Agil tidak
"Siapa kalian?" tanya Mila dengan ketus saat melihat dua orang laki-laki bertubuh kekar dengan wajah seram."Tak perlu tahu, menurut saja jika kau ingin selamat," jawabnya dengan mengepulkan rokok.Mila mendengus, "Kalian mau apa? Uang?" tanya Mila enteng. Dia berusaha untuk tenang dan tidak takut, agar mereka tidak mudah diancam.Orang-orang itu mengerutkan keningnya, kali ini mendapatkan tawanan yang unik. Dia bukanya takut justru menawarkan uang kepadanya."Berapa uang yang diberikan tuanmu itu, aku bayar dua kali lipat," tawar Mila dengan ringan. Dia berpikir orang yang mencuri uang itu hanya memberikan uang beberapa juta saja. Karena orang desa tidak akan memberikan tawaran yang besar."Jangan sesumbar, kau ini hanya orang kaya miskin. Bagaimana mau membayar kita," jawabnya ringan juga mengimbangi omongan Mila.Mereka ingat tuannya mengatakan jika Mila itu adalah orang kaya miskin. Dan juga pekerjaannya sebagai wanita penghibur.Sehingga mereka boleh melakukan apa-apa termasuk
Delvin pulang dengan keadaan mabuk, ia mengoceh sembarangan di depan rumahnya. Sarah yang mengetahui keadaan anaknya langsung menghampiri sebelum suaminya mengetahui dan mengusirnya dari rumah. “Delvin, apa yang kau lakukan?” ucap Sarah. Ia meminta satpam memapah Delvin sampai ke dalam kamarnya. Setelah itu Sarah mengganti semua pakaian anak laki-lakinya yang masih terus mengoceh. “Itu semua gara-gara si tua bangka!” makinya. Dia terus mengomel kalau ayah tirinya itu terus memarahinya, jelas semua ini bukan kesalahannya. Melainkan anak buahnya yang tidak becus dalam bekerja. “Diam Delvin, cepatlah sadar atau kau akan menyesalinya besok,” kata mamanya sembari menyelimuti Delvin. Sarah sangat kecewa dengan anaknya itu yang tidak bisa menggunakan kesempatan yang sudah ia berikan. Menjelang pagi, Delvin mulai sadar. Ia menepuk pelipisnya yang terasa pusing. Kepalanya masih berat karena efek dari alkohol yang di tegaknya terlalu banyak. Pemuda itu bergegas mandi, sebelum telat masuk
“Pak, ini laporan perusahaan bulan ini,” Riska memberikan laporan perusahaan setelah di pegang oleh Delvin.“Terima kasih, kamu boleh keluar,” ucapnya sembari menerima berkas dari Riska.Riska menundukan kepala, lalu meninggalkan ruangan Danu.Danu sudah lama tidak mengecek perusahaan setelah di percayakan kepada Delvin. Sama halnya dulu waktu masih dipegang oleh Mila. Danu menelpon Riska agar Delvin datang ke ruangannya sekarang juga. Tapi, sangat mengejutkan Delvin belum ada di kantor padahal jam sudah siang.Riska mengatakan jika tidak ada yang jadwal bertemu klien hari ini. Akhirnya Danu memanggil Riska kembali ke ruangannya.“Riska di mana Delvin?” tanya Danu, seingat dia Delvin berangkat pagi sekali.“Saya tidak tahu Pak, tapi hampir setiap hari Pak Delvin datang telat. Bahkan sering tidak di kantor. Meeting seting digagalkan,” ucapnya.Delvin sering membatalkan meeting ketika dia tidak mood, dia menjalankan perushaan seenaknya.Danu menanyakan penjualan beberapa bulan terakhir
"Villa ini sangat bagus, ya," kata Mila sembari melihat pemandangan sore di sekeliling Villa."Kamu suka?" Agil menaruh cangkir berisikan teh hangat di samping Mila.Mila mengangguk, siapa yang tidak suka dengan Villa bagus? Pemandangan yang indah dan strategis. Pasti akan menguntungkan jika dijadikan bisnis."Tentu saja aku sangat suka dengan tempat sebagus ini," katanya sembari menoleh sebentar ke arah Agil. Agil menyesap teh hangatnya. "Kalau suka aku kasih kamu," kata Agil enteng.Mila tertawa mendengar ucapan Agil, dia menganggap Agil bercanda. Dari mana Agil memiliki uang untuk membeli Villa semahal itu?Kamu kenapa tertawa?" Agil menaruh cangkirnya. Dia memiringkan kakinya untuk menghadap ke arah Mila."Tidak apa," ucapnya sembari menggelengkan kepala."Kamu tidak percaya?" Ujar Agil.Mila mengusap punggung tangan Agil, "Diajak jalan-jalan ke sini saja aku sudah senang. Jadi kamu tidak perlu memberikan ini." Mila sadar diri, dia tidak mau memaksakan Agil memberikan barang-ba
“Tidak bisa!” seru Mila seraya berdiri. Perempuan itu menatap tajam sang ayah. Dia tidak bisa terima dengan keputusan yang diambil oleh Danu secara tidak masuk akal. Persyaratan konyol yang ayahnya berikan membuatnya kesal. Dalam hatinya ia terus bertanya, haruskah seorang CEO memiliki pasangan? “Keputusan Papa sudah bulat, Delvin yang akan menggantikanmu,” sergah Danu tak mau kompromi. Lelaki tua itu juga menegaskan, jika sang putri menginginkan jabatan itu maka dia harus segera menikah. “Kenapa harus menikah? Apa tidak ada cara lain?” Mila mencoba membujuk sang ayah agar mengganti persyaratannya. “Mila, umurmu sudah cukup untuk menikah. Papamu ini sudah tua, sudah ingin menimang cucu darimu,” ungkap Danu. Danu takut Mila akan menjadi perawan tua karena terlalu sibuk bekerja. “Pa, kenapa harus Delvin?” tanya Mila putus asa. Gadis itu tidak memahami keputusan sang ayah. Dia sudah mati-matian mengembangkan perusahaan hingga besar. Kini, sang ayah malah seenaknya menggantikan d...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments